Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kepalsuan dan pura-pura [PART 1 - GADIS YANG CELAKA]

PandaEyes

Semprot Kecil
Daftar
14 Feb 2018
Post
72
Like diterima
164
Lokasi
Lubuk hati terdalam
Bimabet

oura.jpg




PROLOG

Langit yang gelap penuh awan hitam itu sudah gusar seakan tak sanggup menahan isi yang akan ditumpahkan ke bumi. Sambaran kilat serta gelegar suara petir terdengar sesudahnya. Sedikit demi sedikit air langit turun, serta diiringi gemuruh angin.

Para pengendara motor di jalanan sebagian menepi sekedar untuk memakai jas hujan, atau bahkan berteduh, tidak sedikit pula yang teruh menghajar jalan dengan memacu lebih cepat, agar segera sampai tujuan mereka.

Tak terelakan pula oleh seorang pria yang duduk di kursi santai yang disediakan mini market, nampaknya ia lupa membawa jas hujan, sehingga memilih untuk menunggu hujan reda. Pria itu memandang kosong ke arah depan, sambil menggenggam kalem minuman bersoda. Ia pun memejamkan matanya sesaat, terdengar suara petir dan turunnya hujan yang lebat.

Para pengemudi di sekitar berduyun duyun mencari tempat bernaung, dan dalam hitungan menit pun halaman mini market tersebut dipenuhi oleh orang orang yang berteduh. Pria barusan mengeluarkan iPodnya untuk memainkan playlist musiknya sambil menunggu hujan reda.

Burning from the inside
Crying with pain
ANATA NI WA SUKUENAI


Dengan mata terpejam dan mengangguk-anggukan kepalanya perlahan ia menikmati lantunan lagu tersebut.

Namun, ditengah kekhusuannya, ia dikejutkan seseorang yang menepuk pundaknya, lekas pria itu menengok kearah tepukan tersebut, seorang wanita tinggi semampai dengan rambut panjang, serta tahi lalat di pipinya.

“kak, aku numpang duduk ya…”

Dengan santun ia bertanya pada pria tersebut, namun pria itu hanya melihat tanpa berkata sepatah apapun, sepertinya suara wanita itu terbiaskan oleh suara musik pada earphonenya, pria itu melepas sebelah earphonenya, lalu memiringkan kepalanya mungkin dengan maksud bertanya atau meminta wanita itu mengulang perkataannya.

“boleh saya duduk di sini kak?” wanita itu tersenyum bibirnya merah merekah.

“aa.. ii iya boleh…”

pria itu nampak gugup dan menggeser mundur kursinya, sambil menoleh ke semua penjuru, ternyata hanya tempatnya lah yang masih kosong. Ia nampak terlalu terlalut dalam konser music kecilnya.

“makasih…”

Segera wanita itu duduk di samping pria itu. Setelah menempatkan posisi duduknya senyaman mungkin, wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memasang earphone juga.

Kini ada 2 orang yang sedang asyik dengan konser kecilnya masing masing.

Waktu berlalu tanpa terasa oleh mereka berdua yang asyik dengan aktivitasnya masing-masing.

Hingga hujan telah reda, awan hitam yang berkumpul serta mentari yang bersembunyi di baliknya kini telah terkuak, genangan air di atas jalan menjadi sisa sisa keberadaan hujan lebat sebelumnya.

Sang gadis membenahi barang barangnya dan bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut, tak lupa ia melempar senyum pada pria tersebut, entah menyadari atau tidak pria tersebut, tapi yang jelas mereka saling pandang satu sama lain.

Saku pria itu bergetar, lalu di ikuti dering notifikasi, tanda ada pesan masuk ke ponselnya.

“Aldi, kalau mau bimbingan ibu ada di kampus sampe jam 7 nanti”

Itulah isi pesan singkat dari platform hijau di ponselnya

Segera pria itu membalas pesan tersebut.

“baik bu, saya 30 menit lagi sampai kampus”
Aldi bergegas beranjak dari tempat tersebut, dan menunggangi Cerberus merah miliknya, sambil memberikan selembar uang pada kang parkir yang dilanjutkan dengan memberikan aba aba lalu meniupkan pluitnya.

Aldi memacu Cerberusnya membelah jalan lurus di depannya, namun tidak menyurutkan kehati-hatiannya, mengingat jalanan agak licin setelah hujan.

Mengendarai sambil ditemani playlist kesayangannya sudah menjadi kebiasaan, atau bahkan kebutuhannya.

Oshibana natsukashimi ha

Omoide ni hitaru yuuzora

Yubiori kazoeteita

Kimi ni au hi wo matsu

Ano koro he
 
Tandain dulu buat si toge
Toge? lemak jahat bro

Waduuh, jarang" nih Frieska...izin nenda suhu
perasaan banyap kok yang bikin kak fries

Sepertinya menarique 🤔
semoga

nongkrong dulu ahh. sepertinya seru
mudah-mudahan

All hail Frieska
thanks bro

hmmmm

marked
sip

Tandai dulu... Ada Frieska soalnya.
oke

Aihhhh mpris
siap

Wah ini nih
yang ditunggu bro?

plis dikelarin sampe kelar jgn berhenti di tengah jalan.
waduh semoga tidak ada aral melintang ya bro
 
PART 1 - GADIS YANG CELAKA







Di sudut ruangan nampaklah buku buku yang tertata rapih mengurut berdasarkan abjad dan genrenya tersusun kokoh pada tempatnya.

Seorang wanita bersweater coklat kopi yang dipadu dengan celana kulot hitam, sedang fokus mencari buku yang ia maksudkan.

Telunjuknya bergerak sambil terus melangkah menyisir deretan buku buku yang ada, hingga akhirnya berhenti lalu merendahkan tubuhnya dan kemudian berjongkok.

“oh ini dia ketemu”

Gumamnya, ditariknya buku tersebut dengan hati-hati agar tidak merusak tatanan buku buku yang sudah tertata rapih.

Sambil berjalan meninggalkan rak tersebut, ia mencari spot kosong nan nyaman untuk membaca buku itu. Dipilihlah meja kosong di ujung dekat jendela.

Ia menyimpan tasnya di atas meja berikut buku tersebut, kemudian mengeluarkan buku catatan bercover not balok berwarna hijau.

Tak lupa alat tulis pun ia siapkan dan mulai menikmati isi buku yang ia sudah ia pilih itu. Sambil mengangguk angguk paham akan sesuatu yang ia dapatkan dari materi bacaannya itu, ia meneruskannya dengan mencatat point point penting dalam buku catatannya yang sudah siap digores tinta tinta miliknya.

Dibukanya lembar perlembar, setiap poin poin yang ia rasa berguna dan penting ia tuangkan ke dalam buku catatannya. Terus menerus berepetisi. Sampai ia terdistraksi oleh suara dering notifikasi ponselnya.

Segera ia merogoh sakunya , tentu saja ponselnya yang ia keluarkan dan segera dicek.

Beberapa pesan grup line, pesan dari kerabat serta keluarganya.

Pertama ia mengecek pesan dari kerabat yang merupakan teman tempat kerjanya.

“Fries, besok pagi udah di Jakarta kan? Siangnya kita ada gladi resik buat acara di stasiun teve”

Dengan lincah ibu jari Frieska mengetuk layar ponselnya guna membalas pesan dari managernya tersebut.

“oke siap laksanakan”

“gue berangkat maleman, titip salam buat yang lagi latihan hari ini ya…”

“semangat terus! ”

Ia tersenyum sambil menekan tombol back lalu beralih ke pesan grup linenya, ia tertawa terkikih sambil scrolling layar kebawah mengikuti rentetan pesan pesan yang dikirim oleh teman teman satu grupnya tersebut.

Kemudian notif pesan berbunyi lagi, nampaknya ada pesan yang tak dapat biarkan begitu saja. Ia melihat ada beberapa pesan yang dikirim oleh kakaknya sebelumnya.

“kong!”

“omat ulah malem teuing”

“besok pagi kan kita mesti kerja”

“kong”

“euleuuuuh si aku dikacangin gini”

“heh bales! Lagi online juga maneh teh nya!”

Frieska terbahak lalu menutup mulutnya dan tersadar bila suaranya berpotensi mengganggu sekitar, tapi nampaknya karena ia terlalu asyik sehingga hari sudah agak gelap, dan waktu sudah menunjukan pukul 17:50. Satu jam lagi kurang lebih Perpustakaan ini akan segera tutup.

“iya bawel ih baim!”

Ternyata tidak memakan waktu lama, balasan dari kakaknya masuk.

“udah cepet pulang, mamah sama aku udah bikin makan malam special nyaho!”

Frieska hanya membalas dengan emoticon kelinci yang meledek dengan menjulurkan lidahnya.

“telor donk special mah” ledeknya

Segera dia tuntaskan pekerjaanya, sambil mengecek keadaan sekitar. Ternyata sudah cukup sepi dan sunyi, bahkan derak jarum jam dinding pun terdengar jelas.

“oke kelar udah”

Ia merapihkan buku catatan serta alat tulisnya kedalam tas, dan mengembalikan buku yang sudah ia pakai ke tempat asalnya, dengan berjalan agak terburu buru ia melewati beberapa rak buku hingga akhirnya tempat yang ia maksud ditemukan.

“nah ini dia!”

Frieska mengeser deret yang agak renggang itu sehingga buku yang sudah ia pakai bisa tertata rapih kembali.

Frieska segera menuju ke tempat penjaga perpustakaan untuk mengambil kembali kartu keanggotaannya yang dititipkan di sana, sebagai syarat masuk untuk pendataan pengunjung perpus.

Setelah berpamitan kepada penjaganya, tepat ia akan keluar dari pintu, ia berpapasan dengan seorang pria yang rasanya familiar.

Mereka saling tatap satu sama lain, frieska melemparkan senyumnya dan mengangguk, ia baru ingat ternyata pria itu adalah pria yang sama saat ia sedang menunggu hujan reda di mini market, Aldi.

Namun karena mereka tidak begitu saling kenal , mereka hanya bertukar senyum dan melanjutkan langkahnya kembali.

Aldi bergegas menuju tempat penjaga perpus yang fokus menginput data di depan computer. Sedangkan Frieska melenggang keluar area tersebut dan memutuskan untuk segera pulang.

“maaf mbak, tutupnya masih 1 jam lagi kan?”

Tanya Aldi memastikan.

Dengan angkuh dan berlagak sok sibuk melihat layar monitor, wanita penjaga perpus itu menjawab dengan nada agak ketus

“kurang lebih 30 menitan, soalnya 30 menit lagi kan dipakai untuk beres beres…”

Belum selesai ia melanjutkan kata-katanya wanita itu melirik ke arah Aldi, lalu tersipu malu lantas 180 derajat perilaku serta cara bicaranya berubah, bak kawan dekat.

“aeh… Aldi! Kirain siapa, ihh nyante aja, pasti lagi nyusun skripsi ya? Ada yang mesti direvisi lagi kah? Atau perlu buku apa? nanti aku tunjukin…”

“ah… santai aja mbak, ga usah repot-repot, ini mah beda lagi bukan soal skripsi.”

Aldi mengeluarkan dompet guna memberikan kartu perpusnya, dan kemudian menyerahkannya pada wanita tersebut, dengan senyuman yang sumringah wanita itu tampak terpesona sambil membetulkan letak kacamata dan poninya yang menjuntai.

Aldi bergegas menuju lokasi buku yang ia cari, bagai wanita yang terhipnotis sesaat, ia kembali berseru

“kalo butuh bantuan apa aja just call me oke”

Aldi menoleh dan mengangguk.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, tanpa beranjak dari sana ia membuka buku menuju halaman daftar isi dan ia menggelengkan kepalanya, apa yang ia cari ternyata tidak ada pada buku itu.

Kembali ia mengarungi susunan buku-buku yang bergenre sama. Mengambil buku lalu mengeceknya lalu kembali menempatkannya pada tempatnya. Hampir 15 menit ia berkeliling dan tak menemukan apa yang ia cari.

Lalu ia memutuskan untuk duduk terlebih dahulu, membuka laptop dan mencari info dengan berselancar di dunia maya.

Aldi menopang dagunya, setelah beberapa menit berkutat namun nihil, apa yang dia cari tidak ia ketemukan.

Sampai saat dimana ia terkejut oleh moment suara ponsel yang berdering dengan alunan sebuah lagu barat bergenre rock, cukup catchy dengan suara ketukan drum maupun distorsi gitarnya. Aldi tralihkan dan mencari sumber bunyi suara tersebut, karena ia tahu hanya dia satu-satunya pengunjung yang berada di perpus jam segini.

Ia pun beranjak dan melihat ponsel tergeletak di atas meja, bertuliskan caller name “Si Aku”. Sudah jelas pasti dalam pikirannya bahwa pemilik ponsel tersebut mencarinya dengan mencoba menghubungi ponsel tersebut.

Klik, Aldi menjawab panggilan tersebut.

“Alhamdulillah ada yang ngangkat!”

“ya.. hpnya ketinggalan di perpus, mau dititipin ke petugas mbak?”​

“ehh kirain ini petugas perpus, mmm aku Frieska, sepertinya kakak yang tadi papasan sama aku pas di pintu masuk bukann ya?”

“aahh iya… jadi gimana?”​

“mmm anu kak, maaf ya kalau gak ngeberatin…”

“oke share lokasi kamu, nanti aku kirim tar pake gojek, aman kok”​

“waduh kak makasih banyak ya, maaf nih jadi gak enak…”

“santai, lagian aku gak keberatan kok”​

“iya kak, sekali lagi aku minta maaf udah ngerepotin ya… makasih banyak”

“oke don’t mind it”​

“anu kak?, nanti aku sharelokasinya lewat WA apa line?”

“enumaelish”​

“eh gimana kak?”

“line id ku, enumaelish”​

“ok kak siap, thanks ya”

“ok”​

Percakapan itu pun berhenti sampai disitu.

Tidak lama kemudian notif line Aldi berbunyi tanda pesan masuk

“Hallo kak ini aku frieska”

“Ini lokasi aku, sekalian aja nomor ovo atau gopaynya nanti aku isiin.”

Kemudian ponselnya kembali berdering, namun kali ini dengan ringtone yang berbeda


Why'd you only call me when you're high?
Hi, why'd you only call me when you're high?




Aldi tertegun sejenak, melihat nama kontak tersebut, “R u mine?”

Ia membiarkannya sejenak, dan memejamkan matanya sambil menikmati lagu ringtone tersebut, tidak seperti biasanya kuping aldi yang biasa diperdengarkan lagu lagu bergenre j-alternative rock ataupun jpop bisa menikmati lagu barat.

Kemudian aldi tersadar, mungkin itu panggilan penting dari kerabat atau sanak familinya.

“beb… masih di bandungkah?”

“ha.. hallo, sorry tapi hpnya frieska ini ketinggalan di kampus…”​

“hah?! Maksud lo?”

“iya tadi hape dia ketinggalan di perpus, dan sekarang gue mau gosenin ke alamat dia”​

“ahh oh oke… thanks bro, untung lu yang nemuin, pantesan chat gua gak dibales-bales”

“iya santai aja, ini gue mau kirim sekarang, kalau gak keberatan boleh gue tutup?”​

“ohh oke bro”

Aldi mengerutkan keningnya ada sedikit pertanyaan dan keingintahuan dibenaknya namun iya langsung tersadar bahwa tujuannya ia datang ke perpus untuk mencari buku dan bertemu dosen pembimbing.

“astaga! Sampe lupa…”

Aldi segera melanjutkan pencarian bukunya yang tertunda itu, kali ini ia dikejutkan oleh suara wanita penjaga perpus.

“Al… udah dapet bukunya?”

“belum nih, masih nyari hehe”

“aku bantu ya, boleh?”

“kalo gak ngeberatin dan gak ganggu kerjaan oke deh”



Setelah beberapa menit berselang akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka cari dan butuhkan.

Puas dengan apa yang ia dapatkan kini ia bergegas melanjutkan pertemuannya dengan dosen pembimbingnya.



Fiuhh… kelar juga akhirnya. Hari sudah mulai gelap lalu ia kembai mengecek ponsel milik frieska.

Dan betapa terkejutnya ia mengetahui ketika ada beberapa miscall di ponsel itu juga miliknya, kedua ponsel itu ia silent saat bertemu dosen, tentu saja pesan maupun panggilan masuk terlewatkan begitu saja.

“astaga! Ada-ada aja…”

Lalu ia membuka pesan chat dari frieska.

“kak sudah dikirim?”

“kak”

“halo…”

“kakak oke?”

Lalu segera Aldi membalas pesan tersebut.

“Frieska mohon maaf, tadi aku lupa ada janji sama dosbing, sampe kelupaan mau gosenin ini”

“gantinya aku yang kirim sekarang ke lokasi mu”

Frieska typing

Sepertinya Frieska merespon chat tersebut.

“aduh kirain ada apa kak, aku sempet khawatir”

Aldi tersenyum lalu membalas chat tersebut

“tenang aja hpmu aman kok, aku otw sekarang ya”

“ehh maksudku kirain ada apa-apa gitu sama kakaknya”

“nvm, I go now”

“ok, hati-hati di jalan kak”

Segera Aldi menuju parkiran dan menyalakan aplikasi penunjuk arahnya, sambil mengenakan earphone agar memudahkannya menerima informasi dari sang navigator.

Dengan cepat ia memacu laju kendaraannya, sambil terus fokus dan awas terhadap situasi jalan maupun arahan navigator.



**



“Gimana kong udah sampe gojeknya? “

“Masih belom mbak, orang yang nemuinnya kelupaan katanya hahaha” Frieska tertawa renyah sambil menikmati snack

“Lah kok bisa? Awas modus doank kong!” Melody mencoba mewanti wanti frieska sambil beranjak dari sofa.

“Hush! Jangan asal nuduh, teu kenging suudzon!” Frieska bersungut sambil menggerak gerakan jari telunjuknya

“Euleuuuh dikasi tau kok ngeyel ya, udah gue mau mandi dulu”

Melody meninggalkan frieska yang sedang asik menonton Netflix sambil ditemani cemilan dan secangkir kopi latte.

Iseng frieska melihat ponselnya dan membuka akun linenya, entah setan kepo apa yang merasuki frieska, ia membuka profil Aldi dan berseluncur di TLnya.

“tipikal cogan ini mah, Yuki mah lewat hohoho” melihat ava dan beberapa foto milik Aldi.

“quotenya sadboy bener, cogan kok gini.. ehh bentar kayaknya… ini lirik lagu kan?” melihat isi beranda dan postingannya.

Frieska yang bagai curious cat mengetikan kalimat yang terpampang itu lalu mencarinya di internet

Alangkah terkejutnya ia, hasil yang berupa translate inggris lirik lagu sebuah band jepang.

Frieska membuka spotifynya dan mengetikan judul serta band tersebut, kemudian lantas ia putar,

Suara keyboard yang mengalun terasa sendu ia rasa. Relevan dengan judul nya ain’t afraid to die.

Kemudian dering ponsel Frieska berbunyi, ia segera mengangkat Video call yang ternyata dari kekasihnya.

Tapi sebelumnya ia bersolek dan merapihkan tatanan rambutnya.

“Hai beb!”

“ihh bae lagi dimana nih? Kok terang banget kayak lagi di studio gitu? Pemotretan apa?”​

“ce ilah, pemotretan… emang elu beb, sama bang jager” canda pria itu sambil mengusap usap dagunya dan agak memiring-miringkan wajahnya seperti yang sedang bercermin dan bergaya.

“udah deh gak usah sok ganteng gitu, tapi beneran lu lagi ada pemotretan itu?”

frieska penasaran sambil mengambil cemilan dan kemudian melahapnya.​

“eh beb ngunyah mulu… bukan gue, gue mah jadi supir… ini Naomi lagi ada endorse-an”

kemudian pria itu menampakan seorang wanita yang sedang berfose dengan serius.

“biarin wlee… Tunggu-tunggu lu di bekasi? Apa di mana sih?”

Frieska melongo penasaran sambil menghentikan kegiatan ngemilnya.​

Sebgai info, Naomi adalah sepupu dari Yuki, ibu mereka itu bersaudara. Jadi tidaklah aneh bila terkadang Yuki sering jalan bareng dengan keluarga Prasetya itu.

“kagak lah, di jakarta… btw kapan nih kita bersua beb?”

“secepatnya, rencana sekitar jam 8an lah kita, maksudnya Mba imel sama gue berangkat dari sini”​

Yuki melihat jam sekilas kemudian mengangguk angguk

“bentar lagi donk beb, mau langsung ke apartemen apa ke rumah melody?” tawar Yuki

“emmm… liat ntar aja deh, kan mba imel yang nyupir, eh say hello donk buat cici Barbie bae!”​

Langsung saja Yuki menoleh ke belakang, kemudian menuju Naomi yang kebetulan sedang break.

“Haiii sayanggg!! Apakabar?? Cantik bangeett!”

Frieska begitu excited​

“baiiiik… hei mpriss, kangeenn uuuu… haha” Naomi kemudian menutup mulutnya sambil tertawa

“kapan balik ke Jakarta??” Naomi balik bertanya

“bentar lagi, ini lagi nunggu mba imel siap-siap, sama handphone gue ketinggalan di kampus, katanya mau ada yang mulangin ke rumah”

jelas Frieska.​

Namun Pucuk di cinta ulam pun tiba, sambil celingak celinguk mengecek ruang tamu yang kebetulan terdengar suara bel berbunyi.

“ehh say tunggu ya, kayaknya itu deh orangnya dateng.”​

“oh oke, oh iya titip salam ya buat teh melody…” seru Naomi

“iya cantik, bae gue kedepan dulu ya”

sahut Frieska dan akhirnya mereka mengakhiri sesi video call mereka.​

Frieska melangkah dengan agak tergesa gesa, entah kenapa jadi agak berdebar juga.

Saat frieska membuka pintu, timbulah sosok tinggi dengan hoodie yang menutupi kepala, wajahnya tersenyum canggung, dan menganggukan kepala.

“permisi, Frieska kan?” Tanya pria tersebut memastikan

Aldi membuka kerudung hoodienya, yang agak lembab terkena rintik gerimis yang sedari tadi di jalan mengegempurnya.

“iya kak, ehh maaf silakan masuk dulu kak”

Frieska mempersilahkan masuk aldi kedalam, tapi Aldi tetap berdiri di depan pintu sambil merundukan kepala sungkan.

“gak apa-apa disini aja, lagian sebentar aja kok” Aldi agak canggung berhadapan dengan Frieska dan memilih bersikap seperti itu.

“ihh jangan gitu, sok masuk atuh kak, jangan sungkan-sungkan. Kita kan sekampus, bukan orang lain juga” frieska meneguhkan hati aldi, tapi aldi tetap kaku seperti kanebo kering.

“ahh…” akhirnya mau tidak mau ia mengikuti inginnya Frieska.

Sambil melepas sepatu dan tanpa melepas kaus kaki ia melangkah masuk.

“gak apa-apa pake aja ke dalem sepatunya kak” ujar frieska yang melihat Aldi melepas sepatu

“Basah fries, nanti becek lantainya…permisi…” lagi lagi Aldi berasa sungkan dan kemudian masuk

“sok atuh duduk dulu, mau minum apa? Teh, kopi, susu, atau jus buah?” senyum Frieska sepertinya cukup membius Aldi sampai ia mematung menatapnya.

“santai aja kak, anggap aja rumah sendiri hehe, ga usah canggung” frieska terkekeh dan membuat Aldi mampu tersenyum malu dan duduk di sofa yang berada dekat pintu.

“gak usah repot-repot, air putih aja cukup” Aldi yang masih agak sungkan, sebenarnya tidak nyaman bila sampai harus bertamu lama-lama bahkan sampai dijamu. Karena niatnya hanya ingin mengembalikan ponsel saja.

“mmm air putih, susu maksudnya?” entah kenapa frieska kemudian melakukan gestur yang membuat Aldi agak terperangah, kedua tangan frieska dilipat memeluk badannya sehingga gumpalan daging di dadanya yang cukup menyembul jadi terkunci, dan tercetak jelas. Tentu saja aldi langsung menelan ludah lalu mengalihkan lirikan matanya sejenak menyadari ketidak sengajaan hal tersebut.

“yaa… udah sih bebas aja hehe” Aldi akhirnya pasrah dengan pilihannya. Dan membuat frieska tersenyum puas.

“oke kayaknya susu hangat cocok deh, menemani malam yang dingin” sekejap frieska melepas kedua tangannya sehingga dadanya yang menyembul itu agak bergoyang. Ia memakai kaus abu yang mungkin agak kecil ntah model ukurannya memang begitu, sehingga dapat terlihat jelas lekukan asetnya yang menjadi daya tariknya itu.

Sambil menuju dapur frieska tersenyum penuh arti, ia menyadari bahwa Aldi sedari tadi memperhatikan dadanya dengan malu malu, sengaja ia buat begitu untuk memancingnya.

“dasar cowok” gumamnya perlahan.

Melody menuruni tangga dan melihat frieska yang sedang berkutat dengan kompor.

“masak naon deui yeuh? Hayu siap-siap atuh” (masak apa lagi? Ayo siap siap) melody menggeleng-gelengkan kepalanya.

“heh, ini lagi bikinin minuman buat si Aa yang bawa henpon aku tau!” jawab frieska tersenyum ketus

“eleuuuuuh baru datang? Sugan teh titatadi, ya udah gue pake kerudung dulu” melody masuk ke kamar sebelah dapur.

Aldi menerawang dan mengeksplor ruang tamu tersebut, di sana terdapat lemari kaca berisi piring, gelas, cangkir jadul nan antik juga hiasan-hiasan dan merchandise dari berbagai daerah dan Negara.

Disertai dengan adanya foto keluarga yang menempel di dinding, Ayah ibu, dan 3 orang putrinya. Ia bisa menerka bahwa Frieska adalah anak bungsu, namun saat melihat anak yang ditengah ia mengerutkan alisnya. Mencoba mengingat-ingat sesuatu.

Ia memejamkan matanya sambil berkonsentrasi, namun kedatangan frieska membuatnya buyar.

“Segelas susu hangat sudah siap kak” Frieska tersenyum lalu menyajikan gelas tersebut sambil membungkuk di dekatnya, sepertinya ia mencoba menggoda Aldi, tapi aldi yang bisa membaca hal itu sebelum terjadi, ia langsung berbalik sebelum frieska membungkuk di depan aldi, aldi mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Frieska menggigit bibir bawahnya, gemas karena serangannya meleset.

“ano… ini ponsel yang ketinggalan…” kemudian dengan sigap aldi berbalik sambil mengacungkan benda tersebut, celakanya frieska yang sedang berada di depan aldi tepat, dan juga tubuhnya yang agak bungkuk membuat ponsel dan tangan aldi membentur benda tumpul nan empuk.

Jleger, tampaknya Aldi sangat terkejut, tangannya bergetar mulutnya agak menganga dan matanya terbelalak, lain halnya dengan frieska yang malah menunjukan wajah kegelian sambil tersipu malu.

Keduanya malah mematung dengan posisi yang cukup membuat keduanya salah tingkah.

“ahngg…” desisnya

“sorry! Gue gak sengaja, gue gak bermaksud macem macem fris!” dengan cepat Aldi menarik tangannya kembali. Wajah aldi merah seperti udang rebus. Frieska jangan ditanya, ternyata lagi lagi itu sudah direncanakan olehnya. Dalam benaknya Frieska tertawa puas akan kemenangan yang telak meski itu sama sekali di luar rencananya.

“ng… nggak apa-apa kok, lagian kakak gak sengaja kan?” frieska malah mengusap usap sebelah dada bagian atasnya. Dan tentu saja aldi langsung membuang muka, sebelah tangannya mengepal nafasnya tersengal.

“maaf fries, ini Ponselnya aku taro di sini aja.” Aldi menyimpan ponsel tersebut di atas meja ruang tamu, sambil tidak melepaskan pandangannya ke bawah. Kemudian ia mengambil tasnya dan kemudian beranjak.

“loh kak kok buru-buru sih?” frieska keheranan, ternyata momen itu tidak sesuai rencananya, dan malah merusak suasana.

“sorry, gue baru inget harus nganter adek kursus malem ini, sorry banget” Aldi beberapa kali membungkukan kepalanya. Dan kemudian keluar dan pamitan, di saat itu juga frieska merasa bodoh dan menyesal dengan kelakuannya. Ia agak cemberut. Lalu keluar mengikuti Aldi.

“kak gak akan diminum dulu susunya gitu?” lagi lagi frieska mencoba peruntungan dengan menggoda Aldi kembali.

“gak fries, kapan-kapan aja ya” Aldi memakai helm fullfacenya, dan menaiki serta menstater motor cerberusnya.

“janji?!” Frieska memastikan

Tapi aldi hanya mengangguk

Tak jauh dari sana Melody menyusul menemani frieska.

“loh udah pulang lagi?” Tanya melody keheranan

“iya ada urusan lain dulu nih” jawab Aldi dari balik helm, yang sebenarnya kurang jelas terdengar oleh melody, namun agar tetap menghargainya, melody tersenyum dan mengangguk

“Makasih ya, kapan-kapan main lagi ke sini ya?” melody melambaikan tangannya dan di iyakan oleh Aldi yang hanya jawaban formalitas saja.

“makasih kak! Maaf ya gak bisa nyediain apa-apa” ucap Frieska.

Aldi mengangguk dan pamitan, motor tersebut langsung melaju kencang

“hati-hati” gumam frieska

Melody menatap Frieska aneh dan agak keharanan

“kunaon maneh?!”(kenapa kamu) Tanya melody sambil menepuk pundak frieska.

“gak papa… tapi… cowok langka mba im!” gumamnya

“hah! Gak salah denger nih?” Tanya melody

“nggak… dia cowok baek-baek, dan sepertinya masih…” Frieska berhenti diakhir kalimat dan kembali kedalam rumah, kemudian disusul melody sambil menyerocos.

“masih naon deui atuh? Ngomong setengah setengah!”

“Virgin…” serunya kemudian Frieska mengangkat gelas susu di atas meja lalu mengambil ponselnya

“ngomong naon sih? Hayu ah, bisi malem teuing kong!” Melody melengos dan menuju kamarnya.

“yeah maybe…” sekali lagi frieska bergumam, ia membuka ponselnya, mengecek pesan, chat dan notif-notif lainya.

Ia nampak was was dengan apa yang ada di ponselnya sebenarnya, ia kemudian membuka gallery dan mengecek beberapa foto-foto serta video, lalu menghapusnya.



***

Di suatu tempat beberapa jam kemudian.

Seorang pria sedang asik mendoggy seorang wanita setengah telanjang,ia hanya menggunakan bra saja. Rambutnya panjang terurai di pundak, dadanya sekal, kulitnya putih, mata lancip dan wajah yang oriental. kedua tangannya bertumpu pada ujung ranjang, selagi dia membungkuk dan dari belakang dihajar oleh Pria muda yang merupakan Sepupunya.


120199549-976001016215497-4804062591312227841-n.jpg
“meehh… Enak… ahhhh” Pria itu meremas bokong wanita itu sambil terus memaju mundurkan pinggangnya, batangnya yang keras itu keluar masuk liang senggama wanita yang bernama Shinta Naomi.

“Akhh… kii… Ahhhh….” Naomi meracau saat batang coklat itu terus menggarap lubang kenikmatannya.

Lalu pria itu menampar-nampar bokongnya.

“kii… uhhh…” Naomi merespon tamparan bokongnya. Kulit bokongnya memerah karena tamparan pria yang tidak lain adalah Yuki.

“udahhh lama gak ngewe kita meehh” Yuki memompa penisnya lebih cepat seiring reaksi vagina milik Naomi yang dibuat empot ayam alias kegel.

“ahhhnn… hiyaaahh… ki… ahhh…” Naomi nampaknya sudah terbuai oleh serangan yuki sehingga hanya suara desah dan racaunya saja yang terdengar jelas

Puas menusuk-nusuk dan menampar bokongnya. Yuki memposisikan Naomi duduk di atas pahanya lalu memintanya agar ikut bergoyang. Naomi yang sudah terbuai nafsu birahinya semakin binal. Kadang dia menggoyang bokongnya memutar yang membuat pria itu semakin menggila.

“ahhh naomeehhh memek lu sempit amaathh” yuki gelagapan

Yuki tidak mau kalah begitu saja.Ia memainkan Buah dada menantang yang ditutupi bra. Lalu kemudian melepas pengait bra Naomi. Tanpa menghentikan genjotannya. Dan akhirnya keseluruhan dada Naomi terpangpang jelas. Putting yang mengacung, aerola berwarna pink agak kemerahan.

Deru desah Naomi dan Yuki silih berganti, saling bersahutan.

“uhhh aahhh yukiiiii ahhh”

“Naomeehhh aaahh”



Yuki mulai menghajar buah dada naomi dengan remasan perlahan sambil memutar. Terkadang mencubit halus putingnya. Yang membuatnya semakin liar. Mulutnya agak menganga dan matanya terpejam sambil menikmati genjotan pria itu.

Yuki semakin cepat lagi memompa penisnya, tanganya terus meremas dan bibirnya menciumi tengkuk Naomi. Selang beberapa menit kemudian. Nampaknya Naomi telah orgasme yang di tunjukan dengan sikap tubuhnya yang mengejang, namun Yuki tidak memberinya ampun.

“kyaahhhhh kiiiihh aahhhhh, keluaaarrrr” racau Naomi.

Ia terus saja menggenjot sambil mengisap leher Naomi dan memberikan efek getar yang luar biasa. Lalu Naomi diangkat dari pangkuannya dan pria itu melepas penisnya lalu mengocok didepan Naomi. Sepertinya Pria itu sudah pada klimaksnya. Lalu dengan sigap Naomi menghisap penis pria itu dan pria itu menghentak-hentakan pinggang nya. Sambil menembakan benih-benihnya.

Naomi yang takuasa menolak, lalu serta merta menelan sperma pria itu.

“Akhh… ahhh… ahhh… Luar biasa kamu mi… ngewe sama lu emang paling the best!” kemudian Yuki melepas penisnya dari mulut Naomi. Dari mulutnya keluar lelehan sperma pria itu. Naomi pun menyeka nya dengan tissue yang sudah tersedia disana. Kemudian Yuki menghempaskan badannya di atas kasur,disusul oleh Naomi yang sudah lemah juga terkulai lemas di samping Yuki.



***

Waktu tepat menunjukan pukul 1 dini hari, di lorong yang cukup sepi dan dingin yang berada di lantai 5 sebuah apartemen. Seorang Frieska berjalan sendirian, memakai hoodie dan topi hitam dengan langkah yang agak cepat. Ia berhenti di depan pintu lalu menekan tombol pin. Dan Kemudian pintu tersebut terbuka.

Frieska nampaknya hendak membuat kejutan untuk kekasihnya, tapi ternyata kejutan tersebut malah akan berbalik kepadanya. Di dekat rak sepatu ia melihat sebuah sepatu milik wanita. Ia sangat hafal sepatu miliknya, dan yang pasti sepatu itu bukan miliknya melainkan milik orang lain.

Pikirannya kini diterpa banyak spekulasi hal hal negatif, nafasnya memburu, jantungnya berdegup kencang. Kesunyian serta lampu remang-remang ruangan tersebut membuat frieska semakin penasaran akan banyak hal.

Ia bersikeras membuang fikiran negatifnya, namun perasaannya begitu kacau sehingga sulit untuk berfikir positif. Untuk memastikan hal itu ia kemudian menuju kamar kekasihnya.

Frieska berdiri terdiam di depan pintu kamar yang tidak tertutup sepenuhnya. Ia megumpulkan keberanian dan tekadnya, ada rasa takut akan sesuatu hal yang ia sama sekali belum siap menghadapinya, tapi tampaknya rasa penasaran yang terus menghantui, memintanya untuk menguak apa yang sebenarnya terjadi.

Besar harapannya bahwa apa yang ada dibenaknya itu salah total. Tidak ada perempuan lain, tidak ada tragedi perselingkuhan dan semua hanya ada dalam fikiran buruknya saja. Ia menarik nafas dalam dalam dan mengemenghembuskannya perlahan.

Pintu pelan pelan terbuka, sinar temaram berasal dari lampu tidur kamar tersebut menjadi sumber cahaya satu satunya, Seorang pria tanpa mengenakan pakaian tengah memeluk wanita yang hanya mengenakan bra dan celana dalam saja. Alangkah terkejutnya Frieska mengetahui Yuki benar-benar berselingkuh dengan wanita lain.

Jantungnya serasa berhenti, nafasnya terasa berat, kepalanya seakan mau pecah. Air matanya perlahan mengalir. Kepalanya bergeleng geleng tak percaya apa yang telah dilihat oleh kedua matanya itu. Ia ambruk terduduk di depan ranjang, tangisnya pecah dan ia menutup mulut dengan kedua tangannya.

“inikah yang dinamakan karma?” hatinya berkecamuk, memorinya membuatnya memaksa berfikir tentang apa yang selama ini telah ia lakukan.

“Yuki… Sesering apakah kau melakukan ini di belakangku?” Frieska semakin tersadar dengan apa yang selama ini ia perbuat, tidak dipungkiri sebenarnya ia juga pernah main di belakang dengan teman bahkan salah satu fansnya. Tapi ternyata hukuman Karma bisa sesakit ini.

“Yuki, dia kan sepupu mu… meski tidak terhubung darah secara langsung” batinnya

Di khianati oleh kekasih bahkan sahabatnya sendiri, hancur berkeping keping hati seorang Frieska. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menangis sesenggukan.

Tapi karena dua insan yang sudah terlalu lelap setelah bercinta bisa dipastikan tak akan menyadari hal tersebut.

Setelah beberapa menit agak reda tangisnya, dan meski masih agak sesenggukan Frieska bangkit dan melangkah ke dekat Yuk. Diusapnya kening pria itu perlahan. Lalu dengan senyum getir ia melirik kearah Naomi. Dengan inisiatif ia menyelimuti mereka berdua, karena udara dari Ac ia rasa cukup dingin.

Ada yang bilang cinta itu datang dan pergi begitu saja.

Dan barang siapa bermain api maka harus siap terbakar.

Luka bisa sembuh namun bisa juga berbekas.

Frieska meninggalkan kamar tersebut, menutup pintunya rapat-rapat. Wajah sembap karena tangisan itu tercetak jelas, ia menarik ujung lidah topinya agak kebawah, agar tidak begitu terlihat orang. Ia juga mengambil beberapa barang miliknya yang ada di apartemen itu. Hanya sebuah tas, jaket dan beberapa pakaian serta foto dengan bingkai figura, tapi ia lebih memilih mengembalikan lagi figura foto itu keasalnya.

Berat ini memang berat, tapi ia lebih memilih menjalaninya dengan menerima karma tersebut.

Frieska meninggalkan Apartemen dan memilih check-in di hotel ketimbang pulang ke rumah kakaknya karena itu bakalan membuatnya khawatir dan ia belum siap dihujani banyak pertanyaan.



*

Satu minggu kemudian.

Aku merasakan nafas Frieska semakin berat dan dia nampak pasrah saja saat jari-jari milikku kutusuk-tusukkan ke vaginanya. Mungkinkah libidonya diam-diam sudah bangun? Entah lah. Melihat perlawanannya mengendur, instingku mengatakan kalau aku harus bertindak lebih jauh sekarang. Aku melepaskan satu persatu kancing kemejanya hingga terbuka semuanya. Kemudian lanjut ke Bra dengan pengaitnya, sehingga payudaranya yang ukurannya cukup wah langsung terekspos begitu branya terbuka.

Frieska menutupi buah dadanya dengan menyilangkan tangannya, sambil menggelengkan kepalanya, tapi aku mencengkram kedua pergelangan tangannya dan melebarkannya ke samping badannya. Dia mulai memejamkan mata dan menangis sesenggukan saat aku mulai meremas payudaranya, diikuti menjilati dan menghisapnya.

Suara decapan mulutku yang sibuk menghisapi payudara Frieska menjadi pengiring gadis itu yang menggeliat-geliatkan tubuhnya sambil terus mendesah-desah manja meminta dilepaskan. Aku melepas hisapanku pada payudaranya, meninggalkan bekas aneh disana, lalu Jilatanku kuturunkan ke perutnya yang rata sambil tanganku membuka resleting rok miliknya serta memelorotkannya hingga lepas.

“jangan kak… nggak, jangan !” ucap Frieska memelas sambil berusaha merapatkan kedua belah pahany asaat aku akan menjilati vaginanya.

Aku tidak menggubrisnya, aku menyeringai dan membuka paha Frieska dengan setengah paksa kubenamkan wajahku pada vaginanya. Tubuh Frieska langsung menggelinjang begitu merasakan lidahku menyapu bibir kemaluannya. Aku berlutut di atas kasur dan menaikkan kedua paha Frieska ke atas bahuku sehingga badannya Frieska menjadi setengah terangkat dari tempat tidur, dan aku langsung melumat vaginanya.

“Sudahhh kaakk…ahh…aahh !” desahnya memelas saat lidahku kini mulai mengaduk-aduk bagian dalam vaginanya.

Boleh saja kamu melawannya Fries, tapi tubuhmu tidakakan bisa menolak semua rangsangan yang datangnya terus-menerus ke tubuhmu. Aku masih terus menyedot dan menjilati klitoris Frieska untuk menghanyutkannya semakin dalam pada permainan liar ini.

“Eenngghh… Kaaakkk… aaahh !” desahan panjang dari Frieska dengan tubuh mengejang, tanda bahwa gadis ini sudah menemui orgasmenya.
EhKefr1UcAUA_rZ
Aku melahap cairan orgasme dari Vagina Frieska, menyedoti bibir vaginanya sehingga membuat tubuhnya makin menggelinjang.

“Enak kan Fries? Makannya jangan nolak duluan” seringaiku dengan mulut yang belepotan cairan Vaginanya.

Aku mengangkat kepala Frieska dan kembali memagut bibirnya sehingga dia dapat merasakan cairan kemaluannya sendiri. Aku bangkit dan segera melepas celana jeans beserta celana dalamku. kuambil posisi di antara kedua belah paha Frieska dan menggesekkan kepala penisku ke bibir vaginanya.

“Jangan kak, gak mau… lepasin” kata Frieska mendorongku, berusaha menjauhkan vaginanya dari penisku.

“ssstt… udah jangan melawan…” kataku sambil mulai menekan penisku memasuki vaginanya.

Air mata Frieska meleleh karena mungkin dia merasa sudah tak berdaya untuk mempertahankan kehormatannya

“Sakit…aahh…hentikan kaakkk, tolong aahh !” rintihnya terengah-engah ketika penisku memaksakan mendobrak masuk ke dalam vaginanya yang benar-benar sempit.

Kubentangkan lebih lebar paha Frieska, menekan penisku hingga perlahan mulai terbenam di vaginanya. Merasakan jepitan pertama pada kepala penisku.

“Aaahh…perih !” rintihnya sambil meronta.

Now I face out I hold out

I reach out to the truth of my life

Seeking to seize on the whole moment to now break away

Oh God let me out

Can you let me out?

Can you set me free from this dark inner world?

Save me now Last beat in the soul


Aku buru buru membuka mataku, alarm yang sudah kustel cukup kencang itu membuatku tersadar. Tersadar dari mimpi burukku.

“ahh… mimpi itu lagi..” sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 waktu Indonesia bagian barat.

Aku meraih sebotol air mineral yang terletak dekat denganku. Mengisi dahaga dengan air secukupnya.

“gak habis pikir kenapa cewek itu lagi cewek itu lagi…” aku menggaruk garuk kepalaku yang memang tidak gatal.

“jangan sampai itu terjadi dan terulang lagi, mana sampai merkosa lagi, bajingan dasar!”

Bugh

Aku meninju wajahku dan ternyata itu sakit sekali.

“iteee tetete… itaiii” kemudian mengusap usap wajah setelahnya.

Kusibakan gorden yang menutupi jelenda kamarku, kilauan cahaya matahari langsung menyeruak masuk juga memekakan mataku.

Aku kemudian beranjak ke meja belajar dan mengambil ponselku. Ada 2 notifikasi di sana.

Pertama dari operator yang selalu saja tidak penting.

Kedua…

Dari Frieska, jantungku serasa mau melompat. Aku memalingkan wajah sambil menggelengkan kepala. Sambil denial.

Kuberanikan diri untuk membuka pesannya.

Ternyata ini jauh lebih mengejutkan isinya.

“halo kak Aldiansyah”

“apakabar?”

“masih inget aku kan?”

Aku tersentak hingga tanganku agak gemetar.

“please ini Cuma mimpi, please lah…”

Agak ragu aku membalas, dan memilih meninggalkan ponsel di atas meja. Lalu keluar kamar.

Sambil menuruni tangga aku berusaha menenangkan diri, aku masih belum siap bila harus bertemu dengan Frieska. Betapa malunya aku semenjak kejadian di rumahnya itu. Aku rasa aku melakukan hal yang sangat bodoh.

Tepat saat sampai lantai bawah suara ponselku berbunyi

Soba ni ite zutto kimi no egao wo mitsumeteitai
Utsuriyuku shunkan o sono hitomi ni sunde itai


“mampus!” batinku, aku berusaha tidak menggubris, lalu ke meja makan dan mengambil dua lembar roti tawar juga tak lupa mengolesinya dengan selai kacang ditambah mentega.

Tapi perasaan gusar dan tak nyaman terus saja menghantuiku. Akhirnya aku menyerah dan menaiki anak tangga cepat-cepat.

1 misscall dari nomor tak dikenal dan 1 misscall dari linecall.

1 misscall linecall tersebut berasal dari frieska, tak kusangka dia sampai seperti itu. Akhirnya aku membalas pesannya sambil memakan roti tawar yang sedari tadi aku pegangi.

“frieska mana ya?”

Notif balasan terdengar tak lama setelah kubalas

“wah parah” balasnya

“maaf…” balasku

“ini aku frieska”

“aku VC ya kak?!”

Gila ini sudah gila, kok bisa ya cewek senekad itu. Apa dia mau meminta tanggung jawab karena aku telah menyentuh dadanya waktu itu?

Tapi kan itu kecelakaan dan tidak sengaja.

Segera kubalas saja agar tidak memanjang.

“maaf aku lagi di wc” balasku berbohong

“ihhh kakak jorok!”

“ini aku frieska yang waktu itu kasi kakak susu… tapi kakaknya malah pulang”

Jdug

Aku membenturkan kepalaku ke tembok.

Malah bahas susu, kenapa gak yang nemuin ponselnya gitu or else, batinku.

“oh yang hpnya ketinggalan ya?” akhirnya aku membalas dengan tidak ada lagi pilihan.

“ya benar kak..”

“emm… kakak hari ini luang gak?”

Wah cilaka tiga belas ini mah, aku menarik nafas dalam dalam. Dan membalas pesannya lagi

“sorry lagi ada urusan keluarga” semoga dia ngerti.

Tidak ada balasan setelahnya, tapi pesanku sudah dibacanya.

Fiuhh

Aku duduk diatas kursi sambil melanjutkan sarapan pagiku.

Kemudian menyalakan PCku dan mengambil tisu untuk mengelap mulut dan tanganku.

Sambil ditemanin Playlist kesayangan dan ini waktunya melanjutkan tugas Skripsiku.

Signs of love overshadowed by dreams
Baby, don't worry coz you ain't alone
Only time running days without nights
Tears pass through
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd