Sadsempak13
Kakak Semprot
- Daftar
- 2 Jan 2017
- Post
- 152
- Like diterima
- 187
Mohon izin para suhu semua. ane penulis yang gagal tamat ini ingin memberikan sebuah cerita yang kebetulan terinspirasi dari sebuah film... semoga cerita ini bisa sampai tamat dan menghibur untuk suhu-suhu semua yang membaca thread ini mulustrasi menyusul, karena ane gak kepikiran mau ngambil foto siapa hehe... sekian terima kasih
PROLOG
Di sebuah gubuk tua, terdapat dua orang berlainan jenis sedang memadu kasih. Namun sang wanita yang sedang dalam kondisi terikat terlihat seakan tak senang dengan apa yang di lakukan oleh sang pria. Dari raut wajahnya ia nampak ketakutan, seakan-akan ia baru saja melihat monster yang akan membunuhnya. Pria tampan yang sedari tadi berdiri di hadapan wanita itu mulai tersenyum. Ia berjalan mendekati wanita itu dan mulai mengelus halus rambutnya dan turun sampai kedagu. Sebuah kecupan lembut Pria itu berikan dan sesekali remasan gemas di dada wanita yang membusung indah, menjadi kombinasi yang di lakukan Pria itu untuk memberikan rangsangan.
Wanita yang terikat itu berusaha sekuat tenaga untuk melawan dan melepaskan diri dari ikatan tali yang melilit tubuh indahnya. Namun tubuhnya yang selalu diberikan rangsangan oleh sang Pria tak bisa berbohong. Tubuhnya tak mengikuti perintahnyanya dan mulai pasrah menerima setiap stimulan nikmat yang ia rasakan di bagian sensitifnya.
“Apa kau menikmatinya?”
“Tolong lepaskan aku.”
“Hahaha.... tenang sebentar lagi aku akan membawamu kesurga.”
Pria itu mulai melucuti pakaiannya, ia lalu mengarahkan penisnya yang berukuran jumbo ke vagina yang masih berwarna merah muda tersebut. Dengan sekali hentakan yang keras Pria itu langsung bisa memasukkan penisnya yang berukuran jumbo ke dalam vagina Wanita yang kini berteriak kesakitan. Dari lubang vagina Wanita itu keluar darah yang menyelimuti kulit penis yang sedang berada di dalamnya. Kemudian tanpa menunggu dan membiarkan Wanita itu terbiasa dengan penis jumbonya, ia dengan kasar memaju-mundurkan batang penisnya kedalam vagina yang kini di penuhi dengan darah segar dan cairan vagina Wanita tersebut.
Rasa sakit yang terus dirasakan oleh Wanita itu membuatnya hampir tak sadarkan diri, namun saat ia hendak memejamkan matanya. Pria yang berada di atas tubuhnya langsung menamparnya berulang kali sambil terus menusukkan alat kelaminnya pada tubuh Wanita malang itu. Hingga saat Pria itu hampir merasakan puncak kenikmatannya, ia mengambil pisau belati yang sedari tadi tergeletak di sampingnya. Bersamaan dengan orgasme yang ia rasakan ia menusukkan pisau itu berulang kali pada Wanita malang yang terus berteriak kesakitan hingga akhirnya Wanita itu terdiam dan tak bergerak lagi.
***************
Sore itu Andre dan Dila sedang duduk di sebuah bangku taman sambil menikmati es krim coklat kesukaan mereka. Dua orang yang sedang dimabuk asmara itu saling bertukar pendapat tentang tugas kuliah mereka. Sambil sesekali bercanda mereka mencoba untuk membuat sesuatu yang menarik untuk ditampilkan pada acara pameran yang seminggu lagi akan diadakan di kampus mereka.
“Gimana kalo kita bikin lukisan aja?” tanya Andre.
“Lukisan apa? Monalisa haha,” jawab Dila.
“Hahaha.... aku ingin menggambar bidadari yang tak bersayap saja,” balas Andre.
“Heleh... mulai deh ngegombal lagi, tau kok tau.... bidadarinya aku kan?” tanya Dila sambil memeletkan lidahnya.
“Hahaha.... pasti laku deh kalo aku yang bikin.”
“Wkwk.... gak yakin deh ah, yaudah... udah sore nih, kita balik yuk!” ajak Dila.
Andre mengangguk dan langsung mengajak Dila menuju mobilnya yang ia parkirkan di depan sebuah mini market yang letaknya ada di depan pintu masuk taman.
“Kamu yakin mau pulang sekarang?” tanya Andre.
“Iyalah... emang mau ngapain?”
“Ya... kali aja mau mesra-mesraan dulu di rumahku,” jawab Andre sambil tersenyum jahat.
“Yeee... itu mah maunya kamu aja,” ucap Dila sambil menjewer kuping Andre.
“Aduhh... duh.... sakit Dil.. elah gak bisa di ajak bercanda ah,” ucap Andre kesal sambil mengelus kupingnya yang kini memerah.
“Hahaha... ayuk ah.. cepet nanti aku di tanyain ibuku,” ucap Dila.
Andre yang tak mau mengambil resiko karena ini mengancam jadwal bertemunya dengan Dila jika ia tak mengantarkan Dila pulang tepat waktu langsung menghidupkan mobilnya dan melaju menuju rumah Dila.
*******
Setelah mengantarkan Dila, Andre langsung menuju sebuah gedung yang kini menjadi tempatnya berkerja. Pekerjaan sampingan yang memang diwariskan turun-temurun oleh keluarganya bisa ia simpan rapat-rapat dari Dila. Ia tak mau orang yang paling ia sayangi itu tau bahwa selain anak kuliahan, Andre berprofesi sebagai pembunuh bayaran. Gedung tua yang sudah tak terpakai itu di jadikannya tempat untuk mengintai target yang sedang berada di seberang gedung itu. Targetnya seorang pria tua yang sering melakukan korupsi namun selalu dapat meloloskan diri dari tuduhan yang diarahkan padanya.
Dengan L115A1 kesayangannya, ia sudah mengatur jarak bidikan pada kepala pelontos pria tua menjijikkan yang kini sedang tertawa di temani beberapa gadis cantik. Andre lalu melihat jam tangannya yang kini menunjukkan waktu 17.45.
“Ini akan jadi santapanmu yang terakhir pak tua menjijikkan.”
Andre dengan perlahan menarik pelatuk senapannya, dengan suspressor yang memang ia pasang untuk meredam suara tembakkan agar ia tak dapat dideteksi membuatnya dengan mudah menyarangkan peluru di kepala plontos pria tua menjijikan itu. Semua orang yang berada di cafe tersebut langsung berteriak panik karena melihat ada orang yang tertembak mati. Tak ingin membuang waktu Andre langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Di dalam perjalanan smartphonennya berbunyi menandakan transferan dari orang yang menyewa jasanya telah masuk ke dalam rekeningnya.
******
Sementara itu, dari luar rumah Dila. Seorang pria yang menggunakan hoddie hitam berlambangkan tulisan XYZ yang di rangkai seperti gambar bintang terus mengawasi rumah Dila yang kebetulan hanya ada ia dan ibunya. Ayah Dila yang seorang tentara sedang bertugas di Papua untuk jangka waktu yang cukup lama. Dengan seringai jahatnya pria itu mengeluarka sebuah pisau dapur dan berjalan menuju rumah Dila.
Index
Prolog
Part-1: Kegilaan
Part-2: Awal Mula
Part-3: Bisikan Sang Iblis
PROLOG
Di sebuah gubuk tua, terdapat dua orang berlainan jenis sedang memadu kasih. Namun sang wanita yang sedang dalam kondisi terikat terlihat seakan tak senang dengan apa yang di lakukan oleh sang pria. Dari raut wajahnya ia nampak ketakutan, seakan-akan ia baru saja melihat monster yang akan membunuhnya. Pria tampan yang sedari tadi berdiri di hadapan wanita itu mulai tersenyum. Ia berjalan mendekati wanita itu dan mulai mengelus halus rambutnya dan turun sampai kedagu. Sebuah kecupan lembut Pria itu berikan dan sesekali remasan gemas di dada wanita yang membusung indah, menjadi kombinasi yang di lakukan Pria itu untuk memberikan rangsangan.
Wanita yang terikat itu berusaha sekuat tenaga untuk melawan dan melepaskan diri dari ikatan tali yang melilit tubuh indahnya. Namun tubuhnya yang selalu diberikan rangsangan oleh sang Pria tak bisa berbohong. Tubuhnya tak mengikuti perintahnyanya dan mulai pasrah menerima setiap stimulan nikmat yang ia rasakan di bagian sensitifnya.
“Apa kau menikmatinya?”
“Tolong lepaskan aku.”
“Hahaha.... tenang sebentar lagi aku akan membawamu kesurga.”
Pria itu mulai melucuti pakaiannya, ia lalu mengarahkan penisnya yang berukuran jumbo ke vagina yang masih berwarna merah muda tersebut. Dengan sekali hentakan yang keras Pria itu langsung bisa memasukkan penisnya yang berukuran jumbo ke dalam vagina Wanita yang kini berteriak kesakitan. Dari lubang vagina Wanita itu keluar darah yang menyelimuti kulit penis yang sedang berada di dalamnya. Kemudian tanpa menunggu dan membiarkan Wanita itu terbiasa dengan penis jumbonya, ia dengan kasar memaju-mundurkan batang penisnya kedalam vagina yang kini di penuhi dengan darah segar dan cairan vagina Wanita tersebut.
Rasa sakit yang terus dirasakan oleh Wanita itu membuatnya hampir tak sadarkan diri, namun saat ia hendak memejamkan matanya. Pria yang berada di atas tubuhnya langsung menamparnya berulang kali sambil terus menusukkan alat kelaminnya pada tubuh Wanita malang itu. Hingga saat Pria itu hampir merasakan puncak kenikmatannya, ia mengambil pisau belati yang sedari tadi tergeletak di sampingnya. Bersamaan dengan orgasme yang ia rasakan ia menusukkan pisau itu berulang kali pada Wanita malang yang terus berteriak kesakitan hingga akhirnya Wanita itu terdiam dan tak bergerak lagi.
***************
Sore itu Andre dan Dila sedang duduk di sebuah bangku taman sambil menikmati es krim coklat kesukaan mereka. Dua orang yang sedang dimabuk asmara itu saling bertukar pendapat tentang tugas kuliah mereka. Sambil sesekali bercanda mereka mencoba untuk membuat sesuatu yang menarik untuk ditampilkan pada acara pameran yang seminggu lagi akan diadakan di kampus mereka.
“Gimana kalo kita bikin lukisan aja?” tanya Andre.
“Lukisan apa? Monalisa haha,” jawab Dila.
“Hahaha.... aku ingin menggambar bidadari yang tak bersayap saja,” balas Andre.
“Heleh... mulai deh ngegombal lagi, tau kok tau.... bidadarinya aku kan?” tanya Dila sambil memeletkan lidahnya.
“Hahaha.... pasti laku deh kalo aku yang bikin.”
“Wkwk.... gak yakin deh ah, yaudah... udah sore nih, kita balik yuk!” ajak Dila.
Andre mengangguk dan langsung mengajak Dila menuju mobilnya yang ia parkirkan di depan sebuah mini market yang letaknya ada di depan pintu masuk taman.
“Kamu yakin mau pulang sekarang?” tanya Andre.
“Iyalah... emang mau ngapain?”
“Ya... kali aja mau mesra-mesraan dulu di rumahku,” jawab Andre sambil tersenyum jahat.
“Yeee... itu mah maunya kamu aja,” ucap Dila sambil menjewer kuping Andre.
“Aduhh... duh.... sakit Dil.. elah gak bisa di ajak bercanda ah,” ucap Andre kesal sambil mengelus kupingnya yang kini memerah.
“Hahaha... ayuk ah.. cepet nanti aku di tanyain ibuku,” ucap Dila.
Andre yang tak mau mengambil resiko karena ini mengancam jadwal bertemunya dengan Dila jika ia tak mengantarkan Dila pulang tepat waktu langsung menghidupkan mobilnya dan melaju menuju rumah Dila.
*******
Setelah mengantarkan Dila, Andre langsung menuju sebuah gedung yang kini menjadi tempatnya berkerja. Pekerjaan sampingan yang memang diwariskan turun-temurun oleh keluarganya bisa ia simpan rapat-rapat dari Dila. Ia tak mau orang yang paling ia sayangi itu tau bahwa selain anak kuliahan, Andre berprofesi sebagai pembunuh bayaran. Gedung tua yang sudah tak terpakai itu di jadikannya tempat untuk mengintai target yang sedang berada di seberang gedung itu. Targetnya seorang pria tua yang sering melakukan korupsi namun selalu dapat meloloskan diri dari tuduhan yang diarahkan padanya.
Dengan L115A1 kesayangannya, ia sudah mengatur jarak bidikan pada kepala pelontos pria tua menjijikkan yang kini sedang tertawa di temani beberapa gadis cantik. Andre lalu melihat jam tangannya yang kini menunjukkan waktu 17.45.
“Ini akan jadi santapanmu yang terakhir pak tua menjijikkan.”
Andre dengan perlahan menarik pelatuk senapannya, dengan suspressor yang memang ia pasang untuk meredam suara tembakkan agar ia tak dapat dideteksi membuatnya dengan mudah menyarangkan peluru di kepala plontos pria tua menjijikan itu. Semua orang yang berada di cafe tersebut langsung berteriak panik karena melihat ada orang yang tertembak mati. Tak ingin membuang waktu Andre langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Di dalam perjalanan smartphonennya berbunyi menandakan transferan dari orang yang menyewa jasanya telah masuk ke dalam rekeningnya.
******
Sementara itu, dari luar rumah Dila. Seorang pria yang menggunakan hoddie hitam berlambangkan tulisan XYZ yang di rangkai seperti gambar bintang terus mengawasi rumah Dila yang kebetulan hanya ada ia dan ibunya. Ayah Dila yang seorang tentara sedang bertugas di Papua untuk jangka waktu yang cukup lama. Dengan seringai jahatnya pria itu mengeluarka sebuah pisau dapur dan berjalan menuju rumah Dila.
Index
Prolog
Part-1: Kegilaan
Part-2: Awal Mula
Part-3: Bisikan Sang Iblis
Terakhir diubah: