Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karir di Dunia Modeling

Bagian 3 : Photoshoot yang Menantang

Ring.. ring.. ring
Bunyi alarm dari ponselku yang membanjiri kamarku, aku tidak boleh malas-malasan pagi ini. Pukul 05.30 aku bangun dari kasurku menggunakan gaun malamku aku bergegas pergi ke kamar mandi. Jadwal pekerjaanku pagi ini dilaksanakan pagi, oh ya, ini akan menjadi job modeling pertamaku untuk rumah mode Hucci. Aku diminta untuk datang pukul 09.00 di studio yang sudah diinfokan di pesan pribadiku. Aku merasa tegang sekaligus penasaran tentang mode yang akan aku tunjukan, dipilihnya aku sebagai BA untuk model pakaian dalam akan memulai karier profesionalku sebagai model.

Datang seorang diri, aku sampai ke studio. Terdapat beberapa crew disana, dan untuk pertama kalinya aku bertemu dengan manajer baru sebagai perwakilan dari rumah mode Hucci. Wanita yang aku temui memiliki paras yang cantik, body yang proporsional, dan tentu saja modis, kurasa umurnya hanya 3-5 tahun lebih tua dariku. Nama wanita ini Shella, untuk dua tahun kedepan dia yang akan mengatur berbagai kebutuhan dan jadwal modelingku.

“Halo Valerie, good morning.”
“Ah halo, nice to meet you.”
“Waw, kamu cantik banget pagi ini, cocok untuk jadi BA perusahaan ini.”
“Thank you miss. Stella.”
“Hihi, Valerie jangan pakai miss dong, aku nanti keliatan tua, panggil Shella aja.”
“Terimakasih Stella, sebagai gantinya panggil aku aja Ver/”
“Baik ver, selamat bergabung ke rumah mode Hucci.”

Pertemuan hangat antara kami berdua kami lakukan. Stella menjelaskan rencana dan bagaimana kegiatan photoshoot yang aku lakukan untuk hari ini. Setelah berbincang panjang lebar aku diminta masuk ke ruang ganti. Terdapat dua wanita disana, yang satu kurasa penata rias dan satunya lagi asisten busana, terdapat pula koper dan tas yang berisi keperluan modelingku. Aku berkenalan dengan mereka, namanya Winda dan Ayu. Mereka berdua orang yang ramah dan sangat manis, tak berselang lama aku duduk di meja rias dan didandani dengan cantik. Selesai aku berrias, manajerku Stella masuk ke ruang ganti dan memintaku berganti pakaian.

“Okay now, sekarang Ver kamu bisa ganti dengan underwear putih ini.” Tanpa basa-basi Stela langsung memintaku berganti menggunakan pakaian dalam yang ditunjukan padaku.
“Baik Shella, kamar gantinya dimana ya ?
“Aah, kamu bisa undress yourself (membuka pakaianmu) disini aja. Enggak usah malu-malu.”
“Ehh, okay.”

Meski cukup terkejut, aku tidak masalah menanggalkan pakaianku didepan wanita lain. Aku membuka pakaianku dimulai dari bajuku, membuka sabuk ikat pinggangku, lalu menurunkan celana jeansku. Sekarang didepan ketiga wanita, aku hanya memakai pakaian dalam, bra dan cd dan tak lama lagi aku akan melepas semua yang aku pakai. Aku membuka kaitan braku dan menanggalkan bra. Dalam posisiku yang sedang topless aku segera mengambil bra putih tersebut dan memakainya, sekilas mereka mungkin dapat melihat payudaraku untuk pertama kali tanpa halangan. Selanjutnya aku melepas celana dalamku, berbeda dengan bra, melepas cd jauh lebih menegangkan dan kalaupun aku mau menutup antara pantat atau vagina aku harus memilih salah satu, satu tanganku akan kugunakan untuk memakain cd putih yang diberikan. Aku buru-buru melepas dan menutup vaginaku, aku menyadari bahwa cermin berbagai sisi di ruang ini menunjukan bongkahan pantatku, dalam posisi berdiri aku memakainya dengan cepat. Akhirnya aku selesai dan mengganti pakaian dalamku.

022.jpg


Underwear yang kugunakan berbentuk two-piece putih polos yang cukup ketat. Bra ini tidak memiliki tali dipundaknya dan menunjukan pundak mulusku, dan bra yang ketat ini mendorong buah dadaku terdorong keatas sehingga terlihat akan melompat keluar. Aku bercermin sejenak sebelum aku masuk ke ruang studio. Cukup aneh rasanya hanya memakai pakaian untuk photoshoot. Di ruang studio terdapat fotografer pria, usianya mungkin 27-30 tahun. Dengan profesionalku dia mengambil shot gambar.

Clak.. clak.. clak..
Bunyi rentetan shutter kamera mengisi ruangan, aku dengan hanya memakai bra dan cd putih yang sangat seksi tampil menggoda dalam menampilkan beberapa pose. Kurasa diriku masih merasa kaku dalam berpose karena ini pertama kalinya aku menampilkan kemampuan modeling dalam pakaian sangat minim. Pria itu, membawa kameranya dari beragam sudut. Aku terus berpose mengikuti aba-abanya.

034.jpg


“Wait, gue rasa lebih cocok pakai topi, tunggu ya.. Oke sekarang Ver, coba pakai ini.”
Shella memberikan topi piknik, mungkin cocok apabila aku sedang di pantai tetapi sekarang aku berada di ruang studio. Dengan memakai topi yang dibawanya aku memaka topi tersebut, dan hasilnya tidak buruk, topi dan pakaian dalam rasanya cukup cocok.

031.jpg

023.jpg


Dalam berbagai posisi aku melanjutkan menampilan kemampuan modelingku. Tidak hanya berdiri, dalam posisi hampir duduk aku lakukan. Bra yang ketat mebuat buah dadaku seolah-olah ingin menyembul keluar. Untungnya fotografer itu bersikap profesional dan tidak memberikan tatapan nafsu kearahku, aku harus berterima kasih padanya, tapi kalau dia terangsangpun aku malah semakin bersemangat hihi.

Akhirnya sesi photoshoot berakhir, aku berterimakasih kepada seluruh crew dan tentu saja Shella sebagai manajerku. Kami berbincang sejenak untuk membahas photoshoot berikutnya. Surprisingly, sesi berikutnya akan berlangsung di hotel. Aku menunggu kabar selanjutnya untuk melakukan photoshoot.

Sesampainya dirumah aku beristirahat, kurasa tidak buruk menjadi model pakaian dalam. Memang agak deg-degan sih waktu difoto, apalagi fotografernya pria perasaan diperhatikan ketika aku sedang berbusana yang minim membuatku merasa terangsang. Aku kepikiran gimana kalau posisinya Haris temanku menjadi fotografer, Haris yang nafsuan dan memiliki otak yang mesum, hihi, jangan-jangan nati aku diminta pose aneh-aneh lagi, apa jangan-jangan malah nyuruh aku ngelepas pakaian sampai aku bugil lagi. Haha. Pemikiran ini berputar dikepalaku. Aku beristirahat dan menunggu sesi pemotretan berikutnya.

•••

Sesuai jadwal yang direncakan aku tiba di hotel yang diinfokan oleh Shella, manajerku. Kami bertemu di lobby hotel dan langsung saja masuk ke kamar yang akan menjadi set photoshootku. Shella tidak sendiri, kali ini dia bersama makeup artist, dilihat dari dia membawa perlengkapan yang lebih banyak dari penatan rias di photoshoot sebelumnya. Dia ditemani dengan asisten busana, dan fotografer perempuan, yes aku mendapatkan fotografer perempuan. Setibanya di hotel aku berganti dengan pakaian dalam yang kugunakan, rencana photoshoot kali ini akan mengambil banyak jenis pakaian dalam berbeda.

Tidak seperti sebelumnya, aku tidak merasa canggung, kali ini semua crew wanita sehingga aku lebih maksimal untuk menampilkan pose terbaikku. Berbagai pakaian dalam kugunakan, dimulai dari set pakaian dalam biasa, bra berjenis sport, underwear mewah, dan lainnya. Pose-pose ku tampilkan di berbagai posisi dan tempat. Aku melakukannya berdiri, duduk, diatas kasur, dan menempel ke jendela kamar. Ada perasaan tegang sekaligus seru ketika aku berpose di dekat jendela. Posisi kamar ini cukup tinggi dari jalan sehingga orang-orang yang berlalu lalang tidak akan mengamatinya dengan jelas. Perasaanku yang merasa diperhatikan membuatku terangsang.

025.jpg


041.jpg


“Nicely done Ver, well done.:
“Thank you Shella.”
“Hmm, Ver coba pakai ini.” Shella mengambil sejenis gaun malam, sebut. Aku rasa ini bukanlah pakaian dalam secara sekilas, lebih ke pakaian tidur. Aku tidak masalah sih, dan tentu saja aku berganti dan menggunakannya dalam shot-shot berikutnya.

Banyak posisi diambil dan diminta baik oleh Shella ataupun fotografer itu sendiri. Berbagai posisi kuambil, baik yang sopan, dan posisi yang vulgar yang menantang. Seruh sih berpose seperti ini dengan hanya memakai pakaian dalam.

“Miss Shella, sepertinya lebih cocok branya dilepas saja.”
“Do you think so? Okay, sekarang Ver coba lepas bramu.” Fotografer itu memintak melelpas bra yang kugunakan dibawah lingerie ini. Aku mengikutinya dan melepas bra tersebut. Kali ini rangsangan di tubuhuku meningkat, puting susuku yang bergesekan dengan lingerie tersebut membuat nafsuku meningkat. Pose-pose yang kuambil semakin menantang entah akibat aba-aba fotografer itu atau hormonku yang memaksanya.

013.jpg


Aku menyadari sekilas, payudaraku dan tentung saja putingku akan samar-samar terlihat dibawah lingerie ini. Meskipun lingerie ini berwarna, warna ini malah menonjolkan warna kulitku yang putih cerah sehingga siluet tubuku dibawah lingerie ini akan terlihat. Aku yang sudah merasa tanggung. tidak peduli akan terlihat atau tidak bagian dalam tubuhku. Aku hanya terus bergerak dan menampilkan pose terbaik yang kubisa.

Photoshoot hari ini berakhir, walaupun di kamar ini ber-ac aku merasa keringatku turun karena rangsangan yang terjadi. Aku melihat preview dari shot sebelumnya dan melihat jelas bahwa seluk beluk tubuhku terlihat jelas, sangat seksi dan menggoda. Sangat seru untuk bisa merasakan sensasi seperti ini, menampilkan tubuh indahku hihi. Kami mengakhiri shoot untuk hari ini dan berpisah untuk pulang ke apartemenku.

•••

“Halo Ris, coba lihat pc aku.”
“Oke ver, kenapa ? Eeh, ini rencana shoot lho buat dua hari kedepan ?”
“Yes, and coba tebak, tau enggak Ris ?”
“Hmm, ya lho-kan jadi moden pakaian dalam and.. wait, lho ngajak gue gabung photoshoot gitu ?”
“Yes of course, gue tunggu ya.”
“Ver gue kan masih amatir di dunia fotografi, hey Ver.. Ver..”
tuuutt.. tuuutt.. tuutt..

Aku mengakhiri teleponku bersama Harris, aku rasa seru mengajak Harris untuk ikut photoshoot bersamaku. Ekspresi tegang dan mesum Haris melihatku difoto hanya pakian dalam, gimana yaa, hahaha. Aku bersemangat untuk menanti hari photoshoot tiba. Oh ya aku lupa memberi tahu, photoshoot berikutnya akan dilakukan di hotel, yes hotel again, tapi kali ini fokus dan tema shot lebih kearah swimmingpool, sehingga nanti pakaian dalam yang kugunakan sejenis swimsuit atau pakaian renang. Duhh, udah enggak sabar nihh, aku bingung merasa bersemangat untuk melakukan sesi photoshootku atau tidak sabar melihat ekspresi terkejut Harris, haha, see yaa.

Aku datang lebih awal ke tempat yang akan di set menjadi lokasi photoshootku, hotel ini berbintang ini tentu saja mewah, dan memiliki 3 kolam renang. Untuk sekarang, aku akan melakukan bersiap-siap dan masuk ke kamar yang akan menjadi, biasanya aku dan Shella sebut basecamp, di kamar ini tempat kita menyimpan pakaian, peralatan, dan tentu saja ruang ganti. Ingat Winda dan Ayu, yes mereka berdua kali ini bertugas sebagai penata rias dan penata busanaku, mereka yang hari ini akan membantu seluruh sesi photoshootku. Kalau kalian bertanya dimana Shella, dia sedang bersama fotografer untuk mengecek dan menyiapkan set kolam renang, pokoknya mereka sibuk dan fotografer kali ini pria, dan pria ini adalah orang yang berbeda lagi dengan sebelumnya.

Winda dan Ayu membantuku dalam berdandan dan menyiapkan busana yang aku pakai, tentu saja pakaian yang aku pakai adalah bikini. Hari ini akan ada dua set, di kamar hotel dan dan kolam renang, kami akan melakukan photoshoot terlebih dahulu di kolam renang. Photoshoot di kolam renang yang pertama supaya tidak terganggu oleh tamu hotel, biasanya pagi jarang tamu yang berenang dan alasan memilih hotel ini karena restoran hotel untuk sarapan berada jauh dari lokasi shot kami. Tapi aku ragu sih, kayaknya nanti ada tamu hotel yang menonton dari kamarnya, seru dan tegang gitu sensasinya hihi. Winda dan Ayu lalu meminta izin untuk pergi keluar mengambil bawaan mereka di mobilnya.

Bikini yang akan dipakai untuk photoshoot kali ini akan ada dua, yang pertama two-pieces biru dan desain stabilo (kuning neon gitu deh) dan bikini coklat, keduanya memiliki desain yang sangat seksi dan terbuka yang menunjukan kulit tubuhuku. Aku melihat, bikini coklat memilik desain yang unik di bagian cd-nya, ada seperti rumbai kain berwarna coklat, kalau dilihat seperti Jasmine di Disney gituu, pokoknya tunggu hasil shotnya aja. Aku selesai bersiap dan sudah memakai bikini biru itu, aku memakai bath robes (jubah mandi) untuk menutupi tubuhku karena tentu saja aku tidak bisa berkeliaran dengan bikini seperti ini, tapi kayaknya sik sih kalau seperti itu hihi, maybe next time. Dan tak berselang lama,

“Sorry-sorry, gue habis ngecek lokasi shotnya”
“Akhirnya dateng juga lho Ris, udah siap-siap aja.”
“Oke thanks ya Ver, ehh ..”
“Kenapa Ris ?”
“Enggakpapa Ver.”
Haris sepertinya terlihat terkejut melihatku degan bath robes, atau sengaja tidak menali bagi depannya sehingga menampilkan tubuhku. Haris membuang muka ketika pertama kali melihatnya, wajar sih, aku malah bersemangat untuk menggodanya jadinya hihi asik kali yaa. Haris sedang bersiap dan memasang lensa di mirrorlessnya serta memasang beberapa perlengkapan, Haris tidak menjadi fotografer utama untuk photoshoot kali ini, aku hanya mengajaknya agar dia bisa belajar, tapi aku sih memang sengaja mau ngasih Haris kejutan.

“Ris, lho bisa bantu gue gak ?”
“Kalem Ver, sebentar.. bantu apa ?”
“Bantuin gue pake sunblock dong.”
“Eeh, njir, beneran Ver !?”
“Iya nih, tangan gue lagi gak bisa lengket nihh.”

Meskipun itu alasan konyol, surprisingly Haris mendekat, meski ragu-ragu dan terus memalingkan muka, pikiran mesum di kepalanya kayaknya mendorongnya, kok malah aku yang deg-degan yah padahal aku yang mau, haha. Haris mendekat dan mengambil sunblock dari tanganku,

“Dituang ke.. ke.. kemana Ver ?
“Nihh disini..”
aku langsung membuka jubah mandiku dan memamerkan bikni yang kugunakan, Haris masih tergagap. Aku dengan elegen dan sensual menunjukan jariku ke arah dada atasku.
“Gue tuang ya Ver.. ehh..”
tangan Haris mendekat kearea dadaku dan menuang perlahan kearea dada atasku yang tak tertutup bikini.
“Jangan dituang aja Ris, sekalian usap nanti malah aku jadinya belang kalau enggak rata.”
“Ehh iya Ver.”

ccc037beb4e60cbce6f52dde72d8c7eb.jpg


Haris mengusap sunblock yang sudah dituang ke dadaku “Aahh” aku mendesah untuk menggodanya, dan Haris tentu saja perlahan dan ketakutan untuk mengusapnya. Jemari Haris bersentuhan langsung dengan kulit dadaku. Tali braku yang menanggu aku turunkan dan aku menahan bra yang kugununakan di dadaku, aku juga memintanya menuangkan di area pundakku dan seselesainya aku melanjutkan pergi ke set kolam renang.


Aku berjalan bersama Haris, ku lihat ekspresi Haris masih terkejut dan malah membuatku semakin ingin menggodanya, lihat nanti ya Ris, gue bakal bikin lho semakin terangsang haha. Akhirnya aku mengeluarkan senyum jahatku, Haris yang melirik sekilas terlihat bingung dengan ekspresiku. Untungnya kami tidak bertemu tamu hotel selama kami berjalan ke arah kolam renang, gawat juga sih satu lift sama orang lain dan tau aku cuman pake bath robe, lebih gawat lagi kalau mereka tau aku cuman pakai bikini seksi dibawahnya. Akhirnya kami sampai dan disana terdapat Shella dan fotografer yang masih berdiskusi.

Briefing singkat, shot akan dilakukan di pinggir kolam, kolam, dan meja kolam renang (yang biasanya buat nyimpen tas atau buat ngopi-ngopi gituu). Berdasarkan hasil briefing aku tidak akan berenang sampai menyebur, rambutku harus aku jaga supaya tidak basah karena akan lama keringnya. Area sekitar kolampun untungnya masih sepi dari tamu hotel, paling staff hotel yang berlalu lalang jadi aku bisa sedikit bebas menampilkan pose terbaikku. Semua crew yang terlibat sudah siap, aku sebagai fokus utama langsung saja melepas jubah mandi yang kugunakan. Aku langsung mengambil pose yang kutujukan ke kamera.

Ini mungkin pertama kalinya Haris melihatku dalam situasi photoshoot, dari ekspresinya dia terlihat terkejut, mungkin dia kaget bahwa aku bisa sesensual ini didepan kamera. Aku menunjukan berbagai pose terbaikku. Aku terus mengikuti aba-aba dari fotografer, dengan profesionalnya kuberikan kemampuan terbaikku. Haris mungkin tidak maksimal dalam menangkap gambar terbaik, dia masih belum memahami situasi photoshoot yang kulakukan.

024.jpg



“Haris, bisa ambil foto Valerie dari dekat, sepertinya kamera utama enggak bisa kena air deh.”
“Baik miss Shella.” Haris mengikuti perintah dari manajerku Shella, dengan posisi yang berbeda dari fotografer utama, Haris tentu dapat mengambil angle kamera (sudut) yang lebih baik dan lebih menonjolkan bentuk tubuhku.

025.jpg


Shot berikutnya aku masuk ke kolam renang, aku tidak sampai menyebur karena aku duduk di pinggiran kolam. Aku terus berpose dan kali ini aku memfokuskan untuk menonjolkan belah buah dadaku. Aku memiringkan tubuhku dan memamerkan buah dadaku dibalik bikini biru ini. Fotografer profesional dalam mengambil gambar, sedangkan Haris yang berada di jarak lebih dekat tampak ragu-ragu. Kali ini aku menunjuka pose merangkak diatas kolam, dengan posisi ini buah dadaku tampak tergantung indah dan struktur indah tubuhku sangat menarik dilihat.

039.jpg


047.jpg


Tanpa aku sadari, ada tamu hotel yang menonton sesi photoshootku, ada yang dari balkon ataupun sedang mencari udara segar. Staff hotel yang bertugas-pun tampak melirik sedikit-demisedikit. Aku yang menyadari hal itu tidak mempermasalahkannya dan tetap berpose sebaik mungkin. Beberapa shot diambil ketika aku duduk di kursi, aku membuka kedua kakiku dan terlihat siluet belahan kewanitaanku. Aku tidak mentutupinya malah semakin menonjolkannya.

“Oke Ver, ganti ke outift yang berikutnya.” Shella memintaku berganti ke bikini yang selanjutnya. Bikini berwarna coklat seperti yang kusebutkan memiliki kain tambahan, aku tidak tahu fungsinya tetapi kain ini sama sekali tidak membantu untuk menutupi tubuhku. Well, desainnya memang unik sih. Aku berganti pakaian di toilet kolam renang, dibantu oleh kedua crew wanita.. aku enggak mungkin ngajak Haris-kan, haha maunya. Aku selesai mengganti bikiniku dan berpindah ke kolam berbeda. Untuk shot kali ini aku melakukannya di sebelah kolam, aku enggak masuk ke kolamnya. Aku menampilkan berbagai pose yang sensual, banyak shot yang menampilkan buah dadaku, hihi.

003.jpg


008.jpg


Hari semakin siang dan tamu hotel akan berdatangan untuk menggunakan kolam renang, karena itu kami menyudahi photoshoot di set ini dan berpindah ke set berikutnya di kamar. Aku kembali bersama crew wanita dan Shella sedangkan Haris dan fotografer membereskan peralatan mereka. Di waktu itu pula aku mengelap tubuhku dengan air, karena air kolam membuatku merasa lengket dan rasanya enggak enak aja gitu di badan. Outfit kali ini adalah lingerie, yes a lingerie, agak aneh memang karena ini bukan pakaian dalam, tapi apa boleh buat, aku kan dibayar sama perusahaan hihi. Akan ada 3 jenis lingerie yang kugunakan, 2 lebih kearah sensual (pokoknya seksi gitu) dan 1 bentuknya seperti kaos, yes bentuknya kayak kaos tanktop gitu.

Fotografer utama dan Haris akhirnya kembali, sambil menunggu aku berrias dan mereka menyiapkan lightning dan lain-lain. Haris mengintipku di sela-sela menyiapkan kameranya. Lalu ketika semua siap aku masuk ke set. Posisi pertama aku berada di meja yang ada di kamar tersebut. Menurutku meja itu memiliki desain yang lucu, bergaya scandinavian seperti yang dijual di IKEA dan terlihat ada vas bungsa yang memiliki nilai seni diatasnya, hmm, kembali cerita aku melakukan beberapa pose di meja ini, mau diatasnya, dibawahnya, ataupun membelakangi kamera.

000.jpg


Posisiku yang membelakangi kamera membuat pantatku terlihat jelas. Aku melanjutkan bergerak mengambil beberapa posisi. Akibat banyaknya aku bergerak aku tidak menyadari kalau tali lingerie ini turun dan menunjukan buah dadaku. Bukannya menariknya keatas, aku malah menghimpitnya dengan lenganku untuk meahan supaya tidak turun lebih jauh. Perasaan erotis ini sangat mendebarkan.

017.jpg


Shot selanjutnya aku berganti ke lingeries yang seperti kaos tanktop itu, lingerie tanpa lengan ini aku gunakan di atas single sofa dengan posisi yang menggoda, pose ini jelas menunjukan lekuk tubuh bawahku, terutama paha indah yang kumiliki.

022.jpg


Outfit terakhir berjenis lingerie berwarna hitam. Kali ini shot dilakukan diatas kasur hotel, komposisi yang sempurna lingerie dan ranjang. Aku yang sudah mulai terbiasa untuk melakukan shot sensual melakukan berbagai pose yang menggairahkan. Akhirnya kami dapat selesai mengambil shot dan mengakhiri sesi photoshoot.

035.jpg


045.jpg


“Well done Ver, dan Haris, untuk seorang pemula shot yang kamu ambil is really good. Komposisinya sempurna, dan sangat menjolkan tubuh Valerie, hmm.”
“Ahh, terimakasih banyak miss Shella, mungkin itu kebetulan.”
“Well.. well.. well.. i have an idea, aku ada ide nih buat kalian berdua. Gimana kalau Haris jadi fotografer pribadi kamu ?”
“Ehh..” aku dan Haris sama terkejutnya.
“Mungkin ini aneh, tapi kalau kalian saling percaya itu jauh lebih mudah untuk melakukan photoshoot dengan lebih santai, how do you think ?”

Baik aku dan Haris terkejut dengan saran dari Shella, memang lebih baik apabila aku mengenal fotograferku sehingga aku sebagai model bisa lebih rileks. Aku bertukar pandang dengan Haris dan meminta waktu untuk bisa menjawab pertanyaan itu

“Keputusan ada di tangan kalian, aku menunggu hasilnya ya.”
Jawaban dari Shella mengakhiri kegiatan photoshoot itu, aku yang kelelahan berpamintan dengan Haris dan seluruh crew. Aku sebenarnya ingin ngobrol dengan Haris tetapi kami berdua sudah kelalahan jadi kami pulang, nanti deh aku ngomongin sama Selyn, sahabatku, mungkin dia punya pikiran atau ide sepertinya.

Bagian 4 : Liburan yang Tak Terlupakan
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd