Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Learn

Nell_

Suka Semprot
Daftar
30 Jul 2023
Post
11
Like diterima
67
Bimabet
cerita ini aku buat untuk berterimakasih untuk agan-agan yang udah menyempatkan diri untuk menulis berbagai cerita. Jujur ini adalah thread pertama saya jadi segala kesalahan yang akan terjadi nanti tolong dimaafkan saja.

Thread ini akan panjang dan membosankan
 
Setelah selesai acara 1000 hari ayah ku, aku mendengar percakapan mama dan tante yona, dan sepertinya percakapan yang seharusnya tidak aku dengaekan "dulu aku sangat tidak suka saat mendengar kamu hamil lagi, tapi setelah kematian mas yuda aku malah bersyukur anak-anak mu sudah bisa ditinggal untuk bekerja. Dulu aku merasa kalian terlalu nafsu dan bodoh, karna menurutku waktunya terlalu cepat"

"Waktu itu kami tidak bercinta selama kehamilan reza bermasalah, dokter ngak ngijinin, bahkan kami belum membicarakan masalah sex dan punya anak. Ntah apa yang terjadi, mas yuda pulang dalam keadaan mabuk dan dia bener2 memperkosa ku" mama tersenyum saat membicarakan itu, mungkin ia teringat lagi kejadianya "dan anehnya aku menikmatinya. Setelah mengandung 9 bulan dan mengurus anak, aku merasa mendapat pelepasan atas penatku. Kamu tau gak? Selama pernikahan kami Itu yang terhot"

"Hahaha. . . Aku rasa mila akan sama sepeti mu" mama mengerling meminta penjelasan "punya nafsu yang besar" tante yona tesenyum setelah mengatakan

"Semoga reza bisa menjaga adiknya" lanjut mama penuh harap

mama pernah bercerita klo tante yona adalah sahabatnya waktu sma. Dengan kata lain ayah menikahi sahabat adiknya sendiri, tapi yang aku tau mama dan ayah kuliah di univ yang sama sementara tante yona tidak, dan aku tidak tau mereka berpacaran saat mama masih sma atau sudah kuliah
 
Nama aku reza riskinintias, hal yang harus kalian tau bahwa aku bukan cew, yaaa meskipun nama aku terdengar feminim tapi aku bukan cew. Aku masih pelajar dan cita2 aku adalah membahagiakan mama dan mila, orang yang sangat aku sayangi di dunia ini. ayah meninggal saat aku kelas 4 dan hal yang hebat adalah selama ini mama bisa menjadi orang tua tunggal bagi kami, mama bekerja membanting tulang untuk kehidupan kami dan ia mengurus kehidupan kami dengan sangat baik, bahkan aku selalu masuk 10 besar dikelas, yaaa tidak terlalu buruk meskipun adik ku mila selalu ranking 3 besar 1 angkatan. Hahaha kalian tidak salah dengar kok, aku masuk 10 besar di kelas dan mila 3 besar di angkatan. Mama bekerja sebagai meneger di salah satu brand fasion ternama, dan itu pula lah yang membuatnya begitu sibuk, mama slalu berangkat pagi setelah kita berangkat sekolah sedangkan pulangnya jam 5 sore tapi kadang nyampe abis isha. sebulan sekali diakhir bulan ia akan berangkat sore dan pulang jam 2 malem bahakan kadang nyampe subuh

Aku punya adik perempuan namanya Dwi mila arsena, hal yang sangat spesial dari kami adalah usia kami yang terpaut hanya 1 tahun. Aku lahir di tanggal 1 januari sedangkan mila lahir 17 maret. Karna usia kami yang sangat berdekatan orang2 slalu bertanya apakah kami kembar, meski jelas maksudnya tidak identik. Kita memliki warna kulit yang sama, mata sipit dari gen ibu dan badan yang cukup berisi, apalagi mila, dia tumbuh dengan sangat baik, dia cantik dan tinggi bahkan sekarang tingginya hampir menyamaiku. Hal yang membedakan kami adalah bahwa ia perempuan dengan dada yang mulai tumbuh dan pantat yang begitu mengairahkan.


Saat itu malem selasa dan mama berangkat sore sudah dipastikan mama akan pulang telat. Kurasa beberapa anak seusia kami akan memanfaatkan kesempatan ini untuk keluar dan bersenang-senang, tapi aku dan mila tidak ambil pusing, kami cukup bahagia hanya tinggal di rumah dan menonton TV. Jika hari libur ines akan datang bersama pacarnya, kita akan main kartu sampai larut malam, ohya.. ines adalah teman kami dari kecil rumahnya berada persis di depan rumah kami bahkan saking seringnya dia main kesini kami sudah menganggapnya seperti sausara. tapi sekarang bukan hari libur, dan ntah kenapa ines tidak datang jadi kami hanya menonton tv berdua dan mengobrol sekenanya

"Kak" panggil mila

"Apaan"

"Kakak pernah ciuman?"

"Haaah" aku kaget mendengar pertanyaan dengan topik yang tidak biasa kita obrolin saat berdua saja

"Jawab aja si"

"Gak" jawab ku masih acuh

"Bokis.. kakakkan pernah ciuman sama ines"

"Haah" aku bangkit dari sandaran sofa, lalu memandang mila yang duduk di bawah, bersandar pada sofa dengan muka menghadap keatas berusaha memandangku, aku masih gak percaya klo mila tau bahwa aku pernah ciuman sama ines "yaa klo udah tau ngapain nanya"

"Cihhh.. ciuman sama ines bukan suatu prestasi kali kak, ines kan nyium semua cow yang dia temuin" ucap mila dengan nada sebelnya

"Makanya kaka gak mau lagi"

.. .. .. ..

"Kak" panggilnya lagi memecah kesunyian

"Apaan"

"Ciuman rasanya gimana si"

"Udahhhh gak usah penasaran, kamu masih belum diijinin pacaran ya, awas aja klo pacaran, aku aduin ke mama biar dikirim ketempat kakek, biar dididik ala militer" ucap ku mengultimatum

"Ihhhhh.... kaka mah, ditanya gak jawab, pacaran gak boleh, akukan pengen tau juga rasanya ciuman"

"Klo panasaran sono ambil kaca"

"Haaa.. buat apaan"

"cium tuh bibir kamu sendiri"

"Yeeee.. itu mah namnya nyium cermin"

"Sama aja"

.. .. .. ..

"Kak" setelah kami terdiam cukup lama

"Apaan"

"Gimana klo kaka aja yang nyium mila"

Tanpa mikir panjang aku langsung bangkit lalu 'CUP aku mencium bibir mila, aku kira mencium bibir mila bukan perkara besar karna aku sering mencium keningnya sebagai ucapkan selamat tidur. tapi aku salah, saat aku mencium mila dan ia merasa kaget perasaan itu tiba2 menyeruak, jantung aku berdegup sangat kencang dan yang paling menyebalkan mila hanya cengengesan. Dengan senyum yang masih ia tahan, ia bangkit dan duduk di sofa sebalah aku seakan2 dia gak ngerasain apa yang aku rasain "dahhtuhhh... gak usah cengengesan dan gak usah penasaran lagi" ucap ku datar menyembunyikan perasaan ku sendiri

"Tapikan itu nyium bukan ciuman"

"Kan kamu yang minta dicium tadi"

"Maksud mila ciuman kaya waktu kaka sama ines" bujuknya lagi

Aku yang tidak mau ketahuan memiliki perasaan yang aneh sama adek sendiri menuruti keinginanya. Aku mendekatkan wajah ku lalu melumat bibirnya tapi tak berlangsung lama karna mila memundurkan badanya, ntah dia kaget atau gimana aku tidak mengerti

"Udah kan" ucap ku sambil menyembunyikan perasaan yang tidak menentu

"Ihhh ngak gitu.. masuk mila tuh kaka harus jelasin dulu"

"Yeee ciuman tuh bukan ilmu roket yang dipelajari pake teori"

"Berarti mila harus ngulum bibir kaka juga" tanpa menunggu jawaban milu langsung memajukan badanya dan mencium bibir ku lagi, kali ini berlangsung lebih lama kami sama2 melumat bibir masing2 tapi lagi2 mila memundurkan badanya, jujur saja aku sedikit kecewa tapi itu tak berlangsung lama

"Kak pake lidah"

Aku langsung menyerbunya lagi menarik badanya agar berada diatas dan menindih ku, aku benar2 sudah bernapu, kami berciuman cukup lama bibir kita saling melumat, lidah kita saling bertaut kita saling bertukar ludah, sedangkan tangan ku yang semula berada di punggunya sekarang berada dipantat dan meremasnya, aku yakin mila bisa ngerasain ada yang berdiri di bawah sana. Dan apakah mila horny? aku tidak tahu karna ia hanya fokus dengan bibir dan lidah ku.

Mila melepaskan ciumanya, ia terengeh-engah merebahkan badanya diatas ku dan kepala di bahu ku. Sedangkan tangan aku yang sudah terlanjur masuk kecelana pendeknya buru-buru aku tarik dan berganti untuk memeluknya

"Kak"

"Ehmm" jawabku singkat, aku merasa malu karna bertindak terlalu jauh bahkan tangan ku sampai masuk kecelana dalamnya

"Enak"

"Hemmh" aku tidak tau apakah ia bertanya atau memberi tahu

"Bibir kakak.. tangan juga" ia bangkit dan mencium bibir ku sekilas setelau ia mengucapkan kalimatnya, lalu merebahkan badanya lagi. Aku rasa mila bisa membaca isi kepala ku

"Aku masih pengen kaya gini, nyaman. Tapi titit kaka ganggu.. tidurin!!"

"Yah gak bisa" ucap ku yang sudah mulai bisa mengintrol perasaan sendiri karna ucapan mila barusan

"Masa.."

"Bisa tidur, tapi dikeluarin dulu"

"Spermanya..?"

"He em"

"Kaka pernah onani?"

"Kamu tau onani?"

"Ines banyak cerita tentang kaya gituan"

"Kayanya kamu salah temen deh"

"Keluarnya lama gak kak"

"Gak tau"

"Klo gak lama mila bantuin.."

Mila langsung mengangkat badanya dan menciumku rasanya napsu yang tadi sempet terjeda kini berhasil tersambung lagi. Kata-kata "mila bantuin" bener2 berhasil bikin aku kalang kabut

Kamu berciuman begitu panasnya, dari bibir, leher hingga naik ketelinga, bahkan tangan aku sudah masuk untuk meremas pantatnya lagi, dan kali ini aku sudah masuk ke celana dalamnya, remasan ku membuat badan mila bergerak maju mundur, tanpa sadar penis ku kegesek oleh vagina mila, hanya saja kita masih memakai pakaian lengkap.

Pergumulan kami berlangsung lama sampai tangan ku masuk terlalu dalam dan mengenai bibir vagina mila, rintihan itu tidak bisa dihindarkan, mila merebahkan badanya ditubuhku lagi, kali ini pelukanya begitu erat dan ciumanya berganti dengan desahan dan desisan lembut. Sekarang perhatian ku tertuju pada jari telunjuk kanan ku yang sudah mulai mengelus bibir vagina mila sementara tangan kiriku masih meremas pantatnya, sakarang aku tau bahwa mila juga sama hornynya dengan ku

Saat jari telunjuku akan masuk lebih dalam tangan ku ditahan dan ditarik agar keluar, lalu ia bangkit dan bilang "kaka aja.." ia menarik celana pendek ku beserta celana dalamnya, aku membantu dengan mengangkat bokongku

"Kamu yakin mil"

Mila mengangguk "selama ini tidak masuk ke punya mila masih aman kan"

Aku tidak menjawabnya karna saat itu tangan mila sudah memegang penisku yang sudah tegang maksimal, aku hanya bisa merem sambil menikmati apa yang akan terjadi, tapi mila hanya memegangnya dan tidak bergerak sama sekali

"Kak"

"Hemm"

"Ini gimana, mila gak tau?"

Aku langsung menuntun tangan mila untuk digerakan naik turun "kaya gini" aku masih diposisi yang sama bahkan aku tidak membuka mata ku. rasanya aku sangat malu saat ini jika harus beradu pandang pada mila

Tangan mila masih terus bergerak naik turun sesekali aku mendesis keenakan apalagi saat mila mengencangkan kocokanya. Aku tak tau sudah berapa lama sementara mila sudah berberapa kali mengganti tanganya, dari tangan kanan ganti tangan kiri lalu paka dua tangan, akhirnya perasaan itu datang.. tubuh aku menegang seperti ada yang akan keluar dari situ "mil, aku mau keluar"

"Yaudah"

"Cepetin dan jangan dilepasin ya?"

Beberapa detik kemudian ia bener2 datang semprotan pertama sangat tinggi dan mengenai rambut mila "ihh... " belum juga mila menghindar ia di kagetkan oleh semprotan ke dua dan bersil mengenai mukanya dan hebatnya mila tetap tidak melepaskan penisku meskipun udah kena sperma di rambut dan muka, ia tetap mengocoknya dan semprotan ketiga mengenai rambut ku setelahnya tumpah semua diperut ku

"Udah ya kak"

"He em.." jawabku sambil menikmati sisa sisa orgasme ku

mila membersihkan sperma yang berceceran, lalu bangkit dan duduk menindihku seperti tadi lagi

"Waktu titit kaka keluar spermanya kok ngegemesin ya. bisa bergetar gitu si?"

"Kamu udah pernah orgasme?"

Mila menggeleng mandakan ia belum pernah "mila masih takut"

Aku hanya diam tak menjawab lalu memeluknya semakin erat, klo saja pertanyaan ini aku lontarkan sebelum aku orgasme, aku pasti sudah berdiri dan melepas celana pendek mila lalu menjilati vaginanya seperti di vidio yang pernah aku tonton bersama teman2 ku disekolah

"Terimakasih" ucap mila

Aku tidak tau terimakasih untuk apa, bahkan seharusnya aku yang berterimakasih, tapi aku tidak menjawabnya mata aku bener2 sudah berat dan kesadaran ku sebentar lagi teralihkan

Lalu

"Kak. . . Kak. . . Kak. . . Za reza. . Bangun goblog mama pulang"
 
Kak... Kak... Kak... Za reza.. Bangun goblog mama pulang"

Aku masih mengantuk kepala ku berat, aku melihat sekeliling hanya ada mila dengan wajah paniknya, tapi sistem pertahanan bawa sadar ku mengatakan. . Bangun. . . Bangun. . . Lari kekamar, lalu akupun berlari tanpa menghiraukan apapun bahkan ketelanjangan ku

Sesampainya dikamar aku langsung merebahkan diri di kasur jantungku berdebar sangat kencang rasa kantukku sudah menghilang, aku melihat jam dinding pukul 03.47, aku harus bagaimana. . . Apakah mama melihat semua. . . Apakah mila sedang dimarahi oleh mama. . Sepertinya tidak, aku tidak melihat mama tadi apakah mama lupa membawa kunci tidak mungkin, mama slalu bawa kunci di tasnya, tapi kalaupun iya mama melihat semua yang terjadi pasti orang pertana yang akan dimarahi adalah aku pasti mama akan menyusulku kekamar, dia akan memarahiku, atau menamparku bisa jadi ia akan menikamku dengan pisau, ya itu sudah pasti karna mila yang harusnya aku jaga malah aku ajak untuk bercinta

Lewat siluet bulan yang masuk kekamar melalui sela2 cendela serta sinar yang terpantul dari warna tembok yang tidak rata aku memikirkan segala kemungkinan, otak ku sudah cukup dingin sekarang berganti berat karna rasa kantukku. Semoga malam ini cepat berlalu dan hal2 yang menakutkan tidak terjadi



"Za. . . Za. . Jam setengah tujuh mau sekolah gak?"

Panggilan serta ketukan di pintu, mama membangunkan ku. Aku melihat jam di dinding pukul 06.03, aku tiringat lagi kejadian semalam, aku teringat lagi dengan ketakutan-ketakutanku

"Za reza kamu belum bangun"

"Udah"

"Sekolah gak? Kata mila kamu gak enak badan"

Gak enak badan? Itu berarti mama tidak tau apa yang terjadi semalam. Ahh..... aku sangat lega sekarang

"Iya ma... Reza bangun... Sekolah"

"Yaudah buru, udah siang"

Aku bangun dan mandi lalu menuju meja makan, di sana ada mila duduk dan memainkan hp nya, lalu akupun ikut duduk di depanya sedangkan mama mencuci piring di belakang

"Mama gak tau klo kamu gak enak badan, mama cuma masak nasi goreng. Perut kamu mual gak?"

"Gak papa"

Mama memberi air minum "ngak usah ngelamun. . Buruan, kasian mila nunggu kamu dari tadi"

"Tumben banget"

"Kakak kan sedang gak enak badan" ucap mila sambil nyengir kuda

"Gundul mu"

Aku tidak tau kenapa mila sesantai itu, apakah kejadian semalem tidak memberinya kesan, apakah dia berpikir bahwa itu hanya sebuah ciuman, hal yang wajar yang diajarkan oleh kakanya? Lalu bagaimana dengan sperma ku syang mengenai muka. Jujur saja aku merasa sedikit canggung denganya. Dan apakah itu pertanda baik, hubungan kita tidak renggang gara2 kejadian semalam

"Kamu dari tadi diem mulu si za" ucap mila membuyarkan lamunanku.

Saat itu kita sedang jalan kaki menuju sekolahan, biasanya mila jalan kaki sana ines, kadang bertiga, kadang aku naik sepeda sendiri, dan banyak juga siswa lain yang berangkat sekoal dengan jalan kaki ataupun naik sepeda

"Gak papa kok" jawab ku sekenanya

"Kamu gak lagi marah kan?"

"Haaa... Marah kenapa?"

"Soal semalem"

Sial kenapa mila sesantai ini si, tapi bukanya ini baik, kita gak perlu canggung dan ya... kita baik2 saja, tapi klo kita sesantai ini membicarakan hal yang terjadi semalem bukankah akan gampang untuk melakukan yang ke dua dan ketiga. Tiba2 bayangan saat aku orgasme semalem teringat terlebih lagi saat spermaku mengenai wajah mila. Ahhh sial kenapa begini doang penis aku langsung berdiri si

"Gak kok!! Mil soal mama... ?" Ucap ku terputus seolah2 engan untuk melanjutkan

"Pintunyakan mila kunci dari dalem juga, jadi mama gak bisa masuk"

"Haaaa... kamu gak dimarahin mama"

"Yeeee ngapain marah, udah malem lagiankan mama pasti capek, tinggal bilang aja ngak sengaja. Beres" ucapnya PD menyombongkan diri

"Lalu celana aku?"

"Ada tuh, dikamar mila"

Gila ini gila, ini mila yang terlalu pinter apa gimana kenapa rapih banget njirrr, aku bahkan ngak ngeh klo mila mengunci pintu depan, ini dia ngelakuin sesuadah kejadian apa sebelum, karna klo mila ngelakuin sebelum kejadian hal ini akan terasa aneh, seolah2 sudah direncanakan bahkan hal ini terkesan bahwa aku lah yang akan diperkosa, dan hal ini pun masuk akal, semalem mila bilang terimakasih dan tadi pagi ia merasa bersalah bahkan nungguin aku buat berangkat sekolah hal yang tidak pernah ia lakukan dan hal yang tidak biasa lagi, pagi ini ines tidak datang ke rumah. Kenapa aku berfikir bahwa ines yang udah ngerencanain ini seakan2 aku menolak bahwa mila juga punya pemikiran seperti ini, bukanya ines itu tolol dan mila itu pintar

"Mila pinterkan" ucapnya menyombongkan diri

"Goblog" sela ku sambil tersenyum

"Yeeee terimakasih kek"

"Hahaha iya terimakasih

"ISTIRAHAT KAKA TRAKTIR MILA BAKSO. DEAL" teriak mila saat kita memasuki gerbang dan berpisah menuju kelas masing-masing

"Za aku juga" sela mang sangki (satpam sekolah) karna beliau juga mendengar teriyakan mila

Aku hanya menyengir merespon mang sangki tanda tidak setuju



Mila adalah adiknya reza atau reza adalah kakanya mila lebih dari setengah siswa di sekolah ini kenal kita berdua, karna banyak hal yang sudah terjadi yang menjadikan kita dikenal banyak orang

Mungkin kecantikan mila adalah salah satunya karna jujur saja waktu aku kelas satu tidak banyak orang yang mengenal ku, tapi setelah mila juga sekolah di sini dan sering minta ditemenin kekantin, apalagi sifat mila bahkan ines yang suka manja padaku, mungkin banyak yang notic dengan tingkah kita bertiga makanya banyak orang yang mengenal kita. Oh ya ada kejadian saat aku kelas 2 di semester pertama juga salah satu penyebab lebih dari setengah siswa di sekolah ini mengenal ku


"Nyari mila?" Tanya yohan saat mata ku menyusuri kantin sekolah di jam istirahat pertama

"Iya, tadi pagi bilang mau makan bareng"

"Sms aja, ntar juga nyusul kesini"

"Ada ines juga gak?" Sela adi memastikan

Belum juga aku sms mila ia udah nepuk bahu aku "bakso pedes"

"Aku es teh aja za" ines menambahkan

"Oke"

"Nes kamu gak pengen bakso" adi bertanya

"Gak ah"

"Aku bayarin deh"

"Deal" ines menyutujui

Adi tersenyum kecut, mungkin mangsudnya becanda dan gak nyangka ines bakal menyutujuinya

"Yaudah bakso mila aku yang bayar" ucap yohan ngak mau kalah

"Gak mau, kak reza udah janji mau bayarin mila"

"Inget2 tuh, ucapan buaya tuh kaya gitu" aku memperingati mila

"Yeeeee" respon yohan lagi

"Udah ah sono kamu yang pesen, tau kan pesenan kita" ucapku dengan dorongan pelan pada yohan, dan aku pun bergegas menuju bangku kosong yang bisa ditempati untuk berlima


Ditengah2 jam pelajaran ke lima mila sms :
"Za aku di uks sendirian, kepala aku sakit"

Tanpa pikir panjang aku langsung bales sms mila "aku ijin dulu, lagi ada pelajaran"

Aku menutup buku dan memasukanya kelaci lalu berjalan ketempat pak ibnu yang sedang duduk dan menerangkan pelajaran

"Pak, aku mau ijin ke uks"

Pak ibnu memandang ku dengan cermat "kayanya kamu baik2 saja"

"Adik saya yang di uks, dia pusing dan sekarang sedang sendirian"

"10 menit ya, 10 memit gak kembali aku anggap kamu absen pelajaran saya"

"Ya pak terimakasih"

Sepertinya pak ibnu tau klo aku gak akan kembali sampai istirahat. Aku langsung bergegas meninggalkan kelas lalu setangah berlari menuju uks yang berada diantara kelas 1 dan 2, dan dibelakang ruang lab ipa, jadi ruang uks disini nyempil ditengah dengan lorongnya yang memberi kesan horor, bahkan jika mati lampu ruangnya akan gelap.

Aku masuk lalu menanggil mila "mil. . Mila" aku memanggilnya karna disini ada dua ranjang yang keduanya disekat mengunakan triplek dan ditutup pake kelambu warna putih

"Di ujung" jawab mila memastikan

Aku langsung membuka tirai lalu menuju kursi yang sudah ada disitu

"Gimana" ucap ku berbarengan dengan tangan yang aku tempelkan kedahi untuk memastikan

"Kak, mila ngantuk"

"Yeeee.. ngantuk mah tidur ngapain sms"

"Serem.. takut tau.. tadi ines kesini nganterin mila doang, disuruh balik lagi sama bu dwi"

"Trus aku cuma duduk liatin kamu tidur?"

"Yaudah tidur bareng sini" tawar mila, ia menggeser tidurnya nyampe kepinggir ranjang dan menepuk sebelahnya untuk aku tempati

Tanpa pikir panjang akupun menerima tawaran untuk tidur disebalahnya, menggeser bantal untuk aku pake sementara mila bantalan menggunakan lenganku. Tidur dengan posisi seperti ini bukanlah yang pertama buat kami

"ini klo ada yang liat pasti mikir yang enggak2" ucapku penuh waswas

"Biarin. Lagian semua orang tau klo kita kaka adik.. . . Lagi jam pelajaran mah gak mungkin ada yang kesini kak, klo pun ada palingan ines. Ineskan udah sering liat kita kek gini"

"Yaudah tidur, nyampe bel istirahat" suruh ku agar mila cepat tidur

".. . .kak. . . Soal semalem, kaka beneran gak marah kan, mila takut kaka marah" ucapnya sambil mengencangkan pelukanya

"Gak papa.. harusnya tuh kamu yang marah mil, kamu tuh cew"

"Gak lah.. . . Kan mila yang mau"

"Mil. . . Janji ya, jangan nglakuin sama orang lain

"Gak akan.. mila janji.. . . Lagian kaka cow satu2nya yang aku sayangi di dunia ini"

Cup aku mencium keningnya "makasih"

"Kaka gak pengen nyium bibir aku lagi" tanya mila sambil mendoangakan mukanya memandang wajah aku

"Emg kamu masih penasaran, kan semalem udah"

"Mila udah gak penasaran kok, tapi sekarang malah ketagihat"

mila menggeser tubuhnya keatas sejajar dengan ku, lalu mengecup bibir ku, kami berciuman tanpa lidah.. ia melumat bibir ku dan akupun melakukan hal yang sama, saat mila bermain dengan bibir atasku aku bermain dengan bibir bawahnya dan begitu sebaliknya

Aku mulai bosan hanya bermain dengan bibirnya akupun pindah untuk mengecup lehernya dan menjilatnya dari atas kebawah dan saat aku mulai sampai telingah, mila mendesah "ahhhhhhh.... . . . "

"Jangan ngedesah"

"Hehe geli"

Akupun menghentikan permainan, merebahkan tubuh ku dan menatap langit2 ruangan. Tanpa disadari mila menuntun tangan ku menuju dadanya "kaka gak suka megang tete ya?"

"Suka kok"

"Trus kok gak pernah megang tete mila, karna kecil ya"

"Gak gitu, cuman jangan disini kaka takut ada yang liat"

Tidak ada lagi obrolan hanya ada dengkuran lembut dari mila tanda ia tertidur pulas, bahkan sampai bel istirahat bunyi akupun tidak tega untuk membangunkanya

Tak beberapa lama kemudian, gorden dibuka dan

"Za.. " panggil ines tanpa merasa kaget dengan keadaan aku yang sedang tidur berpelukan dengan mila, ines pun mendekat dan mengguncangkan tuh mila bermaksud membangunkanya "mil. . . Mil. . . Dua jam pelajaran udah tidur sambil di peluk gitu udah sembuh kali" ucapnya sewot mungkin ines tau klo mila cuma ingin tidur doang

"Nes" ucap mila dengan nada parau kas suara abis bangun tidur "kepala aku pening, pulang aja yuk"

"Ide bagus" jawab ines semangat, ia pun bergegas keluar mungkin ke ruang bk untuk minta surat ijin

Sungguh tidak disangka saat guru bk dan wali kelas ke ruang uks beliu memberi izin pada mila dan ines. Dalem hati aku "njirrr mereka emg paling kompak buat ngrencanain kejahatan"

Setelah kembali kekelas dan mengikuti pelajaran aku masih berfikir klo mila tidak benar2 sakit tapi setelah aku pulang dan ines berkata

"Za.. badan mila panas banget"

"Seriusan"

"Udah aku kompres, tapi belum juga turun, sekarang si lagi tidur"

"Waddduhhhh.. " aku pun kaget mendengarnya
 
"Za.. badan mila panas banget"

"Seriusan"

"Udah aku kompres, tapi belum juga turun, sekarang si lagi tiduran"

"Waddduhhhh.. " aku pun kaget mendengarnya

Aku bergegas menuju kamar mila, mendapati mila yang sedang terbaring lemas disana. "Maaf" ucap ku dalam keramangan, aku tidak tau kata yang tepat untuk menggambarkan ini semua. Bagaimana bisa aku berbuat mesum pada orang yang harusnya aku jaga, bagaimana bisa aku melakukan ini semua sementara kondisi tubuhnya sedang tidak baik2 saja. Walaupun mila yang memulai duluan tapi aku kakanya, harusnya aku menjaganya

"Nes, ganti baju gih.. masak sesuatu, kamu juga belum makan kan"

"Belum si, masak apa?"

"Hmmm.. . . Apa aja si, liat aja di kulkas ada apa aja. Biar aku yang bikin bubur buat mila"

Bubur adalah satu2nya makanan yang bisa aku buat, soalnya dulu waktu mila sakit karna kecapean sepulang KBO dan mama yang masih diluar kota aku merasa tidak bisa berbuat apa2. Jadi waktu mama pulang aku memaksanya untuk mengajari aku cara buat bubur. Sementara mila dan ines mereka bisa masak berbagai makanan, karna mereka sering bantu mama saat masak

"Kamu gak ganti baju"

"Ahh ngapain, besok juga harus ganti seragam"

Sesuai peraturan sekolah, ada 3 jenis seragam yang harus dimiliki setiap siswa. Senin-selasa siswa wajib menggunakan seragam osis, rabu-kamis pakai batik yang sudah disediakan oleh sekolah sementara jumat-sabtu mengenakan seragam pramuka.

"Za. . . Ada ayam yang udah diungkep, sayurnya bikin cah kangkung aja gimana?" Teriak ines dari depan kulkas saat cari bahan yang bisa dimasak

"Terserah"

Aku membuat bubur menggunakan nasi yang udah ada, tinggal dimasak lagi menggunakan air yang lumayan banyak dan itu lebih praktis daripada harus bikin dari awal menggunakan beras, sementara ines mulai menggoreng ayam dan menyiapkan bahan untuk tumis kangkung, iris2 bawang merah, putih dan cabe karna kita suka pedes

"Za.. "

"Emhhh"

"Klo misalnya. . . Misal nih ya.. aku yang sakit, trus di uks sendirian, kamu bakal meluk aku kaya tadi kamu meluk mila gak"

"Emmmhh" aku berusaha berpikir untuk menjawabnya "gak tau, tapi pasti aku bakalan dateng nemenin kamu"

Ines tidak menjawab lagi ia hanya mengangguk tanda mengerti lalu fokus lagi pada masakanya, aku tidak tau apa yang ingin ines dengar dan menurut aku itu adalah jawaban yang paling aman

"Kok terdengar seperti kamu sedang iri ya" aku berusaha mencairkan suasana"

"Heeeee" ia menyeringai, responya ringan "kenapa aku harus iri, lagian first kiss kamu kan di aku" sambungnya lagi

"Kamukan ciuman sama beberapa cow, kenapa juga sama aku harua diinget2"

Ines memetikan kompornya lalu ia memandangku dengan tatapan yang sendu "karna itu paling spesial"

"Makasih" ucapku lirih

Aku memalingkan pandangan ku, ucapan ines bener membuat aku salah tingkah, bahkan sebelum aku merasa tenang ines menghapiri ku lalu menempelkan tanganya pada pipiku sehingga kita berhadapan lalu CUP ines mengecup bibir ku sekilas dan tersenyum manis setelahnya. Aku hanya bisa terdiam mandangi wajahnya

"Kamu gak marah kan" ucapnya dengan senyum termanis yang pernah aku lihat, aku hanya menggeleng tak menjawab tidak juga memalingkan wajah ku. Aku masih terkejut dengan perlakuanya. Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi hari ini ines bener2 terlihat begitu manis dan cantik. Seragam osis yang ia kenakan serta rambut yang diikatnya kebelakang membuatnya terkesan begitu imut. Aku tidak tau sejak kapan ines terlihat seperti ini, ataukah ciuman itu yang merubah persepsi aku. Aku yang slalu menganggap ines sebagai sodara dan ciuman itu menyadarkan ku bahwa ines bukanlah adik ku, aku bisa menciumnya, aku bisa menjamahnya dan aku bisa memilikinya. Tapi sebelum aku berbuat terlalu jauh aku mendengar seseorang masuk rumah dari pintu depan

"Za.. " panggil mama yang baru masuk

"Eh mah.. mila di kamar" aku memberitau mamah "aku lagi bikin bubur buat mila" ucapku lagi

Mama hanya mengganguk tanda mengerti

"Mama udah makan? Mau ines gorengin ayam sekalian gak?" Tanya ines pada mama

"Boleh" ucap mama sambil tersenyum lalu bergegas kekamar mila

Mama pulang bareng bu dian, ia adalah dokter yang buka klinik tidak jauh dari tempat kami tinggal, aku tidak tau seberapa akrab mama sama bu dian, tapi setiap dari kami ada yang sakit bu dian lah yang akan dateng kerumah untuk memeriksa keadaan kami. Selalu, tanpa repot-repot jalan dan mengantri di kliniknya

Setelah aku dan ines selesai masak dan menatanya di meja makan, aku menyusul mama ke kamar mila, sementara ines ke kamar ku untuk ganti baju

"Widihhhhh.. mau dong jadi adeknya juga biar klo sakit diperhatiin gitu?" Ucap bu dian pada ku saat aku masuk kekamar mila membawa bubur untuk mila

"Yeeee.. dah tua kali, bu dian ma jadi ibu, kan sepantar sama mama"

"Emg reza mau jadi anakku" tanya bu dian

"Aku juga mau jadi anak bu dian" mila menyela obrolan kami

"Hahaha.. kamu mah gak pengen kehilangan reza doang mil" jawab bu dian

"Gak kok.. bu dian udah baik sama mila, sama kak reza, sama mama juga. Kaya ines yang jadi anak mama, bu dian kan juga bisa jadi mama kami"

Mama tersenyum merespon ucapan mila sambil memegang mangkuk bubur untuk menyuapi mila, sementara bu dian mendekat ke mila lalu mengusap ujung kepalanya "makasih" ucapnya sambil tersenyum

"Bu dian udah makan" sela ku memecah kecanggungan

"Udah kok"

"Mama mau makan bareng apa ntar aja"

"Kamu aja dulu"

"Yaudah aku makan dulu deh, ines juga udah nunggu"

"Cepet sembuh" ucapku tanpa suara yang direspon senyuman oleh mila

"Mama gak ikut makan?" Tanya ines saat aku duduk di depanya bersiap untuk makan

"Ngak.. "

Setelah kita makan kita masih terdiam tanpa pindah, karna mama dan bu dian sedang ngobrol di sofa, aku masih risih klo ngajak ines ke kamar aku gara-gara ciuman tadi, sementara klo di kamar mila takut berisik dan ganggu mila sedang tidur

"Papa di rumah gak?" Ucap ku memecah kesunyian

"Mana ada papa jam segini dirumah, palingan mama yang bentar lagi pulang"

"Kerumah kamu yuk, pengen rebahan"

"Gakk ahhh males, ngak ada orang. Klo mau rebahan mah sono kekamar"

"Kamu mau aku tinggal sendirian?"

"Heheh.. gak mau si"

"Yaudah ayoo"

Setelah pamit dengan mama kamipun bergegas pergi kerumah ines, sesampainya disana aku langsung masuk kemar ines dan merebahkan diri disana, ines yang sempet ke dapur dulu kini menyusulku kekamar bahkan ikut rebahan di samping ku

"Klo ujung-ujungnya rebahan satu ranjang ngapain juga kesini" ucapku dalam hati tapi kamar ines tuh cukup mewah, luasnya aja 2 kali dari kamar aku, bahkan ada kamar mandinya segala. Biasanya klo ines dan mila ngajak temen2 kerumah aku ngungsi kekamar ini, mamanya ines juga gak masalah aku sering kekamar ini, bahkan klo gak ada orang sekalipun. jadi ya udah kaya kamar sendiri.

Rebahan di satu ranjang tapi kita hanya diam tidak membicarakan apapun. Ines sibuk dengan hp nya sedangkan aku sibuk bersama saluran tv dengan acara yang membosankan, sampai pada di saluran dengan acara drama kas indonesia, aku menaruh remot berusaha menikmati drama yang sebenernya aku udah hafal alur ceritanya

"Kadek devi cantik ya.." ucap ines mengomentari pemeran utama pada drama yang sedang aku tonton

"Kamu juga cantik" jawab ku asal

Ines mendekati ku menyandarkan dagunya pada dadaku "masak si aku cantik" aku masih menghirokanya, fokusku masih pada sinetron yang sedang aku tonton. "Masa si aku cantik" ucapnya lagi deng dengan kepalanya yang digerak-gerakan menghalangi aku menonton tv

"Iya kamu cantik" jawab ku menyerah "tapi masih cantik kadek devi" lanjutku lagi sambil memiting kepalanya agar ia berhenti menggangguku menonton tv, aku menariknya kesamping tapi ines tak melawan iya malah membenamkan wajahnya ketubuhku dan tanganya disilangkan keatas perutku

"Wajarlah.. akukan masih kecil, ntar klo udah kuliah pasti aku tambah cantik"

"Masa.."

"Iya lahh.. makanya ntar kamu nikahnya sama aku aja ya" aku ketawa mendengar ucapanya, aku tau ines hanya becanda berusaha menggoda ku. meskipun dalam hati aku, berharap ada kejujuran dalam ucapanya

"nikah.. nikah.. masih kecil juga. Lagian aku masih pengen kuliah pacaran sama dewi atau cewek-cewek cantik lainya"

"Yaudah pacaranya sama aku aja.. ntar aku cium tiap hari deh"

"Hahahaha.. ngak usah pacaran juga kamu udah nyosor duluan"

"Cihhh... yaudah aku gak akan nyosor, bahkan aku ngak mau klo diajak ciuman"

Aku menarik tubuh ines agar sejajar dengan ku "yakin ngak akan nyosor" ucap ku sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya, kali ini wajah ku benar-benar dekat, bahkan ines hanya perlu memonyongkan bibirnya agar bisa mencium bibir ku

'CUP "yakin" ines menahan senyumnya setelah mengecup bibir ku dan mengatakan itu. Sedangkan aku tertawa terbahak-bahak dengan tingkahnya, lalu menggeser tubuhku menjauhinya

"Za.. ciuman yuk" baru juga hitungan menit ia sudah lupa dengan semua yang ia ucapkan padaku

"Gak ahh.. " jawabku cepat "cihh.." desis ines kecawa "takut pingin lebih" ucapku lagi melanjutkan

Ia mengangkat tubuhnya mendekati ku "aku kasih lebih" ucapnya dengan senyum yang masih ditahan

Ines mencium bibir ku tanganya meremas kaos ku dan kakinya menggesek penisku, aku tidak tau hari hari seperti apa yang dilalui ines saat tak bersama ku, di usianya yang masih belia ia sudah berani menjamah daerah sentif ku tanpa ragu-ragu, bahkan tangannya sudah masuk kecelana dalam ku dan meremas penisku, diperlakukan seperti ini aku benar-benar horny, penisku tegang maksimal otakku tak karuan. Aku tak ragu-ragu lagi memegang payudaranya, aku meremasnya dari luar kaos yang ia kenakan, merasa kurang puas karna terhalang kaos dan bh aku melepaskan ciuman "nes, boleh buka gak?"

Ia mengangguk tanda setuju "buka aja, lagian ini kaos kamu"

Aku hanya tersenyum dengan jawabanya sambil berusaha membuka kaos dan bhnya. Aku tidak tau klo membuka bh sesusah ini

"Dasar amatir" ejek ines karna melihat aku kesusahan melepaskan bhnya

"Iya dahh yang udah pro" jawabku mengiyakan

Setelah bh terlepas kami berciuman lagi, lalu aku menariknya agar ia di bawahku. Baru kali ini aku melihat payudara perempuan, terlebih ia masih remaja. Payudaranya benar-benar cantik, putingnya mancung kedepan.

Dengan posisi seperti ini aku lebih leluasa untuk mengeksplor tubuhnya, bahkan penisku sudah aku gesek-gesekan ke selangkanganya, walaupun masih terhalang celana pendek masing-masing tapi ini bener-bener enak. Sementara ines menciumi bibir, leher, bahkan sesekali ia naik untuk memcium mata ku. Aku tak tau apa yang ada dipikiranya, tapi kelakuanya membuat birahiku terbakar. Lama di posisi seperti ini seakan2 aku tak pernah merasa bosan dengan payudaranya, dengan eksprsinya, dan dengan desahannya. Aku benar-benar sudah hanyut dengan semua yang ada pada diri ines.

Setelah payudaranya dipenuhi warna merah akibat hisapanku kini aku merangkak kebawa, jilatanku turun ke perut, ke pusar dan tepi celana pendeknya. Saat aku bersiap melepas celana pendeknya ines menahan tangan ku

"Mau ngapain?" Tanya ines dengan wajah yang dibikin seram

"Aku mau itu" jawabku dengan menunjuk selangkangannya dengan daguku

"Gak mau"

"Tadi bilangnya mau ngasih lebih"

"Yaa.. ngak itu juga kali"
"Sini"

Ines menyuruku rebahan, ia ambil posisi di atasku, lalu melepaskan celana pendek ku "kamu belum pernah diginiin kan" ucap ines sambil tanganya memperagakan mengocok penis di depan mulutnya

Celana pendek beserta celana dalamku sudah dilepasnya, kini penisku benar-benar sudah terpampang di hadapanya, mengacung seperti tonggak yang tegak menantang. Ines bersimpuh di depanku, tanganya menggenggam penisku dan mengocoknya pelan, ia terlihat ragu-ragu untuk mulai mengoral penisku

"Aku udah nafsu banget nes, pengen ngerasain titit aku ada di milut kamu.. tapi aku gak akan maksa, klo kamu ragu, gak usah juga gak papa.. tapi kamu harus tanggung jawab sampai akhir"

"Gak papa, lagian aku udah janji"

Aktifitasnya belum terhenti lalu ines mendekatkan wajahnya kepenisku "ahhhh.. sssshhh.. " ines menjilat penisku dari pangkal sampai ujung. Lidah ines terasa kenyal dan basah, ini pengalaman pertama bagi ku, dan rasanya begitu nikmat

Ines menjilati penisku bagiakan es krim; berputar-putar, tanganya bermain di buah zakar ku. Aku paling suka saat lidahnya mengenai pangkal kepala penis bagian dalam, saat itu terjadi aku tidak akan bisa menahan desisan dan desahan pada mulutku. Dengan kenikmatan seperti ini aku yakin, aku tidak akan bertahan lama

Aku kira kenikamatan itu udah maksimal nyatanya saat ines mulai memasukan penisku kemulutnya dan rasa itu benar-benar menggila. Meskipun ines melakunya dengan sangat pelan dan hanya masuk setengah dari panjang penisku, sensasi hangat,kenyal dan basah pada mulut ines menghasilkan sensasi yang tidak bisa digambarkan denga apapun.

"Aduhh.. jangan kena gigi anjirr.. sakit" keluh ku saat ines mempercepat tempo kocokanya pada penisku

"Hehe.. maaf"

Setelah mengucapkan itu ines memulai lagi mengulum penis ku.. awalnya pelan tapi lama-lama ia mempercepat temponya

"Iihhh.. sakit iness" keluh ku, saat giginya mengenai penisku lagi, sememtara ines hanya nyengir tanpa merasa bersalah "dasar amatir" aku merasa puas bisa mengejek ines mengunakan kata-katanya sendiri

"Dihhhsss" ines tanpak kesal lalu bangkit ia duduk di perutku lalu mencium bibir ku sementara tangan ku meremas payuranyanya sesekali aku melintir lembut putingnya

"Nes.. lanjutin dong. Aku dah mau nyampe nih"

"Cihh"

Walaupun ines mengeluh ia tetap melakukanya

"Pelan aja yang penting ngak kena gigi.. oh ya yang dalam ya" pinta ku pada ines

"Kontol kamu panjang anjing, klo aku mentokin pasti nyampe tenggorokan.. udah kamu diem aja"

Ines mulai nenjilati penisku lalu mengulumnya, ia seperti tidak mendengarkan kata-kata ku, ia mengulum penisku dengan cepat bahkan aku hanya bisa mendesah dibuatnya. Tidak lama berselang, aku benar-benar merasa akan keluar.. aku sangat menyukai sensasi di fase ini, diambang akan keluar, sensasinya benar-benar susah dilukiskan.

Aku memejamkan mata ku berusaha menikmati fase ini, menahan sensasi geli disekujur tubuhku aku hanya bisa mendesis dan mendesah "sssshhhh.. ahhhhh.. nes aku udah mau keluar" ines berhenti mengulum penisku berganti mengocoknya dengan cepat. Lalu "ahhhhhhh" semprotan pertama sampai ketiga mendarat di dada ku "ahhhhhhh" selanjutnya mengenai perutku dan tangan ines yang masih mengocok penisku

Aku belum pernah merasakan orgasme seperti ini, tubuh ku sampai bergetar, bahkan perutku menghentak-hentak kedepan. Ines masih memegang penisku yang masih berkedut kuat. Aku hanya bisa terbaring lemah menikmati kenikmatan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku tidak tau apa yang beda. saat aku onani aku akan merasa bersalah saat ejakulasi bahkan semalam saat aku melakukanya dengan mila. Perasaan bersalah dan menyesal itu ada. Tapi kali ini tidak, aku benar-benar melepaskan semuanya tidak ada penyesalan yang ada hanya rasa nyaman

Aku masih memejamkan mata saat ines membersihkan spermaku yang berceceran dimana-mana. Setelah itu ia merebahkan diri di sampingku, aku menariknya dan memutar tubuhnya agar bisa memeluknya dari belakang

"Enak banget ya" tanya ines

"He'em"

"Keliatan tuh penis kamu masih kedut-kedut dipantat aku"

"Mau lagi kayanya" meskipun nafsuku sudah mulai menurun, tapi penisku masih tegang dan berkdut, ini adalah oragasme terlama yang pernah aku alami

"Mamah bentar lagi pulang goblog" ucapnya dibarengi tamparan ringan di kepalaku

"Yaudah besok aja" aku menawari opsi

"Dihhh maunya"

"Kamu juga menikmatinyakan"

"Hehe.."

"Besok ya.." aku masih belum menyerah

"Iya.. " ines mengiyakan

"Besoknya lagi juga"

"Iya.. " ines kembali mengiyakan

"Tiap hari ya.. "

"Iya.. "

"Serius ihhh.. "

"Iya.. "

"Iiiihhhhh.. " aku kecewa saat ines hanya bisa menjawab iya-iya saja, aku merasa jawabanya yang ia berikan tidak ada keseriusan sama sekali

"Iya za.. serius"

"Beneran nes"

"Tapi ada syaratnya"

"Apatuh.."

"Harus nikahin aku dulu" ia mengucapkan dengan sedikit senyuman

"Bocil ngajak nikah.. goblog"

Penisku sudah sepenuhnya tertidur, ines sudah memakai kaosnya tanpa bh karna bhnya ia gunakan untuk mengelap badan ku yang mengenai sperma. Ia masih didekapan ku, sementara celana pendeku belum aku kenakan kembali

"Za.." panggilnya memecah kesunyian

"Hemm"

"Ini oral sex pertama aku"

"Haaaa.. " aku kaget dengan pernyataannya "kamu belum ngelakuin sama iqbal" tanya ku memastikan

"Belum"

Aku memutar badanya agar menghadapku "makasih" ucap ku tulus lalu aku mengecup mata kirinya kemudian keningnya, ines hanya tersenyum tak membalas

"Za.. aku emg belum pengen ML dalam waktu dekat ini, tapi aku gak pernah berfikir 'virgin in merried. Kamu mau gak menjadi yang pertama LAGI buat aku?"

Aku masih bengong mendengarkan permintaan yang tidak biasa itu

"Yaaa gak sekarang za.. masih lama 2 atau 3 tahun lagu gitu. Pokonya klo aku udah siap"

"Suatu kehormatan buat aku nes" aku mencium keningnya lagi "makasih udah mempercayai ku" aku ngeratkan pelukan ku, sementara ines menenggelamkan badanya pada ku. "Aku rasa aku jatuh cinta pada ines" ucapku dalam hati

Lama kami diposisi seperti ini, kami hanya diam hanyut pada pikiran masing-masing. Sementara jam sudah menunjukan jam 5 lewat, itu tandanya aku udah harus pulang

"Nes.. aku pulang ya" ines mengangguk mengiyakan, lalu aku bangkit dan memakai celana pendekku lagi.

Sebelum aku menutup pintu kamar setelah keluar, ines memanggil ku "za.. " panggilnya sambil melemparkan bhnya yang penuh dengan sperma ku "buat kenang-kenangan" ucapnya lagi sambil menyeringai bangga, dan ines tidak tau klo mamanya sedang duduk tidak jauh dari ku

"Eh za.. kamu dari tadi" mamanya ines menyapa ku. Aku yakin mama ines melihat bh yang ines lemparkan pada ku

"mampus" ucap ku dalam hati
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd