Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keterusan

suwun updetnya sob @tolrat
samasama

Suwun @tolrat , aku ora Poso wkwkwk
samasama

Yang kemurnian keluarga kapan di update hu ?
per awal bulan ya sob

Ajaib bagus ceritanya suhu
hehehe bisa aja sob

Asyik ada update..., makasih hu..., tinggal tunggu kelanjutannya...
siappp

Mela udah ngerasain berbagai ukuran kayaknya
Makasih updatenya om @tolrat
ya gitulah, namanya juga petualang

Nice update huu:beer:
siaaap

Ternyata pentungan Fadil toh yang disebut Boa...
Klo memang benar 24 cm trus diameter botol air mineral, lah banyak para pembaca yang minder...

Suwun updatenya @tolrat
hohoho. hiperbola dikit gapapa lah...

Gokil Fadil emang
goks

Suwun @tolrat , repot si Mela suka kontol besar wkwkwk
nggiih

Jooooooooossssssss
gandos

Trims updatenya masbroo
samasa

Baca cerita ini malah ngebayangin dia


hot. tp buat gw kurang besar sob. :oops:

suwun barengan :Peace:
suwuuun

Baru tau ukuran fadil aja damar udah minder, gimana klo liat mela main ama fadil, bisa pingsan damar...
dimas sob, bukan damar.
justru kadang kalo beda ukuran gitu yg ada malah makin sagne

Bener bener BOA kontol si Fadhil
Tararengkyu updatenya suhu @tolrat
BOOOAAAAAA

Klo aku bayanginnya bebeb Silvia Royshita
hmmmmm.. bayangin teruss..

Lanjut suhu
siaapp

Makasih update nya suuhuuu
samasama

samasama

mantapp.. kontol kecil mending minggir wkwkwk
ada BOA lewat wkwkw
kadang yg kecil malah sering jahil

Makasih updatenya om
siapp

Nuhun updatenya kang
samisami

Boa vs uler kadut
uler derik. geter2 terus kalo lg aksi

....up nitip
uppp

Mantap patut dinantikan kembali
siapp

Tamhanks hu.......
sipp

Makasih apdetnya
samasama

Absen dulu.....suhu.....
okoeee

Makasih apdetnya Om @tolrat
iyeeee. samasama
 
KETERUSAN
Part 11 – Hampir Saja


Sepanjang hari, aku hampir tak bisa membayangkan, bagaimana Mela bisa menikmati penis sebesar botol air mineral itu ketika keluar masuk dalam vaginanya. Di pikiranku, penis dengan ukuran segitu pasti akan membuat lubang senggamanya terenggang secara maksimal.

Apa Mela tidak merasa sakit di memeknya…?
Apa lubang kemaluannya tidak lecet..?
Bagaimana bisa lubang memek yang begitu sempit itu kembali keukuran semula…?
Apa tak ledes tuh lubang pipis setelah diaduk-aduk kemaluan sebesar kontol kuda selingkuhannya..?

Mengetahui jauhnya perbedaan kemaluanku dan lelaki sialan itu, aku benar-benar merasa kesal. Aku seperti tak memiliki kesempatan untuk bisa mengungguli, atau paling tidak menyamakan kedudukan ketika Mela nanti membandingkan kemaluan suami dan selingkukannya.

Dan seketika itu pula, aku merasa minder.
Sekaligus merasa sedikit terangsang.

Sepulang kerja, aku memutuskan untuk tak langsung pulang kerumah. Aku tahu, sejak Mela memberitahukan secara detail mengenai kelebihan kelamin selingkuhannya, rasa percaya diriku semakin sirna. Dan ini secara tidak langsung akan memengaruhi hubunganku dan istriku, entah hingga beberapa waktu kedepan..

“Mas... Pulang jam berapa..?
“Mas... Kamu udah makan malem belum..?
“Mas... Kamu dimana…?”
“Mas… Pulang gih… Aku kesepian…”
“Mas… Udah malem…”
“Mas…?”
“Mas.. Aku takut sendirian…”
“Mas… Jawab pesanku…”
“Mas…?”


Belasan panggilan, dan puluhan pesan dari Mela sama sekali tak kuhiraukan. Untuk sesaat, aku butuh waktu melamin. Sembari memikirkan, langkah apa yang harus kulakukan untuk bisa menjalani hubunganku kedepan bersamanya.

“Kalau kamu gak pulang… Aku pergi aja ya, Mas…?” Tiba-tiba, ada sebuah pesan dari Mela, yang seketika membuatku kembali dari lamunanku, “Aku mau ketempat Fadil… Aku mau ketemuan ama dia 30 menit lagi…”

Mendadak, puluhan pertanyaan memenuhi pikiranku. Disertai dengan serangan rasa panik, membuat kesaradaranku berkumpul. “Aku harus pulang….” Seruku sambil berlari menuju parkiran. Kustarter mobilku dan secepat kilat kutuju arah pulang.

Sesampainya dirumah, kulihat Mela duduk di sofa ruang tamu. Ia terlihat sudah siap untuk pergi. Meskipun hanya memoleskan makeup tipis, dan rambut kuncir kuda, Mela terlihat cantik malam itu.
Ditambah dengan dress hitam setinggi paha yang makin menampilkan keseksian kaki mulusnya

“Kamu ga jadi pergi…?” Tanyaku sambil melepas beberapa kancing kemeja kerjaku.
“Boleh…?” Sahut istriku menyodorkan segelas air putih.
“Terserah…” Jawabku menenggak minuman ditanganku hingga habis
”Kok…? Terserah…?” Tanya Meela lagi, “Kamu ga pengen aku dirumah…?”
“Bukannya… Kamu sudah siap berangkat…?”

Mela melirik tajam kerahku. Menatap tajam kewajahku yang masih seperti zombie. Tenggelam dalam kegalauan pemikiranku sendiri. Aku tak tahu gimana caranya untuk dapat mengatasi masalah rumah tangga seperti ini. Dan jujur, aku juga belum pernah mendapat pengalaman dalam menyelesaikan perselingkuhan suami istri.

Di otakku, aku hanya menebak-nebak apa yang istriku lakukan setelah ini, tanpa berusaha mengetahui jalan keluarnya.

Aku hanya tak ingin mengalami perpisahan, ataupun perceraian. Aku juga tak ingin Mela bersama orang lain, meskipun aku tahu, pikiranku akan selalu menuntut untuk mendapat cerita mengenai sisi lain istriku. Aku ingin tahu lebih lanjut mengenai hubungan Mela dan selingkuhannya. Karena terus terang, hal itu akan bisa lebih memuaskan pikiranku sendiri.

ANJIMMMM
Kenapa dengan diriku…?
Apakah aku sekarang menjadi seorang cuckold…?
Seorang suami yang membiarkan istrinya selingkuh demi mendapatkan sensasi birahi dari buah pemikirannya sendiri?

BANGSAATTT!!!
Banyak orang yang menganggapku sebagai pria yang cukup sukses. Mapan dan memiliki penampilan yang cukup mempesona. Tubuhku tinggi besar, atletis, dan memiliki ukuran kemaluan yang bisa dibilang ada diatas rata-rata orang kebanyakan. Aku juga memiliki harta berkecupuan dan banyak aset yang membuatku berada di posisi yang selalu membuat iri orang lain.

Selain itu, dibelakang kesuksesanku, aku juga punya istri yang cantik dan seksi. Yang selalu aku banggakan setiap kali bertemu dengan rekan kerja atau relasi. Istri yang selalu menjadi topik pembicaraan hangat dimanapun aku berada. Yang membuatku selalu bersyukur atas semua kebahagiaan yang aku dapatkan saat ini.

Namun, ketika Mela membicarakan mengenai Fadil, rasa percaya diriku seketika hilang entah kemana. Aku seperti merasa jatuh kedalam jurang tanpa dasar. Merasa seperti suami bodoh yang tak pandai memberikan kepuasan kepada istriku. Meskipun aku tahu, Mela tak berusaha menjatuhkanku, akan tetapi tetap saja, apa yang ia ceritakan membuatku merasa seperti kehilangan kemaluanku. Aku merasa terkebiri dengan segala macam cerita perselingkuhannya.

Berulangkali, otak mesumku membayangkan ketika Mela dan selingkuhannya melakukan seks yang kasar dan spontan. Membayangkan mereka melakukan cara bercinta yang ganas, menggebu-gebu, dan tak terencana.

“Kadang aku suka diperlakukan seperti itu, Mas… Karena dengan cara seperti itu… Aku bisa mendapatkan kepuasan secara maksimal… Aku suka seks yang bebas dan , natural… ” Jelas Mela mengulangi pendapatnya.

Yang secara gamblang, memberikan penilaian kepadaku dengan satu kalimat.
“Dimas, gaya bercintamu tak sejantan Fadil… ”

- - - - - - -

“Sumpah, Mas… Kemarin ketika aku memutuskan untuk datang ke acara pernikahan Mila, aku sama sekali tak merencanakan untuk bertemu dengan dia, Mas….” Ucap Mela setiap kali aku bertanya mengenai awal perjumpaan kembalinya bersama Fadil, “Aku mabuk, Mas… Mila mencekokiku terus-terusan…”

“Dan sepertinya, kamu jadi khilaf ketika mabuk…?” Tebakku
“Nnggg… Sepertinya begitu, Mas…” Jawab Mela
“Jadi kamu mabuk… Terus sange… Dan ujung-ujungnya menerima ajakan ngentot lelaki sialan itu… Demi merasakan nostalgia masa lalu-mu yang begitu liar…?”

“Demi Tuhan, aku ta ingat dengan jelas semua detailnya, Mas.. Karena setelah Mila meminjamkan kamar riasnya untukku, Fadil sudah menciumku dengan agresif. Dia melumat mulutku, sambil memainkan liur serta lidahnya…”
“Terus…?”
“Ya gitu… Fadil bilang dia kangen memekku…”
“Dan…?” Tanyaku lagi mencecar kejujuran Mela, “Kamu juga kangen khan…?”
“Iya, Mas… Untuk kesekian kalinya, aku bilang, Iya…” Sahutnya Kesal, “Aku juga merindukan rasa kontol besarnya ketika mengaduk-aduk memekku…”

- - - - - - -

“Mas…?” Panggil Mela pelan.
“Ehhh…?”
“Kok kamu sekarang malah bengong…? Tanya istriku sambil melambai-lambaikan tangannya dihadapanku, “Jadi…? Kamu bolehin aku pergi ga..?”
“Terserah kamu…”
“Beneran…?” Ulangnya.
“Iya…”Ulangnya.

Mela menatap kedua mataku lekat-lekat, seolah mencari tahu kepastian dariku. Diusapnya tanganku pelan, sembari berucap lembut. “Kamu tuh sebenernya sadar nggak sih Mas…? Kalo aku memutuskan untuk pergi, Fadil bakalan ngapain aku…?”

Aku tak menjawab. Kuamati air didalam gelas yang ada ditanganku. Lalu kutenggaknya habis.

KRRIIINGGG
“Fadil nelpon nih, Mas…” Ucap Mela sambil menunjukkan nama si pemanggil.

‘My Someone’ bacaku ketika melihat nama lelaki sialan itu di handphone istriku.

“Gimana Mas…? Boleh aku jawab…?” Tanya Mela terus menatap kearahku. Namun karena pertanyaannya tak juga kujawab, ia lalu mengaktifkan loudspekar di hapenya. Meletakkan di meja ruang tamu dan sengaja ia memperdengarkan percakapannya bersama lelaki sialan itu

“Ya halo…?” Ucap Mela pelan.
“Sayang…. Kamu udah siap…?” Jawab lelaki dengan suara beratnya dari ujung telepon.
“Iya... Aku udah siap kok…”
“Jadinya kita ketemuan dimana…?”

Mela melirikku, seolah meminta pendapat dariku. Namun, lagi-lagi otakku mampet. Tak mampu memberikan jawaban atau arahan sama sekali. “Kaloo…. Nggggg… Dirumahku aja gimana…?”
“Eh…? Dirumahmu….?” Sahut Fadil dengan nada setengah kaget, “Bukannya di rumah kamu sekarang ada suami kamu…?”
“Iya.. Malahan… Dia sekarang ada disampingku…”
“Hmmm…. Berarti… Hari ini… Kita ga jadi seneng-seneng nih…?” Ucap Fadil dengan nada kecewa.

”Gimana kalo kamu sekarang kerumah aku aja…?” Tanya Mela yang langsung mengagetkanku.
“Maksudnya…?” Sahut Fadil dengan
“Suamiku pengen ketemu kamu….” Bohong Mela yang entah kenapa tersenyum ketika menatapku.
“Sekarang…?” Tanya Fadil lagi.
“Iya… Sekarang…” Jawab Mela terus tersenyum,
“Serius…?”
“Iyalah… “ Sahut Mela sambil membasahi bibirnya, “Biar sekalian ijin ke suamiku… Kalo kamu mau bawa istri tercintanya nginep…”

“Hmmmm… Kalo gitu… Besok aja gimana…?” Sahut Fadil
“Kenapa harus besok…?”
“Karena aku mau menyiapkan sesuatu kalo harus ngobrol dengan suamimu…”


***

Diary 203
# Hampir Saja Perawanku Hilang

Keesokan harinya, Fadil menelponku pagi-pagi. Dia berkata jika punya sebuah voucher hotel yang sudah hampir kadaluarsa dan lupa ia gunakan. AAAH. Itu hanya alasan klasik. Aku tahu, Fadil hanyalah mencoba basa-basi dengan tujuan supaya bisa lebih dekat denganku. Lebih tepatnya, dengan tujuan merasakan lubang memekku.

Jujur, aku sebenarnya cukup tertarik dengan ide Fadil untuk bisa menjalankan idenya. Dan hanya dengan membayangkan kontolnya yang besar itu, lendir memekku sudah membanjir basah. Akan tetapi, tak mungkin aku langsung mengiyakan,

“Mau nginep berapa lama..?”
Tiga hari…?”
“Aku tak bisa sekarang, karena ada pekerjaan mingguan yang harus kuselesaikan…” ucapku mencoba jual mahal.
“Aku bantuin deh…”

Dengan sigap, Fadil membantu seluruh pekerjaanku. Mengantar semua pakaian kotorku ke tempat cuci, membelanjakan seluruh kebutuhan mingguanku hingga kulkasku penuh, sampai-sampai ia ikut membantuku dalam mempersiapkan pakaian beserta kebutuhanku ketika menginap di hotel.

Sepanjang perjalanan, Fadil tak henti-hentinya memuji penampilanku. Ia menggenggam tanganku sambil sesekali mengecupnya pelan. Tak jarang, ia juga mengusap lututku dan sedikit meremasnya lembut. Perlahan, usapan tangannya pun mulai naik ke atas, hingga tak lama kemudian, tangan jahilnya sudah bertengger di paha.

Aku hanya tersenyum melihat ketidak sabaran lelaki beberapa minggu ini dekat denganku.
“Kok kamu senyum-senyum aja sih…?”
“Terus? Aku harus gimana…?”

Diambilnya tanganku, lalu diletakkannya ditengah selangkangannya.
“Kok…? Udah keras aja…?”
“Iya… Karena kamu…” Jawab Fadil sambil mulai meremas pelan tetek kiriku.
“Sshhh…” Erangku dengan suara yang kubuat seseksi mungkin

Mendengar desahanku, Fadil makin terlihat beringas. Nafsunya makin membumbung. Ia langsung membuka sendiri celana pendeknya dan menurunkan hingga sebatas lutut sehingga kontolnya benar-benar terlihat jelas oleh kedua mataku.

“WOOOWW…” Kontol Fadil benar-benar terlihat menyeramkan. Panjang, besar, dan gagah, dengan urat-urat yang menonjol disana-sini. Kontol itu begitu tebal dan menjulang tinggi. Sampai-sampai, kepala kontolnya melewati lubang pusarnya.

“Kok bengong gitu…?” Sindir Fadil melihat kekagetan di wajahku.
“Gila…Kontolmu gede bangeeet… “ Gemasku yang begitu takjub karena batang kontolnya tak dapat kugenggam sepenuhnya dengan satu tangan. “Muat nggak ya…? Desah mulutku yang secara tak sadar, langsung membayangkan gimana rasanya jika memek mungilku diobrak-abrik oleh pentungan pacar baruku itu.

Kuremas-remas batang beserta kepala kontol besar itu dengan dua tanganku. Kukocok lembut sambil sesekali kupelintir pelan. Kutekan-tekan mulut kontolnya dengan ibu jariku, hingga air mazinya keluar dan melicinkan kepala kontolnya.

“Ssshhh…” Erang Fadil sedikit menggeliat karena kocokan tanganku. Bahkan ketika biji pelernya kuremas, tubuhnya seketika menegang dan menggeliat pelan. “Ssshhh… Jangan kenceng-kenceng, Sayang… Ngilu…”
“Hmmm… Sluuurrpp…” Kuhisap mulut kontol Fadil dan kusesap air mazinya kuat-kuat. Kujilat kepala kontolnya yang membonggol dan mulai kumasukkan kedalam mulutku.
“Nggghhh…. Sayang…” Desah Fadil yang tiba-tiba menghentikan laju mobilnya, “Yuk, Sayang… Kita masuk kekamar dulu… Aku udah ga tahan…” Ucapnya sambil membetulkan celana pendeknya dan mengajakku turun dari mobil.

Aku yang sudah mulai birahi hanya mengikutinya tanpa banyak berkata-kata. Dan ketika kami berdua sampai didalam kamar hotel, Fadil langsung loncat dan menerkamku. Sepertinya, nafsu pacar baruku itu sudah benar-benar tak tertahankan lagi. Tanpa memberi waktu kepadaku, ia langsung membentangkan tubuhku ke dinding. Mengunci pergelangan tanganku, dan melumat mulutku.

Dengan ganas, Fadil menciumi bibirku tanpa memberikan kesempatan buatku untuk bernafas. Dijilatnya daguku hingga leherku. Dibukanya seluruh bajuku dengan kasar, tanpa meminta ijin dariku sama sekali hingga aku langsung bugil dihadapannya.

“Kamu seksi sekali, Sayang…” Seru Fadil yang juga dengan buru-buru melucuti seluruh pakaiannya hingga dalam waktu singkat, kami berdua sama-sama telanjang bulat. Setelah itu, ia menubrukku dan melemparku keatas ranjang.

BRUUUKKKK
“Uhhh… Kasar sekali perlakuan lelaki ini…” Seruku yang entah kenapa, tak marah.

Melihat kepolosanku diatas tempat tidur, Fadil hanya tersenyum. Ia lalu melompat naik keatas kasur, dan menubruk tubuh telanjangku. Ia meremas-remas kedua tetekku sambil menarik-narik secara kasar putingku hingga mengancung tinggi.

HAAAPP. SLUURRPP…SLUURRPP…
Fadil mencaplok tetekku sambil mengisap-hisap pentilku seraya bayi raksasa.

“Nggghhhh…Sayang…” Erangku kegelian, karena merasakan kenikmatan birahi yang begitu sangat dari hisapan dan jilatan pacar baruku itu.

Namun, rasa sangeku meninggi, Fadil tiba-tiba melepas lumatan mulutnya dari tetekku. Ia lalu memeraih kedua pergelangan kakiku, dan didorongnya kearah paha. Lututku tertekuk dan menyentuh kedua tetekku. Fadil membuatku mengangkang, dengan memek yang terekspos dihadapannya.

“Memek kamu pink…” Itu adalah kalimat Fadil, ketika ia mengarahkan kepala kontolnya kebelahan memekku.

ANJIMMM
“Fadil ternyata pengen langsung ngentotin memekku..” Jerit hatiku ketika aku merasa, ada sebuah kehangatan yang mengancam disela-sela lubang pipisku.

PUK PUK PUK
Suara tepukan kepala kontol Fadil sesaat sebelum ia menghujamkan kontolnya maju.
“FADIL… JANGAN…!!!” Panikku sambil berusaha menahan sodokan pinggul pacarku.

SLEEEPPP
Kontolnya meleset. Tak berhasil masuk kedalam memek dan menyenggol itilku.
“Uuuhhhh…” Erangku ketika merasakan gesekan batang kontol Fadil menggesek kacang kemaluanku.

Merasa tak berhasil di sodokan pertama, Fadil mengambil ancang-ancang lagi. Ia tepuk-tepukkan kepala kontolnya di belahan memekku, lalu kembali menghentakkannya maju. SEEETTT. Kali ini, kugeser selangkanganku kesamping, sehingga membuat sodokan kontol Fadil meleset untuk kedua kalinya.

“Ihhhh… Sayang….” Kesal Fadil ketika merasa tak berhasil mengambil keperawananku.
“Jangan, Sayang… Aku masih perawan…” Tolakku sambil menggelengkan kepala
“Sebentar aja kok…” Ucap Fadil yang kali ini, mengcongkel-congkel memekku dengan kepala kontolnya.

Sumpah, cukitan kontol Fadil benar-benar terasa begitu nikmat. Membuat rasa tegang karena penolakan otot memekku, seketika melunak. Terlebih, karena lendir kemaluanku yang terus membanjir, membuat memekku melebarkan kedua dindingnya serta membukakan jalan untuk menyambut kemaluannya masuk.

SIAAAALLL
Congkelan dan cukitan kontol Fadil, membuat keteguhan hatiku tiba-tiba bimbang. Antara menolak menolak dan melewatkan kenikmatan yang begitu menggoda ini, atau diam dan membiarkan lelaki ini mengambil keperawanku.

Hingga, suatu ketika, tubuhku tiba-tiba tak bisa kukendalikan. Rasa gatal memekku, menutupi batas toleransi kenikmatanku pun mulai mengambil alih keputusan otakku. Aku tak sanggup menderita karena gelitikan kontol Fadil yang begitu nikmat ini. Aku ingin mendapat garukan kontol Fadil. Aku ingin menerima sodokan kontol jumbo ini.

Kulebarkan kedua pahaku, dan bersiap-siap meloloskan permintaan kontol Fadil supaya bisa masuk ke lubang memekku lebih dalam lagi.

CLEEEEEEPPPPPP
“Ooohhhhh…Nggghhhh…” Mulutku meraung. Karena tak tahan akibat rasa gatal memekku yang makin menjadi-jadi. Kubuka pahaku semakin lebar, dan kubiarkan kepala kontol Fadil makin menyusup lebih jauh lagi.
“Sempit banget memekmu, Sayang…” Desah Fadil sambil terus menggoyang kontolnya maju.

Tiba-tiba, aku merasakan rasa gatal memekku menghilang. Tergantikan dengan kejutan sengatan listrik yang menyetrum sekujur tubuhku. Aku menggelinjang. Tubuhku mengejang. Dan disusul oleh hentakan-hentakan kakiku dan tanganku yang tak terkontrol sama sekali.

CREEETTT CREEETTT CREECREETT CREEETT CREEETTT
Aku merasa, otot memekku berdenyut dengan dahsyat. Disusul oleh semburan cairan bening yang begitu nikmat. Ah, rupanya aku orgasme.

Aku lemas. Tubuhku melemas, dan seluruh tulang serta sendiku terasa copot.

Melihatku yang seketika lunglai, membuat Fadil mendadak bersemangat. Lelaki kekar itu buru-buru menggesekkan batang kontolnya di memekku, sebelum akhirnya ia menarik kontolnya dan kembali menusukkan dengan gerakan super cepat.

PREEETTTT
Tiba-tiba, aku merasa sakit yang luar biasa. Seperti ada sesuatu yang sobek didalam memekku.
Meskipun ada rasa gatal memek yang menuntutku untuk membiarkan kontol Fadil menggaruknya, akan tetapi aku tak sanggup menahan rasa sakit ini.

“Aaarrrrgggggghhh… Aduuuhh… Memekku sakiittt…!!!” Teriakku yang secara spontan, mengejangkan kaki dan menendang Fadil yang masih berusaha memasukkan kontolnya pada memekku terjengkang kebelakang

BRRRUUUKKK
“Jangan, aku gak mau… !!” Jeritku lantang, ”Memekku sakit…!”
“Sebentar doang, Sayang…” Bujuk Fadil lagi, “Nanti juga ilang kok…”
“Ennnn… Nggak.. !!!“ Tolakku lagi, “Kalo memang kamu masih mau ngambil perawanku, mending kamu pulang aja deh…”
“Kok jadi gitu sih…? Aku khan belum…”
“Aku masih belum siap buat ngentot… “ Potongku

Fadil menarik nafas panjang sambil berusaha mendekat kearahku.

“Kalo aku cuman gesek-gesekin kontol di memekmu…? Kira-kira boleh nggak…?”
“gesek-gesek…?”
“Iya… Sampe pejuku keluar aja… “

Meskipun aku tak percaya akan ketulusan ucapannya, akan tetapi aku menganggukkan kepala.

Melihat persetujuanku, Fadil tersenyum girang dan buru-buru menggiringku supaya duduk di tepi tempta tidur. Setelah itu, ia membaringkanku dan berjongkok tepat di depan memekku. Setelah itu, ia menempelkan batang kontolnya dan mulai merebahkan diri diatas tubuhku.

SLEEK SLEEK SLEEK.
Dengan perlahan, pacar baruku itu mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Menggesekkan batang beruratnya di sepanjang celah kemaluanku.

“Ooogh… Rasanya benar-benar enaaaaakkkkk….” Erangku dalan hati, tak memungkirin kenikmatan yang dihasilkan dari gesekan kelamin kami berdua. Kuremas pantat Fadil, sembari memberikan arahan gerak kepadanya.

CLEK CLEK CLEK CLEK
Lendirku, makin terasa membanjir. Melicinkan dan memudahkan gerak nikmat kontolnya ketika menggaruk rasa gatal di memekku. Klitorisku pun makin membengkak, menyambut gerak cinta kontolnya yang makin cepat menggilas kacang itilku dengan urat batangnya yang bertonjolan.

“Uuuugh… Nikmat sekali rasanya… “ Erangku dalam hati sambil memperhatikan keceriaan wajah Fadil yang terlihat mempesona.
“Lubang memekmu, pasti rasanya luar biasa..”
“Kontolmu juga enak…”
“Aku ga sabar pengen memasuki lubang memekmu, Sayang…”

Aku tak menjawab, hanya tersenyum sambil memejamkan mata. “Sssshhh… Enak bangeeeet..” Erangku ketika merasakan gelombang orgasmeku kembali mendekat.
“Aku mau keluar, Sayang…” Erang Fadil ketika ia makin mempercepat goyangan pinggulnya.
“Nggghhhh… Aku juga mau keluar, Sayang….” Erangku yang secara tiba-tiba merasakan kembali kedutan nikmat pada liang memekku.

Secepat kilat, aku segera membuka kedua pahaku lebar-lebar. Membuka pertahanan memekku dan membiarkan celah perawanku tak terjaga sama sekali. Entah kenapa, setelah semua yang kulakukan demi mempertahankan keperawananku, tiba-tiba aku ingin merasakan gesekan urat kontol Fadil lebih jauh lagi.

Sadar akan kepasrahan diriku, Fadil tiba-tiba membelokkan tusukan kontolnya. Dari yang semula hanya digesekkan di celah memekku, sekarang ia arahkan kebawah. Menusuk ke lubang kemaluanku.

SLEEEEEPPPP.
Kepala kontol Fadil terbenam setengah, dan terus masuk semakin dalam ke liang memekku. Sekuat tenaga, ia berusaha menembus pertahanan celah kewanitaanku.

Namun, ketika kontolnya berusaha merobek selaput daraku, Tiba-tiba, aku merasakan lendir panasnya lagi-lagi meluber kencang. Dan disusul oleh hentakan tubuhnya yang mengejat-ngejat keenakan.

CROOT CROOT CROOOCOOOT CROOOT CROOOTTT
Saking kuatnya, semburan pejuh Fadil menyemprot hingga ketetek dan daguku.

Dan bersamaan dengan semburan nikmat pejuh Fadil, memekku pun ikut menyambutnya.
CREEETTT CREEETTT CREECREETT CREEETT CREEETTT

Berdua, aku dan Fadil hanya bisa terdiam.

“Udah puas khan sekarang… ? Pejuhmu udah keluar… Jadi aku harap kamu sekarang segera pergi dari sini…” Seruku sambil mendorong wajah Fadil dari kedua tetekku, “Aku capek… Mau tidur…”

Tanpa berucap sepatah katapun, Fadil akhirnya bangkit dari tubuhku. Ia kenakan seluruh pakaiannya dan langsung pergi, meninggalkan tubuhku yang masih bergelimang benih kejantanannya.


Bersambung,
By Tolrat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd