Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kehormatan yang ternoda

Bimabet
Ya saya teringat... masih ada sambungan..


Ingat ketika Aldo merekam kejadian laknat tersebut ?



Ada kisah menarik dari rekaman video tersebut. Tapi aku gak tau persis karena hanya diceritakan lisan.... aku akan sedikit menambahkan bagian yang kurang dengan perkiraanku.


So.. let we start..


Bagian 5

‘Aib di rumah mewah’


Sejak kejadian itu bu Meliana tidak pernah masuk kantor lagi....


Suami bu Meliana tidak pernah mengetahui kejadian tersebut. Bahkan dia sempat terheran kenapa istrinya tidak mau ke kantor lagi.. Tapi bu Meliana beralasan sudah stress dan lelah bekerja di kantor. Ia ingin bekerja di rumah saja, kalaupun membantu suami mengurus perusahaan hanya lewat email, internet dan telepon. Suaminya memaklumi bila keinginan istrinya seperti itu.


Beny dan pelaku lainnya sempat cemas bila hal ini akan jadi perkara. Kecuali pak Sawan yang memang tidak pernah takut.. Namun sampai saat ini mereka tetap biasa saja seolah tidak terjadi apa2. Mereka tetap mengobrol dan nongkrong bersama di saat jam istirahat kantor.


Pandangan mereka terhadap pak Kevin jadi rendah dan remeh. Mereka sudah merasakan tubuh istrinya.. Mereka sudah merasakan kehormatan istri dari majikan mereka. Bahkan sering mereka bercanda mengolok-olok pak Kevin dibelakang.

Bila suasana kantor sedang sepi, mereka tidak jarang nostalgia membahas saat2 mereka menikmati pemerkosaan itu.



Suatu hari...


Pak Kevin meminta pak Sawan mengirimkan produk sample ke rumah. Sebuah sofa model terbaru yang baru saja di import memiliki ukuran yang cukup besar.. Sehingga pak Sawan meminta pak Beben dan Hendro membantu mengangkut.


Hendro adalah bagian messenger, yaitu sebagai kurir yang biasanya bertugas mengantar dokumen2.


Pak Sawan meminta ijin pada pak Kevin untuk membawa seorang kenek sebagai pembantunya saat menurunkan barang. Pak Kevin tidak setuju bila mengajak pak Beben.


“ngapain berduaan sama Beben? Kalau di kantor ada yang butuh sopir nanti gak ada.. gimana sih ****** banget.” Bentak pak Kevin.


Pak Kevin memang terkenal menyebalkan. Sering membentak, bahkan memaki karyawan. Tidak jarang juga ia terlihat sering membentak istrinya didepan karyawan.


Kemudian pak Sawan memberitahu Aldo mengenai tugasnya yang diberikan oleh pak Kevin.


Aldo sebenarnya memiliki jabatan yang cukup tinggi diperusahaan. Sebagai manager proyek, dia yang mengatur semua proyek berjalan dengan sebagaimana mestinya. Aldo sangat pintar mengatur perencanaan proyek dan sering diandalkan oleh pak Kevin. Walaupun Aldo sebenarnya sering mencatut uang dari operasional proyek. Banyak dana yang dia korupsi dari tiap proyek yang berjalan.


Aldo menyarankan pak Sawan mengajak Hendro saja… Dan pak Sawan mengajukan permintaan tersebut kepada pak Kevin.. Dan pak Kevin akhirnya menyetujui.


Berangkatlah mereka pak Sawan dan Hendro menggunakan mobil pickup ke rumah tinggal keluarga pak Kevin di Pondok Indah. Disaat itu pula Aldo menelpon Beny anak buahnya sebagai supervisor lapangan. Aldo memerintahkan sesuatu sambil tersenyum licik, ia memiliki rencana yang jahat ….

Sepanjang perjalanan pak Sawan terbayang bu Meliana… teringat saat ia memperkosa. Pak Sawan terus membayangkan tubuh bu Meliana sambil menyetir.


Jam 11 siang pak Sawan sudah sampai di rumah kediaman pak Kevin.. Ia memencet bel rumah mewah itu. Pagarnya setinggi 2 meter dengan ukiran klasik dari besi. Di balik pagarnya terlihat mobil Mercedes benz, Jaguar dan mini cooper milik pak Kevin dan keluarganya.


Ilustrasi
628596467e372a215771d8aa4b9434a778c9e7882ea3e043655297fd5b3c501fb12c4d95.jpg



Setelah 1 menit bel berbunyi barulah dari dalam rumah muncul Ratih, pembantu rumah tangga… ia berlari kecil menuju pagar… Ratih menggunakan kaos hitam tanpa lengan dengan bawahan celana pendek tipis. Payudaranya cukup besar dengan ukuran cup B ketika berlari terlihat bergoyang dibalik kaosnya yang ketat.


1599737170459b603d95d22feaac83ae5d8dfdc068da29a5abbf56b40d3959676763e7fc.jpg


“ya pak… darimana ya?” Tanya Ratih…


“anu.. nganterin barang.. tadi disuruh pak Kevin..” jawab pak Sawan. Sambil matanya jelalatan melihat kemolekan tubuh Ratih.


“ooo.. iya iya.. tadi tuan sudah kasih tau lewat telepon..” kata Ratih sambil tertawa kecil… Lalu ia membuka pagar yang besar itu. Saat ia mendorong terlihat bongkahan pantatnya yang tidak terlalu besar namun lekukan celana tipisnya memperlihatkan garis celana dalam dan belahan pantatnya. Gerakan pantatnya naik turun bergantian antara bongkahan kiri dan kanannya. Pahanya juga cukup besar montok membuat pak Sawan tergiur..


Pak Sawan menelan ludah menatap pantat Ratih… membayangkan bentuk tubuhnya bila telanjang.


Hendro tiba2 menepuk pundak pak Sawan sambil berlari membantu Ratih mendorong pagar. Pak Sawan tersadar dari lamunan ngeresnya.. lalu ia ke mobil untuk parkir masuk ke dalam rumah. Saat mobil sudah masuk Ratih menutup pagar kembali. Setelah itu Pak Sawan dan Hendro menggotong turun sofa itu ke ruang tamu yang luas. Kebingungan hendak diletakkan disebelah mana


“taruh mana nih neng?” Tanya pak Sawan..


“taruh disini aja pak.. “ kata Ratih sambil menunjuk sudut ruang tamu…

Setelah meletakkan sofa itu Hendro membersihkan sofa itu dengan kain.


“ibu ada di rumah..? “ Tanya pak Sawan…


“ada kok.. lagi tidur..” kata Ratih dengan senyum ramah… Hendro terpana melihat Ratih. Hendro masih single, usianya baru 26 thn. Ia terlihat naksir dengan Ratih..


Dari luar pagar terdengar suara mobil…. Ratih berlari keluar menuju pagar.. melihat sebuah mobil Avanza putih yang terlihat familiar baginya.


“eeh.. mas Aldo.. dah lama ndak keliatan” sapa Ratih..


Aldo bersama Beny turun dari mobil membalas sapa Ratih…


“mobilnya masukin aja mas..” kata Ratih sambil hendak membuka pagar


“gak usah mbak.. Cuma sebentar aja kok…” kata Aldo sambil mencolek pinggang Ratih..


Seolah sudah terbiasa Ratih merespon balik menggandeng tangan Aldo… sambil berjalan masuk ke dalam rumah.


“mas ganteng tumben nih mampir kesini.. ada apa ? “ Tanya Ratih dengan senyum centilnya.


Aldo menjawab pertanyaan Ratih dengan lelucon dan gombal.. Sampai diruang tamu Aldo berdiri melihat situasi rumah… memberi kode pada Beny melihat situasi rumah, kemudian Aldo meminta Ratih membuat minuman.


“oh iyaaa.. Ratih lupa” sambil menepuk jidatnya… ia tertawa kecil berlari ke dapur membuat minuman.


Aldo berbisik sesuatu pada pak Sawan… setelah itu Aldo berjalan ke tangga naik ke lantai atas.

Hendro hanya bingung dari tadi melihat gelagat Aldo. Pak Sawan berjalan ke luar pagar melihat situasi luar rumah. Hendro ke dapur untuk menemui Ratih. Ia mengajak ngobrol Ratih sambil membantunya membuat minuman.


Beny melihat situasi di lantai bawah rumah ini aman.. diketahui hanya ada Ratih dan Ningrum, pembantu senior yang gembrot sedang memotong bawang dan daun seledri untuk bahan masak makan siang ini.


Tidak lama Aldo turun dari lantai atas.. ia memanggil pak Sawan dan Beny.. Mereka berkumpul di depan pintu masuk rumah… Aldo terlihat membagikan sesuatu, ia mengatur sebuah strategi..


Ratih dan Hendro masuk ke ruang tamu membawa minuman untuk mereka. Pak Sawan memanggil Hendro mengajak ngobrol.. Begitu pula Aldo mengajak ngobrol Ratih. Mengalihkan perhatian.. sementara Beny mengeluarkan sesuatu di sakunya dan menyampur kedalam minuman. Lalu Beny mengajak semua untuk minum minuman yang sudah disediakan.


Aldo memberikan minumannya kepada Ratih. Beny mengambil gelas minuman untuk Hendro. Pak Sawan dan Beny berpura-pura minum bagiannya. Sambil mengobrol sekitar 2 menit.. tiba2 kepala Ratih terasa berat. Ia terlihat berdiri sempoyongan.


“kenapa neng?” kata pak Sawan.


“gak tau nih.. “ kata Ratih sambil memegang kepalanya. Ia berjalan ke ruang makan, seketika Beny mengajak Hendro menuntun Ratih. Mereka mengantar Ratih menuju kamarnya.


“lu temenin Ratih sebentar ya disini” kata Beny.. lalu ia ke belakang. Menuju dapur kotor. Ningrum terlihat masih memotong bahan masakan. Tiba2 dari belakang Beny membekap dengan sapu tangan yang sudah diberi obat. Dalam sekejap Ningrum terjatuh lemas dan hilang kesadaran. Beny tidak kuat menggendongnya. Akhirnya ia tinggalkan Ningrum yang pingsan tergeletak di lantai.


Beny kembali ke ruang tamu memberi tanda kepada Aldo. Kemudian Aldo memberi kode kepada pak Sawan untuk ke lantai atas bersama-sama. Pak Sawan sudah kegirangan mengetahui rencana Aldo. Ia mengikuti Aldo dari belakang menaiki anak tangga. Perasaan berdebar dan senang menjadi satu. Aldo sudah mengetahui kamar utama.. Ia berbisik pada pak Sawan.


“bu Meliana ada di dalam lagi tidur…” sambil menempelkan jari telunjuk di bibir.


“oke boss” jawab pak Sawan berbisik..


“ingat.. di kamar sebelah ada anaknya lagi nonton. Tunggu aba2 gue” bisik Aldo.


Lalu ia menuju kamar anak sambil mengeluarkan sesuatu dari saku.


Anak bu meliana ada 2. Yang pertama seorang putri, Yessy baru kuliah kini sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Yang kedua seorang putra, Andy sudah menginjak bangku SMP.


Andy yang sedang asik nonton film di kamar tidak mengetahui Aldo masuk diam2.. Tiba2 dari belakang Andy dibekap dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius. Lalu Aldo menggendong turun Andy membaringkannya di dekat Ningrum.


Lalu Aldo menuju ke atas, sambil memakai topeng kain penutup wajah berjalan menuju kamar bu Meliana. Ketika membuka pintu kamar ia sudah melihat pak Sawan tidak memakai celana sama sekali. Hanya kemeja dan topeng yang sama. Topeng kainnya memiliki tiga lubang untuk mata, hidung dan mulut. Senyum pak Sawan menyeringai menatap Aldo.. Ia menghadap ke tempat tidur..


Pemandangan di tempat tidur terlihat seorang wanita yang sangat seksi.. hanya mengenakan baju tipis panjang motif garis.. membentuk lekuk tubuhnya yang sedang tidur. bra dan celana dalamnya berwarna merah terlihat tembus pandang… Ya.. Dia adalah bu Meliana.


Penis pak Sawan mulai mengeras. Tanpa komando ia langsung naik ke kasur merangkak sampai diatas tubuh bu Meliana.. ia mulai menciumi pipi dan lehernya… Seketika bu Meliana terbangun dan terkejut bukan main.. Ada seseorang lelaki yang bukan suaminya berada di kamarnya… di atas tubuhnya..


Ia terbangun dengan mata melotot dan tidak bisa mengeluarkan kata2… lehernya seperti tercekat.


“ka kamu… si.. siapa…” Tanya bu Meliana dengan ketakutan…


Wajah dibalik topeng itu hanya tersenyum… terlihat gigi yang kuning menyengir.. nafasnya agak bau. Bu Meliana menahan tubuh pak Sawan dengan kedua tangannya agar tidak mendekat. Tiba2 saja ia merasakan pergelangan kakinya dipegang dengan kuat.


Aldo di pinggir kasur memegang kedua kaki bu Meliana.. Rasa takut dan trauma muncul kembali di pikiran istri pak Kevin tersebut. Bu Meliana meronta sambil berteriak


“toloong..” tapi suaranya parau.. karena terlalu ketakutan. Pita suaranya seperti kering.


Pak Sawan langsung memegang kedua tangan bu Meliana ke atas arah bantal, ia mencium lengannya yang putih dan montok itu.. lalu ciumannya mulai bergeser kearah ketiak….

Bu Meliana terus meronta sekuat tenaga.. Ingin berteriak namun suaranya tidak bisa lantang…


“to..long….” suaranya hanya berbisik. Nafasnya tidak beraturan. Matanya melotot dengan panik.


Tangan dan kakinya terkunci. Sehingga ia hanya bisa meronta meliukkan badannya yang justru membuat pak Sawan semakin bernafsu melihat bentuk tubuhnya.


Pak Sawan mulai mencium dadanya yang putih mulus itu… di lehernya terlihat kalung rantai emas dengan bandul berlian. Pak Sawan mencium lehernya dengan buas… menghirup wanginya

Sambil menempelkan penisnya ke tubuh bu Meliana…


“please jangaa aannn..” suara bu Meliana terbata-bata mulai menangis…


Ia tidak berdaya… lalu tiba2 ia mendapat tamparan di pipi dengan keras…


“diem lu!” bentak pak Sawan. Tangan pak Sawan langsung meremas payudara yang lembut itu dengan kasar. Diremasnya payudara itu dengan gemas.. Tangan bu Meliana begitu terbebas langsung meronta mencakar pak Sawan. Kakinya tidak bisa berbuat banyak karena masih dikunci oleh Aldo.


Pak Sawan menjadi emosi. Ia menampar bu Meliana dengan keras... plakk! Seketika kepala bu Meliana terasa pusing… ia merasa menderita.. dan mulai keluar air mata..


Kedua tangan pak Sawan mencengkram baju bagian dada bu Meliana.. dan tiba2 ia menarik membuka paksa dengan kuat.. sehingga bajunya tersobek.. bu Meliana menjerit kaget.

Bongkahan payudaranya yang besar dan putih menyembul bergoyang.. hanya bra merah marun yang masih melindungi. Pak Sawan dengan penuh nafsu langsung mencium bagian atas payudara itu.. wanginya merasuk ubun2 membakar libidonya.


Pak Sawan dengan ganas menarik paksa bra nya. Sampai putus.. sehingga bu Meliana kesakitan karena kawat dan karet bra menggores kulitnya.


Kini bongkahan payudaranya yang putih merona itu terpampang dengan jelas… besar dan mulus sekali, terlihat samar garis urat tipis. Putingnya yang berwarna coklat muda kemerahan sebesar kacang atom dengan lingkar aerola yang kecil proporsional dengan ukuran putingnya. Sangat indah sekali…


Pak Sawan langsung menjilat dan mengemut puting itu. Ia mengemut dengan penuh nafsu..


Bu Meliana ketakutan tapi secara spontan merasakan rangsangan yang membuat ia mendesah. Matanya tidak berani melihat.. tatapannya hanya ke langit2 kamar.


Pak Sawan mengemut dan menjilati payudara lembut itu sementara tangannya meremas bergantian. Saat ia mengemut payudara sebelah kiri, tangannya meremas payudara sebelah kanan.. dan sebaliknya.. sampai terus bergantian.


Bu Meliana mengeluarkan air mata.. menangis dan berdoa dalam hati.

Tiba2 saja ia merasakan celana dalamnya ditarik kebawah sangat cepat. Seketika sudah melewati mata kakinya terlepas begitu saja.


“jangaann…” jerit bu Meliana dengan panik.


Aldo melempar jauh celana dalam itu ke pinggir ruangan. Lalu pak Sawan menarik sisa bajunya yang sudah sobek itu lepas dari tubuh bu Meliana.. Hingga tidak ada sebenangpun yang menempel di tubuh istri pak Kevin itu.


Lalu pak Sawan membalikkan tubuh bu Meliana dengan paksa hingga posisi tengkurap. Pantatnya yang besar bergoyang seperti puding. Dengan gemas pak Sawan mencubit dan meremas pantat besar itu.. sampai bu Meliana menjerit.


Aldo kemudian mundur setelah melihat pak Sawan bisa menguasai keadaan.. Aldo duduk di kursi tidak jauh dari tempat tidur. Diam2 ia merekam dengan ponselnya.


Bu Meliana menangis tapi tidak bisa berteriak… badannya lemas…


Pak Sawan menempelkan penisnya di belahan pantat besar bu Meliana. Ia menggesek-gesek maju mundur. Sampai penisnya mengeluarkan cairan bening yang membuat licin. Pak Sawan sangat menikmati menindih tubuh wanita cantik yang jauh berbeda dengan tubuh istrinya yang gembrot.


Bu Meliana merasa dirinya sangat hina.. diperkosa oleh seorang yang bau, dengan warna kulit yang dekil dan agak keriput. Tapi ia tidak bisa berbuat apa2. Hanya pasrah menunggu sesuatu yang akan memasuki vaginanya..


Benar saja… tidak lama kemudian ia merasakan sebatang penis yang tegang keras mulai masuk di bibir vaginanya. Ia hanya bisa memejamkan mata, berharap pemerkosaan ini cepat selesai.


Ia merasakan batangnya masih terus masuk dan masuk terus ke dalam vaginanya.. Sampai ia mulai merasakan perubahan dari menderita menjadi sebuah sensasi nikmat… Ia merasakan batang penis itu berdenyut di dalam vaginanya. Ia mulai merasakan getaran2 nikmat.


Batang penis itu keluar masuk dengan cepat… sampai vaginanya basah.


“gimana.. enak kontol saya..?” bisik pak Sawan disamping kuping bu Meliana, ia terus melontarkan kata2 yang melecehkan.


Bu Meliana benci dan jijik tapi sekaligus merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sehingga ia hanya diam dan menyembunyikan wajahnya di kasur. Ia menahan desahan yang tidak dia inginkan.. Tetapi setiap saat penis menusuk vaginanya ia tidak dapat menahan desahan…


Pak Sawan menggenjot dengan nafsu. Ia sangat menikmati posisi menindih dari belakang tubuh bu Meliana. Tangannya menyelinap dari samping meraba payudara yang terjepit dikasur. Ia meremas dengan gemas.. Ia mencium leher bu Meliana dari belakang..


Pantat besar bu Meliana terasa empuk saat terjepit dengan pangkal pahanya.


Genjotan demi genjotan… akhirnya pak Sawan mulai merasakan akan meledak… sesaat kemudian ia berhenti menggenjot.. dan merasakan penisnya menyembur air mani di dalam vagina bu Meliana…


Pak Sawan merasakan semburannya banyak sekali..


Bu Meliana hanya pasrah.. Ia merasakan semburan cairan hangat di dinding rahimnya. Air mata dipipinya mengering karena sudah membasahi sprei. Ia terdiam dengan posisi tengkurap.. tidak ingin bergerak rasanya. Ia hanya merasakan tubuh pria bau itu mulai beranjak pergi dari tubuhnya.



(bersambung)
 
Bu Meliana hanya pasrah.. Ia merasakan semburan cairan hangat di dinding rahimnya.


Moga aja g KB dan pas subur biar jd benihnya :D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Keren ini, jadiin cerita bersambung aja
 
Dejavu sih
Kisah lama dibumbu ulang ya?
Tapi tetep asik dibaca kok
 
Terimakasih hu..tetap berkarya untuk judul yg lain
 
Ditunggu lanjutannya hu ..... keren ni tambah lama ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd