Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Remake: Karir di Dunia Modeling

Bimabet


Chapter II
Pagi hari yang cerah diiringi oleh hembusan angin laut membuat diriku bersemangat untuk memulai hari. Membuka mata aku bisa melihat Harris yang masih terlelap di sampingku setelah malam pertempuran yang panjang. Tidak mau membangunkannya aku langsung berjalan ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku setidaknya untuk menghilangkan bau tidak sedap yang melekat.

Liburan bukan berarti meninggalkan keseharian yang seperti biasanya. Untuk menjaga pola hidup sehat serta menjaga proporsi tubuh aku memulai hari dengan melakukan jogging ringan di lingkungan resort. Tanpa membangunkan Harris terlebih dahulu aku langsung berangkat dan berjalan seorang diri.

Bisa kukatakan kalau resort ini sedang tidak ramai tamu yang menginap. Di sepanjang perjalanan aku lebih banyak bertemu staf hotel yang sedang bekerja dibandingkan tamu lain. Mempercepat langkahku aku berjalan melalui area taman serta kolam renang publik yang sedang dirapikan untuk menjamu pengunjung.

Air keringat perlahan membasahi tubuhku apalagi area selangkanganku yang entah mengapa terasa sangat basah. Melihat terdapat gazebo kecil aku memilih duduk dan bersantai di sana sambil minum air untuk menyegarkan mulutku. Sudah lama sejak aku terakhir kali melakukan jogging di luar ruangan mengingat aku lebih sering menghabiskan waktu di atas treadmill yang membuatku jauh lebih berkeringat.

Memakai handuk kecil aku mulai menggelap permukaan tubuh dari leher sampai ke perut dan mengelap area selangkanganku. Entah karena aku masih belum puas atau nafsu birahi yang muncul dari dalam diriku, tiba-tiba aku ingin melakukan masturbasi di tempat publik seperti ini.

Melihat keadaan sekitar dan memastikan tidak ada orang yang nantinya akan melintas, aku membuka atasanku dan menurunkan celana pendek yang kugunakan. Sekali lagi memastikan kondisi aman, aku mulai membuka kaitan bra dan meremas payudaraku.

YOUMI-213n-23.jpg

Mengarahkan tanganku menutupi payudaraku, aku mulai memilin putingku yang mulai mengeras. Membiarkan payudaraku dimanjakan, aku mulai meremas dadaku lebih kuat dan mulai memijatnya berlawanan arah.

Sesekali melihat keadaan sekitar aku mulai menurunkan celana dalamku secara perlahan bersamaan dengan jari tanganku yang mulai ku selipkan di area kewanitaanku. Bibir vaginaku terasa sangat basah baik oleh keringat maupun cairan kewanitaanku yang terus menetes.

Menekan jariku ke arah vaginaku, aku mulai memijat clitorisku dan meraba bibir vaginaku dengan lembut sebelum jariku kudorong masuk. Jariku kemudian dikocok keluar masuk membiarkannya basah oleh cairan yang terus keluar dari liang kewanitaanku.

“Aaahh.. ahhh..”

Aku mencoba menahan suara desahanku supaya samar terdengar. Mempercepat kocokan jariku di dalam vagina, aku terus merintih dan mendesah. Setelah jariku cukup basah aku langsung memasukan jari telunjuk dan tengah yang kudorong masuk. Rasanya lubang vaginaku terasa begitu penuh namun sangatlah nikmat.

Payudaraku tidak berhenti kuremas dan kupijat. Terus menggesekan jariku ke dalam vaginaku, aku terhanyut ke dalam nafsu birahi. Celana dalam semakin turun memperlihatkan bagian bawah perutku yang telanjang.

Mengubah posisiku, aku mengangkat pantatku dalam posisi menungging sambil terus mengocok jariku di dalam vaginaku. Melirik ke arah sampingku muncul ide yang begitu nakal, aku mengarahkan botol air minum yang kujepit di antara kedua pahaku. Diameter botolku yang ramping membuatku berhayal kalau ini adalah dildo yang dapat memuaskanku.

YOUMI-213n-21.jpg

Botol minum ini ku gesek di bibir vaginaku maju dan mundur. Terus meremas dan memilin puting payudara aku terus bermasturbasi dan mendesah. Aku sudah tidak peduli apabila ada orang lain yang melihat aksi vulgarku dan hanya memikirkan kepuasan yang kudapatkan. Aku mencapai orgasme dan squirting yang membasahi lantai gazebo ini.

“Aaahh.. ahhh..”

Aku kembali memakai pakaianku satu per satu dan tidak lupa untuk membersihkan cairan kewanitaanku dengan handuk. Setelah merasa puas aku langsung kembali menuju kamar tempatku menginap dan tidak lupa untuk mencuci botol minum yang sudah kukotori.

Sekembalinya ke kamar aku bisa melihat Harris masih bersembunyi di balik selimutnya. Aku langsung memutuskan untuk pergi mandi lagi yang lebih proper. Menyalakan pancuran air aku langsung berdiri di bawahnya sambil menyabuni seluruh tubuhku. Di saat aku menikmati efek relaksasi dari guyuran air hangat sesuatu yang keras ditempelkan di pantatku dan otomatis aku melirik ke arah belakang.

“Dari mana? Kok mandi lagi? Habis ngapain hayo!”

“Aahh Riss.. j-jangan sekarang ahh..”

Paha kananku diangkat kemudian jarinya bergerak menyusuri dan membuka bibir vaginaku. Dalam satu hentakan penisnya didorong masuk ke dalam vaginaku yang membuat kepala mendongak keatas dan sedikit menjerit. Harris kemudian menggerakan pinggulnya maju dan mundur memaksa penisnya yang panjang melesak masuk.

Tubuhku terus digenjotnya dari belakang. Kedua tangannya mendekap tubuhku dan mulai meremas payudaraku. Guyuran air tidak menghalangi respon sensitif yang kuterima malah membawa suasana ini semakin intim. Tubuhku didorong ke arah dinding dan Harris mempercepat tempo hentakan penisnya.

Kedua tanganku terangkat ke atas dan aku pasrah disetubuhi olehnya. Tubuhku terus ditekan olehnya dari belakang seraya penisnya yang terus keluar masuk ke dalam vaginaku. Mengarahkan kepalaku ke samping, bibirku dibalas olehnya dan lidahku dilumatnya dengan intens. Kita terus bercinta sampai kita mencapai klimaks dan Harris menyemburkan maninya ke arah punggungku.

Pagi hari itu kita habiskan dengan suasana intim dengan mandi bersama. Bergantian aku menyabuni tubuh kita satu sama lain dan diakhiri dengan acara sarapan di kamar. Masih mengenakan handuk tanpa daleman di bawahnya kita memesan room service seolah-olah ingin memamerkan hubungan kita.



Momen liburan tidak akan lengkap tanpa menikmati waktu dengan bersantai di pantai. Hari beranjak sore dan sinar matahari sudah tidak terlalu terik, aku dan Harris memutuskan untuk menikmati waktu untuk berjalan di pinggiran pantai.

Suara deburan ombak serta hembusan angin yang melewati tubuhku merupakan sesuatu yang mustahil didapatkan selama berada di kota. Suasana pantai yang masih asri dan hanya terdapat sedikit turis yang bersantai membuat kita berdua dapat bersantai dengan lebih intim.

Berjalan menyusuri pinggir pantai, kita menemukan tempat yang cukup nyaman untuk menyimpan barang serta duduk bersantai. Selain posisi tempat ini cukup jauh dari pengunjung lain, tempat ini memiliki laut yang dangkal dengan ombak yang relatif tenang.

Harris tampak sedang membuka isi tas jinjingnya dan mengambil kamera. Sebelum dia memulai hobinya aku ingin menggodanya kembali dan tentu saja mengingatkannya karena kita berdua sepertinya lupa akan satu hal.

“Ris pakein gue sunblock dong!”
“Heh? Oke deh.”

Menyimpan kameranya dia bergerak ke arah belakangku dan menuangkan cairan sunblock ke tangannya. Membaringkan tubuhku di atas kursi aku mulai melepas ikatan bikiniku membiarkannya dapat lebih leluasa. Perlahan tangannya bergerak mengusap punggungku dari bagian leher sampai tangannya mencoba masuk di sela-sela pantatku.

“Depannya gak perlu?”

“Lo lanjut cari foto-foto aja sana, gue bisa sendiri.”

“Sip gue cari foto dulu yah. Gak nyangka resortnya sebagus ini rupanya.”

Menutup mataku dengan kacamata hitam aku melihat Harris berjalan menjauh ke arah hutan mangrove dengan membawa kameranya meninggalkanku sendiri. Kembali mengikat bikiniku aku langsung berbaring dan bersantai.

Hampir 10 menit berselang Harris terlihat kembali dan dari wajahnya dia terlihat cukup puas. Membuka botol minum dia mulai meminumnya dan terus memperhatikanku.

“Val jadi model gue dong, kayaknya hampa banget kalau cuman foto panorama.”

“Okay, gimana kalau sambil main di air?”

“Boleh sih, tapi janji gak lempar-lemparan air?”

“Haha, yuk masuk.”

Aku dan Harris berjalan bersama ke dalam air. Pantai yang dangkal serta ombak yang tenang membuatku bisa duduk di dalam air dan menikmati setiap deburan ombak yang membasahi tubuhku. Dari belakang Harris terus memfoto gerak gerikku.

Memposisikan gerakan tubuhku layaknya model di studio aku mengikuti aba-aba yang Harris minta. Terkadang aku yang lebih dominan dan menampilkan berbagai pose tanpa perlu diminta dan menunjukan keindahan tubuhku.

Kita terus berfoto dan bergerak dan tanpa sadar kita berada cukup jauh dari bibir pantai yang memiliki jauh lebih dalam. Deburan ombak semakin tinggi dan kita harus menjauh menghindari air.

Byurr.. Byurr.. Byurr..

“Ah Val jangan main air.”

“Hehe, serang!”

Aku melemparkan Harris dengan air yang kukumpulkan di tangan. Karena Harris masih membawa kamera di tangannya membuat dirinya lebih sulit membalas serangan dariku dan mulai menjauh dan menendang-nendang air ke arah kita berdua.

“Hus-hus udah Val. Gimana kalau kita foto di dekat hutan mangrove itu, bagus loh!”

“Boleh-boleh.”

Kita pun berjalan menjauh dari laut dan menghabiskan waktu untuk berfoto dengan latar pepohonan yang cukup rimbun. Setelah puas kita mulai berjalan dan berhenti di bebatuan pemecah ombak.

“Val coba dong lo buka atasan lo!”

“Hah disini?”

“Gapapa kan jauh tuh dari pengunjung.”

“Iya sih tapi.. ahh malu.”

“Ih gapapa.”

Setelah berpikir panjang aku mengiyakan permintaannya dan mulai membuka kaitan braku dan membiarkannya memfoto diriku dalam keadaan topless. Dalam posisi berlutut aku membiarkannya bebas untuk menangkap foto dari berbagai sudut dan diminta olehnya untuk menunjukan berbagai pose.

Harris mendapatkan sebuah ide, mengambil pasir dia membaluri area dadaku dan menutupi area putingku. Meskipun putingku masih dapat terlihat Harris berkata kalau penampilan toplessku jauh lebih menarik dengan siluet semi-telanjang. Kita lanjut berfoto dan kembali ke tempat duduk kita.

368-1000.jpg

Menyilangkan dadaku aku melihat Harris yang menyimpan kamera ke dalam tasnya setelah merasa puas. Kita berdua pun kembali masuk ke dalam air dan sekarang kita benar-benar menikmati waktu sambil bermain air.

Membalas perang air sebelumnya Harris tampak lebih bersemangat untuk bermain air dan meluncurkan berbagai serangan. Kita pun saling menembaki satu sama lain dengan bola-bola air yang kita kumpulkan dan kita lemparkan sekuat tenaga. Terus menjauh Harris selalu mengejarku, tangannya yang lebih besar membuat serangan airnya jauh lebih menyakitkan.

Tanpa sadar bikini perlahan merosot turun secara perlahan. Ketika kita berada di air yang dalam setinggi dada tiba-tiba Harris mendekat dan menarik bikiniku hingga terlepas. Sekarang aku dalam kondisi telanjang bulat di pantai yang bukan hanya ada kita berdua.

“Ris kembaliin sini!” teriakku kepadanya.

“Gak mau, weee!” balasnya.

Aku pun mengejarnya dengan berusaha mencari posisi yang airnya lebih dalam setidaknya untuk menutupi tubuhku tidak sepenuhnya telanjang. Tanganku aku gunakan untuk menyerangnya dengan air sedangkan tangan lainnya kugunakan untuk menutupi tubuhku. Aku harus memilih untuk menutupi dadaku atau menutupi area selangkanganku.

Setelah melakukan pengejaran Harris pergi ke atas pasir yang membuatku tidak ada pilihan lain selain menunggunya di dalam air. Aku terus memintanya untuk mengembalikan bikiniku namun Harris tampak bernafsu dan kulihat batang penisnya yang mengeras dibalik celana pendeknya.

Melihat ke arah sekitar, tidak banyak pengunjung yang ada di pantai dan kebanyakan hanya berbaring di atas kursi atau tidak untuk bersantai. Dengan modal nekat aku melompat ke arah Harris dan tidak memperdulikan tubuhku yang telanjang. Harris tampak terkejut dan bikini itu dapat mudah kutangkap. Setelah berhasil merebut bikini milikku aku langsung bersembunyi di balik kursi pantai dan memakainya.

Hari menjelang sore dan kita memutuskan untuk mengakhiri waktu bermain air kita. Sebelum masuk ke dalam kamar kita harus membilas pakaian kita yang kotor terkena pasir dan tentu saja membasahi tubuh agar tidak terasa lengket.

Kita berjalan menuju area ruang bilas yang dikhususkan untuk tamu hotel dan sayangnya sedang penuh. Beruntungnya saat kita semakin mendekat salah satu pintu terbuka dan kita berdua masuk bersama selayaknya pasangan.

Menyalakan pancuran air, kita mulai melucuti pakaian kita dan menyimpannya di atas lantai membiarkan pasir mengalir bersama air. Seperti standarnya penginapan kelas atas, terdapat peralatan mandi yang sudah tersedia dengan merek ternama di masing-masing ruangan.

YOUMI-144-9.jpg

Dibawah guyuran air hangat kita mulai membersihkan pasir yang menempel di tubuh kita satu sama lain. Meminta Harris memutar tubuhnya aku menyeka setiap jengkal tubuhnya memastikan tidak ada pasir yang menempel dan menggantung pakaian kotor kita berharap cepat mengering.

“Gue pipis dulu yah.”

“Eh? Sok aja.”

Saat aku sedang membuat busa sabun di tangan Harris meminta izin untuk buang air kecil. Melirik ke arahnya aku bisa melihat air seninya yang mengucur dari kepala penisnya. Rasanya cukup aneh karena ini pertama kalinya melihat seorang cowok pipis di depanku, yang ada entah mengapa aku merasa malu dan memilih memaling wajahku.

“Val cebokin gue dong!”

“Hah? Gak mau ihh.. kan itu barang punya lo.”

“Ih gapapa, bedanya sama ngocok apa. Lagian lo udah sering nyepong penis gue kan?”

“Ihh..” meskipun merasa jijik aku tidak menolaknya dan mengarahkan jariku ke arah selangkangannya dan membersihkan penisnya. Dipikir lagi kalau lebih jorok untuk mengulum penis di mulutku dibandingkan membersihkan penisnya selayaknya sedang memberikan layanan handjob.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya sekarang gantian Harris yang memandikan tubuhku. Membalikan tubuhku Harris mengusap tangannya menyusuri tubuhku dan membersihkan setiap jengkal permukaan kulitku. Sesekali dia meremas dan mencubitnya namun dia mengakhiri acara itu dengan cepat.

“Aahh Riss j-jangan disitu.. aihh..”

Aku merintih ketika jarinya bergerak ke arah pantatku dan bergerak turun ke arah lubang anusku. Jari tengahnya dia gerakan secara memutar menyusuri lubang anusku. Melirik ke arah belakang aku bisa melihat Harris yang sedang berlutut dan tampak gemas memainkan lubang pantatku.

“U-udah Riss.. jangan disitu.. ahh.. biar sama gue ajah..”

Harris mengakhiri permainan jarinya, disaat aku sedang mengatur nafasku aku dikejutkan oleh shower yang diarahkan ke selangkanganku. Semburan air yang cukup kencang itu digunakan untuk membersihkan area kewanitaan yang diarahkan ke dalam vagina.

“Aaahh..”

Bersamaan dengan semburan shower yang terus mengalir, jarinya bergerak masuk dan mengocok vaginaku. Dengan cepat jarinya digerakan keluar masuk yang membuatku merintih dan mendesah. Jarinya dengan lihai bergerak dan mengocok vaginaku.

Menempelkan tanganku ke arah dinding aku membuka kakiku dengan lebar yang memudahkan Harris untuk memainkan shower itu ke arah selangkanganku. Jarinya terus bergerak mengocok ke dalam vaginaku sampai aku menjerit dan mengalami squirting, tidak aku pipis di depannya.

Air seni mengalir deras dari selangkanganku dan Harris menghentikan semburan air itu ke arahku membiarkanku bisa menyelesaikan pipisku. Setelah tetesan air terakhir Harris kembali membersihkan area intim dengan jauh lebih lembut. Setelah itu kita mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kita dan memakai pakaian renang sebelumnya yang sudah sedikit kering. Kita berjalan ke arah kamar dengan nafsu yang begitu tinggi untuk dipuaskan.

Malam itu kita kembali bercinta dengan hebat sekaligus menjadi malam terakhir. Keesokan harinya adalah hari terakhir liburan kita. Walaupun singkat aku senang sekali bisa meluangkan waktu untuk bersantai dan menikmati hari-hari untuk berlibur dan tentu saja bermalam bersama Harris. Hari terakhir banyak kita habiskan di lingkungan resort sebelum kita berangkat ke bandara dan kembali ke tempat tinggal kita.

 
menarik ceritanya
 
pernah kepikiran koleksi xiuren model dijadiin mulustrasi cerita, tapi emg dasarnya mager nulis jadi yaa macet macet idenya🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd