Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LASTRI

Tiada keluarga lain disitu selain pak Yos. Lilis memeluk erat tubuh pak yos disampingnya itu. Wajahnya menelusup didada bidang pak yos, sambil menangis sesenggukan. Air matanya terus berderai sampai menetes dikemeja yang pak yos pakai. Pak yos hanya bisa diam, sambil sesekali tangan kanannya mengelus kepala Lilis yang terbungkus hijab, untuk menenangkan Iilis.
" hehe....menangislah sepuasmu Lis, jalanku semakin terbuka untuk memilikimu" batin pak yos sambil senyum mengembang dibibirnya.

Dirasa Lilis sudah mulai tenang, pak yos berusaha menelpon pak kades. Untuk mengabarkan tentang berita duka ini. Sejak kerja dijuragan karta, pak yos sudah mulai kenal akrab dengan pak kades dan beberapa orang penting didesa itu. Tak berselang lama kabar duka itu mencuat didesa juragan karta. Banyak orang kampung yang kaget atas meninggalnya sang juragan, namun banyak pula yang mengikhlaskan karna sang juragan sudah berumur tua. Warga sekitar rumah juragan berbondong-bondong kerumah juragan karta untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk proses pemakaman nanti. Banyak pula warga yang pergi keTPU desa untuk ikut menggali tanah sebagai tempat peristirahatan terakhir sang juragan karta.

Dengan mobil ambulance, jenazah juragan diantarkan kerumahnya. Sementara pak yos dan Lilis naik mobil mengiring dibelakangnya. Sampai dirumah, tangis Lilis kembali pecah melihat suaminya ditandu disemayamkan dirumahnya. Para tetangga dan ibunya Lilis yang sudah hadir disitu berusaha menenangkan Lilis yang menangis histeris. Kemudian jenazah dimandikan, dan dikafani setelah itu disholatkan. Pukul sebelas siang, jenazah juragan karta dikuburkan dipemakaman desanya. Isak tangis masih mengucur dari mata Lilis istri juragan yang cantik sholeha itu. Melihat suaminya yang sudah terkubur tanah.
" lkhlaskanlah Nya...semua ini sudah menjadi takdirNYA " kata pak yos.
Tak ada jawaban dari Lilis, tangisnya masih terisak. Seolah masih belom percaya atas kepergian suaminya tercinta.
" mari kita pulang,,,nampaknya sebentar lagi mau turun hujan, lihatlah mendungnya menghitam " kata pak yos.
Lilis pun melihat ke atas, dilihatnya mendung bergerombol menghitam pertanda akan turun hujan. Dengan langkah pelan dia meninggalkan pemakaman itu. Sampai dirumah, Lilis kembali menangis, mbok Rum juga ikut menagis seolah masih belom percaya. Namun itulah kenyataan yang harus diterima. Banyak para pelayat yang datang kerumah itu untuk berusaha menghibur Lilis. Lilis pun sedikit demi sedikit sudah mulai Tenang. Pak yos berinisiatif 7 hari sebagai hari berkabung atas meninggalnya juragan karta, sehingga kegiatan dikantor dan gudang diliburkan selama 7 hari, setlah itu karyawan bisa bekerja kembali. Pak Yos mengumumkan berita ini lewat beberapa karyawan, dan karyawan sudah dapat info disuruh mengabarkan pada karyawan lainnya. Total ada skitar 20 karyawan yang bekerja pada juragan karta. Lilis juga sangat setuju atas ide dan inisiatif dari pak Yos.

Selama 7 hari dirumah juragan mengadakan tahlil, jadi hari-hari Lilis masih ada banyak orang yang menemani dan menghiburnya. Barulah setelah hari ketujuh, rumahnya yang megah itu nampak sepi. Hanya ada dia dan mbok Rum. Nampak raut wajah kesedihan Lilis dan kesepian karna meninggalnya sang suami.
Untuk sementara pekerjaan kantor dan gudang sudah dihandel oleh pak Yos. Pak rupanya sudah mulai mahir dan paham sistem kerja dari bisnis-bisnis sang juragan. Lilis nampak senang, karna pak yos sang asisten sekaligus sopir sang juragan bisa menghandel semua pekerjaan.

Dihari kesepuluh sepeninggal suaminya, Lilis tak ingin terlarut dalam kesedihan. Ingin rasanya dia ikut bekerja memantau bisnis almarhum suaminya yang begitu besar dikampung itu. Tapi Lilis tak tau harus berbuat apa, karna selama jadi istri juragan karta, tak sekalipun Lilis ikut kekantor ataupun kepabrik tempat suaminya bekerja dulu. Pagi itu Lilis sedang berada dikamar, diliriknya tas koper hitam yang berbahan kulit, yang biasanya dipakai oleh almarhum. Siapa tau didalam ada berkas-berkas kantor, ataupun surat-surat berharga yang bisa dipelajari olehnya. Dibukanya tas hitam itu, nampak beberapa lembar buku yang berisi tentang data kantor dan catatan-catatan penting yang ada sangkut pautnya dengan bisnis. Dan selembar amplop warna coklat. Entah kenapa Lilis begitu penasaran dengan isi amplop itu. Ingin rasanya dia membukanya, tapi dia berpikir itu bukan haknya. Tapi setelah dipikir-pikir, suaminya tlah tiada. Dia punya hak dan kuasa atas itu, maka dengan perlahan dia buka amplop coklat itu. Setelah dibukanya, ternyata amplop coklat itu berisi kertas folio bertuliskan tangan. Di bacanya isi dari tulisan tangan itu.

""" wahai Lilis istriku yang tersayang,,,
Dengan surat ini aku wasiatkan seluruh harta kekayaanku menjadi milikmu. Hanya untukmu seorang,karna aku tidak punya keturunan maupun keponakan. Dengan 1 syarat....setelah 40 hari kematianku. Menikahlah dengan lelaki pilihanku, yaitu YOSEP. Karna aku sangat yakin, dialah yang mampu meneruskan bisnis-bisnisku dan aku yakin dia mampu memberimu keturunan. Jika kamu tidak setuju, maka seluruh hartaku aku limpahkan ke yayasan yang aku dirikan. ""

Hormatku

KARTA.

Lilispun tertegun membaca surat itu. Dia sangat hapal kalau itu adalah tulisan tangan almarhum suaminya. Dengan tandan tangan disertai materai 100rb. Disisi lain Lilis senang bisa mendapatkan warisan yang sangat banyak, tapi disisi lain dia sedih karna untuk mendapatkan warisan itu dia harus menikah dengan lelaki pilihan almarhum suaminya yaitu pak Yos. Wajah pak yos yang begitu sangar dan seram, ditambah warna kulitnya yang coklat kehitaman. Membuat Lilis ilfil untuk menikah dengan dia. Karna almarhum suaminya sangat tampan meskipun tua, sangat berbanding 180 derajat dengan pak yos secara fisik.

Tidak mau ambil pusing, Lilis mengkonsultasikan surat wasiat itu pada kuasa hukum almarhum suaminya. Setelah bertemu dan membaca isi dari surat wasiat itu, kuasa hukumnya menyarankan agar Lilis menikah dengan pak yos sebagai lelaki pilihan sauminya. Karna cuma itu jalan satu-satunya agar dia menjadi pewaris tunggal dari harta kekayaan juragan karta. Lilis juga menceritakan tentang surat wasiat itu pada mbok Rum, orang yang sudah lama ikut juragan karta itu.
" ya lebih baik kamu ikuti saja petunjuk dari isi surat itu nyonya lilis " ucap mbok Rum.

" tapi mbok, aku kurang suka dengan pak yos yang menyeramkan itu " kata lilis.

" menyeramkan cuma tampangnya to, sikap dan tutur katanya baik lo. Dan juga dia terbukti bisa urus bisnis-bisnis almarhum juragan beberapa hari ini. Sesuai apa yang diyakini oleh almarhum " tegas mbok Rum.
" iya juga ya mbok...." ucap lilis pelan.

Lilis pun masih bimbang, dan saran terakhir dia minta saran pada sang ibundanya. Segara dia pergi kerumah ibunya yang tak begitu jauh dari rumahnya, hanya beda desa. Sampai disana dia menceritakan tentang isi dari surat wasiat dari almarhum suaminya itu. Dengan antusias sang ibu mendengarkan cerita dari sang anak semata wayangnya.

" ya mau tidak mau, kamu harus turuti apa kemauan almarhum suami kamu nak, karna itu adalah kunci utama agar kamu bisa mewaris i semua hartanya " ucap sang ibu.

" iya bu,,,tapi aku gak cinta sama pal yos " jawab lilis.

" cinta itu bisa tumbuh, ketika sudah bersama. Bukannya kamu dulu sama almarhum juga gak cinta ? " tegas sang ibu.

"Iya bu,,,tapi masalahnya beda....pak yos dan almarhum itu beda banget " ucap lilis.

" owh....aku tau, pak yos yang orangnya hitam itu to,,,yang menurut kamu beda jauh sama karta " jawab sang ibu.

" iya bu,,,," kata lilis pelan.

" masalah itu gampang nak, yang terpenting adalah kamu bisa dapat warisan itu. Apa kamu mau hidup kekurangan ? Trus bagaimana biaya hidup ayahmu yang sakit dan ibu yang tak punya penghasilan ini ? Saranku ya coba kamu ikuti surat wasiat itu, yang penting kamu nikah dan dpat warisan itu. Kalaupun nantinya kamu merasa tidak cocok dengan pak yos. Dengan uang kamu bisa gugat cerai " tutur sang ibu.

" iya bu...." jawab lilis sambil meneteskan air mata.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd