Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------

Cerita 238 – Kost-ku Surgaku..!

[Eps. 1.1] – Vonny

Kenalkan.. namaku Rudi.
Umurku sekarang hampir 51 tahun. Tinggi badan 178 cm.
Postur tubuh biasa saja. Nggak kurus dan nggak gemuk juga.. kulit coklat agak putih.

Terus terang.. dari diriku ini nggak merasa ada yang istimewa atau 'lebih' daripada orang lain sebayaku.
Dengan modal yang 'pas-pasan'.. wajah yang 'pas-pasan' dan duit yang juga 'pas-pasan'..

Kupikir aku bukanlah seorang cowok yang bisa ngebuat cewek merasa 'love at the 1st sight'.
Nah.. aku akan mencoba sedikit bercerita ‘kenakalan’ dan petualangan seksku semasa aku muda dulu.

Kisah berikut ini terjadi beberapa waktu setelah aku pindah dari kost-an milik Om Warsito, teman ayahku.
Aku kemudian mendapatkan kos di sebuah tempat kost yang sebenarnya lumayan bagus.
Terlebih untuk kantongku tentu saja.

Kost-kost-anku baruku itu berkamar 8.. termasuk kamarku sendiri. Isinya cowok semua.
Dan seperti lazimnya kost-kost-an cowok.. maka kos-kosanku termasuk berantakan.

Rumput tumbuh tinggi.. halaman tak pernah disapu dan tentu saja kamar yang seperti kapal pecah.
Nah.. apa hubungannya dengan Vonny..? Ya.. akan kuceritakan berikut ini.

Ketika ada kamar kosong satu.. ndilalah.. temenku membawa kenalannya seorang cewek angkatan 98.
Namanya Vonny. Asalnya dari Bandung. Orangnya kecil.. wajahnya manis.. dan kulitnya halus serta putih mulus.

Si Vonny ini orangnya supel. Cepat akrab dengan siapa pun.. termasuk denganku. Ia ingin kost di situ.
Tentu saja kita-kita dengan kompak menjawab ‘silakan’. Toh pemilik kost-nya nggak di situ. Eh siapa tau..!?
Maka.. jadilah kos-kosan itu dalam waktu kurang dari seminggu semenjak kedatangan Vonny.. menjadi bersih dan asri.

Nah.. kejadian yang ingin kuceritakan ini menyangkut aku dan Vonny.
Serta kepindahan besar-besaran seluruh ‘penduduk kost’ tersebut.. alias Eksodus, bedol Kost.!
--------ooOoo--------

Semakin hari aku mengenal Vonny semakin tumbuh benih-benih –bukan cinta..– nafsu.
Si Vonny ini meski pun orangnya kecil..
tetapi karena tingkah lakunya yang kekanak-kanakan.. justru membuatku ‘on’ setiapkali kita bercanda.
Kadang-kadang bercandanya memang kelewatan. Hehehe..

Suatu pagi.. sekitar 04.30.. setelah semalaman aku tak bisa memejamkan mata karena insomnia..
aku tiba-tiba saja memikirkan sesuatu ‘yang hangat’ di sebelah kamarku.
Memikirkannya saja membuat kontolku tegak mengacung.

Sambil mengelus-elusnya membuatku membayangkan jika saja aku berada di kamar sebelah..
mungkin batang ini sudah aku elus-eluskan ke lehernya yang mulus..

Atau keselangkangannya yang pasti bersih dan mulus.
Atau kuelus-eluskan kedinding-dinding vaginanya yang pasti hangat dan ketat.

Lama itu berlangsung.. aku nggak kuat lagi. Aku keluar kamar dan menengok kiri kanan tampak sepi.
Aku lantas berjalan mengendap-endap mendatangi kamar Vonny..
Yang hanya terpisah satu kamar dengan kamarku.

Dengan pelan aku intip lewat jendela.. tak kelihatan apa-apa karena selain gelap juga ada korden tebal.
Aku putar pegangan pintu perlahan.. ups. Ternyata tidak dikunci.

Perlahan sekali aku putar dan buka pintu.. kemudian aku masuk lalu menutupnya lagi perlahan..
Dengan hati-hati kupasang gerendel kemudian menyalakan lampu tidur yang remang-remang.
Remang-remang tampak sesosok tubuh mungil sedang tergolek pulas di ranjang.

Aku bergerak mendekatinya dan.. ups.. dia menggeliat. Aku diam tak bergerak menunggu dia pulas lagi.
Dia mengenakan pakaian tidur yang berbentuk seperti rok panjang terusan. Wah.. memudahkan, pikirku.

Perlahan aku mendekatinya lagi dan memandanginya dari jarak yang sangat dekat.
Wajahnya tampak lucu dan tenang ketika tidur. Aku memandangi tubuhnya yang mungil.

Terlihat payudaranya ‘masih kecil’ meski sudah berbentuk. Pinggulnya pun proporsional.
Dan.. uuhhh.. vaginanya tampak menggunduk seperti sabun gif. Terbentuk karena baju tidurnya yang lembut.

Aku singkap perlahan-lahan rok tidurnya itu. Perlahan sekali.. agar dia tak terbangun.
Aku berhasil membuatnya tersingkap sampai separuh paha atas. Ayo kurang sedikit..! Ups.. menggeliat lagi.

Aku diam.. dan posisi akhir geliatannya sungguh membuatku bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki.
Kaki kirinya terbuka lebar ke samping.. dan itu cukup membuat semuanya terbuka.

Uhhh.. saat itu Vonny mengenakan celana dalam kombrang.. sehingga dari samping tampak vaginanya.
Perlahan sekali aku membuka kaki kanannya.. sehingga daerah selangkangannya semakin terbuka lebar.

Ini membuat celana dalamnya tertarik ke samping dan membuka area vaginanya lebih luas.
Terlihat jembutnya masih jarang-jarang.. sehingga kelihatan sekali celahnya yang masih mulus.

Itilnya tampak menonjol besar merah mengkilat..
begitupula bibir-bibir labianya masih tampak ketat dan halus.. belum menggelambir.

Aku lantas mendekatkan wajahku ke bagian itu.. sringgg..!! Dan terciumlah aroma khas.
Dengan cermat kuperhatikan bagian itu, sedetil-detilnya. Ada tahi lalat kecil di bagian luar bibir sebelah kiri.

Tertutupi samar-samar oleh jembut yang masih lembut. Hufftt..!! Aku menghela nafas panjang.
Batang kontolku terasa mengejang. Tiap kudenyutkan rasanya ngilu-ngilu nikmat.

Aku lantas menarik wajahku dan melepas celana..
Sehingga aku telanjang bagian bawah.. sedangkan aku masih mengenakan kaos.

Perlahan-lahan aku naik ke atas ranjang, perlahan sekali.. sehingga posisi Vonny tak berubah.
Terus kudekatkan wajahku ke bagian selangkangannya yang seolah mengundangku untuk menjarahnya.

Srreettt..! Kemudian dengan perlahan sekali kutarik celana dalamnya ke samping..
Sehingga bagian vaginanya menghadap penuh ke wajahku. Vonny masih pulas.

Dengan telunjuk dan jempol tangan kananku.. kubuka perlahan belahan vaginanya..
Sehingga bibir-bibir labianya tampak jelas. Tak tahan lagi.. aku segera mendekatkan mulutku ke itilnya..
Lalu clrepp.. kemudian menyentuhkan lidahku perlahan ke permukaannya.

Drrrttt..! “Nghh..” Vonny mengejang perlahan..
Terasa oleh tangan kananku gerakan perlahan di bagian pinggir belahan vaginanya.

Aku lantas menggerakkan perlahan lidahku.. slrupp.. slrepp slrepp.. menyapu permukaan itilnya.
Kujilati perlahan dengan gerakan berputar-putar searah jarum jam.

Gerakan mengejangnya semakin terasa tidak hanya oleh tangan kananku..
tetapi juga oleh gerakan kaki kirinya yang terangkat perlahan.
Aku berharap semoga ia sedang bermimpi erotis.. sehingga tidak terbangun segera.

Tak lama aku mulai mencium bau yang kuat keluar dari lubang vaginanya. Wah.. ini mulai berair.. pikirku.
Slrupp.. slrupp.. slrupp.. slrupp..! Aku memutar-mutar lidahku semakin cepat dengan arah yang berubah-ubah.

Gerakan kaki kanannya menutup tetapi terhalang oleh kepalaku.
Terasa hangat permukaan dalam pahanya di pipiku. Dan hebatnya lagi.. ia belum terbangun..!!

Slrepp.. slrepp.. slrepp.. slrepp..! Aku mengais-ais bulatan itilnya dengan ujung lidah dengan mantap.
“Nghhhhh..!” Ia mengeluarkan suara melenguh. Aku berhenti sejenak.
Tapi rupanya ia hanya mengubah posisi tangannya.. tanpa terbangun sedikit pun.

Aku kembali mendekatkan wajahku.. tapi kali ini ke bagian bibir-bibir labianya.
Meski Vonny ini kecil.. tapi bibir-bibir vaginanya ternyata agak besar.. sehingga menonjol keluar.

Hmmm..! Kembali tercium aroma khas. Aku mengemut bibir labia mayora kirinya..
Slruppp.. aku menyedotnya perlahan dan memainkan permukaannya dengan lidah.

Kali reaksi Vonny nggak lagi mengejang perlahan.. tetapi menutup kedua pahanya..
sehingga kepalaku terjepit di antaranya dan terasa hangat sekali permukaannya di pipiku.

Kali ini aku membukanya tanpa perlahan-lahan lagi.. maklum lagi nafsu banget.
Dari kepala kontolku terasa keluar cairan bening.. batang mengeras dan menampakkan urat-urat besarnya.

Anehnya Vonny tidak terbangun.. dan terus membiarkan kedua tanganku membuka kedua pahanya.
Tangan kananku menarik celana dalamnya ke samping.. sementara tangan kiriku membuka belahan vaginanya.

Sedangkan seluruh bagian mulutku mengolah bibir-bibir vaginanya.
Aku merasakan adanya cairan yang mulai membasahi permukaan bibir vaginanya.

Terus kusedot dan menggigit-gigit perlahan labia mayoranya dengan asyik..
sedangkan tangan kiriku sekarang mengelus-elus itilnya dengan cairan pelumas dari lubangnya.

Asyik sekali.. saking keasyikannya.. Ctapp..!
Tiba-tiba.. ada dua tangan menjambak rambutku, aku tidak menghentikan aktivitasku.
Mulanya kupikir ini hanya reaksi spontan dari mimpi erotisnya..!

Tapi .. eh kok tambah lama terasa ada goyangan perlahan di bagian selangkangannya.
Begitupula tanpa kusadari ada suara-suara nafas tertahan.. dan jambakan di rambutku bukan lagi jambakan pasif.

Tetapi mulai mengelus-elus dan memegang kupingku. Aku tiba-tiba tersadar .. Dia telah bangun..!
Aku termangu duduk di antara selangkangannya dan melihat ke arah wajahnya di keremangan.

"Kok.. berhenti mas.. hhhh..!?" Suaranya berat perlahan dengan tatapan wajah yang sayu.
"Ehh.. anuu.. iii..ni.. apa.. eehh.. anu..!” Aku gelagapan.
"Ehm.. ehh.. terusin mas.. hhh.. kurang dikit lagi..!” Suaranya tertahan.

Aku masih terduduk bingung dan memandangnya dengan pandangan bodoh.
Dan yang menjengkelkan.. batang kontolku tak berkompromi. Dia tegak mengacung..

Sehingga mencuat di antara kaosku. Kepalanya tampak licin karena cairan bening yang keluar.
Sebenarnya kontolku nggak terlalu besar tapi panjang.. sehingga tampak mencuat lucu.

Tiba-tiba Vonny bangun.. kemudian duduk di hadapanku memandang aku dengan sayu. Aku semakin culun.
Dan tanpa kusadari tangannya menggenggam batang kontolku mantap. Tiba.. tiba.. auh..!!

Ia menunduk dan memasukkan kepala kontolku yang mengeras seperti helm Kopassus ke mulutnya.
Dan ketika sadar.. Auwhhhhh..!! Aku langsung merasa melayang..
ketika merasakan kenyotan kenyal di seluruh permukaan batangku.

Setelah berapa lama aku merasakan sesuatu akan mengalir keluar dari dalam batangku.
Ia memencet bagian pangkalnya.. sehingga aliran itu tidak jadi keluar dan tertahan..

Sehingga menahan rasa nikmat di sekujur selangkanganku.
Wah.. ahli banget Vonny..! Padahal aku nggak ngasih tau kalau akan keluar. Nggak nyangka deh..!

Ia memegang batang kontolku lama sambil tersengal-sengal.
Kemudian memandangku perlahan dan meletakkan dirinya terlentang di ranjang.

Ia menarik lepas celana dalamnya dan menarik rok tidurnya.. sehingga kini vaginanya terpampang jelas.
Kemudian ia membuka kedua pahanya dan mengangkat lututnya ke atas.. sehingga lubangnya terlihat.

Ia mengelus perlahan permukaan vaginanya sambil memandangku dan berkata.. "Ayo.. mas.. masukin..”
Aku seperti tersihir.. antara bingung dan nafsu.. menggerakkan diri untuk berlutut di antara kedua pahanya.

Dan memegang kepala batangku yang licin kena ludahnya..
kemudian dengan perlahan mengarahkannya ke lubang di belahan daging merah yang telah mengkilat itu.

Sejenak aku lupa bahwa dia masih belasan tahun.. yang kurasakan secara refleks setelah dikenyot
habis-habisan olehnya.. ialah bahwa ia sudah tak perawan lagi.

Dan.. Sssleeeppp .. ketat tapi tak begitu menjepit.. dan tanpa hambatan sama sekali.
–Benar dugaanku..!– Clebb.. blesseepph..!! Aku menusukkan seluruh panjang batangku ke dalam lubang itu.

Dan hebatnya.. seluruh panjang itu masuk total ke dalamnya.. terbenam nyaman dalam bekapan hangat.
“Errrgghhh..!!” Tak pelak aku mengerang juga. Kubiarkan sejenak untuk merasakan denyutan hangatnya.

“Nghhh aahhh..!” Vonny melenguh agak keras. Aku khawatir juga karena dari jendela mulai terlihat cahaya fajar.
Tapi karena malaikat nafsu lebih berkuasa.. ya sudah.. aku cuek saja.

Kemudian mulai menarik batangku itu dari dalam liangnya dan jlebb.. memasukkannya lagi seluruhnya.
Entah karena apa.. aku tak begitu merasakan rasa nikmat yang cepat naik.
Memang terasa basah.. licin dan enak. Tetapi ya.. lebih karena ini memang sedang bersetubuh.

Aku mulai berpraktek dengan berbagai macam cara menusuk dan arah tusukan ke dalam lubang vaginanya.
Yang mulai mencemaskanku.. Vonny sama sekali tak berusaha menahan suaranya.

Ia mulai melenguh dan mengerang keras-keras ketika aku mulai mempercepat gerakanku.
Aku antara cemas dan mulai nikmat.. tak peduli lagi. Lagian suaranya mulai merangsangku.

Dan hal ini membuatku kian menusuk-nusuk dengan gerakan yang cepat dan keras.
"Aaahhh.. aayooo mass..!! Aaduhhh..!! Cepat masss..!” Ia mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya.

Bunyi beradunya kemaluan kami mulai terdengar keras.. berkecipak. cclkkk.. cclkkk.. cclkk..!!
Dan aku mulai merasakan lereng gunung telah kucapai. Tinggal mendaki cepat dan sampai di puncak.

Tiba-tiba Vonny menghentikan gerakanku.. dan menutup kedua pahanya..
sehingga terasa ada jepitan yang luar biasa di sekujur batangku.
Kemudian dia memandangku sayu. Aku tau apa yang dimaksudkannya.. dan mulai menggenjot lagi.

Aku menjepitkan kedua betisnya di antara leherku.. dan bertumpu pada kedua tangan..
sedang aku membentuk busur dengan tubuhku.. merapatkan kedua pahaku..
sehingga terasa batangku membesar dan mulai menusuk-nusuknya cepat.

Cplok cplok cplok..!! "Aaaa.. hhh.. ssss.. ahh ahhh.. sshhh..!”
Terdengar bunyi-bunyian antara suaranya yang merangsang dan bunyi kecipakan kemaluan kami yang beradu.
Sedang aku sendiri mengeluarkan suara helaan nafas yang cepat.

Beberapa menit kemudian, aku merasakan aliran yang semakin cepat memenuhi pinggul dan seluruh tubuhku.
Keringatku telah mengucur deras. Dan.. "Vonn.. vonny.. aaadddduuuhhh.. sssshh.. Von..!”

Crett.. crettt.. crett.. crett..!! Spermaku muncrat.. lepasa menyemprot deras ke dalam lubangnya.
Aku mengerang keras dan terus mengocok batang kontolku dengan dinding-dinding lubang vaginanya.

Lama aku terus menusuk-nusuk lubangnya.. karena rasa nikmatnya terus mengalir.
Hingga tak berapa lama kemudian.. "Masss.. aaaaaa.. maassss.. ssshhhhh.. aaddduuhh..!”

Vonny menaikkan pelvisnya dan menerima tusukan-tusukan terakhirku..
dengan denyutan dinding vagina yang terasa cepat dan kenyal.

Aku menindih tubuhnya yang kecil dan merasakan detak jantung yang cepat di dadanya..
dan juga dengusan nafas hangat di ubun-ubunku.
Batangku masih menancap dalam di dalam vaginanya.. dan merasakan denyutan yang tak kunjung reda.

Tiba-tiba.. "Rud.. kamu di dalam situ..!?"
Suara Andi.. –teman kostku..– memanggilku di luar pintu kamar Vonny.

Antara sadar dan tidak.. dengan batang kontolku yang masih tercengkeram di dalam lubang vaginanya..
Vonny berkata perlahan: "Ada apa mas Andi..?"
"Eh enggak.. Rudi ada di dalam situ nggak..?" Andi bertanya dengan suara pelan.

"Emang kamar mas Rudi di sini..?" Sergah Vonny sambil tersenyum.. tentu saja Cuma aku yang melihatnya
"Eh sorry.. sorry..!” Ujar Andi meminta maaf.. dia pun berlalu.

Beberapa saat kami terdiam.
Aku pun tak berusaha mencabut batang kontolku yang entah karena apa terus terasa tegang.
–Nggak tegang-tegang amat.. tapi juga nggak mengecil.. sehingga tetap terjepit di dalam lubang vagina Vonny..–

Aku mengelus keningnya lembut, terasa ada keringat membasahi.
Vonny bergerak perlahan mengubah posisi kakinya.. sehingga membuatku tergigil..
karena gerakan itu terasa seperti kuluman terhadap batang kontolku di dalam vaginanya sana.

"Eh.. Vonn.. aku mau nanya terus terang kepadamu.. kamu udah nggak perawan sejak kapan..?
Sorry kalo nyinggung .. soalnya aku nggak nyangka.."
Aku bertanya perlahan nyaris berbisik ke dekat telinganya.

Ia menghadap ke arahku.. sehingga tercium bau mulutnya yang khas kemudian berkata perlahan..
"Nggak apa-apa kok mas. Aku udah bolong sejak dari kelas 1 SMP.. Mulanya sih nyoba-nyoba..
sama pacar pertamaku.. eh nggak taunya dia udah pengalaman banget. Pas diraba-raba sih nggak terlalu terasa.
Waktu dijilatin itu yang aku nggak kuat. Tembus deh..! Aku juga nggak nyesel kok, enak sih..!"
Ungkap Vonny menceritakan masa lalunya.

"Kamu begini udah berapakali..?" Mumpung lagi jujur.. aku terusin nanya.
"Wah.. nggak keitung deh..! Lagian pas SMA aku pernah ke dokter.. nanyain kalo-kalo aku hamil..
Eeh.. nggak taunya dikasih tau kalo aku mandul, nggak bakalan bisa punya anak.
Ya udah.. semakin menjadi-jadi..!"

"Sama siapa aja..?" Tanyaku lagi.. masih penasaran dan pingin tau.
"Selain sama pacar kalo punya.. ya sama siapa aja.
Asal aku lagi pengin dan dianya mau.. seperti sama mas sekarang ini.."

Sambil berbisik-bisik saling bertanya, aku memperhatikan buah dadanya yang mungil dan belum turun.
Pentilnya tampak menonjol. Aku jadi terangsang lagi..
Batangku yang masih menghangati lubang vaginanya tiba-tiba perlahan-lahan mengeras lagi.

Aku takjub bukan main..! Biasanya.. kalo habis ngocok ya setidaknya butuh 2 hari untuk gampang tegang kembali.

Namun sisi lain aku jadi merasa tidak nyaman..
Karena posisi masuknya batangku itu membentuk sudut yang kecil.. sehingga ketekuk.
Tadi pas agak lemas bisa melengkung enak, sekarang .. auuuhh.. pokoknya nggak enak rasanya.

"Mas Rudi mau lagi..?" Aku nggak bisa menjawab.. lha wong lagi konsentrasi ke batang kontolku yang terjepit itu.
"Mas pernah ngerasain anorexia orgasm nggak..?”
"Nggak, apa itu..?"

"Jadi kalo kita mau orgasme, jika udara nggak masuk ke otak beberapa saat..
itu akan membuat orgasmenya beberapakali lebih nikmat.."
Wah.. teori apa pula ini. Gila bener nih anak.. kecil-kecil udah canggih.

"Kalo mas Rudi mau bisa tak ajari sebentar..”
"Lha kalo nanti mati..?"
"Ya paling-paling masuk neraka.." Gila.. ini udah nggak bener..!

Tiba-tiba ia bergerak.. sehingga batangku tercabut dari lubangnya.
Vonny berdiri dan berjalan ke arah rak bukunya dan mengambil selotip kertas yang lebar.

Kemudian ia menelentangkan aku kemudian memasangkan selotip ke hidung dengan rapat..
kemudian ke mulut lalu membuka sedikit ujungnya.. tidak tertutup semua.. sehingga aku masih bisa bernafas.

"Mas Rudi nikmati saja dan jangan berontak, tak janjiin terbang deh nanti.."
Vonny kemudian memegang batangku dan mengocoknya perlahan.

Mula-mula mengelusnya halus.. sehingga perlahan-lahan batangku itu berdiri.
Kepalanya masih tampak mengkilat dan memerah karena cairan vagina Vonny yang kental.

Aku mulai merasakan rasa nyaman yang mengalir perlahan dari selangkangan ke kaki, paha dan pinggang.
Ia mulai mengulum batangku itu.
Uhh.. aku merasakan permukaan lidahnya yang kasar tapi lembut mengelus permukaan batang kontolku.

Aku mulai tersengal-sengal.. karena pasokan udara yang sedikit masuk ke paru-paruku.
Nafasku mulai lebih cepat dan detak jantungku berdebar keras.

Sensasinya sungguh aneh.. karena yang terasa nikmat bukan saja batang kontolku..!
Tetapi seperti menjalar ke seluruh tubuh.. sehingga gerakan kecil saja dari kakiku terasa enak.

Vonny menghentikan kocokannya kemudian berjongkok di atas tubuhku.
Tangan kirinya memegang batangku lalu perlahan menggosok-gosokkan kepalanya ke area belahan vaginanya.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------

Cerita 238 – Kost-ku Surgaku..!


[Eps. 1.2] – Vonny

Aku sudah tersengal-sengal berat.. tapi Vonny melarangku menarik selotip itu dari mulut dan hidungku.
Vonny lantas menggerakkan pinggulnya ke bawah..
sehingga batang kontolku untuk yang keduakalinya memasuki liang nikmatnya.

Ergggghhh..!! Kali terasa agak lain.. agak terasa menjepit dibandingkan tadi.
Ia memasukkan seluruh panjangnya.. sehingga terbenam habis ditelan vaginanya.

Aku menghela nafas panjang dan berusaha menghirup nafas sebanyak-banyaknya..
dari lubang kecil di sudut mulutku yang tertutup selotip.

Vonny berhenti sejenak dan meletakkan kedua tangannya ke dadaku.
"Rasain aja ya mas.. kalo mau teriak, teriak aja.. Nggak pa pa, kok.
Nanti rasanya akan semakin nikmat..!" Vonny berkata pelan.

Setelah tumpuannya sempurna, Vonny mulai bergerak perlahan lahan..
sehingga batangku sekali lagi tergesek-gesek permukaan licin lubang vaginanya.

Mula-mula ia bergerak perlahan, lama kelamaan ia mulai bergerak cepat dengan teratur..
Dan diikuti nafasnya yang mulai terdengar keras.. diselingi jeritan-jeritan kecil.

Aku merasakan rasa nikmat yang dengan cepat menjalar ke seluruh tubuh..
kemudian kembali lagi mengumpul ke batang kontolku yang sedang dikocok dengan cepat.

Sekitar 10 menit Vonny bergerak dengan cepat.. dan aku merasakan rasa nikmat yang mulai akan meledak.
Tiba-tiba Vonny berhenti.. dia merapatkan sisa lubang selotip di mulutku..
sehingga dengan segera aku kehabisan nafas.

Kemudian dia mulai bergerak lagi tidak dengan perlahan-lahan.. tapi langsung cepat.
Aku merasakan sesuatu seperti bergerak keluar dari dalam otak..
Lantas menggelitik rasa nikmat yang sedang mengumpul.

Kurang dari satu menit Vonny melakukan itu.. dan aku mulai merasakan gelap yang nikmat.. tiba-tiba dia berdiri..
sehingga batangku tercabut dan dengan sigap mengocok batang kontolku dengan kedua tangannya.

Tangan kanannya memencet keras bagian pangkalnya..
sedangkan tangan kirinya mengocok bagian batangnya dengan cepat.

Aku merasa tegang yang nikmat dan merasakan aliran rasa nikmat..
seperti konvoi berbondong-bondong menuju batang.. ke kepala kontolku yang sedang dikocoknya dengan cepat.

Dan aku merasakan orgasme sudah dekat.. tapi seperti ada sesuatu yang menghentikannya.. tepat di pintu keluarnya..
Sehingga gerombolan nikmat itu menyebar dan mendesak-desak ke seluruh bagian di area sekitar selangkanganku.

Aku sudah tidak sanggup berpikir.. tanganku lemas tapi badanku tegang bergetar-getar..
didesak-desak oleh rasa nikmat yang semakin tinggi tapi tidak kunjung mencapai puncak..

Semakin tinggi.. semakin tinggi. Aku merasa melayang keluar dari tubuhku.
Batangku yang sedang dikocok oleh Vonny tidak terasa apa-apa..
Tetapi seluruh tubuhku dimulai dari pangkal batang kontolku terasa seperti dikerok-kerok oleh sesuatu yang enak sekali.

Tiba-tiba segala sesuatunya seperti berhenti.. ketika mendadak Vonny melepaskan pencetannya ke batang kontolku.
Rasa nikmat yang terkurung tadi seperti mengaduk-aduk tubuhku tapi tidak terasa seperti keluar dari batang kontolku.

Vonny mengusap-usap bagian dalam pahaku yang basah kuyup oleh keringat..
Sehingga rasanya seperti adukan nikmat yang luar biasa. Tanganku tak sanggup bergerak lagi.

Aku merasa kaku dan sangat nikmat serta lemas tak sanggup berbuat apa pun. Ughhhh..!!
Keadaan ini berlangsung terasa lama sekali dalam rasa gelap dan nikmat yang kurasakan.

Vonny membuka selotip di mulut dan hidungku dengan gerakan cepat..
Sehingga udara segera mengalir dan mengembalikan kesadaranku perlahan-lahan.

Aku terbangun pada sore harinya dalam keadaan yang sangat lemas dan Vonny telah pergi.
-------ooOoo-------

Aku terbangun pada sore harinya..
Sehingga dihitung-hitung hampir 8 jam aku tertidur lemas di kamar Vonny.

Wuahhhh..!! Tubuhku terasa lemas, tanganku masih lemah untuk bergerak.
Dan hebatnya setiap gerakan diiringi oleh rasa nikmat yang masih tersisa akibat perbuatan Vonny tadi pagi.

Aku masih telanjang bulat. Bekas-bekas sperma telah mengering di perut, paha dan membuat jembutku kaku.
Batang kontolku tampak lemas dan masih terasa bekas-bekas kenikmatan tadi pagi.

Aku ingin bangun.. tapi tubuhku masih terasa lemas.
Meski akhirnya aku memaksakan diri untuk kencing di kamar mandi Vonny.

Kamar mandi Vonny kecil saja tapi bersih sekali.
Di gantungan baju tergantung sebuah celana dalam mungil warna krem dan dua buah bra warna putih.

Karena telanjang bulat.. aku langsung kencing saja dan memegangi kepala batangku..
yang tampak lebih besar dari batangnya.. kelihatan berkerut-kerut karena telah sering membesar maksimal..
Sehingga jika mengecil akan menyisakan kulit yang berkerut-kerut.

Air kencingku keluar dengan deras.
Dan terasa ada sisa-sisa rasa nikmat yang turut keluar mengiringi keluarnya air kencing tersebut.

Sambil kencing aku memandangi kedua 'jeroan' milik Vonny tersebut.
Lama kelamaan kuambil celana dalam krem tersebut..
Kemudian.. ehmmm.. kuhidu dan kucium perlahan di bagian yang menutupi wilayah vaginanya.

Ada sesuatu bau khas yang tercium di kainnya yang lembut. Tak terasa batangku mulai membesar.
Gila..! Celana dalamnya aja udah bikin tegang.. gimana isinya..!? Batinku kemudian.

Setelah membersihkan kepala batangku dengan air.. aku membungkus batangku dengan celana dalam Vonny.
Rasanya aneh.
Aku meremas-remas batangku di dalam celana dalam Vonny.. sampai batangku menegang penuh.

Karena lampu kamar mandi Vonny yang sangat terang..
terlihatlah urat-urat yang memenuhi permukaan kulit batang kontolku menonjol dengan kuat.

Kepalanya tampak membesar lebih kuat dibandingkan batangnya.
Rasanya sedikit linu. Aku mengamati batangku sambil membolak-baliknya.

Kagum juga aku pada batang kontolku sendiri.. yang meski tak terlalu besar tapi panjang..
Dan yang khas adalah:
Kepalanya lebih besar dibandingkan dengan batangnya.. sehingga mirip pemukul bedug.

Tak bayangin kalo batang itu masuk ke dalam vagina.. maka yang berperan besar..
menggosok dinding lubang vaginanya adalah kepala batangnya yang tampak halus..
Kontras dengan keadaannya ketika mengecil yang penuh dengan kerutan-kerutan.

Sedang asyik-asyiknya kagum, terdengar bunyi gemeretak kunci pintu kamar.
Aku gelagapan.. dan karena bajuku ada di ranjang ya sudah pasrah.
Toh paling-paling ya Vonny.. yang juga sudah melihat semuanya. Ya nggak..? Batinku lagi.

Aku menengok dan melihat Vonny masuk ke kamar dan menguncinya lagi.
Tangannya membawa sesuatu yang dibungkus kertas.
Di pundaknya tergantung tas ransel warna merah kesayangannya.

"Sstt.. aku bawain sesuatu untuk nanti.."
"Apa..?"
"Nanti lihat deh pokoknya sangat nikmat.."
"Beneran..?"
"Iya. Lihat aja nanti..!"

Vonny kemudian mencopot celana jinsnya tanpa rasa canggung di hadapanku.
Busyeettt.. nggak pake celana dalam..!! Sehingga pemandangannya sangat merangsang.

Bayangin.. pake kaos ketat, pake ransel tapi bawahnya telanjang bulat.
Drrrtttt..!! Sontak batangku langsung tegang lagi. Vonny tersenyum simpul melihatnya.

"Rud..!" Seseorang terdengar mengetok pintu kamarku beberapakali..
sampai akhirnya Budi, teman kamarku satunya menjawab:
"Rudi nggak ada mulai tadi pagi, nggak tau ke mana..?" Thanks God.

Vonny lantas meletakkan tas ranselnya dan melepas kaosnya.. sehingga hanya memakai beha saja ia kini.
Dan membuka bungkusan yang dibawahnya tadi. Isinya .. wao.. selai strawberry warna merah dan roti sandwich putih.

Tau kan kegunaan lain selai.. selain untuk dioleskan di roti untuk dimakan..?
Kalo nggak tau.. nah ikutin terus deh ceritaku ini.

"Mas, aku akan membuat resep baru..!"
"Apa itu..?"
"Tak namain, sandwich kontol..!"
"Yang bener aja..!?"
"Iya bener..!"
"Nah isinya pake apa..?"
"Pake ini..!” Sambil berkata itu Vonny memegang kontolku yang setengah tegang.

Doi langsung tegang begitu terpegang oleh kulit halus telapak tangan Vonny.
Dia mengelus-elus kepala batangku yang tampak besar dan mengkilat berwarna merah tua.

"Punyamu ini agak aneh lho mas..”
"Aneh apanya..?"
"Yang pernah Vonny rasain selalu batangnya yang lebih gedhe dibandingin kepalanya.
Punyamu ini kepalanya gedhe banget, jadinya kayak microphone. Lagian rasanya lain deh, mas.."

"Lebih nikmat ya.. hehehe..?"
"Nggak juga.. cuman memekku rasanya seperti dikerokin kalo kamu goyang.."
"Ya, tapi khan tetap enak..?"
"Bilangin nggak juga, nggak percaya..!"

"Lha.. kok kamu teriak-teriak tadi pagi..?"
"Lho.. kalo itu karena rasanya panas aja.. tapi iya ding, lama-lama pingin ngerasain lagi.."
"Iiih.. kamu.. tak tusuk lagi, tau rasa..!!"

"Sebentar lagi deh..! Kamu bersihin dulu deh mas, sampai bersih banget ya.
Soalnya ya tadi aku mau praktekin resep masakan baruku!"
"Oke..” jawabku singkat.

Kemudian aku masuk kamar mandi dan membersihkan kontolku..
Kebetulan ada Biore AntiSeptic.. jadi kugunakan sampai bersih banget.. sampai ke pelir-pelirnya.

Vonny tampak sedang mengoleskan selai banyak-banyak ke atas dua lembar roti sandwich.
Ia masih hanya mengenakan beha saja. Aku merangkulnya dari belakang.

Kemudian pelan menempelkan kontolku ke belahan pantatnya yang terasa hangat dan empuk.
Vonny menggeliat dan membuat kontolku tergesek oleh pantatnya dan segera menegang penuh.

Vonny lantas berbalik menghadapku dan berlutut di hadapanku. Aku tau yang akan dilakukannya.
Ia memegang kontolku dan meremas-remasnya perlahan.. sehingga ketegangannya menjadi penuh..
Dan terlihat dari kepala kontolku yang tampak mengkilat terkena sinar temaram lampu kamar Vonny.

Vonny mengambil satu lembar roti sandwich yang telah diolesi oleh selai strawbery..
Kemudian meletakkannya di bagian bawah batang kontolku.
Sedangkan yang satunya ditangkupkannya di atasnya.. sehingga bentuknya mirip hotdog.

Ehmm..! Rasanya dingin di sekujur batang kontolku..
Hanya kepalanya saja yang tampak menonjol keluar dari tangkupan itu.

Segera kemudian Vonny melakukan aksinya.. yang sampai bertahun-tahun kemudian masih kukagumi.
Vonny memasukkan kontolku yang telah diapit oleh roti tersebut ke mulutnya..

Lantas mulai menggigiti roti itu perlahan kemudian menggunyahnya.
Wuiihhhh..!! Aku hampir menjerit ketika beberapakali giginya mengenai kepala kontolku yang mengeras.

Lama kelamaan kejadian itu tidak terjadi lagi.. seperti ada peralatan canggih..
yang mencegah gigi Vonny menggigitku sementara ia mengunyah roti itu di mulutnya.

Batang dan kepala kontolku itu terkunyah dan teremas-remas oleh roti kunyahan Vonny.
Aku melonjak-lonjak merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
Bayangin.. dikunyah-kunyah tanpa tergigit. Rasanya nikmaaaaat banget..!!

Dengan segera saja terasa ada sesuatu mengalir dengan cepat memenuhi saluran kontolku..
Menggelegak.. dan menunggu untuk disemprotkan keluar.

Tapi seperti biasa..
Vonny sangat tau kapan sebatang kontol akan nyemprot hanya dengan merasakan denyutan batangnya.
Dan ia segera memencet bagian pangkal batangnya.. sehingga seperti tadi pagi..

Aliran rasa nikmat itu tertahan di sekujur selangkanganku.
Sementara itu roti itu tinggal satu per tiga saja yang masih tampak di luar.

Dua per tiga-nya telah masuk ke mulutnya. Dan dia mengunyah batang dan kepala kontolku dengan nikmat.
“Ughhhhh.. ughhhh..!!” Aku hanya bisa melenguh-lenguh keenakan.

Ketika semua roti telah habis dikunyahnya.. ia membersihkan batang dan kepala kontolku dengan bibirnya..
sehingga segera saja batang itu terlihat mengkilat merah gelap.. siap untuk meledak.

Seperti ada sesuatu yang mendesak-desak untuk menyemprot keluar..
Tetapi karena spermaku telah keluar duakali dalam sehari tadi.. ledakan itu jadi tak kunjung datang.

Ketika semua sudah tak tertahankan lagi.. Vonny mengulum kepala batang kontolku..
Lalu menjepitnya dengan bibirnya.. kemudian menariknya dan menyedotnya..
Sehingga batangku tertarik memanjang. Wuaahhh..!! Sensasinya sungguh aneh.

Tangan kanannya memencet pangkal batang.. dan tangan kirinya mengambil sisa jelly..
Kemudian meratakannya ke seluruh permukaan batangku dan mengocoknya cepat.

Dengan posisi batang yang tertarik oleh bibirnya dan pencetan tangannya dan sedotan di ujung kepala batangku.
Cepat saja spermaku mengalir.. tetapi tertahan oleh pencetan di pangkal batangku.. sampai semuanya mengumpul..

Hingga kemudiaaaann.. “Arrgghhhh..!! Croottt.. crott. Crott.. crott..!!
Aku menjerit keras ketika Vonny melepaskan pencetannya dan menguatkan sedotannya..

Sehingga aliran sperma yang mengalir sangat cepat dan keras di batangku terasa sangat-sangat nikmat.
Aku nggak peduli lagi akan suara berisikku sendiri..
Yang penting saat itu aku mengalami puncak kenikmatan yang tiada tara..!!

Bunyi sedotan bibir Vonny terdengar berkecipakan..
ketika mulutnya menghabiskan sisa-sisa sperma yang tertinggal kemudian menelannya.

Beberapa saat kemudian.. setelah tenaga terkumpul kami bersenggama beberapakali secara normal.
Sampai aku kehabisan tenaga dan tak sanggup lagi mengimbangi nafsu Vonny.

Setelah itu aku tertidur di kamar Vonny sampai dinihari keesokan harinya.
-------ooOoo-------

Aku terbangun telanjang bulat dan melihat ke jam di atas meja. 03.12 WIB. Gila.. sudah pagi.
Dan aku merasakan sesuatu yang empuk di sebelahku.

Kulihat Vonny tertidur telanjang bulat pula dan memeluk dadaku. Payudaranya menempel di dadaku.
Ehmmm.. terasa turun naik dengan teratur serta nafasnya terasa hangat mengembus dadaku.
Pahanya terangkat dan menindih kontolku yang rebah.

Lama aku terdiam mengingat-ngingat lagi kejadian mulai dari kemarin pagi sampai pagi hari ini.
Rasanya apa yang kurasakan dalam waktu kurang dari sehari ini..
Lebih dari yang pernah kurasakan sampai saat ini.

Aku pernah bersenggama dengan beberapa wanita dan ribuankali ngocok.
Tapi yang ini sungguh luar biasa.
Selalu saja ada inovasi yang tercipta olehnya dan ini menguras habis cadangan sperma di dalam tubuhku.

Tubuhku terasa kering dan tulang-tulangku terasa terpisah satu sama lain.
Yang luar biasa dan belum bisa kupahami ialah:
Betapa kontolku masih bisa saja tegang ketika tadi beberapakali telah keluar spermanya.

Harus kuakui.. bahwa Vonny sungguh andal dan berteknik tinggi meski masih kecil..
–Setidaknya dari bentuk tubuhnya..–
Tadi bahkan Vonny menawariku untuk mencoba lubang analnya.

Aku menolak mentah-mentah.. dan jadilah vaginanya menjadi bulan-bulanan tusukan kontolku..
Sehingga pada permainan terakhir sebelum tertidur tadi..
dinding-dinding vaginanya sudah terasa sangat licin dan terlalu banyak cairan yang melumasinya.

Sambil masih tergeletak aku membayangkan juga akhirnya bagaimana rasanya lubang analnya.
Pasti.. uuuhhh.. itu juga kalau bisa masuk melihat tubuhnya yang kecil itu.

Perlahan-lahan batangku bergerak.. gila bener ini..!
Dalam hitungan detik telah mengeras lagi apalagi ditindih oleh pahanya yang hangat.
Kubayangkan dalam posisi tidurnya ini pasti vaginanya terbuka.

Aku lantas bergerak perlahan dan mencoba menggesekkan kontolku ke selangkangannya.
Terasa lembut jembutnya dan sebagian daging vaginanya yang menyembul sedikit keluar.
Vonny bergerak perlahan dan terbangun dan memandangku.

Aku terdiam dan memegang kepalanya lembut. Ia tersenyum dan berbisik: "Mau lagi mas..?"
"Nggak kok..”
"Lha itu yang nggesek-nggesek itu apa..?"

Aku lantas menarik napas panjang dan meneruskan gesekan kepala kontolku ke itilnya perlahan.
Vonny menggeliat dan menggerakkan pinggulnya perlahan.. slebb..
Sehingga batangku tergelincir dan masuk sebagian ke lubangnya.

"Ayo mas, tusuk aja..!" Vonny mendesah kecil.. menyuruhku segera menusuk liang niknatnya.
Aku menggerakkan pinggulku.. sehingga batangku masuk ke dalam lubang vaginanya.

Sudah tak ada hambatan sama sekali.. karena cairan sisa semalam masih belum hilang..
Sehingga memudahkan seluruh batangku masuk semua mengisi lorong hangat vaginanya.

Tak lama kemudian aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya..
mengarahkan masuknya batang kontolku ke dalam lubang vagina si Vonny.

Sambil masih terasa ngantuk dan mataku belum terbuka 100%..
aku merasakan gesekan yang licin di sekujur kepala batangku.

Clekk.. clekk.. clekk..! Mulai terdengar bunyi berkecipak yang pada dinihari itu terdengar keras sekali.
Aku memeluk Vonny dan astaga .. ia tertidur..!!? Gila bener.. disenggamai malah tidur..!!

Aku terus menggerak-gerakkan pinggulku, dan lama kelamaan terasa bosan.
Aku mulai berpikir untuk mencoba lubang satunya. Plopp..! Aku lantas mencabut kontolku.

Kemudian kuarahkan kepala batangku ke lubang duburnya yang tampak bersih berkerut-kerut.
Slebb.. clebbb..! Perlahan-lahan sekali aku menekankan kepala batangku ke bagian itu..
Rrrrbbbb.. slebbb.. dan perlahan-lahan mulai bisa masuk.. meski sangat ketat.

Dan pada saat itu tiba-tiba Vonny pun terbangun. "Ehmm.. tadi ditawari nggak mau..!?"
"Tapi Von, aku tiba-tiba pingin.."
"Sebentar ya mas.. harus diginiin supaya bisa masuk dan enak..!"

Sambil berkata pelan Vonny mengangkat pahanya ke atas.. sehingga lututnya menyentuh payudaranya..
Menjadikan jepitan yang tadi sangat ketat di kepala batangku terasa melonggar.. meski tetap saja ketat.

"Ayo dorong mas..!" Vonny mengarahkanku untuk segera memulai. Slebb.. clebb.. jlebb..!
Slebbb.. cleebbb..! Aku mendorong pinggulku perlahan. Huuffttt..!!

Terasa kepala batangku mulai masuk perlahan tapi pasti ke dalam lubang analnya.
Rasanya sungguh kontras dengan vaginanya. Ini bener-bener berdaya cengkeram luar biasa.

Aku bisa merasakan pijatan yang berdenyut-denyut. Dan ini yang tak kuduga.. Vonny mengerang keras sekali.
Tampaknya ia merasakan nikmat yang amat sangat lebih dari ketika aku menusuk vaginanya.

Aku mengambil posisi ketika seluruh batangku masuk..
Kemudian membiarkannya beberapa saat batangku terjepit total oleh lubang anusnya.
"Nghhhhh..!!" Erang Vonny mencakar bahuku.. sehingga terasa kukunya masuk sebagian ke bahuku.

Aku mulai menarik batangku perlahan dan mengangkat kedua pahanya..
sehingga keduanya menyentuh payudaranya..
Yang ini menyebabkan lubang anusnya mendongak ke atas dan tidak menekuk batang kontolku.

Aku mulai mengayun berirama perlahan-lahan dan mendengarkan suara desahan yang keras dari mulut Vonny.
Dengan pengalaman kemarin yang tidak terjadi apa-apa dengan suaranya yang keras..
Maka.. Jlebb.. jlebb.. jlebbb.. jlebb..!! Aku mulai memompa lubangnya dengan mantap.

Nah.. karena hampir enamkali spermaku telah keluar..
sampai-sampai rasa nikmat yang kurasakan seperti lama menggenang di tubuhku.
Lama sekali kejadian ini berlangsung.

Ketika sedang asyik-asyiknya menusuk dengan cepat karena hampir orgasme, tiba-tiba..
Brraakkkk..!! Pintu kamar Vonny didobrak beberapa orang.

Antara hampir orgasme dan kaget, aku terus menggenjot lubang analnya..
Hingga beberapa saat kemudian di antara suara-suara orang yang membentakku.. crutt.. crutt.. crutt..!!

Aku mengalami ejakulasi untuk yang kesekiankalinya.
Demikian juga Vonny.. suara erangan orgasme terdengar keras sekali.

Aku lunglai dan menindih tubuh Vonny yang kecil.
Dengan batang penisku yang masih menancap sebagian ke dalam lubang analnya.

"Ayo kalian keluar..! Ikut kami ke kantor RW..!" Tak tak sanggup lagi bergerak dan diam di tempat.
Vonny lebih parah lagi.. ia terdiam dengan mata yang setengah terbuka.

Singkat cerita.. kami –aku dan Vonny..– diarak.. –tepatnya dipapah..–
Dalam keadaan telanjang bulat menuju ke kantor RW..

Kami lantas diusir dari kampung itu..
Ya.. bersama teman-teman lain yang dianggap membiarkan kejadian itu berlangsung.

Namun hikmahnya .. Vonny terus jadi pacarku. Dan hampir setiap hari di setiap kesempatan..
Aku selalu meninggikan jam terbangku dalam hal bersenggama dan kegiatan seksual lainnya.

CONTIECROTT..!! NEXT EPS. 2..!!
-------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd