Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

lanjut ceritanya
 
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 238 – Kost-ku Surgaku..!

[Eps. 3.1] – Belajar ..

Setelah kejadianku
dengan mbak Inggit itu.. tanpa diketahui oleh anak-anak kost yang lain..
kami hampir bisa disebut rutin melakukan itu.
Minimal rata-rata dua hari sekali, aku harus ‘setor sperma’ ke mbak Inggit.

Yang aku ketahui belakangan ialah bahwa ternyata dia itu nafsunya gedhe banget.
Dan yang hebat.. dia bisa cepat sekali mencapai orgasme.. padahal mungkin aku belum terasa apa-apa.

Dialah yang mengubahku..
Dari seorang remaja umur 20-an yang masih ‘lugu’.. menjadi seorang penggemar berat seks.

Keadaan ini berlangsung sampai hampir empat bulan.
Dan karena seringnya.. hal ini menjadi rutinitas yang lama-lama membosankan bagiku.

Namun tampaknya hal ini tidak berlaku bagi mbak Inggit..
yang tampaknya selalu menikmati setiapkali kami melakukan itu.
Walau pun saat itu bagiku sudah nggak ada sensasinya.. ya cuman enak aja. Nggak lagi nikmat.

Sampai empat bulan itu pula.. rahasia kami tertutup rapat-rapat dan tak seorang pun yang tau.
Termasuk dari kedua pembantu tua om Warsito.

Padahal sering sekali kami melakukan itu justru pada saat rumah ramai.
Ya.. selalu ada saja cara kami lakukan untuk tidak ketauan ngentot di sana.

Padahal kalo misalnya ketauan.. wahhh.. bisa dipastikan bakal hancur sudah masa depanku.
Mengingat jika sampai om Warsito sampai mendengar dan menceritakannya kepada kedua orangtuaku..

Maka.. bisa jadi tak ada lagi aku. Karena kedua orangtuaku sampai saat aku bercerita ini..
adalah penganut salahsatu aliran agama yang sangat fanatik.

Sampai suatu ketika..
Kami ketauan justru pada saat di rumah hanya ada aku.. mbak Inggit dan Ivonne.
Nah.. ceritanya begini..
___________

Saat itu.. Om Warsito datang dengan tante untuk liburan.
Gilbert dan Ivonne begitu senang karena kedatangan kedua orangtuanya.

Mereka diajak ke mana saja oleh orangtuanya..
sampai Ivonne sakit setelah pulang dari salahsatu tempat liburan.

Di suatu sore.. om Warsito dan tante mengajak aku dan sesama kost untuk makan di suatu restoran.
Karena saat itu dekat-dekat lebaran.. kedua pembantunya pulang kampung.
Sedangkan Ivonne meski udah agak mending, tapi masih lemah sehabis sakit.

Kebetulan pula.. entah kenapa mbak Inggit hampir seminggu ini mencueki aku.
Mungkin karena dia sedang dihajar tugas-tugas kuliahnya.. sehingga sampai berhari-hari dia lemburan.

Aku.. entah kenapa mendapat firasat yang menyenangkan untuk tidak ikut dalam acara makan-makan itu.
Maka aku berpura-pura pula sedang sibuk mengerjakan tugas.. dan minta ijin untuk tidak ikut.

Karena itu om Warsito titip ke aku si Ivonne kalo-kalo dia butuh apa-apa.
Aku berjanji untuk menjaga si Ivonne. Maka berangkatlah mereka berlima.
–Om Warsito.. Tante Sri.. Gilbert.. mbak Anna dan mbak Endah..–

Dan rumah..? Tentu saja sepi..! He he he.. Tentu saja aku sudah membayangkan yang nggak-nggak.
Misalnya.. mengendap-endap.. menyergap.. kemudian menyetubuhi mbak Inggit..
sementara ia masih di depan meja gambarnya. –Dia arsitek, ingat..!– Merangsang sekali khan..!? Hehehe..

Nah.. dengan hanya dan baru membayangkannya saja aku langsung merasakan ‘si Bram’ mengeras.
Eh, ya.. aku lupa belum cerita ya.. kalo aku dan mbak Inggit ngasih nama untuk masing-masing kepunyaan kita.

Kontolku dikasih nama singkat ‘Sly’ oleh mbak Inggit. Mengingat urat ototnya yang kelihatan menonjol. Hehehe..
–Sly adalah nama panggilan Sylvester Stallone. Bintang film Hollywood yang sedang nge-top masa itu..–

Sedangkan vaginanya aku kasih nama kecil ‘Wing’.. asalnya dari kata Wingko.
–Ini adalah makanan khas salahsatu daerah di Jawa Timur tepatnya dari .. lupa aku..!
Yang kalo digigit liat.. tapi enaknya minta ampun..! Ya. Seperti itulah gambaranku tentang mbak Inggit dulu hehehe..

Maka bersiap-siaplah aku dengan pakaian kebesaran. –Yaitu kaos dan celana pendek tanpa CD..–
Sebelumnya.. untuk memastikan keadaan aman, aku menengok si Ivonne dulu.

Aku kemudian langsung masuk ke dalam rumahnya dan masuk ke kamarnya di lantai atas.
Aku ketuk pintu perlahan, tidak ada jawaban. Maka aku langsung masuk. Lampu menyala agak terang.

Tampak Ivonne tertidur pulas. Di keningnya ada setitik keringat menghiasi wajahnya yang biasa-biasa saja.
Tapi karena sedang manis-manisnya.. ya jadi tampak lain. Aku memastikan tidak ada kebutuhan yang tidak tersedia.

Mulai dari air minum.. makanan kecil.. obat.. dan semua keperluannya aku check..
Dan aku memastikan tidak ada sesuatu pun yang kurang.

Tepat ketika aku akan keluar dan menutup pintu kamarnya.. aku melihatnya menggeliat ke samping..
Sehingga selimutnya tersingkap. Nah.. aku dengan maksud akan merapikan lagi selimutnya..
dan memastikan keadaan aman.. lantas masuk lagi dan kemudian mendekatinya.

Eh.. dia menggeliat lagi kembali ke posisi terlentang.. dan shit..!
Baju tidurnya tersingkap menampakkan pahanya yang mulus serta selangkangannya yang bersih.
–Maklum.. kayaknya nih anak, rajin banget ngrawat tubuh..!–

Sempat aku melirik keselangkangannya yang tampak wuih .. nomor satu deh..!
Bagian itunya tampak menggelembung empuk. Drrtttt..!! Sempat juga si Sly terasa greng..!

Tapi mengingat dia adalah ‘sepupuku’.. ya, aku buang-buang jauh pikiran itu.
Dan kemudian mengalihkan pikiran ke Inggit.. dengan si Wingnya yang sudah seminggu tidak kusetori.

Segera selimutnya aku rapiin. Dengan cepat aku bergerak turun dan menutup pintu belakang rumahnya.
Dengan mantap aku ke kamar mbak Inggit.. dan berhenti sebentar di depan pintu kamarnya.

Mbak Inggit tampak sedang serius sekali menggambar, entah menggambar apa – pastilah bangunan.
Dengan perlahan sekali aku membuka pintu kamarnya.

Saking seriusnya mbak Inggit dengan apa yang dikerjakannya di meja gambarnya..
sampai dia nggak tau bahwa aku sudah berada dibelakangnya.
Saat itu Ia mengenakan rok terusan.. sehingga saat melihatnya saja si Sly sudah siap menegang keras.

Dengan lembut aku memeluknya serta merapatkan tubuhku ke tubuh mbak Inggit dari belakang.
Sambil kemudian slepp.. menempatkan si Sly tepat di antara kedua bongkahan pantatnya yang empuk.

Dia kaget sejenak dan kemudian mengeluh manja.. “Apa.. sih.. Rud..!?” Serunya manja.
“Udah seminggu lho mbak..! Aku udah pingin banget..” rayuku berbisik di telinganya.

“Tapi khan aku lagi sibuk Rud.. besok aja ya..!?” Dia berkata sambil mendorong pinggulnya ke belakang..
sehingga batang kontolku justru makin tertekan lembut dan wuahhhhh.. enak sekali di belahan bokongnya.

“Aku .. udah nggak kuat nih mbak. Sebentar aja kok, ya.. plisss..?” Rayuku berbisik di telinganya.
“Hmmm.. anak nakal..!” Dia berkata sambil meletakkan tangannya di punggungku.

Cihui..!! Teriakku dalam hati. Aku segera menarik roknya ke atas.. dan ternyata dia hanya memakai CD doang.
Nah.. saat itu aku melakukan kesalahan yang entah fatal atau tidak.. ternyata membawa petualanganku lebih jauh.

Yaitu aku lupa menutup pintu..! Tidak terbuka sekali sih.. tetapi juga tidak tertutup sama sekali.
Sehingga cukup untuk membuat orang yang berada di luar..
menganggap bahwa mereka bisa masuk tanpa harus mengetuk pintu.

“Mbak Inggit terus aja nggambar. Dengan posisi begini.. rasanya gimana ya..?”
Ujarku sambil mulai membelai tubuh mbak Inggit dengan mesra.

“Ehhh.. ya tapi cepat..!” Mbak Inggit memperingatkanku untuk segera memulai aksi birahi itu.
Srettt..! Aku menarik celana dalamnya ke arah lututnya..

Kemudian segera ‘beroperasi’ mengelus-elus lembut belahan yang dari belakang tampak menggelembung itu.
“Nghhh.. ouwhhhh.. Ruddii..!” Segera saja mbak Inggit mengeluarkan desahan nafasnya yang merangsang.

Nggak terlalu lama berselang.. bagian itu sudah basah kuyup.. siap untuk diterobos batang kontolku.
Aku segera menyiapkan si Sly untuk segera ditusukkan ke dalam bongkahan surga itu.

Aku membuka kedua pahanya.. tetapi tidak bisa membuka penuh.. karena terganjal oleh celana dalamnya di lutut.
Plepp..! Aku segera meletakkan kontolku di bagian lubangnya dan segera menekannya penuh keyakinan.

Slebbb.. Jlebb..! Batang kontolku masuk penuh dan segera beroperasi mengelus-elus seluruh dinding vaginanya.
Clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb..! Kontolku keluar masuk liang hangat dan nikmat itu berulangkali.

Beberapa lama hal itu berlangsung.. aku mulai berkeringat.
Karena ternyata posisi seperti itu membutuhkan energi yang besar. Sungguh deh..!! Wuaahhh..!!

Dan karena sudah seminggu ‘tabunganku’ mengumpul.. segera saja aku mulai merasa nikmat.
Belum lagi karena kedua paha mbak Inggit nggak bisa membuka penuh..
sehingga mempengaruhi jepitannya yang terasa lebih ketat daripada ketika dalam posisi misionaris.

Dengan cepat aku mulai merasakan aliran rasa nikmat mengumpul di sekitar selangkanganku..
Kemudian berproses cepat.. berpuncak di batang dan kepala kontolku.

Crebb-crebb.. crebb.. crebb.. clebb-clebb-clebb.. clebb-clebb..!! Gerakanku mulai tak teratur.
Pokoknya asal cepat aja.. dan mbak Inggit mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sudah deket.. deket.. deket .. sebentar lagi, aku terus menggenjot lubangnya, tiba-tiba ..
“Mbak Inggit .. tolongin dong .. iiihhhhh..!!” Suara Ivonne tiba-tiba terdengar di belakangku.

Panik antara orgasme dan kaget.. aku menoleh ke belakang.. tepat di saat puncak kenikmatanku tiba..!!
Sehingga plopp..! Batang kontolku langsung tercabut dari bekapan hangat liang memek mbak Inggit.

Hingga tanpa dapat dicegah.. crott crott crott crott..! Spermaku menyemprot-nyemprot deras ke lantai.
Dan celakanya ladi spermaku itu muncrat-muncrat dengan ganasnya tepat di depan pandangan Ivonne.
–Maklum ‘tabunganku’ selama seminggu ternyata luar biasa banyaknya..–

Tanpa sadar pula karena kekuatan rasa nikmat yang keluar itu..
aku terus mengocok-ngocok sendiri batang kontolku tepat di depan tatapan mata Ivonne.

“Hiii.. mas Rudi.. jorok..!!” Pekik Ivonne sambil membanting pintu kamar Inggit.. dan terdengar berlari.
Aku terdiam sejenak di antara keringat yang tiba-tiba mengalir lebih deras. Nafasku masih tersengal-sengal.

Begitu juga Inggit yang terlihat merebah ke meja gambarnya dengan punggung yang terlihat naik turun.
Bahkan saat itu aku masih belum bisa berpikir dengan jernih.
Semuanya sedang mengalir keluar tubuh mengiringi rasa nikmatku tadi.

“Rud, bersihkan diri kamu dan segera kamu jelasin ke Ivonne, kalo nggak bisa gawat nih..!”
Tanpa berkata-kata, aku mengecup pundaknya perlahan dan merapikan pakaian kemudian keluar kamarnya.

Sejenak aku memandangi genangan putih kental di karpet kamar mbak Inggit.
“Biar aku yang bersiin..!” Mbak Inggit langsung berinisiatif.. menyuruhku cepat mengejar Ivonne.

Aku keluar kamar dan segera berjalan dengan agak gontai ke kamarku sendiri.
Lantas segera mandi dan berganti pakaian.
Kemudian aku segera bergegas masuk ke rumah om Warsito dan naik ke kamar Ivonne.

Aku mengetuk pintu perlahan, tidak dikunci. Maka aku masuk saja.
Ivonne terbaring dan memandangku dengan pandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Suasana hening sejenak. "Ada apa Von..?" Dia tidak menjawab hanya menggelengkan kepala saja.
Matanya terus menatap tajam ke arahku yang untuk beberapa lama terasa menembusku.

"Masih sakit ya..? Mau makan..?" Dia menggelengkan kepala khas dari seorang anak manja.
Aku jadi bingung.. kalo dia sampai cerita ke om Warsito.. wadduhhh.. tamatlah riwayatku..!

Maka aku harus menjelaskan apa yang terjadi sekarang juga, walau pun aku tak punya alasan yang tepat.
"Begini Von, tentang apa yang kamu lihat tadi .." kataku dengan lembut.

"Mas Rudi jorok.. Ivonne jijik..!" Tukasnya memotong omonganku.
"Eh.. dengerin dulu deh..! Mas mau jelasin ke kamu.."

"Apa lagi..? Pokoknya Ivonne akan cerita ke papa tentang yang tadi.."
"Eh.. Dengerin dulu deh..! Kalo kamu akan cerita ke papa, silakan.
Tapi kamu harus dengerin dulu apa yang akan aku jelasin ini, oke..!?"

Kepalang basah.. aku pokoknya harus berbuat apa saja agar anak manja ini tidak cerita.
Dia diam saja.. hanya pandangan matanya yang masih 'menonjokku' seperti tadi.

"Begini Von, aku dan mbak Inggit itu saling jatuh cinta. Kami melakukan itu karena kami saling mencintai..
Saling menyayangi, paham..? Kamu akan tau suatu saat kelak..
bahwa itu bukan hal yang jorok kalo dilakukan oleh orang yang saling mencintai, Oke..!?"

"Tapi Ivonne juga punya pacar, tapi kok nggak ingin begituan..!?"
"Von, banyak cara untuk mengungkapkan rasa sayang. Mungkin cowok kamu masih belum mengerti..
bagaimana membuatmu sayang dengan cara itu.." jelasku pelan-pelan.

"Nah.. mbak Inggit dan aku mengungkapkannya dengan cara begitu, meski pun dosa.
Pokoknya setiap kali kami selesai begituan, rasanya tambah sayang aja.." imbuhku mencoba menjelaskan.

"Mungkin kamu masih belum cukup mengerti tentang hal ini, tapi nggak apa-apa, kelak..
mungkin dalam waktu dekat - kamu pasti akan punya keinginan untuk itu, percaya mas deh.."

"Tapi Ivonne nggak ingin begituan sekarang..!"
"He.. he.. itu karena kamu belum ngalamin enaknya.."

"Emang enak..?" Tanyanya penuh keingintauan.
"Bukan enak, tapi nikmat. Tapi sudah deh.. kamu minum obat dulu terus tidur aja.
Tapi kamu nggak akan cerita-cerita ke om, khan..?" Sergahku agak menekannya.

"Nggak.. asal Ivonne nanti kalo udah saatnya diajari caranya begituan..!"
"Oke.. kamu kasih tau ke aku kalo kamu udah merasa siap begituan.."

Begitu leganya aku melihat bibirnya sudah mengembangkan senyum lugu.
Selamatlah hidupku.. thanks God..! Aku kemudian keluar kamarnya dengan lega.

Dan sebelum menutup pintu.. aku melihat ke arahnya dan tersenyum, Ivonne membalasnya.
-------ooOoo-------

Setelah kejadian itu.. entah kenapa tiba-tiba saja Ivonne jadi lebih sering menemuiku.
Kadang-kadang ingin dibantu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaannya.

Bahkan kadang-kadang untuk hal-hal yang sepele.
Seperti misalnya mengangkat dan memindah Kettler-nya.. Yang secara teknis mudah dilakukan sendiri olehnya.

Kadang-kadang aku diajak nemenin dia jogging keluar rumah. Aku menganggap bahwa hal itu, biasa-biasa saja.
Kadang-kadang kalo kamu udah pernah ngliat teman lawan jenismu telanjang bulat.. maka akan ada dua kemungkinan:

Kamu menjadi semakin akrab.. karena merasa telah mengetahui sebagian besar dari rahasianya.
Atau malah kamu dijauhi sama sekali. Nah.. kayaknya si Ivonne ini mengikuti aliran yang pertama.

Aku sebagai pihak yang masih terancam.. terpaksa mengikuti apa saja yang diinginkan oleh anak manja itu.
–Meski kadang-kadang konak juga kalo pas nemenin dia jogging.. melihat dari dekat pantat perawan padat..
lalu juga gundukan belahan vagina remaja.. yang pasti saat itu sedang berkeringat..
persis kayak milik mbak Inggit kalo pas deket-deket orgasme..–

Padahal kalo pas lagi lari-lari dengan celana ketat hitam untuk jogging..
khan kelihatan banget kalo lagi tegang-tegangnya.

Kadang-kadang Ivonne mencuri-curi untuk melirik juga ke bagian pangkal pahaku.
Entah apa yang ada di dalam pikirannya.

Tapi yang pasti dia telah menyaksikan Sly dalam keadaan yang paling rahasia.
Apalagi yang lebih rahasia dari cowok:
Kalo nggak kontolnya yang tengah ejakulasi dan menyemprot-nyemprotkan sperma..?

Nah.. aku bayangin pasti saat itu wajahku lagi maut-mautnya, yaitu tengah mengocok-ngocok pas saat ejakulasi.
Dan Ivonne telah menyaksikan itu semua. Tapi sudahlah asal dia mau tutup mulut apa saja deh..!

Semakin hari semakin hari aku dan Ivonne semakin dekat aja.
Mbak Inggit melihatnya tanpa rasa apa-apa karena mungkin dia menganggap kami bersaudara..
Jadi ya.. baginya asal rahasia terjaga, cukuplah semuanya.

Nah pembaca yang kusebut sebagai kesalahan entah fatal atau tidak ialah ini:
Bahwa akulah orang yang merasakan keperawanan Ivonne untuk yang pertamakali.
Ceritanya begini..
-------ooOoo-------

Saat itu, di rumah lengkap kecuali om Warsito, tante dan mbak Inggit.
–Lagi pulang kampung, liburan semester..– Kejadiannya sekitar pukul 9.30 malam.
Gilbert sudah tidur, begitu juga kedua pembantu tua itu.

Aku lagi santai mendengarkan CD baru dan mencoba handphone baru.
Tau nggak, di saat itu aku lagi ngebet banget sama seorang cewek temen sekampus.
Physically.. dia nggak menarik.. tapi dia charming.

Nah.. pas lagi nglamun-nglamunnya .. eh pintu diketuk dan langsung dibuka.
–Gila nih cewek.. gimana kalo aku pas lagi ngocok dan lupa kunci pintu..!?–

"Mas Rudi bantuin Ivonne dong..!"
"Apa Von..?"
"Ada soal yang sulit banget, aku tunggu di atas ya..!?"
"Oke.. sebentar lagi ya..!" Kataku.

Aku lantas ke kamar mandi. Cuci muka dan bergegas ke atas.
Di sana Ivonne udah menanti.. buku-bukunya berserakan di lantai.
Kayaknya nih anak lagi kesulitan berat dengan PR-PR-nya.

"Soal apa Von..?" Tanyaku memulai sesi belajar malam itu.
"Ini mas, Matematika.."
"Mana coba lihat..!" Ah .. soal aritmetika biasa.. kecil bagiku.

Aku segera jelasin ke dia. Dan seperti biasa.. kalo aku udah njelasin kayak gitu.. gayaku begitu berwibawa.
Maklum.. kalo cuma soal-soal SMA kaya gini sih, kalo nggak bisa khan malu.

Sambil dijelasin.. Ivonne tengkurap di sebelahku sementara aku bersila.
Perhatiannya tertuju penuh ke tulisan tanganku.. yang menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal itu.

Setelah yang itu selesai.. aku segera beralih ke soal-soal berikutnya sampai hampir jam 11.00 malam.
"Nah Von, kamu sebaiknya istirahat deh. Nggak baik anak cewek masih melek jam segini..!"

"Eh mas Rudi, ini khan baru jam 11.00..”
"Iya tapi khan kamu habis belajar keras..!"

"Iya tapi kalo mas Rudi yang ngajarin, kayaknya nggak ada keselnya deh..!"
Aduh.. alamat ada apa ini..!? Kataku dalam hati.. makin nggak karuan.

Tiba-tiba dia meletakkan kepalanya di pahaku sambil posisinya masih tengkurap..
sehingga technically kepalanya dekat banget menghadap ke arah Sly.. yang entah kenapa malam itu sungguh jinak.

Padahal mbak Inggit udah pulang hampir dua minggu.. dan aku baru ngocok sekali selama itu.

"Mas Rudi, kemarin cowok Ivonne mulai berani-berani gitu-gitu deh..!" Ujar Ivonne tiba-tiba.
"Gitu-gitu apa..?" Tanyaku membalas.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd