Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life and Slavery of Widya

Status
Please reply by conversation.
Ayo Hu chastiti Widya nya dibuka trs Widya nya disiksa puting nya trs diperawanin vegi ama analnya trs digangbang ama gestapo...
Widya nya mau disiksa putingnya ama cewek2x temen nya engga jd Hu...

Hehe, sabar hu, nanti ada waktunya kok...
 
Part 11

Amran masih bersi keras untuk mengajak Widya kabur dari ibukota. Namun Widya mencoba untuk menolaknya. Ia tak mau jika ayah dan ibunya akan menjadi korban nantinya. Belum lagi jika anggota gestapo menemukan mereka, hukuman bagi budak yang kabur dari tugasnya tidak hanya dihukum mati, melainkan disiksa habis-habisan di depan umum sebagai peringatan bagi yang lain.

Malam itu, Widya pulang ke rumahnya namun tak menemukan ibunya. Tidak ada pesan juga jika Liana akan pergi malam itu. Widya mencoba berfikir positif, mungkin mamanya sedang ada tugas lain. Atau ia sedang ada urusan dengan seseorang.

imagebam.com

Jam demi jam berlalu, waktu bahkan sudah hampir menunjukan tengah malam. Perasaan Widya tidak tenang, iapun memutuskan untuk mencari ibunya di dermaga, tempat ia bekerja. Malam hari bagi budak seperti Widya bukanlah waktu yang aman. Apalagi ia tidak boleh mengenakan pakaian normal seperti orang lain. Ia hanya boleh mengenakan bra, dan celana dalam kulit yang sama sekali tidak mampu menutupi seluruh tubuhnya. Namun apa boleh buat, ia harus mencari dimana mamanya berada.

***

“Tidak, tolong jangan begini. Ampun, aku mohon ampun, jangan biarkan orang gila itu. Aku mohon.” jerit Liana. Namun jeritan wanita 39 tahun itu tak ada yang menggubris.

Liana sekarang dalam keadaan terpasung menungging di tengah lapangan. Tubuhnya telanjang bulat, dan tak ada sehelaipun pakaian menutupi kemaluan dan lubang duburnya. Ia dipasung karena teman-temannya mengira jika Liana selama ini menjilat mandor dengan tubuhnya. Ia memang jadi kesayangan bagi mandor, ia tak pernah dihukum dan juga selalu diberi jatah makanan lebih. Hal itu membuat budak-budak lain yang bekerja di dermaga itu menjadi iri dengki.

“Alah memek murahan, mau dientot mandor apa mau dientot orang sinting ya sama aja.”

“Biarin jebol itu memek, biar ndak bisa dipakai lagi.”

Liana bergidik ngeri ketika penis Girno si orang gila itu mulai menyeruak masuk. Kemaluan orang gila itu cukup besar, ditambah lagi kemaluannya ditumbuhi tonjolan-tonjolan kutil yang cukup banyak. Entah penyakit kulit itu bakal menular apa tidak.

“Aku mohon, lepaskan aku, aku mohon, jangan.” Jerit Liana. Wanita itu terus memberontak ketika penis Girno perlahan masuk ke kemaluannya. Kemaluannya Liana masih kering, sehingga penetrasi itu terasa begitu sakit luar biasa.

Selain penetrasi, Girno juga meremasi payudara Liana secara kasar. Tangannya yang besar dengan jari-jari kasar itu membelai-belai payudara Liana yang menggantung bebas. Ia juga bahkan sesekali memasukan jari tangannya ke mulut Liana, sehingga Liana dapat mencium bau busuk tubuh Girno yang ditumbuhi berbagai macam kutil.

“Tidak jangan hu hu, jangan.” Jeri Liana ketika kemaluan Girno akhirnya masuk seluruhnya ke dalam lubang vaginanya. Orang gila itupun mulai mengenjot-genjot kemaluan Liana. Bahkan karena ukurannya yang cukup besar, vagina Liana seperti kembang kempis mengkuti irama sodokan demi sodokan Girno.

“Dasar perek, tu liat, dia mulai keenakan.” Kata budak-budak lain.

“Emang dasarnya udah pelacur, makanya dientot orang gila aja seneng.” Tambah yg lain.

Raut wajah Liana memang meringis, namun bukan menahan rasa nikmat. Ia menahan rasa sakit di kemaluan dan payudaranya yang terus menerus disiksa oleh Girno. Ia juga menahan bau tubuh Girno yang begitu menjijikan. Jauh lebih menjiijkan dari bau tubuh orang lain.

Dengan seenaknya, Girno juga menjambaki rambut Liana. Seolah membuatnya bagai tali kekang. “Kuda ayo kencang, ayo lari kencang.” Kata Girno dengan nada suaranya yang idiot itu.

Liana benar-benar menderita, tubuhnya disiksa lahir dan batin. Ia diperkosa oleh orang gila, dan bukan sembarang orang gila, melainkan orang gila dengan penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Terlebih lagi, ia diperkosa dengan cara yang sadis. Girno tak segan-segan menghujam-hujamkan kemaluannya di dalam lubang vagina Liana tanpa ampun. Selain itu, Girno juga meremasi payudara Liana dengan sangat keras, seolah tangan Girno merupakan mesin yang punya kekuatan lebih dari manusia. Payudara Lianapun sampai merah, bahkan beberapa bagian nyaris berwarna keunguan.

Dengan tubuh dipasung, Liana benar-benar tak berdaya. Ia hanya dapat pasrah menerima sodokan demi sodokan penis Girno yang kasar.

Pemandangan itu sungguh menggairahkan sekaligus memilukan. Bagaimana tidak, seorang mantan wanita baik-baik dengan status tinggi. Sekarang disetubuhi oleh orang gila dengan penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Tubuh wanita itu hanya pasrah, terpasung diatas tanah.

Sudah setengah jam lebih Liana diperkosa oleh Girno, namun belum ada tanda-tanda orang gila itu akan mencapai puncaknya. Tubuh Liana sudah lemas, keringat mengucur deras dari sekujur tubuhnya. Payudaranya yang menggantung itu masih terus diremas-remas kasar oleh Girno. Bahkan ia juga mencengkramnya dengan kuku hingga berdarah.

“Hehehe, enak, hehe, enak.” Kata Girno dengan logat idiotnya.

Liana sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kemaluannya sendiri sepertinya sudah menyerah. Tadi di awal persetubuhannya dengan Girno, kemaluan Liana memang kering. Namun sekarang kemaluannya sudah sembab bukan main. Cairan vagina Liana meluber-luber hingga keluar. Liana tak tahu lagi, cairan itu adalah cairan dari vaginanya atau cairan dari kemaluan Girno.

Tidak dipungkiri, kemaluan Girno memang cukup besar. Ditambah lagi, kemaluannya mempunyai tonjolan-tonjolan kutil yang membuat sensasi persetubuhan itu semakin dahsyat.

Liana tahu kalau ia sedang diperkosa, bahkan ia sedang diperkosa oleh orang gila. Namun ia tak dapat memungkiri, jika perlahan-lahan kemaluannya merasakan nikmat. Sebuah kenikmatan yang sama sekali ia belum pernah rasakan sebelumnya.

“Liat tuh, putingnya ngaceng.” Kata beberapa budak di sekitar Liana.

“Kok bisa sih, diperkosa kok malah sange.” Kata yang lain.

“Dasarnya memang perek, mau dientot orang sinting juga dia bakal sange.” Tambah yang lain.

“Emang dia ndak pantes jadi wanita terhormat. Pantesnya emang jadi budak.” Kata yang lain lagi.

Liana menangis mendengar hinaan demi hinaan itu kepada dirinya. Ia merasa hancur, dan harga dirinya terasa terlolosi dari tubuhnya.

Liana sadar, merasakan nikmat bukan berarti ia rela diperkosa. Kenikmatan itu muncul secara alamiah. Dan beberapa wanita juga mengalaminya ketika diperkosa. Mereka tetap tidak rela tubuhnya dijamah oleh laki-laki yang tidak punya hak, hanya saja, tubuhnya secara alamiah mengatakan lain.

“Tidak, stop, tidak, huhuhu.” Liana menangis putus asa. Ia tidak meminta Girno untuk berhenti. Ia justru mengatakan itu kepada dirinya sendiri. Mengapa ia justru menikmati perkosaan itu? Mengapa ia justru merasakan kenikmatan ketika tubuhnya dijamah orang rendahan seperti itu.

Perlahan-lahan, Liana-pun mulai tak mampu menahan puncak orgasme-nya. Tubuhnya menegang, dan raut mukanya menahan rasa nikmat dari selangkangannya.

“Ohhh, ohhh, tidak, tidak…. Arrghhhhh UUggggghhhhhhH!!!!!” Jerit Liana dengan begitu keras.

Wanita beranak satu itupun mencapai puncak orgasme yang begitu dahsyat. “Orrhhh, uugghhh, uuggghhh!!” Jeritnya secara terus-menerus. Menimpali puncak kenikmatan yang menderu di tubuhnya.

Tubuh mulus Liana menegang bukan main, bahkan tulang-tulang rusuknya hingga nampak ke permukaan kulit. Wajahnya seperti mengenjan, menahan rasa nikmat yang bertubi-tubi. Tangannya mengepal kencang sekali. Dan dari kemaluannya, cairan cinta meluber bukan main. Ia bahkan sempat squirting dengan cairan yang menyembur-nyembur ke tanah.

“Liat tuh, dasar perek tak tahu diri.”

“Tadi bilang nggak, nggak, tapi sekarang seneng.”

“Emang cewek murahan, sekali murahan ya tetep murahan.”

Hinaan demi hinaan terus menerpa Liana, namun wanita itu tak dapat mengelak. Ia memang tidak ingin disetubuhi oleh pria seperti Girno. Tapi tubuhnya berkata lain, tubuhnya justru merasakan kenikmatan yang begitu dalam disetubuhi oleh orang gila seperti Girno.

“Lubang yang itu udah sampe puncak, tapi lubang yang lain belum.”

“Gimana donk?”

“Masukin gih, Girno, masukin ke lubang ini.” Perintah salah seorang budak wanita kepada Girno. Budak itu termasuk yang paling senior diantara mereka. Dan entah mengapa Girno si gila itu cukup menurut kepadanya.

“Girno mau, Girno mau masukin, Girno mau masukin ke lubang itu.” Kata Girno.

Tentu saja, lubang yang dimaksud adalah lubang dubur Liana. Lubang itu tadi hendak diperawani oleh Mandor Kunto. Tapi karena panggilan tugas mendadak, Liana sempat selamat.

“Tidak, tolong, jangan di lubang itu, aku mohon jangan.” Teriak Liana.

Liana mencoba memberontak dan memohon sebisa mungkin. Ia tak mau lubang duburnya diperawani oleh orang gila seperti Girno.

Walaupun Liana sudah berusaha memberontak, nasib mengatakan lain. Girno mencengkram pinggul Liana kuat-kuat dan perlahan-lahan mulai melesakan kemaluannya yang besar dan dipenuhi kutil itu ke dalam lubang dubur Liana.

“Tidak, jangan, ampun, aku mohon, ampun...” Jerit Liana.

Tapi sekeras apapun Liana menjerit, batang kemaluan Girno yang kokoh seperti kayu itu tetap melesak masuk. Lubang dubur Liana yang tadi hanya berupa titik kecil itu kini dipaksa untuk membuka selebar mungkin. Liana merasakan kesakitan yang luar biasa. Ini adalah kali pertama Lubang duburnya dimasuki benda sebesar itu. Dan walaupun tadi Mandor Kunto sudah menuangkan minyak pelumas di dubur Liana, minyak itu sekarang sebagian sudah merembes keluar.

“Enak, sempit, enak, Girno suka, Girno suka.” Kata laki-laki idiot itu.

Liana benar-benar merasa kesakitan. Lubang duburnya yang perawan itu dijebol paksa oleh penis yang cukup besar ukurannya. Ia membayangkan, lubang duburnya pasti lecet. Dan entah lecet itu akan menimbulkan infeksi atau tidak. Apalagi jelas Girno mempunyai penyakit kulit di sekujur tubuhnya.

“Aku mohon kepada kalian semua, lepaskan aku, aku mohon, aku akan menuruti kalian. Aku mohon, jangan lakukan ini kepadaku.” Pinta Liana.

Namun tak ada satupun budak di sana yang mau mendengarkan Liana. Mereka justru tertawa-tawa melihat penderitaan wanita yang tadinya merupakan seorang yang terhormat.

Perlahan namun pasti, kemaluan Girno yang berukuran besar serta berbentuk aneh itu berhasil masuk seutuhnya ke dalam lubang dubur Liana. Minyak pelumas yang tadi dituangkan Mandor Kunto ke dalam lubang dubur Liana rupanya cukup membantu, walaupun tidak terlalu banyak. Liana masih merasakan perih, perih yang cukup dalam. Apalagi ditambah permukaan kemaluan Girno yang dipenuhi tonjolan kutil.

Liana hanya dapat mengerang-ngerang kesakitan ketika Girno mulai memompa kemaluannya. Ujung lubang dubur Liana bahkan seperti ikut muncul dan tenggelam mengikuti irama sodokan dari laki-laki idiot itu. Bercak-bercak darah juga nampak di sana, tanda bahwa bagian dalam anus Liana memang robek.

“Enak, Girno suka sekali, ini enak.” Kata Girno dengan nada suara idiotnya itu.

Liana sendiri hanya dapat menahan sakit di saluran pembuangannya itu. Entah bagaimana dubur Liana setelah ini. Ia khawatir luka di bagian dalam duburnya akan infeksi. Apalagi penyakit kulit Girno memang masuk kategori parah. Liana berharap jika penyiksaan dirinya akan segera berakhir. Namun harapannya ternyata meleset, penyiksaan dirinya justru baru saja dimulai.
 
Waduh bisa kena gangbang lagi nih si Liana :D
Kayaknya Widya bakal ngeliat Liana kena hajar lagi nih kayak pas di rumah ato malah bakalan lebih parah dari pas di rumah ya ??? :pandajahat:
 
Waduh bisa kena gangbang lagi nih si Liana :D
Kayaknya Widya bakal ngeliat Liana kena hajar lagi nih kayak pas di rumah ato malah bakalan lebih parah dari pas di rumah ya ??? :pandajahat:

Hehe, maybe yes, maybe no...
 
One word..... Awesome
Love it so much
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd