Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Life Changing Experience

Bimabet
wew ss nya dikit amat ya? apa gara gara masih pemula jadi ss nya dikit?
 
Kentang kang... :D

Pas potongnya...
Btw, smga lancar ampek tamat ya kang...
 
Ane aje suhu yg gantiin rendy :pandaketawa:

:mantap: suhu cerita nya... :jempol:

:semangat: :semangat: suhu
 
Koment pertama ane
Gaya penulisan dah bagus
Typo jga dah hampir tak ada

Tgal alur sex scene
Klo bisa detail sekalian
Klo gk, diskip aja
Tapi bikin pembaca penasaran akan scene
Ntuh menurut ane yg blum bisa bikin cerita loh...
 
Koment pertama ane
Gaya penulisan dah bagus
Typo jga dah hampir tak ada

Tgal alur sex scene
Klo bisa detail sekalian
Klo gk, diskip aja
Tapi bikin pembaca penasaran akan scene
Ntuh menurut ane yg blum bisa bikin cerita loh...

thankyou atas feedbacknya gan, ane udah nyiapin sampe chapter 18.

next update page 5 ya :)
 
EPISODE 6

Malam itu, dilanjutkan sekali lagi dengan durasi sedikit lebih lama. Setelah beberapa waktu istirahat dan bersih-bersih diri sembari nonton tv untuk menyambut ronde yang selanjutnya. Kamipun melanjutkan urusan ranjang yang kedua kalinya.

Tante Dina turun kebawah bagian selangkanganku lantas mengulum kontolku yang setengah berdiri.

“Slurp…slurp….ahhhh..hmmmmm…” ku lihat tante dina naik turun kepalanya.
“hmmm ahhh ahhhhh” ku gerak-gerakkan kakiku agar tidak segera muncrat.
Sluuurrrppppp..sluuurrrppp..smooochhhh..ahhh..ahhh..ahhhhhhhh.ahhh..hmmmmm..
Ahhhh..
Sluuupppppprrrr…sluuuuurrrpppppp..

Kontolku rasanya sedang dilanda kenikmatan, mataku merem melek tiada henti, tante Dina nyepongnya sungguh luar biasa enak banget, susah dijelaskan menggunakan kata-kata.

Tante Dina memberhentikankan kegiatannya, menatapku dan tersenyum, lantas dia jongkong diatasku dan meraih kontolku untuk dimasukkan ke lubang surgawinya.
BLEEESSSS…”ahhhhhhhhhh”… kamipun mendesah bersama.

“Hmmm ahhhhh hhhhhh ahhhhhh..” tante Dina memulainya dengan pelan-pelan, seolah-olah merasakan nikmatnya kontolku
“Ahhh yes tante ahhhh ahhhh hmmmmmm..”
“Ahhhhh Rendyyyyyy ahhhh hhhhmmmm ahhhhhhhh oooohhhhhh”

Aku terus berbaring dan memegangi pinggul tebal tante Dina.

Tante Dina mempercepat gerakannya..
PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

Kakinya naik turun seperti anak SD dihukum jongkong berdiri oleh gurunya.
PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOKK..

“AHH AHHH HMMM”
“AHHHH AHHHHH AHHHHHH AHHHHH”

Ku perhatikan tante Dina mulai merem melek sembari menatap ke langit-langit

“HMMMM HMMMM AHHHHH”

Gerakannya pun semakin cepat.

PLOK PLOK PLOOOK PLOOOKKKK, “YESSS AHHHHHHH UUUHHHHHHH”

Tante Dina mendesah kencang memperlihatkan wajahnya semakin seksi, susunya mengencang dan vaginanya memijat-mijat kontolku. Dia orgamse.

Karena nikmatnya pijatan-pijatan vagina tante Dina kepada kontolku, akhirnya desakan meluncurnya cairan kental keluar dari kepala kontolku tak tertahankan.

“AHHHHHHHHH TANTEEEEEE AHHHHHHHHHHH AKU KELUUUAAAHHHHH..”
CROOOT CROOOOOTTTTT CROOOOOTTTTT

Rasanya sungguh nyeri dan kontolku kedutan enak mengeluarkan beberapa tetes sperma didalam vaginanya dan rasanya cukup nyeri.

Lantas tante Dina menjatuhkan tubuhnya diatas tubuhku dan menatapku dengan penuh senyuman. Aku melihat jam di dinding…lumayan bisa bertahan 5 menit. Kamipun tertidur pulas.........

Mentari pagi menembus gordin kamarku, ku lihat sebelahku tante Dina masih polos tanpa sehelai pakaianpun. Ku lihat disekitar kasur, pakaian kami berserakan dimana-mana. Ku cium kening tante Dina. Ternyata membuatnya bangun. Dia tersenyum manis kepadaku. Dia meregangkan otot-ototnya, lantas melihat jam di meja, “masih jam 7 Rend”. Aku menciumi leher tante Dina namun dia menolak itu berlanjut. “bentaran dong, badanku lemes sayangg” dorong tante Dina kepadaaku.

“maaf tante jika tadi malem aku belum bisa puasin tante”

“apaan sih kamu, aku udah sampe mendesah-desah, kamu berpikir aku masih belum puas, tapi aku suka kok dengan caramu yang buat aku puas duluan. Nanti lama kelamaan kamu bisa bertahan lama deh, pasti”

“berarti masih ada ginian lagi nih tante?” jawabku semangat. Tante hanya melihatku dan mengedipkan sebelah matanya sambil mungutin pakaiannya.
Dengan posisi masih telanjang, tante Dina memelukku, “kamu tau kapan terakhir aku melakukan ini?”. Aku menggelengkan kepala. “malam sebelum aku dan mantan suami resmi bercerai”, sambungnya.

“wow, itu lama banget tante, pantes tadi rapet banget”

“emang kamu tau perbedaan rapet dengan yang engak?”, jawabnya sambil masuk kamar mandi, mempertegas kalau agedan seks tadi malam adalah yang terakhir untuk saat ini.

***

Perjalanan menuju kota sudah memasuki tol utama, kira-kira hanya kurang 1 jam sudah kembali ke kediaman masing-masing. Tante Dina sibuk memainkan HP nya di kursi penumpang. Ku tak tau dia bertukar pesan dengan siapa, aku pun tak ingin tau juga.

“kamu mau balik kost atau kerumahku aja Rend?”

“aku balik kost.an aja tante”

“kerumahku aja lah dulu, lagian udah jam segini, kuliahmu paling udah kelar semua”

Ku melihat jam, menunjukkan pukul 12.37, memang jam kuliahku udah kelewat semua.

“baiklah tante”

***

Arah perjalanan berubah langsung kearah rumah tante Dina, mobil berjalan perlahan memasuki daerah komplek. Pantai Indah Pesona, nama yang unik untuk perumahan mewah di pinggir pantai ini. terlihat pagar tinggi berwarna hitam, sehingga rumah di dalamnya tidak terlihat, hanya terlihat samar-samar. Tante Dina turun dan membuka pagarnya. Rumah yang cukup besar, ku tafsir memiliki luas 400 meter persegi dengan design minimalis tidak bertingkat.

Aku turun dari mobil dan menurunkan tasku yang tadi kubawa.

“silahkan Rend, anggap aja rumah sendiri”

Aku masih sibuk melihat-lihat. Aku memasuki pintu utama langsung ada ruang tamu, ku lanjut berjalan dan memasuki ruang utama. Tante langsung memasuki pintu di sebelah kanan rumah ini, setelahnya masuk pintu sedikit terbukanya. Samar-samar ku mendengar tante Dina berbicara.

“iya, oke baiklah, aku segera meluncur kesana”, sambungnya yang tidak begitu jelas terdengar.

“Rend, aku ada panggilan ke rumah sakit, kamu disini dulu ya, kamar sebelah sana boleh kamu pakai untuk istirahat, aku gak lama kok”, sambil menunjukkan letak kamar yang bisa aku gunakan. Tante Dina berjalan sedikit berburu dan mengambil jas dokter itu. Suara mobil dihidupkan hanya terdengar samar-samar. Aku bergegas menuntutinya dan menutup pagar untuknya.

Kembali pada rumah besar milik tante Dina, di dinding ada foto dia bersama anak-anaknya, “hmm anaknya cantik juga, kelihatannya seusia Rahma”. Memasuki rumah bagian belakang, ada kolam renangnya, kembali ke ruang tengah TV yang besar ini kasian kalau gak pernah dihidupkan. Ternyata masih ada garasi juga, ku intip didalamnya masih ada satu lagi mobil hatchback german keluaran beberapa tahun belakangan tapi tetep ganteng kalau dibawa ke kampus. Ku berjalan menuju kamar yang boleh kugunakan, “bersih juga, walau gak ada yang memakai”. Aku memutuskan bersantai di pinggir kolam renang hingga terkantuk-kantuk.

“hoah, aku ketiduran disini, udah jam 15.16, tante Dina belum pulang juga ya”. Ku berjalan memasuki rumah, untuk ke toilet. Setelah menyelesaikan urusanku di toilet, terlihat sedikit dari ruang tengah, kamar utama tante Dina, ku menyelinap masuk. Sungguh aku tak percaya yang ada di dalamnya.

“gilaaakk, ini kan toys seks, mana banyak banget dan gede-gede pula, dan ada dvd porno diatas TV kamar tante Dina”. Aku melihat dildo berukuran sedang, dan beberapa alat vibrator tergeletak di atas kasurnya. “mungkin ini pemuas nafsu tante Dina”. Aku memutuskan kembali keluar tanpa mengubah posisi toy seks itu. Aku kembali duduk di pinggir kolam.

“Rendyyyyyyyyy” suara nyaring tante Dina

“iya tante”

“nih, aku bawain makanan, maaf sayang tadi ada pasien mau ngelahirin. Tadi ngapain aja?”

“Cuma nyante disini tante, sampe tertidur”

Jawabku tidak berbalas, tante Dina memasuki kamarnya dan terdengar seperti akan mandi, karena suara gemercik air masuk kedalam bak mandi.

“seger nih abis mandi, kok aku gak diajak?”, ledekku ingin diajak mandi.

“salah sendiri gak minta”

Tante Dina mendekati ku yang sejak tadi di pinggir kolam. Menggunakan tanktop warna putih dan hotpants warna hitam. Ku meraih tangannya dan memeluknya sembari menciumnya. Pantatnya yang kenyal aku remas-remas hingga tante mendesah, “ahhhhhh”. Aku berbisik, “aku mau lagi tante”. Tante pun menjauhkan ciumannya dan membalas bisikanku “tadi malam kan udah, biar spermanya ngisi dulu sayang”. Aku menghargainya dan aku menciumnya.

Aku dan tante Dina duduk berpelukan di kursi santai ruang tengah sembari ngobrol-ngobrol ringan, tak kusangka waktu sudah menunjukkan pukul 20.00.

“tante Dina, aku balik kost ya”

“gak nginep sini aja?”

“besok aku ada kelas tante, kemarin dan tadi udah bolos soalnya”

“hmm yauda, kamu rajin juga ya, gak lupa kewajibannya. Kamu pakai mobilku yang di garasi aja ya, jadi kalau ada perlu, aku gak perlu jemput kamu”

“boleh tante?”

“daripada nganggur”

Kunci mobil itu diberikannya padaku beserta suratnya. Ku panasi cukup lama karena nampaknya jarang dipakai. Ku berpamitan dan kuarahkan mobil ini keluar dari garasi rumahnya. Perjalanan ke kostku cukup dekat, hanya 15 menit. Ku lihat HPku, ada pesan masuk. Baru aku buka setelah sampai garasi kostku.

[03/03 8.49PM] Dina Indirawati: kabari kalau sudah sampai ya.
[03/03 8.49PM] Dina Indirawati: besok-besok, kalau aku butuh kamu, segera merapat ya. Istirahat yang cukup. Kuliah yang rajin.

Pesan itu ku baca kata demi kata, apa yang dimaksud tante Dina dengan butuh aku, aku bisa apa? Apa seks denganku? Tapi kan lebih banyak lelaki yang lebih kekar dan jago dalam urusan ranjang. Bahkan waktu terlamaku berhubungan maksimal hanya 5 menit.
Hmmm hanya tante Dina yang tau…..........


---BERSAMBUNG---


untuk update selanjutnya pada page selanjutnya ya, mohon tinggalkan komen dan kritiknya para suhu.

salam
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd