Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
Thx updatenya hu
Keknya tragedi salim kancil dimasukkan lewat Bambang Kijang
Jangan-jangan TS tetangganya salim ya?
 
Sambungan....

Part 18: Sosok Misterius

Awar-awar berubah dalam sekejap. Terbunuhnya Bambang Kijang membuat para pendukungnya hilang asa. Dengan mudah anak buah Pras membantai mereka. Menyisakan wanita dan anak perempuan untuk disantap bersama dalam jamuan seks sebelum dijual sebagai budak taklukan.

Ditengah keriuhan sorai dan luapan kegembiran para begundal itu, sekelompok orang dari pihak Bambang Kijang yang tersisa berusaha melanjutkan perjuangan sebisa mereka. Tak henti mereka berdoa kepada Langit agar menurunkan keajaiban. Para begundal makin pongah mendengar ratapan-ratapan itu.

“Berdoalah pada Presiden Artawan. Atau pada yang maha besar tuan Qadir Jalal Ahmad agar kalian tak perlu melihat ibu dan anak kalian digangbang sampai mati, hahahaha!”

Tapi seperti kata pepatah Suromenggolo, Matahari tak pernah terlambat menunjukan sinarnya.

Lalu tiba-tiba langit terbelah. Mendung dan kegelapan sirna. Udara menjadi sedikit dingin. Sedikit merinding.

Sesosok mahluk penuh cahaya turun dari langit. Terang menyelimuti tubuhnya. Bahkan tanpa ilmu kanuragan, manusia biasa bisa memandang dirinya.

Dengan elok sosok itu turun menuju bumi, dan sebelum kakinya menginjak tanah, terjadi hal berikut.

Angin ribut datang dari berbagai arah, berhembus ke segala penjuru. Lolongan serigala dan anjing hutan saut menyahut, diiringi kicauan mengerikan burung rajawali, gagak dan burung hantu. Sedang ayam, bebek dan kambing lembu para warga desa berlarian kian kemari, seperti akan didatangi untuk disembelih.

Dan begitu sosok itu menginjak bumi, getaran ghaib langsung muncul. Hebatnya, getaran ini juga dirasakan semua orang yang ada di sana. Seperti sebuah batu yang jatuh di kolam dan menciptakan gelombang, demikian aura yang muncul, menghempaskan keberanian semua yang ada disana. Bahkan getaran ini terasa hingga ke seluruh pulau Jawa, bahkan bergetar melalui selat dan samudera hingga ke ujung-ujung Nusantara.

Di ibukota, seorang jenderal yang sudah waskita ilmu kanuragannya termenung. Ia melihat lambang burung agung yang menempel gagah di dinding bergetar, selayaknya terkena gempa.

“Ada apa Suamiku?”

“Ada seseorang yang sangat tinggi ilmunya sedang terlahir kembali.”

“Siapa dia?”

“Aku juga tidak tahu....”

Sementara itu di ujung Ciremai, di sebuah kota yang bernama Cibagus di propinsi Galuh Pasundan, seorang pandita adat memerintahkan semua muridnya menghentikan semua kegiatan.

“Berhenti. Segera masuk kamar dan tidur. Jangan ada yang menyalakan cahaya.”

“Ada apa guru?”

“Sudah jangan membantah!”

Sang Pandita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia tahu penyebab getaran yang menyebabkan Gunung Salak Agung ini ikut bergetar pasti bukan orang sembarangan.

“Semoga dia orang baik.”

Bahkan getaran ini sampai di Tanah Seribu Kipas. Tuanku Guru Yang Mulia Datuk Chun Ling, Datuk berilmu tinggi terakhir yang tersisa bahkan langsung masuk ruang pribadinya. Ia bertapa, menajamkan pikiran. Ia tahu, sesuatu yang hebat akan segera terjadi.

Dan yang sesuatu yang hebat sedang terjadi.

Yang pertama menyentuh tanah adalah kaki kanan. Lalu ketika kaki kiri hendak menyentuh pertiwi, sesosok anak lembu muncul dan nampak berkelosotan di sana. Ia menjadi tatakan bagi kaki kiri itu, seakan tak layak bumi menerima kaki kiri itu.

Sosok itu dipenuhi cahaya terang yang keagunganya hanya kalah oleh bintang Windubakti di musim ketiga. Nampak tubuhnya gagah dan perawakannya mengagumkan.

Dari bawah, jari ketiga kaki kanannya berhiaskan cincin emas dengan ukiran kepala naga bertanduk tiga, yakni Sartigana Mahawasyana, simbol dari Dewa Tanah kuno orang Suromenggalan. Di kaki kirinya, ada gelang emas dengan lima bintang berwarna hitam menghiasinya.

Sosok itu memakai celana hitam dan di pinggangnya berhiaskan kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih yang dililitkan dipinggangnya. Lagipula ada tali yang coraknya mirip kulit ular melingkar di badannya. Itulah Sarpencyawaswana, simbol Dewa Selat dan Sungai orang Suromenggolo di masa lalu.

Sosok itu nampaknya adalah lelaki. Ia bertelanjang dada. Ia berkalungkan perak dengan bandul buwana cakra wilwatikta, simbol jagad gedhe. Juga di tangan kanannya ada tato singa kencana, tunggangan dewa Bartaharsyura, dewa Hutan dan Gunung. Sedang yang paling mencolok. Dipunggungnya, ada tato Naga Geni Tascyawaskita, simbol desa Dorosewu.

Tato itu begitu menakutkan. Begitu besar. Begitu mencolok.

Sedang di keningnya, ada tiga titik yang membentuk segitiga, melambangkan harmonisasi dunia, nirwana dan dimensi Hyang Tidak Terjelaskan.

Di kuping kanannya ada bunga Semboja Surapuspita, bunga yang hanya tumbuh di gunung Lawu. Tanah air bangsa Suromenggolo.

Belum cukup, ia juga membuat semua yang melihat terpana sekaligus bergidik ngeri. Di tangan kanannya ada pedang yang sangat besar, pedang raksasa yang menyala-nyala seperti bintang. Di tangan kirinya ada keris Suryo Anom, keris lambang pemerintahan tertinggi bangsa Suromenggolo.

Siapakah dia? Apakah dia manusia nyata? Atau hasil sihir seorang yang sakti?
 
makan satu update’an buat narasi kemunculan.. haha.. mantab.. trimakasih updatenya suhu..
 
Sambungan

Part 18b: Sosok Misterius.



Tentu saja itu bukan hasil sirep atau sihir. Itu adalah purnarupa dari tokoh kesayangan kita, Wira Surapita. Ya, Wira telah mencapai salah satu tingkat tertinggi dari latihannya dan lima titik Shaktinya telah terbuka. Ia kini memiliki purnarupa, sama seperti layaknya pendekar pada umumnya.

Purnarupanya ternyata adalah seorang satria bertato naga. Tentu ini sangat mengerikan, mengingat purnarupa bukanlah sosok nyata, melainkan hanya bisa bertarung di dimensi ghaib. Terlihatnya purnarupa Wira bahkan oleh mata biasa menyiratkan satu hal, dia kini adalah sosok pendekar yang sangat waskita dan pilih tanding.

“Bajingan, siapa kau!” Gawon bertanya. Ia bangkit sambil mengacungkan sebilah pedang.

“Hei, kau manusia atau hantu?” Seorang lain menimpali.

Suasana hening sejenak.

“Lancang, berani kau menjadi patung mengacuhkan kami!” Seorang perwira APN yang bernama Syarief mengambil inisiatif serangan. Dari sisi kiri, ia berlari menyisir sambil membawa tongkat.

Clap.....slabbbb....dasss.......lerrr...................

Empat gerakan!

Kepala Syarief terpisah dari tubuhnya.

Semua lalu seakan bangkit dan mengambil posisi waspada.

Hening kembali.

Siti yang tadinya nyaris menuju puncak kenikmatan untuk sekian kalinya juga terhenyak. Rona mukanya pucat pasi. Ia ingat akan dongeng suaminya, bahwa akan tiba saatnya dari langit turun dia yang dinantikan oleh leluhur semua orang Suromenggolo selama ratusan taun, yakni.....Sang Ratu Adil.

Dengan tangan menutupi tempiknya, tapi tak mampu menutupi lebat jemambudnya, ia berlarian. Pejuh menetes dari pantat dan tempiknya. Sedang sesekali ia menyeka mulutnya. Keringat, ludah campur pejuh. Entah milik siapa ia tak ingat.

“Serbu!!!!” Gawon memerintahkan menyerang....

Sebuah perintah tolol dari orang yang akan mati.

Classssss........................diasssss....lerggggggg.....

Tiga gerakan, dua orang tersungkur... satu tersabet perutnya hingga keluar usus dan hatinya, satu lagi kepalanya terbelah jadi dua.

“Anjing!!!!” seorang meloncat hendak menebas dengan sebuah golok. Bukan ancaman bagi Wira. Satu hindaran cantik dan orang itu tersungkur. Wira mengayunkan kerisnya.....

Jlebbbb.....

Leher orang itu bolong.

Lalu mereka semua menyerang secara sporadis. Tetapi Wira dengan anggun meladeni. Gerakannya bukan hanya lincah, tapi juga indah.

Ia berputar, slabbbbb....satu kepala lepas dari tubuhnya.

Ia mundur dua langkah, clinggggg........empat bajingan terbelah perutnya.

Ia menyerang dengan menerjang, larrrrrrr dua begundal pecah tempurungnya.

Tak sampai lima belas menit, dua puluh dua penjahat jadi bangkai. Tinggal satu orang, yakni sang pemimpinnya. Tapi Wira adalah orang yang sabar. Ia menuju ke arah precilnya dahulu. Kemin.

“Ampun, dewa.....ampun pangeran.....saya hanya orang kecil. Saya korban. Saya juga dipaksa......ampuni saya dewa.....?”

Wira terkejut. Setelah terciduk, menangis kejer merupakan senjata orang-orang bangsat macam Kemin.

“Ampuni sayaa.....”Cusssssssssssssss

Belum selesai ia bicara, Keris Wira sudah bergerak. Mulutnya robek dari ujung kiri hingga ujung kanan, seperti kerang yang akan dicongkel.

Bahkan kini menangispun ia tak mampu.

Larrrrr................

Wira membelah tempurung kepala Kemin. Otaknya meleleh keluar.

Ciat................slabb....slabbb....tussss......boolllllllllll

Pedang itu mencincang kemin. Ia kini bagai makhluk menyedihkan. Tangan dan kakinya tak utuh, mukanya seperti golekan kayu.

Dan serangan terkahir Wira....bummmmmm

Sebuah tendangan ke muka jelek itu. Pingsanlah Kemin. Wira berharap Kemin dapat berumur panjang, sehingga deritanya menjadi berlipat ganda.

Yang tersisa dari bajingan itu semuanya lari ketakutan.

Lalu Wira bersemadi.

Ia satukan jiwanya dengan kerisnya. Keris Suryo Anom yang tersohor itu.

Ia merapal mantra. Ternyata ia akan menggunakan jurus Kematian Tak Bisa Ditunda. Jurus yang sangat mengerikan. Ia lepas Kerisnya, dan dengan cepat keris itu melesat. Ke selatan, timur, utara dan barat. Ia melesat menusuk para bajingan yang berusaha lari. Ada yang mati tertembus dadanya, ada yang berlari sambil dicincang, ada yang digorok hidup-hidup. Keris itu seperti punya pikiran sendiri.

Setelah sepuluh menit, maka matilah semua penjahat itu.

Kini tinggal satu orang.

Pras.

Wira yang masih diselimuti cahaya nampaknya tidak bisa dikenali siapapun, termasuk Pras.

“Siapa kau, anjing!”

Wira berdehem. Lalu ia berkata dengan suara lugas, “Larilah, kuberi kau satu kesempatan hidup”
 
Thx updatenya hu
Hilangnya wira ternyata berimbas pada meningkatnya kesaktian
 
Wira telah menjadi pendekar sakti mandraguna.pras jangan di bikin mati tapi biar jadi budaknya wira.
Suhu makasih updatenya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd