Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Life and Slavery of Widya

Status
Please reply by conversation.

kroda

Semprot Holic
Daftar
25 Jul 2015
Post
343
Like diterima
2.455
Bimabet
Warning:
  1. Cerita ini mengandung unsur pelecehan, perkosaan, dan slavery. Jika tidak berminat atas hal tersebut. Mohon untuk tidak meneruskan membaca cerita berikut.
  2. Penulis masih newbie di sini, mohon bimbingan dan masukannya agar penulisan cerita ini lancar sampai akhir.
  3. Tulisan ini mungkin rawan macet, penulis mohon maaf sebelumnya jika sampai tulisan ini berhenti di tengah-tengah.
  4. Meskipun background sekolah, diusahakan untuk tidak ada unsur underage. Di cerita dunia fantasi ini, usia sekolah menegah akhir berada diantara umur 18 tahun. Dan semua tokoh berada diatas kisaran umur itu.
  5. Walaupun cerita ini mengandung unsur slavery, pemerkosaan, dan penistaan terhadap wanita tetap hargailah wanita di dunia nyata. Karena tidak ada makhluk yang lebih indah selain wanita. Jika anda mempunyai fantasy yang mungkin tidak wajar. Salurkanlah secara wajar, salah satunya dengan membuat cerita seperti ini.
  6. Terimakasih dan selamat membaca...

Index:
Part 2 -> Page 1
Part 3 -> Page 2
Part 4 -> Page 3
Part 5 -> Page 4
Part 6 -> Page 5
Part 7 -> Page 7
Part 8 -> Page 8
Part 9 -> Page 10
Part 10 -> Page 11
Part 11 -> Page 14
Part 12 -> Page 16
Part 13 -> Page 17
Part 14 -> Page 19
Part 15 -> Page 21
Part 00 -> Page 21
Part 16 -> Page 22
Part 17 -> Page 24

Illustrasi (Mulustrasi):
Part 1 -> Page 6

Part 01

Hari itu, adalah hari yang cerah di sekolah. Para murid belajar dengan tenang, beberapa melakukan aktivitas di luar seperti berolah raga dan bercengkrama. Di sekolah menegah ini, para murid tingkat akhir bersiap untuk memutuskan studi mereka selanjutnya. Sebagian dari mereka akan melanjutkan sekolah ke institut untuk bekerja sebagai peneliti atau menempati pos penting di lembaga-lembaga kerajaan. Sebagian lagi akan melanjutkan sekolah di sekolah jurusan, di mana mereka akan dilatih untuk menjadi orang-orang profesional. Kelak mereka akan menjalankan roda administrasi kerajaan yang sedang berada di masa puncaknya.

192286701255661046958503204813126356697088n-15338064671951748512207.jpg

Widya (18 tahun)​

Widya adalah salah satu murid itu. Ia adalah murid yang cerdas dan dikagumi banyak teman serta guru. Ia berasal dari keluarga administrator terpandang di biro urusan dalam negeri kerajaan. Ayahnya adalah orang yang sangat terhormat. Widya digadang-gadang akan masuk ke institut hubungan luar negeri. Sebuah institut yang prestisius, hanya 1 dari 5,000 pelamar dapat masuk ke institut itu.

“Kamu benar-benar beruntung ya Wid, kamu punya segalanya.” Kata Nami, salah satu teman sekalas Widya. “Kamu punya keluarga yang terpandang, kamu cerdas, dan juga cantik luar biasa.” Katanya, “kamu benar-benar membuat kita semua iri.”

“Iya, aku berdoa lho, tiap hari biar bisa jadi kayak kamu. Udah pinter, cantik, lengkap lah. Kamu benar-benar sempurna Widya.” Kata Jessie. Teman dekat Widya.

Widya hanya tersipu malu mendengar perkataan teman-temannya, di usianya yang menginjak 18 tahun, memang kecantikan Widya terpancang sempurna. Tahun depan, ia akan memasuki institut, dan 3 tahun lagi ia diharapkan sudah lulus dan menempati pos penting di kerajaan. Siapa yang tidak iri dengan kehidupan yang Widya jalani. Ayahnya mempunyai banyak koneksi, ia pun gadis yang cerdas. Banyak lelaki yang ingin meminangnya, bahkan tidak sedikit bangsawan yang sudah menyatakan cintanya kepadanya. Widya sendiri sampai sekarang memilih untuk single. Ia tidak ingin berpacaran atau memadu cinta. Ia ingin fokus terhadap studinya terlebih dahulu.

***​
Seorang pria memasuki kelas dengan wajah yang cukup serius secara tiba-tiba. Ia adalah kepala sekolah menengah ini. “Anak-anak, ada pengumuman penting.” Kata pria paruh baya itu. “Semuanya harap tenang.”

Para murid-pun yang tadi bercengkrama setelah istirahatpun menjadi diam. ‘Ada pengumuman apa?’ kata mereka bisik-bisik. ‘Pengumuman apa ini? Mengapa kepala sekolah sampai terburu-buru?’ tanya yang lain?

“Widya, tau ada apa ndak?” Kata Jessie kepada temannya itu. Mereka memang duduk bersebelahan, jadi dengan mudah mereka dapat bercengkrama.

“Ndak tau sih Jess, mungkin ada pengumuman terkait pendaftaran institut atau sekolah jurusan?” Jawab Widya.

Tiga orang berseragam hitam memasuki ruang kelas itu. Dari seragamnya, jelas mereka adalah Gestapo atau polisi politik. Dua diantara mereka laki-laki sedangkan satu diantaranya adalah perempuan. Muka mereka masam dan judes, khas wajah-wajah Gestapo.

“Gestapo, mengapa mereka di sini.” Bisik para murid.

“Siapa yang berurusan dengan mereka? Aku tak mau berurusan dengan Gestapo.” Kata yang lain.

Gestapo di Kerajaan itu mempunyai reputasi yang sangat menyeramkan. Tak ada yang mau berurusan dengan mereka. Jika sampai mereka terlibat dengan Gestapo, nyawa bisa-bisa menjadi taruhan atau lebih dari itu.

“Siapa yang di sini bernama Widya. Widya Rispantikusuma.” Kata anggota Gestapo perempuan itu dengan suaranya yang lantang.

Jantung Widya sontak seperti berhenti, ia tak percaya dirinyalah yang berurusan dengan Gestapo. Ia coba menenangkan diri, mungkin ayahnya yang meminta mereka untuk datang karena suatu urusan.

“Sa, saya madam.” Kata Widya berdiri dan berkata terbata-bata.

“Kesini!” Perintah Gestapo perempuan itu.

Dengan langkah ketakutan, Widya mendekati anggota gestapo. Gestapo perempuan itu membawa sebuah gulungan kertas. Sebuah pengumuman akan dibacakan dihadapan Widya. Sebuah pengumuman yang hampir pasti bukan sebuah berita baik.

“Berdiri di sini.” Kata anggota Gestapo itu.

Dengan bergetar, Widya berdiri di depan kelas. Menghadap para gestapo yang bermuka garang itu. Sosok Widya sebenarnya masih begitu memukau, meskipun nampak kalau ia ketakutan. Rambutnya indah, tergurai dengan panjang sedikit di bawah pundaknya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Perutnya ramping dan dadanya berukuran sedang namun sangat pas dengan lekuk tubuhnya.

“Mandat dari Perdana menteri untuk keluarga Rispantikusuma. Keluarga Rispantikusuma dinyatakan bersalah terahadap kerajaan. Saudari Widya dinyatakan tidak berhak lagi menyandang status sebagai warga negara. Seluruh kepemilikan pribadi yang ia miliki harus dilucuti. Dan Saudari Widya mulai hari ini akan diturunkan status kastanya sebagai budak milik negara. Saudari Widya tetap diperbolehkan meneruskan sekolah, dengan seluruh fasilitas menyesuaikan status yang Widya miliki.”

Pengumuman itu benar-benar membuat Widya pucat pasi. Ia tidak tahu kesalahan apa yang telah dilakukan keluarganya sehingga ia harus bernasi semalang ini. Hanya beberapa waktu lalu, teman-temannya iri terhadap kehidupan yang Widya miliki. Kini hanya dalam sesaat, semua itu sirna begitu saja.
“Ini pasti kesalahan, aku mohon, periksa kembali madam.” kata Widya sambil menangis.

“Semua sudah diputuskan.” Kata anggota gestapo perempuan itu. “Kau harus menurutinya, atau seluruh keluargamu akan dihabisi. Ayahmu mempunyai salah kepada kerajaan. Ia mulai sekarang mendekam di gulag, ia akan bekerja sebagai budak penambang batu-bara. Jika kamu berulah, maka ayahmu akan menerima akibatnya. Mungkin juga ibumu.”

Widya tertunduk lemas mendengar berita itu. Ayahnya yang begitu ia banggakan dan cintai kini tidak lain adalah musuh negara. Seluruh hidupnya akan berubah 180 derajat. Ia tidak lagi mempunyai hak seperti manusia pada umumnya. Ia akan menjadi makhluk yang hanya sedikit diatas hewan.

“Sekarang, lucuti seluruh bajumu. Atau aku akan meminta dua orang di belakangku ini melakukannya.”

Widya sungguh tercengah mendengar perintah itu. Ia tahu jika budak di kerajaan ini tidak diperbolehkan mengenakan pakaian layaknya orang pada umumnya. Namun apakah ia harus menelanjangi tubuhnya sekarang? Dihadapan teman-teman sekelasnya?

Index:
Part 2 -> Page 1
Part 3 -> Page 2
Part 4 -> Page 3
Part 5 -> Page 4
Part 6 -> Page 5
Part 7 -> Page 7
Part 8 -> Page 8
Part 9 -> Page 10
Part 10 -> Page 11
Part 11 -> Page 14
Part 12 -> Page 16
Part 13 -> Page 17
Part 14 -> Page 19
Part 15 -> Page 21
Part 00 -> Page 21
Part 16 -> Page 22

Illustrasi (Mulustrasi):
Part 1 -> Page 6
 
Terakhir diubah:
Permisi...
Ijin ikut menikmati karyanya om..


Moga sllu sehat & lancar sllu RLnya suhu
 
Part 02

Kerajaan Kurigen adalah salah satu negara terkuat di dunia. Militernya ditakuti oleh negara-negara tetangganya dan hasil alamnya melimpah ruah. Namun di balik kemakmuran dan kemajuan negara ini. Ada hal suram yang masih terjadi. Praktik perbudakan diperbolehkan secara bebas. Dan status budak diwariskan turun temurun.

Pimtha-18.jpg

(Widya before Slavery)​

Budak tidak mempunyai hak layaknya manusia pada umumnya. Dari mulai kehidupan hingga pakaian yang ia kenakan. Jika beruntung, seorang budak akan dimiliki oleh orang yang pengertian dan memberinya hidup, makanan dan pakaian layak. Namun lain halnya dengan budak yang dimiliki oleh negara. Mereka harus mengenakan pakaian khusus yang minim. Mereka biasanya adalah tahanan politik atau tawanan perang yang menjadi properti milik negara. Mereka boleh diperlakukan sesukanya oleh seluruh warga negara. Karena mereka dimiliki oleh negara yang artinya seluruh warga negara berhak atas tubuh mereka.

Status Widya kini sudah menjadi budak negara. Ia yang baru beberapa menit yang lalu merupakan seorang siswi primadona, kini menjadi manusia yang statusnya sangat rendah.

Dengan menangis, Widya mulai melakukan perintah gestapo perempuan itu. Ia perlahan melucuti pakaiannya sendiri. Kancing kemeja sekolah yang ia kenakan ia lepas satu persatu, kemudian kemeja itu ia sampirkan ke meja guru di dekatnya.

Perasaan campur aduk melanda teman-teman sekelas Widya. Teman-teman dekat gadis itu merasa iba, namun mereka tak mampu berbuat apapun. Seorang yang statusnya diturunkan menjadi budak biasanya telah melakukan kejahatan yang serius terhadap negara. Jangankan untuk berteman dekat, untuk sekedar menghabiskan waktu dengan seorang budak negara saja mungkin akan menjadi hal tabu.

Perlahan, Widya kemudian melepas rok seragam sekolah yang ia kenakan. Rok itu tentu saja dengan mudah terlolosi dari tubuh Widya. Untuk pertama kalinya, Widya memperlihatkan tubuhnya kepada teman-temannya. Tidak hanya teman wanitanya, tapi juga teman-teman pria-nya. Siluet tubuh ramping Widya nampak dengan jelas, meskipun masih ada pakaian dalam yang ia kenakan.

7luzNLk.jpeg

Pakaian dalam itupun tak lama harus Widya tanggalkan juga. Pertama bra yang ia kenakan, kemudian celana dalam yang sama-sama berwarna putih. Kini, tubuh Widya benar-benar telanjang di depan kelas. Tubuh dengan kulit putih dan mulus yang selama ini tidak pernah Widya umbar kemana-mana.

Widya menangis dan malu, ia berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

Anggota Gestapo perempuan itu lalu memasangkan sebuah kalung kulit dan celana dalam kulit kepada Widya. Celana dalam itu berfungsi juga sebagai semacam chasity belt untuk Widya. Dengan itu, Widya masih bisa buang air besar maupun kencing. Hanya saja, penis laki-laki akan kesulitan atau bahkan tidak mampu masuk kesana.

Kedua bukit kemaluan Widya yang memang tak berbulu itu seperti sedikit terbelah dengan celana dalam kulit itu. Celana dalam itu juga terdapat gembok, sehingga tidak dapat dibuka begitu saja sesuai keinginan Widya. Harus anggota gestapo yang membukanya.

Untuk bagian atas, Widya diperbolehkan mengenakan bra yang sama terbuat dari kulit dan berwarna hitam. Bra itu bentuknya melingkari payudara Widya sehingga payudaranya nampak sedikit lebih membusung. Puting susu Widya ditutup oleh satu belt melintang dari bagian bra yang melingkari kedua payudara gadis itu.

Pakaian yang Widya kenakan sekarang sama sekali tidak mampu menutupi ketelanjangannya. Namun meskipun begitu, hanya pakaian itulah yang diperbolehkan untuk Widya kenakan. Syukur bagi Widya, ia masih diberikan chasity belt. Itu karena ia budak yang berasal dari orang terpandang. Bukan orang rendahan. Chasity itu akan terus Widya kenakan hingga ada titah selanjutnya dari negara. Mungkin chasity belt itu akan dilepas setelah Widya lulus sekolah.

Biasanya, budak negara bebas untuk disetubuhi siapapun yang berminat. Tidak ada hukum baik negara maupun agama yang melarangnya. Budak bebas untuk disetubuhi, atau digunakan sekenanya. Apalagi jika budak itu adalah budak negara yang memang bebas untuk dimiliki siapa saja.

Penghinaan Widya belumlah selesai. Ia masih harus menjalani satu lagi tahap. Kali ini ia dipersilahkan duduk menghadap teman-temannya. Dua orang anggota gestapo laki-laki lalu menyiapkan sebuah alat. Alat itu ternyata adalah alat pembuat tato. Ya, Widya akan ditato untuk ditandai bahwa ia adalah budak.

Dua buah tato diukir di tubuh Widya, satu di punggung dan satu lagi di pergelangan tangan Widya. Di punggung, tato Widya bergambar simbol properti negara berupa bunga dan salamander. Sedangkan di pergelangan tangan, Widya dituliskan nomor registrasi ia sebagai budak negara.

Widya menjerit-jerit kesakitan ketika tubuhnya ditato. Sementara itu suasana kelas menjadi hening melihat perlakuan para anggota gestapo itu terhadap Widya. Secara hukum negara, mereka memang diharuskan melihat prosesi itu. Tujuannya jelas sebagai pembelajaran sekaligus pesan bahwa tak ada warga negara yang boleh melawan kerajaan.

Prosesi tato tubuh Widya selesai dalam waktu satu jam. Kini penampilan Widya sudah berubah dari seorang wanita terhormat menjadi budak kelas bawah. Tubuhnya terekspose begitu saja, ia masih boleh mengenakan pakaian dalam dari kulit. Tapi semua itu tidak menutupi keindahan tubuhnya yang putih dan mulus. Payudaranya yang indah itu nampak begitu menggoda, belum lagi kemaluannya yang hanya tertutupi oleh seutas tali kulit yang sedikit mebelah di antara bukit vaginanya.

Widya diperbolehkan untuk kembali mengikuti pelajaran. Ia disediakan tempat duduk khusus di belakang kelas. Jauh dari teman-teman lainnya. Ia masih diperbolehkan untuk memiliki buku-buku pelajaran. Namun seluruh barang miliknya yang lain disita oleh negara.

Entah apa yang akan terjadi terhadap Widya selanjutnya.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd