Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Life Changing Experience

Temen kampusnya g ada yg di TO lagi nih suhu?

Ini babak baru nih.. Jendes, milf, binor, jilbab
I lick it

Ditunggu ya update nya suhuuu
:beer:
 
Makasi untuk update nya suhu... semangat suhu, ane selalu menanti kelanjutan kisah rendy
 
EPISODE 21

selama perjalanan pulang aku ditemani oleh musik dari radio yang memainkan lagu "satu jam saja" dari zaskia gothic, dari hotel setelah menerima panggilan dari tante Bella.

"lah kok ya pas lagunya ini haha", ucapku pada diri sendiri. kurang lebih hanya satu jam aku bercinta dengan tante Bella, "ah walau bisa ngerasain dengan wanita lain tapi kalau gak tuntas gini ya gak enak ya, kentang rasanya", lanjutku.

mobil kuarahkan kerumah tante Dina, waktu masih menunjukkan pukul 4 sore. setibanya di rumah tante Dina, mobil aku parkirkan, dan tante Dina keluar dan berdiri di teras menyambutku dengan wajah sedikit bingung, kenapa baru beberapa jam aku sudah pulang.

"lho kok....", ucap tante Dina tidak melanjutkan ucapannya.
"hahaha aku ceritain di dalem aja mah", terangku sambil turun dari mobil dan menutup pagar kembali.
"haha parah tapi pengalaman unik, masa kentot doi gak mau lepas baju, dan endingnya aku disuru ngloco sendiri setelah doi dapet orgasme. doi hanya bisa sebentar karena ada janji mendadak dan alasan gak mau lepas baju karena aku newbie, dan alasan disuru ngloco sendiri karena cowok panggilan tugasnya muasin wanita, masa gitu? tapi aku dikasih amplop ini", terangku bingung sambil menunjukkan amplop itu.
"hahahaa serius? yaaahh parah, segimanapun ya namanya cowok panggilan seharusnya gantian dong ya haha. eh coba dibuka itu amplopnya", suru tante Dina.
lantas aku membuka amplop itu dan terlihatlah beberapa lembar soekarnohatta berwarna merah.
"hmmm 700rb mah", terangku.
"itu tarif normal cowok untuk semalam deh, hmm mungkin awalnya dia pengen semalam tapi ada apa itu yang akhirnya hanya sejam", jelas tante Dina. "gimana kalau ada yg mau lagi mau gak?", lanjutnya.
"hmm ogah ah mah, aku gak menikmati bercinta yang seperti itu, kan mamah jg tau kalau aku sukanya yang slow dan sensual haha", terangku sambil bercanda.
"ahhaa yaudah, Bella ditunggu aja ntar dia ngontak lg gak, kalau ngontak berangkatlah dan ntar kalau ada yg minat, aku cancel yah, eh aku gak masak nih, keluar cari nasi goreng yuk ntar malam", ajak tante Dina.
"yuk boleh mah", balasku

kami berdua lanjut keluar untuk cari makan di warung nasi goreng pinggir jalan dan sekedar ngbrol santai mengenai progress kuliahku dan percintaan. aku bercerita mengenai hubunganku dengan Sandra yang cukup aneh, terkadang aku merasakan bahwa dia menggunakan hati, namun disisi lain dia menjualku ke teman-temannya untuk digunakan khususnya kejadian beberapa minggu lalu dengam Helga. tante Dina juga menyarankan untuk fokus pada kuliah dulu aja, terkait dengan Sandra jangan hanya fokus pada kentot, kalau emang suka diajak jalan atau makan. selain itu aku juga bercerita tentang aku yang sedikit berani menghadapi cewek setelah di training khusus oleh tante Dina, khususnya mengenai berbicara santai dengan wanita.

tante Dina juga bercerita bahwa pasangan yang akan menikahi dirinya sudah dibawa kerumah kedua orangtua tante Dina dan sebaliknya, kabar baiknya adalah kedua keluarga sudah bertemu untuk membicarakan masadepan keduanya, khususnya masa depan putri dari calon suaminya. aku cukup bahagia mendengar cerita tante Dina dan rona wajahnya yang berbunga-bunga. obrolan yang berat ini kami selingi dengan makan nasi goreng yang enak dan lezat, tentunya cukup murah.

hingga pukul jam 10 lebih, tante Bella tidak menghubungiku, mungkin aku melakukan hal yg menurut tante Bella membuat turn off. yaudah, lagi pula aku juga tak begitu menikmatinya.

**

setibanya di kampus, aku duduk dilantai ruang dosen untuk menunggu dosenku yang bernama Dr. Sadewo, beliau ahli di topik isu global pemasaran yang menjadi minatku untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi. suasana ruangan dosen ini cukup sepi dan sunyi, mungkin orang kentut aja kedengaran.

tok tok tok tok- suara langkah kaki sepatu mengenai lantai keras ini. ku tak tau siapa yang mengenakan sepatu ini. tak mungkin Sandra, dia suka mengenakan sepatu wedges dengan alas yang empuk sehingga suaranya tidak begitu keras saat mengenai lantai.

"oh", pikirku dalam hati saat wanita itu memasuki lorong di dalam ruang dosen dimana aku duduk di lantai. dia wanita yang sangat anteng dan pendiam, namun justru banyak yang berusaha mendeketi.

dia melewati di depanku hanya mengagguk pelan dan melihatku sekilas, akupun mengangguk balik. dia duduk di sebelah jauh, mungkin dia mencari dosen yang lain, yang tak kuketahui siapa.

"bro, silahkan kalau mau ketemu pak Sadewo, ane udah", ucap Rafa saat keluar dari ruangan pak Sadewo.
"oke bro, makaseh", balasku singkat lantas aku berdiri dan masuk keruangan pak Sadewo, memang skripsiku masih semester berikutnya namun karena beliau ini salah satu pembimbing terbaik, tak ada salahnya aku mulai pendekatan dengan beliau.

setelah selesai ngbrol ngobrol dengan dosenku tadi, langkah kaki kuarahkan menuju kantin siapa tau ada yang aku kenal disana. setibanya disana cukup ramai hari ini, para wanita geng hedon sedang tidak beredar entah pada kemana, namun ada cowok-cowok teman sekelasku, Taufik, Indra dan Jono, selain itu ada anak gaul-gaul lain yang juga aku kenal.

"eh broh, dari mana?", tanya Taufik.
"dari ruang dosen ketemu pak Sadewo", balasku.
"weee Rendy, duduk sini, woe geser-geser", ujar Edu si anak gaul yang sangat friendly dan satu disatu sisi suka bullying.
lantas aku duduk dimana Edu memberiku tempat duduk, dan kami pun ngobrol mulai hal sepak bola hingga bokep, namun biasa, aku kalah suara dengan mereka jadi aku lebih banyak ngikut tertawa dan hanya balas ngbrol dikit-dikit.
"wiih guys lihat tuh", ujar Roni.
lantas kami semua pada memutar badan atau menggelengkan kepala kearah Roni menunjuk.
"Karina bro", lanjut dia sambil bisik-bisik. "pantatnya bro, kalau jalan seperti bebek, badannya kecil tapi pantatnya woh manteb, walau berjilbab dan berpakaian longgar tapi gak bisa nutupin pantat semoknya".
"masih perawan bro doi", ujar Taufik.
"kok tau weh?", balas Edu dan yg lain menjadi serius. "jaman segini masih ada yang perawan, wiih gilak", lanjut yang lain.
"sahabatnya namanya Hernita ceritain ke aku waktu duduk jejeran dikelas", balasnya Taufik.
"wih sianjir, eh eh Amanda tuh", ucap Roni lagi.
"itu juga perawan", balasku. "aku tau dari temennya", lanjutku.
"kalau itu iya jelas, gak ada yang berani deketin bro, pendiem kaya patung haha", balas si Taufik.
"eh Du, bukannya kamu, Vidi, Jono dan Resta pada taruhan ngambil keperawanannya ntu cewek", ujar Roni.
"haha iya, Karina, Amanda, Selvira dan Cindy, tapi belum ada yang berhasil, nampaknya Vidi doang bisa ndeketin Cindy", terang dia bisik-bisik.
"gimana cara taruhannya kalau boleh tau?", tanyaku.
"elu deketin, atau jadian, kentotin, dengan bukti fotolah atau apa bukti darah perawannya itu, dan kamu menang, taruhannya menang duit, duit partisipasi sejuta, kalau berhasil dapet 4 juta", balas Taufik.
"anjiiiirrrrr, kok seru", balasku hebring.
"hadiahnya duit dan memek peret sempit bro, taun lalu kakak kelas pada bisa sapu bersih, 4 target dapet semua", cerita si Roni menggambarkan dengan semangat.

woow aku masih gak percaya cewek perawan malah dijadikan trofi untuk taruhan, tapi kok ya keempat cewek cantik dan anggun yg tak berdosa itu.

"udah sorean yuk pulang", ucap kami saat hari sudah memasuki sore dan kantin sudah mulai sepi.

saat memasuki kost-kostan, sudah lama aku tak masuk ke kostanku. aku duduk dikasurku dan membuka HP ku untuk melihat apakah ada sms atau missed call. dan missed call dari Sandra dan aku menghubungi balik dia siapa tau ada hal penting.

"hello, apaan Sandra, td telpon aku ya", ucapku ditelepon.
"iyaa dimana aja kamu woo, iya tadi aku diberitahu temenku katanya kamu udah mulai cari dosen pembimbing ya, lho kok gak ajak2 aku, udah lupa ya sama aku setelah dapet yg lain, wuu jahat lu ah", balas dia nrocos gak jelas dibalik sana.
"enggakya, gak mungkin dong lupa sama kamu, jadi td aku ketemuan dulu buat kenalan", balasku menengkan Sandra.
"hmmm yowes, kapan lagi ketemu sama dosennya? malem ini ngapain, temenin cari makan dong?", ajak Sandra.
"boleh yuk, makan doang nih?", candaku.
"iyalah, mau minta apaan lagi? ngentot? haha lagi halangan aku", terang Sandra.
"yaah kecewa", balasku.
"oh jadi maunya ketemu kalau kentot? oke fine", balas dia judes.
"enggak woe, haha canda, ayo jadi gak princess?", ajakku kembali.
"jadiiiiii, jam7 ya aku tunggu di lobby yak", jawab dia happy.

asyik akhirnya aku bisa bertemu dengan Sandra walau hanya untuk kencan makan, tak apalah yang penting bisa ketemu dan meyakinkan perasaanku atau dia tentang masing-masing.

setelah selesai dengan urusan badanku seperti mandi dan bersolek agar wangi, akupun langsung berangkat ke apartement dia untuk menjemputnya.

"hellooooo Rendyyyyyy", ujar dia ramai saat memasuki mobilku kami saling cium pipi.
"kemana nihhhh?", balasku.
"aku pengen ke chicken and grill nih", balas dia.
"okee", aku pun memacu kendaraanku kearah yang dimaksud.
"eh Sandra, aku kemarin-kemarin takut untuk ngontak kamu duluan setelah apa yang terjadi di Lombok aku sama Helga", terangku dengan grogi.
"apaan lho ah, kita itu gak ada apa-apa kenapa sih kamu kok khawatir kalau aku cemburu atau apa? atau jangan jangan kamu......suka sama aku?", ujar dia memjadi serius.
aku menjadi keringat dingin dan terbisu bingung mau jawab apa.
"Rend, aku udah nganggep kamu sebagai sahabatku, terlepas apa yg pernah kita lakukan, aku nyaman dan happy sama kamu, tp hanya sebatas ini, gak ada rasa yang lebih, maaf ya", ujar dia menjelaskan.

aku hanya terdiam, badanku berkeringat, grogi dan tentunya sedikit patah hati, kukira wanita yang selalu dekat denganku ini menaruh rasa padaku, namun ternyata hanya sebatas sahabat dan teman tidur (?). tak kusangka aku jadi fuck-zone dimata Sandra. maukah para pembaca menjadi posisi Rendy?

aku berusaha menahan emosiku agar tidak menjadi awkward di dinner date malam ini, ditengah enak-enaknya makan, perasaan awkward berkali dua saat tante Dina tengah turun dari mobilnya yg mungkin itu milik pasangan barunya, dan mereka berdua berjalan menuju pintu masuk resto ini, hatiku berdegup kencang aku bingung harus bagaimana, akankah kami seperti tidak kenal?

"eh ada Rendy", jantungku copot saat tau-tau tante Dina menyapaku dengan kencang.
aku lantas berdiri dan memberinya salam.
"ini kenalin dr. Erwin yang aku ceritain, eh siapa cewek cantik ini kok gak pernah dikenalin ke aku?", balas dia. "ini lho, anak yang sering bantu-bantu aku dirumah dan bantuin urusan kerjaan administrasi pasien di klinik", lanjut dia menjelaskan ke dr. Erwin.
"kenalin tante, aku Sandra, temannya Rendy", Sandra memperkenalkan diri.
"oohh Sandra, iya Rendy sering ceritain kamu, aku bisa dibilang mamah angkatnya haha", terang tante Dina.
"yaudah ya, have fun kalian", kata tante Dina dan melambaikan tangan.

kamipun melanjutkan makan lagi, disertai dengan mandi keringat dibadanku.
"kok kamu gak pernah cerita kalau punya mamah angkat disini", ujar Sandra menanyaiku.
"ya maap, pikirku juga gak penting dan gak perlu diceritakan", balasku grogi.
"cantik ya dia, itu suaminya ya", tanya dia lagi.
"calon suaminya, dia janda, terus mau nikah lagi, aku bantuin dirumahnya ngurusin kerjaannya", terangku semoga gak menimbulkan kecurigaan.
"ooooooo", balas singkat Sandra sambil sibuk makan makanannya.
"eh kamu cerita apa aja ke mamahmu? gak yg aneh aneh kan?", tanya Sandra padaku.
"ya bilang ceritain tentang kamu", jawabku malu-malu. "eh Sandra, kamu kok kemarin ngumpanin aku he Helga?", tanyaku melanjutkan.
"hahaa abisnya doi pengen gitu, lagiankan kita juga gak ada apa-apa, so tak apalah, tapi overall seru kan?", tanya Sandra.
"lebih seruan sama kamu hehe", balasku bercanda.
"ah gombal, bilang aja lagi pengen kentot haha no kentot ya, aku pengen bersahabat layaknya yg lain", jawab dia berbisik.
"yaahhh kering dong, tapi oke lah", balasku.
"ntar aku umpanin ke temenku kalau pada mau hihi, aku jadi mami aja", tawa Sandra.
"yeeeee hmmmmmmm"

setelah dinner date malam itu, aku kembali ke kostanku, tante Dina sedang kencan aku tak mau menganggunya, siapa tau dia lanjut kerumah untuk bercinta atau apa. Sandra hanya aku antar hingga lobby apartement, dan tidak masuk ke dalam. Sandra sudah jelas jelas menolak untuk berhubungan badan lagi denganku, entah kenapa. memang wanita susah dimengerti, butuh waktu yg lama untuk merayu cewek untuk menurunkan celananya, namun hanya butuh 1 detik bagi cowok untuk memutuskan mau menurunkan celananya atau tidak setelah kontolnya disentuh dari luar celana.

Dari apa yg kualami sekarang ini, nampaknya petualangan bercintaku akan berkurang, kembali pada cara lama, yaitu ngloco. bisa sih jadi pemuas tante-tante seperti yg aku lakukan ke tante Bella, tp itu bukan aku yg melakukan, aku telah tertutup nafsu yg tebal. yg aku cari dari seks selain bisa ngcrot namun juga bercinta dengan penuh gairah, sentuhan yg sensual dan ciuman ciuman panjang.


---BERSAMBUNG---
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd