Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Ngeri ngeri nikmat nih. Lancrotkan suhu.... Kalo sange kentang mah biasa sushu... Ini seremnya kentang kebawa mimpi suhu.....
 
“Hati hati di sana ya Ton !!, ingat jangan aneh aneh, kasih kabar ke ibu kalau ada apa apa ya !”

Kata kata terakhir yang di dengar oleh Tono sebelum pergi ke Malang untuk kuliah. Setelah lulus dari SMA Tono memutuskan untuk melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Tono yang selama ini tinggal dengan orang tuanya merasa sedikit khawatir, sebab selama ini dia selalu di bantu oleh Ibu nya jika ada masalah. Sejak ayahnya meninggal sewaktu Tono masih SD, dia menjadi sangat dekat dengan ibunya.

Wajah Yuli terlihat sedih melepas kepergiannya anaknya tunggal ke Malang. Yuli khawatir Tono kesusahan jika tidak ada dirinya di sana. Awalnya Yuli hendak untuk menemani anaknya itu ke Malang, tapi ada urusan pekerjaan yang ia tidak bisa tinggalkan.

‘hah bakal sepi lagi di rumah ini’ suara Yuli dalam hati melepas kepergian Tono sembari melambaikan tangan


Chapter 1

Malang



‘Waktu sekarang menunjukkan puluk 16.00 WIB, kita sudah tiba di Bandar Udara Abdulrachman Saleh kota Malang, harap para penumpang tetap di kursi sampai lampu tanda kenakan sabuk pengaman mati, tetap matikan telefon gengam sampai ada tiba di terminal kedatangan’

Akhirnya Tono tiba di kota malang setelah 2 jam perjalanan. Tono pun tetap duduk di samping jendela sambil termenung memikirkan nasibnya di Malang. Untung saja ibunya sudah menyiapkan kos kos an dari jauh hari sehingga dia tidak perlu pusing mengenai tempat tinggal. Setelah semua penumpang turun, Tono pun segera berdiri untuk megambil koper dan turun dari pesawat.

“selamat datang di malang” sapa pramugari ramah ketika Tono turun dari pesawat

“terimakasih mba” jawab Tono membalas senyum pramugari tersebut

Sampai di terminal keberangkatan, Tono keluar, berjalan sedikit ke depan supaya bisa memesan ojek online. Seperti biasa, pasti dia akan dihadang oleh pengemudi transportasi lain jika dia naik di depan terminal.

“pak ke jalan mt haryono yah, betul ini di sini kan pak” tanya Tono ketika bertemu supir ojek menunjukkan alamat kos kosan dia

“oh iya betul mas, tempatnya di sana, pakai helmnya dulu yah mas” jawab supir tersebut sambil mengambil helm dari bagasi motor

“baru ke Malang yah mas ?” supir ojek bertanya kepadaku dalam perjalanan

“iya pak, kebetulan keterima kuliah disini” jawab Tono

“wah enak dong mas, bisa jalan jalan nanti, malem juga dingin mas, daripada di Jakarta ya an ?”

“loh kok tau pak saya dari sana” Tono terheran

“hahaham saya nebak aja mas, lagian dari penampilannya juga keliatan kok mas” jawab supir ojek sambil tertawa

Akhirnya Tono pun tiba di kosannya. Dia berdiri di depan pagar tinggi berwarna hitam dengan tulisan ‘tamu tekan bel”. Tono pun segera memencet bel tersebut. Keluarlah seorang wanita membukan pintu depan.

“permisi Bu, saya Tono, yang sudah menghubungi tadi sejam yang lalu”

“oh iya Tono yah, masuk masuk ayo ke dalam” seru ibu itu sambil merapikan rambut panjangnya yang masih basah

Kami pun masuk berjalan masuk jalan setapak menuju suatu bangunan berwarna putih dengan tanaman tanaman pot di depannya. Ibu tersebut membukakan pintu dan mempersilahkan Tono untuk masuk ke dalam.

“ayo duduk Tono, maaf saya baru mandi jadi basah begini rambutnya” ibu tersebut mempersilahkan Tono duduk di ruang tamu

“oh iya gapapa kok bu, maaf saya merepotkan” jawab Tono sambil meletakkan tas dan duduk ke sofa

Tono memperhatikan sekeliling ruangan ini. Sebuah ruangan dengan satu sofa panjang dan beberapa sofa kecil. Terdapat meja dengan gelas gelas aqua di atasnya. Di dinding terpajang foto foto ibu itu, nampaknya dengan suaminya.

“oh iya, nama saya ibu Tati, saya yang ngurus kosan di sini nanti” Tati memperkenalkan diri ke Tono sambil merapikan belahan dasternya yang turun.

“iya bu, saya Tono bu, mohon bantuannya yah bu hehe” jawab tono

“iya nanti kamar kamu di nomor 20 yah di sebelah tangga samping kamar ibu, nanti saya antar, oh iya nanti kamu juga bakal ketemu suami ibu, pak Suhanta, itu fotonya yang di gantung di dinding”

Aku pun melihan foto tersebut dengan bingung, bagaimana mungkin bu Tati ini sudah menikah, kelihatannya bu Tati masih muda, cantik, apalagi di foto itu suaminya itu sudah sangat tua, nampaknya umur mereka berbeda jauh.

“sekarang pak Anta lagi di luar kota, mungkin kembali sebulan lagi, nanti kalua ketemu jangan bingung yah” seru bu Tuti mengaburkan lamunanku

“okeh siap buu” jawab aku lantang

“ada yang mau kamu tanya gak ?”

“iya bu, disini kamarnya ada berapa ya bu ?”

“ada sekitar 40, di bawah 20, di atas 20, ini ruang tamu depan, modelnya kaya gerbang masuk gitu deh, nanti kamar kamarnya dibelakang Ton, bisa kamu lihat sendiri” jawab Tati menjelaskan

“ada peraturan jam masuk gitu bu ?”

"hii mau ngapain kamu ? hahahaha, kalau di sini tidak ada ja, nanti kamu dapet kunci depan, kunci masuk pintu daerah kosan, sama kunci kamar kamu, banyak kan kuncinya, jangan ilang yah!”

“oke bu, itu aja dulu deh”

“ya udah ayo ikut ibu, saya antar ke kamarnya” bu Tati berdiri membawa Tono ke kamarnya

‘glek’

Tono menelan ludahnya sambil mengikuti Tati dari belakang. Terlihat bentuk tubuh Tati terpampang jelas di balik dasternya, mungkin karena badannya masih sedikit basah ketika memakai daster tersebut.

“nah ini kamarnya Ton” Tati menunjukkan kamar Tono sambil menyerahkan kucinya

“oke Bu” jawab tono sambil membuang wajah

“hati hati masuknya, pintunya agak rendah, soalnya kamu kan tinggi nanti kejeduk hahaha” Tati tertawa sambil membalikkan badan

“makasi Bu” jawab Tono sambil memperhatikan kunci yang diberikan kepadanya

“oke sampai nanti ya Ton”

Tati berjalan menuju ke kamarnya. Tono masih sempat mencuri pandang Tati sebelum masuk ke dalam kamar

‘gila apa yang gw pikirin, hus hus’ Pikiran Tono sambil melompat ke tempat tidur

‘tapi gila sih badan bu Tati’

‘ah sudah lah, aku tidur dulu capek’



DAFTAR ISI
Chapter 1 Malang
Chapter 2 Nasi Uduk Oro Oro
Chapter 3 Martabak
Chapter 4 Batu
Chapter 5 Kamar Mandi
Chapter 6 Kantin Belakang
Chapter 7 Kosong
Chapter 8 Gelap
Chapter 9 Berbeda
Chapter 10 Album Foto new post

Ane ijin gelar kloso smbil :baca:sik ya, hu...

:D
 
Chapter 2
Nasi Uduk Oro Oro

Hari itu minggu pagi, Cuaca mendung dingin, Tono terbangun dari tidurnya. Karena hari ini kampus sedang libur Tono memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari sarapan. Tono beranjak mandi, merapikan rambut gondrongnya, memakai celana pendek, dan mengenakan kaos hitam bertuliskan guns and roses favoritnya. Setelah mengunci kamar, Tono keluar untuk mengambil sepeda motor. Tono pun melewati ruang tamu depan untuk dapat pergi ke parkiran motor.

Sesampainya di ruang tamu, Tono melihat wanita sedang tertidur di sofa depan. Tono pun mendekati wanita tersebut. Ternyata bu Tati sedang tertidur dengan posisi duduk di sofa tersebut. Tati menggunakan daster belahan rendah berwana coklat dengan kancing terbuka di atasnya. Terlihat belahan dada Tati dari sebelah samping karena posisi tidurnya yang sedikit miring.

Tono yang penasaran pun mendekati Tati secara perlahan dari samping. Tono berjalan pelan pelan agar Tati tidak terbangun mendengar suaranya. Dari samping ia melihat payudara bu tati dalam bra berwana hitam dengan renda renda di sampingnya. Payudara Tati menonjol keluar dari bra karena ukurannya yang besar. Tono yang semakin penasaran mencoba untuk mendekatkan kepalanya berharap dapat melihat puting Tati.

"loh Ton, ngapain ?" tiba tiba bu Tati membuka mata sambil mengusap ngusap matanya dengan tangan

"hah, eh, ah iya bu saya mau beli sarapan pagi bu" jawab Tono terbata bata sambil segera berdiri tegap berpura pura hendak berjalan ke luar

"ah iya, ibu ketiduran disini, abis bersih bersih halaman sama ngepel ruang tamu .., kamu emang tau sarapan yang enak di sini Ton ?" jawab Tati sambil meregangkan tangannya ke atas

"ah, iya bu, paling sih saya beli nasi uduk kalo gak bubur ayam di depan"

"duh kalo itu mah biasa aja Ton, ada nasi uduk yang enak loh di pasar belakang"

"hah iya bu, pasarnya itu di mana ya bu"

"nahhh kebetulan Ton, ibu kan mau belanja nih ke pasar, ayo sekalian temani ibu belanja yah, manatau ada yang perlu di angkut angkut" jawab bu Tati sambil tertawa

"oke bu, boleh boleh" jawab Tono sambil mengangguk lega aksinya yang tidak ketauan bu Tati

"oke deh, tunggu sebentar ibu ganti baju dulu ya ton"

"iya bu" jawab Tono sambil duduk ke sofa

Tono pun menunggu bu Tati di ruang tamu dengan lega karena tidak ketahuan bu Tati. Setelah 10 menit bu tati pun keluar menggunakan kaos berwarna putih dan celana jeans berwarna biru muda sambil membawa kertas yang nampaknya daftar belanjaan.

"ayo Ton kita jalan" kata bu Tati sambil mengambil helm di laci meja

*** *** ***

Sesampainya di Pasar mereka langsung menuju ke tempat nasi uduk di depan pasar tersebut. Nasi Uduk Oro-Oro.

"gimana Ton enak kan ?"

"enak bu, beda emang sama yang deket rumah"

"bener kan, gak percaya sih, ayo, kalo sudah bantu ibu cari belanjaan yah ton, kayanya mau ujan nih, udah mendung, harus cepet" kata bu Tati sambil memeriksa daftar belanjaannya

Selesai sarapan mereka langsung masuk ke dalam pasar untuk membeli belanjaan bu Tati. Ikan, daging, sayur, botol botol minuman, bumbu bumbu dapur, dan beras.

"kamu kuat gak ton bawanya ?" bu Tati khawatir karena jumlah belanjaannya cukup banyak

"kuat kok bu tenang aja, asal kita bikin jadi satu di dalam kardus nih biar gampang bawanya bu" jawab Tono sambil memasukkan barang barang belanjaannya ke dalam kardus

"wah pinter kamu Ton" jawab bu Tati sambil menepuk pundah Tono

"okee udah ni bu, sudah semua kan belanjaannya yah"

"sudah Ton, ayo kita balik ke kosan"

Tono pun membawa kardus belanjaan tersebut dan meletakkannya di depan motor. Mereka bergegas kembali ke kosan karena cuaca semakin mendung dan suara petir mulai keluar. Tono memacu sepeda motornya dengan kencang. Namun tiba tiba saat sudah dekat dengan kosan, hujan turun dengan sangat deras membasahi seluruh pakaian mereka. Karena sudah dekat, Tono tidak berhenti dan lansung saja menuju ke kosan.

Sesampainya di kosan, Tati langsung berlari ke ruang tamu, sementara Tono mematikan sepeda motor, menangkat kardunya di bahu dan belari masuk ke ruang tamu. tiba tiba Tono terpeleset dan terjatuh karena lantai ruang tamu yang lumayan licin.

'brakkk'

"aduhh !!" kata Tono sambil memegang kakinya

"waduh, Tono, aduh, kamu gapapa kan ?" Tati terkejut melihat Tono terjatuh

"aduh, gpp kayanya bu, kaki saya agak sakit sedikit" kata Tono sambil memegang betisnya

"waduh ayo ibu bantu ke kamar sini, maaf ya Ton" Tati meminta maaf sambil mengulurkan tanggannya mencoba merangku Tono membantu berjalan ke kamar

"du duh duh"

"kenapa ton ?" tanya Tati sambil menarik tangan kanan Tono

"kayaknya bahunya sakit juga bu yang sebelah sini" kata Tono meringis

"duh, maap maap, yang sebelah kiri aja yah" Tati pun berganti menarik tangan kiri Tono dan merangkulnya

"pelan pelan jalannya yah ton" kata bu Tati sambil mereka berjalan ke kamar

Sampai di kamar Tono langsung duduk di tempat tidurnya. Wajahnya terlihat kesakitan menahan nyeri dari kaki dan bahunya.

"waduh baju sama celana kamu jadi basah karena hujan tadi yah, baju kamu dimana Ton, biar ibu ambil, kasian kamu kakinya masih sakit"

"di lemari atas sana bu" jawab Tono sambil menunjuk ke arah lemari

"ibu ambil kaos sama celana ini yah" Tati mengambil kaos dan celana sambil menunjukkan ke Tono

"iya bu, makasi bu"

"sini ibu bantu bukain bajunya, sambil ibu liat bahu kamu Ton" Tati mendekat ke Tono sambil mencoba melepas bajunya

"gapapa bu, saya bisa sendiri kok" Tono menolak sambil mencoba melepaskan kaosnya sendiri

"du du, aduh" tono mengerang karena bahunya masih nyeri

"tuh kan belum bisa, bandel kamu ini, sini ibu bantu" kata bu Tati sambil membantu membuka baju Tono

Setelah Tono membuka bajunya, Tati melap badan Tono yang basah dengan handuk kering sambil memeriksa bahu Tono. Tati memegang bahu Tono sambil sedikit memijatnya mencoba untuk mencari otot yang tegang.

"wih tegap bahu yah kamu ton" canda bu Tati sambil memijat bahu Tono

"ah biasa saja bu, .., duh aduh, sakit bu !" teriak Tono ketika bahunya dipegang bu Tati

"nah, ini tegang ototnya nih, ibu coba pijit yah biar enakan" kata bu Tati

Tati pun memijat bahu Tono dengan perlahan. Tangannya mengusap bahu Tono, kemudian menekan bahu Tono dengan perlahan. Tati kemudian menggunakan siku tangannya untuk memijat bahu Tono. Sekelai payudara Tati mengenai punggung Tono. Tono terlihat terdiam dan menikmati hal tersebut.

"sudah nih, sekarang kakinya yang sakit, ayo sekalian ganti celananya ton" kata bu tati berdiri setelah memijat Tono dan memang celana ganti Tono.

"hah, biar saya sendiri yang ganti bu, gapapa" kata Tono terkejut, apalagi penis Tono sedikit menegang karena payudara bu Tati

"jangan, tadi saja gak bisa, ibu gak enak, gara gara ibu kamu jadi gini, sudah sini ibu bantu" jawab Tati sambil duduk di samping kaki Tono

"gpp bu, saya bisa sendiri kok kata Tono" kata Tono menarik diri

"jangan bandel, sini ibu bantu, gapapa loh, ibu sambil merem deh, gak lihat kok tenang aja"

"bener bu, jangan liat loh" jawan Tono gugup

Bu tati pun memejamkan matanya, duduknya mendekat ke atah Tono, tangannya meraba berjalan dari betis menuju ke paha Tono perlahan mencari celana pendeknya, Tono pun membantu menurunkan celana pendek berserta celana dalamnya. Bu Tati menarik celana Tono ke bawah. Tono sangat gugup apalagi melihat Tati dari atas. Belahan dadanya terlihat dibalik baju putih yang terjeplak karena basah. Tono berusaha untuk mengalihkan perhatiannya, dia sangat takut penisnya menegang. Setelah terlepas bu Tati pun mencoba untuk memasukkan celana pendek ke kaki Tono, cukup lama karena Tati harus meraba raba kaki Tono. Setelah masuk, tono pun lansung menarik celana tersebut ku atas.

"nah sudah kan, ibu buka mata yah" kata bu Tati setelah celana Tono terpasang

"iya sudah bu" jawab Tono gugup

"wah ini kaki kamu sudah bengkak yah, coba ibu bantu pijat juga yah, biar cepat sembuh" kata bu Tati sambil memegang kaki Tono yang sedikit bengkak

"wah ga usah bu, nanti juga enakan kok, ibu ganti baju saja dulu nanti sakit"

"enggak papa, sini ibu pijit, ibu jago loh mijitnya, bapak kan sering ibu pijit" kata bu Tati sambil memijit kaki Tono

Tono menikmati pijitan bu Tati, apalagi pemandangan payudara bu Tati dari atas yang indah. Tidak sadar penis Tono menegang dan naik dari celananya, Tono tidak sadar karena keasikan melihat bu Tati.

"nah sudah ya Ton, nanti kamu kompres dingin aja biar cepet sembuh" kata bu Tati setelah memijit Tono

"iya makasi bu"

"nah loh, apa tuh yang tegang tegang ?" kata bu Tati sambil tertawa melihat penis Tono menegang di balik celananya

"hah aduh, maaf maaf bu, gak tau kenapa" jawab Tono malu sambil mengambil bantal menutup selangkangannya

"hahaha, gapapa toh, namanya masih muda. Ibu keluar dulu yah, mau mandi ganti baju, jangan lupa di kompres" cana Tati sambil berdiri hendak keluar

"iya bu, makasi ya bu"

"ibu yang makasi udah dibantu Ton" jawab Tati sambil menutup pintu kamar Tono

Tono langsung menjatuhkan dirinya ke tempat tidur, dia merasa malu, takut takut bu Tati marah.

'akh, nanti aku harus minta maaf nih, gak enak sama bu Tati'

Gpp kentang dikit.....
Yg pnting bu Tati dah sdkt mengetahui sebrp gedenya Junior si Tono...

Ayo ton....

Ganbate...
:semangat:
 
Chapter 3
Martabak



“wilujeng enjing bu” sapa Tono ketika akan pergi ke kampus

“eh Tono, tumben kamu pake bahasa Jawa” jawab bu Tati sambil membersihkan rumput rumput di halaman depan kosan

“iya dong bu, belajar belajar sedikit, biar gaul” jawab Tono sambil tertawa

“biar bisa godain cewe cewe yah pasti ! hahaha, gimana kaki kamu Ton sudah enakan ?”

“sudah dong bu, kan sudah dipijit ibu”

“baguslah kalau sudah enakan” jawab bu Tati sambil menyeka keringat dari dahinya

“ngomong ngomong bu, saya mau minta maaf kejadian kemarin, saya jadi malu bu” kata Tono sambil menunduk malu

“ya ampunn Tono, gapapa atuh, malah ibu yang malu, kamu masih ngeliat ibu padahal ibu udah tua gini”

“tua gimana bu, orang ibu badannya masih bagus sama masih ayu gini buu” jawab Tono sambil nyengir

“dasar kamu yaahh !!” jawab Tati dengan wajah merah

“nanti Tono beliin martabak ya bu tanda minta maaf nya pulang dari kampus hehe”

“eh ngapaiinnn, ga usah kali Ton”

“gapapa bu, ya udah ya bu Tono pergi dulu, ga usah rapi rapi banget bu bersiinnya, halamannya kan besar banget tuh”

“iyaa iyaaa, sudah sana pergi kamu” jawab bu Tati kembali membersihkan halaman rumah depan.

Tono pun segera pergi menaiki sepeda motornya ke kampus. Dia sangat lega karena ternyata bu Tati tidak marah atas kejadian kemarin. Selama kuliah Tono tidak konsentrasi, dia pingin cepat cepat pulang dan bertemu dengan bu Tati.

“anak anak, jangan lupa nanti ada kuliah tambahan dan praktek tambahan sore yah!, semua wajib datang” suara dosen mengaburkan lamunan Tono

‘apa ? aduh, aku jadi pulang malam ini’ Tono menggerutu dalam hati

Ternyata sore itu ada kuliah tambahan dan praktek yang berpindah hari. Tono harus pulang dari kampus sekitar pukul setengah sembilan malam. Tono segera pergi mencari tempat martabak yang masih buka, setelah itu Tono langsung ngebut pulang ke kosan.

Tiba di kosan ternyata sudah pukul sebelas malam. Tono pun segera memakirkan motor, menaruh helmnya di belakang motor, dan segera masuk kedalam untuk bertemu dengan bu Tati. Di ruang tamu Tono mencium bau wangi bunga lavender. Tono segera berjalan menuju kamar bu Tati yang letaknya di sebelah kamar Tono mengikuti bau tersebut. Ternyata wanginya berasal dari kamar bu Tati.

Di depan pintu kamar Tono ragu apakah ia harus mengganggu bu Tati semalam ini, ataukah ia harus menepati janjinya tadi pagi. Tono pun memutuskan untuk mengetok kamar bu tati untuk memastikan apakah Tati sudah tertidur atau belum.

‘tok, tok’ Tono mengetuk kamar bu Tati

Tiba tiba pintu kamar terbuka lebar. Ternyata pintu tersebut tidak tertutup rapat. Tono langsung melihat ke dalam kamar. Di dalam ada bu Tati sedang duduk di atas tempat tidur, mengangkang, bersandar pada dinding tempat tidur. Daster Tati tersingkap ke atas, tangannya kanannnya menggesek gesek mulut vagina keatas dan kebawah dan tagan kirinya memegang dildo berwana hitam.

“ah.. ahh.. ahh.. enak mas” desah bu tati sambil meraba clitorisnya

Tono terkejut melihat pemandangan di depannya. Tono terdiam melihat bu Tati, ibu kos kesayangannya, sedang memasukkan dildo ke dalam vaginanya ke dalam dan keluar. Mata bu tati terpejam, sedikit meringis, dan medesah sambil memasukkan penis itu kedalam vaginannya. Penis Tono pun menegang, mengeras, memenuhi celana dalamnya.

“bb.. bbb.. Bu Tati?” suara Tono terbata bata

Bu Tati terkejut melihat Tono di depannya. Tangannya berhenti memainkan dildo di vaginannya dan lansung menutup dasternya ke bawah. Tono hanya terdiam, kakinya sedikit bergetar melihat kejadian barusan.

“ttt… tono, k.. ka. Kamu sudah pulang ? kok masuk tidak ketuk dulu ?” jawab bu Tati bingung

“mmaaf bu, Tono tadi ketuk ti ti tiba tiba pintunya terbuka sendiri bu” Tono menjawab gugup

“duh !, ayo cepat masuk dulu kamu nanti ada yang lewat lagi” bu Tati langsung merangkak dari tempat tidur, berdiri, menarik Tono masuk dengan kencang, dan langsung mengunci pintu kamar. Tidak lupa ia memeriksa ulang apakah pintu tersebut sudah terkunci.

Tono pun terlempar masuk dan terjatuh ke tempat tidur bu Tati. Martabak yang dia bawa terlempar ke lantai kamar. Bu Tati menarik nafas sejenak di balik pintu kamar, sementara Tono duduk dengan gugup di tempat tidur. Tati berjalan perlahan menuju kasur dan duduk di samping Tono.

“mmaaf bu, s saya tidak tahu kamarnya tidak di kunci” Tono menunduk

“ibu yang minta maaf Ton, ibu yang lupa mengunci pintu, padahal kamu kan mau bawa martabak yah” jawab bu Tati sambil melihat ke celana Tono yang sudah menegang ke atas

“ah maaf bu” kata Tono sambil menutup celananya dengan tangan, sadar kalau penisnya sudah mengeras

“tidak apa apa Ton, tidak usah di tutup, menurut Tono ibu gimana ?” tanya Tati sambil memegang tangan Tono, menariknya kesamping dengan perlahan.

“ibu itu cantik, badan ibu juga bagus” jawab Tono menoleh ke samping melihat bu Tati.

Bu tati tersenyum. Ia terkejut melihat benjolan di celana Tono yang sangat keras. Ia menjadi gelisah dan penasaran. Bu Tati sungguh terbawa suasana.

“kamu belum punya pacar memang Ton ?” tanya bu Tati sambil memegang tangan Tono dengan lembut

“be.. belum punya Bu” jawab Tono sambil menatap wajah Tati

“kasian burung kamu Ton, pasti kesempitan, nanti sakit burung kamu” Jawab Tati mendekatkan wajahnya ke Tono

“ii.. iya bu”

“Ibu bantu yah ton, biar kamu gak sakit nanti” wajah bu Tati mendekat ke Tono

Mereka pun beciuman di atas tempat tidur. Tati mencium Tono dari samping sementara tangannya masih menggenggam tangan Tono. Bibir mereka saling bertemu. Tati mencium dengan lembut bibir Tono, sesekali dia menjilat bibir Tono dengan lidahnya dengan lembut. Tono pun membalas ciuman Tati dengan nafas yang memburu.

Tangan Tati pun berpindah ke paha Tono, mengusap perlahan paha Tono menuju ke penis Tono yang sudah menegang di dalam celana. Ujung ujung jari Tati mengelus Penis Tono secara perlahan dari atas ke bawah dari atas celana sambil mencium dan melumat bibir Tono.

‘ahh’ desah Tono ketika tangan bu tati menggenggam penisnya

Tati pun menghentikan ciumannya, matanya terpaku pada tonjolan penis Tono yang keas. Tangannya mengelus penis Tono sambil sesekali menggenggamnya dengan agak kuat.

“ibu buka yah Ton” bisik Tati ke telinga Tono

‘Tono hanya mengangguk menikmati permainan jari bu Tati’

Bu Tati membuka kancing celana tono, dan menarik resletingnya ke bawah. Tati pun beranjak perlahan turun ke bawah lantai, kemudian Tati jongkok dan menarik celana sekaligus celana dalam Tono ke bawah dengan perlahan.

Keluarlah penis berwarna hitam tegang dari balik celana Tono. Bentuknya sedikit melengkung ke atas. Tegak berdiri di atara paha Tono. Mata Tati terbelalak melihat penis tersebut dan langsung melihat ke wajah Tono. Tati bingung bagaimana mungkin penis sebesar ini dimiliki bocah ini.

Tati gelisah bercampur takut melihat penis ini. Tangannya perlahan bergerak menuju penis Tono mencoba untuk menggengamnya. Tangan kanannya mencoba menggengam dari pangkal dan tangan kirinya menggenggam di atasnya. Tangan Tati kesulitan menggenggam penus penis tersebut. Masih ada sisa penis yang tidak tergenggam kedua tangan Tati. Mulut Tati membuka, ingin rasanya dia kulum kepala penis di depannya. Namun vaginanya sudah sangat basah, resah ingin segera mencoba penis ini.

Tati segera berdiri dan menimpa tubuh Tono hingga jatuh ke tempat tidur

‘burung kamu besar ton’ bisik bu Tati ke telinga tono sambil kemudian menjilatnya

Tono menutup matanya, Tono menikmati gerakan tangan bu tati pada penisnya. Kocokan kocongan perlahan. Bu tati kemudian menjilat pipinya dan kembali mencium Tono sambil tangannya mengocok penis Tono.

Bu Tati pun kemudian jongkok di atas selangkangan Tono. Tangannya ia jilat, kemudian ia lumuri di penis Tono sambil menggesekkannya di mulut vagina dengan perlahan.

‘mphh, ah.. mhh..’ kata bu Tati sambil menggesekkan penis Tono di mulut vaginanya

“nikmati yah ton” desah bu Tati sambil mecoba memasukkan kepala penis Tono ke dalam

Bu Tati Nampak sedikit kesulitan memasukkan penis Tono. Tati pun sedikit menduduk ke depan dan memasukkan penis Tono secara perlahan.

‘aa. Ahhhh.. ah’ desah bu Tati ketika kepala penis Tono masuk

Bu Tati pun menggerakkan bokongnya ke bawah mencoba untuk memasukkan seluruh penis Tono, namun hanya setegahnya yang masuk.

“ahh, besar banget” kata bu Tati ketika penis Tono memenuhi seluruh isi vaginanya

Bu Tati pun bergerak naik turun menikmati penis Tono dengan cepat. Tangannya menumpu ke belakang. Wajahnya memejam, mendesah, ke atas. Sesekali tangan nya meremas payudaranya sendiri. Kakinya bergetar dan tubuhnya terjatuh di atas tubuh Tono. Vaginanya basah. Bu Tati lemas menikmat penis tersebut.

Tono pun langsung menggerakkan pinggangnya baik turun mengimbangi bu tati sambil memeluknya dengan erat

‘ah ahh.. hh..ah, bu enak bu’ kata Tono sambil menyetubuhi bu Tati

‘terus ton terus, ah mpphh’ kata bu Tati menikmati genjotan Tono

“bu … bu … ,Tono mau keluar bu”

“hah, cabut Ton jangan di dalam !” kata bu Tati berusaha mencabut penis Tono

Tono mencabut penisnya dan mengeluarkan spermanya di bokong bu Tati

‘ahh, hah hah’ nafas mereka berderu keras ketika Tono menyemburkan spermanya

Bu Tati kemudian mencium bibi Tono dengan lembut dan mereka pun tertidur di atas ranjang menikmati malam itu berdua.

Niat pngn makan martabak, eh mlah dijepit martabak bu Tati.....

Rejeki anak soleh, nmnya.....

;)
 
Chapter 4
Batu

Sinar matahari masuk ke dalam kamar. Menyilaukan. Panas. Tono terbangun. Samar Samar dia melihat orang sedang berbicara di depannya. Bu Tati ? Atau kenangan semalam ? Tono mengusap matanya dengan perlahan mencoba menjernihkan pandangannya.

"pagi dik Tono !" bu Tati tiba tiba berteriak di depan wajahnya

"duh ibu, kaget saya" Tono terkejut

"nyenyak banget nih kayanya tidurnya ?"

"iya bu" kata tono sambil mencoba untuk duduk di pinggir tempat tidur

"sudah sana kamu mandi, pergi kuliah" kata bu Tati menarik Tono untuk keluar

"lah kan sekarang Sabtu bu, libur kuliah" jawab Tono bingung

"oh iya yah, ya udah pokoknya mandi sana ibu mau beres beres kamar ini" kata bu Tati sambil merapikan sprei kasur

Tono pun segera beranjak keluar. Ia masih heran bagaimana bisa ia bangun di kamar bu Tati, sambil mengingat ingat kejadian semalam. Ia melihat kebelakang sekali, kemudian pergi kembali ke kamarnya untuk mandi pagi, tidak lupa ia memeriksa handphonenya dan memberi kabar ke ibunya.

'halo ma, Tono sedang liburan nih, hari Sabtu tidak ada kuliah, kayaknya nanti mau pergi jalan jalan keliling malang'

Setelah mandi Tono segera beranjak ke depan untuk mencari sarapan. sesampainya di ruang tamu Tono mencium bau makanan yang sangat wangi. Ia pun beranjak ke dapur mengikuti wangi tersebut. Ternyata bu Tati sedang memasak nasi goreng di dapur dengan daster kesayangannya.

"wangi banget bu !" kejut Tono dari belakang bu Tati

"ehhh.. duh kamu Tono ngagetin aja deh !" bu Tati terkejut sedikit melompat

"masak apa nih bu, kebetulan tadi mau cari sarapan hehe"

"nasi goreng, udah makan ini aja, ibu sengaja bikin nih" kata bu Tati sambil mengaduk nasi goreng

"wah banyak banget bikinnya bu ?" tanya Tono sambil melihat ke dalam wajan

"yeh, mana tau kamu tambah !"

"tau aja bu nih saya lagi lapar" kata Tono sambil memegang perutnya

"sudah sana kamu tunggu di depan saja, jangan ganggu ibu masak !" kata bu Tati mendorong Tono

Tono pun berjalan ke ruang tamu untuk menunggu di sana. Sambil menunggu Tono melihat lihat foto yang digantung di ruang tamu. Foto foto yang dia sempat lihat sebelumnya. Nampak foto bu Tati sedang berpegangan tangan dengan suaminya di depan taman. Nampaknya itu adalah taman depan kosan. Bu tati dan suaminya berpegangan tangan di depan pohon dengan rumah sambil tersenyum. Di sebelahnya nampak foto bu Tati sedang tersenyum di ruang tamu. Nampaknya dekorasinya masih sama dengan keadaan ruang tamu saat ini.

Tono kemudian membuka rak meja di bawah foto foto tersebut digantung. Di dalam rak tersebut ada foto album berwana putih pudar. Nampaknya seperti album foto yang sudah usang. Tono yang penasaran pun membuka album foto tersebut. Halaman pertama album foto tersebut kosong. Kemudian Tono membalik album foto tersebut, nampak foto seseorang sedang tertidur di atas tempat tidur berwana biru. Foto itu diambil dengan persis dari atas. Tono pun membalik ke halaman selanjutnya, nampak foto orang lain sedang tertidur di atas tempat tidur berwarna merah. Tono yang penasaran kemudian membalik lagi album foto tersebut, nampak foto yang mirip dengan orang yang berbeda.

'tak tak tak' suara langkah kaki dari belakang

'plak' Tono langsung menutup album foto tersebut dan pura pura mengamati foto di dinding

"lihat apa kamu Ton ?" kata bu Tati sambil membawa dua piring nasi goreng di tangannya

"foto foto bu, kayanya sudah lama yah?" kata Tono sambil menoleh ke belakang

"iya, itu foto ibu sama bapak Ton, itu kan di taman depan"

"hah iya pantes pohonnya mirip"

"betul, tapi sekarang sudah besar, tinggi pohonnya"

"si bapak emang kemana sekarang bu ?" kata Tono penasaran

"heh, gak tau, dia sering keluar kota ngurus bisnis katanya" jawab bu Tati sambil sedikit menghela nafas

'mungkin jarang ke rumah yah, kasian bu Tati' Tono berbisik dalam hati

"ya sudah Ton, ayo dimakan nasi gorengnya, nanti dingin loh" kata bu Tati sambil meletakkan nasi gorengnya di atas meja

Tono pun segera beranjak duduk di sebelah bu Tati

"hmm enak sih ini bu" kata Tono sambil memakan nasi goreng tersebut

"iya dong" bu Tati menyombongkan diri

"oh iya bu, mau nanya .." Tono penasaran untuk bertanya mengenai album foto yang dia lihat, namun dia masih ragu apakah sopan melihat lihat tanpa izin

"kenapa tuh ton ?"

"ah engga bu, Tono kan lagi libur nih, bingung mau keliling enaknya kemana yah ?" Tono mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"ohh mau jalan jalan, enah tu ke Batu ton"

"batu bu ? batu jalan ?" Tono nampak bingung

"batu, yah, batu, enak di sana Ton, dingin, banyak tempat yang bisa di kunjungin deh"

"wah asik tuh bu, jauh ngak yah ?"

"nahh dari pada bingung, bareng ibu aja deh , sekalian ibu juga bosen nih di rumah mulu"

"beneran nih bu ? nanti nyusahin lagi"

"engga loh, malah ibu bosen di rumah, nanti abis makan kamu ambil jaket gih, ibu mau ganti baju dulu yah" kata bu Tati hendak bersiap siap

Tono pun menyelesaikan makannya dan segera bersiap siap untuk pergi ke Batu.

"sudah siap bu?" tanya tono sambil menghidupkan sepeda motornya

"hayuk jalan" kata bu Tati mengenakan helm dan naik ke atas sepeda motor

Mereka berjalan ke daerah Batu. Selama perjalanan Tono banyak bercerita tenang kehidupannya di Jakarta dan perceraian kedua orang tua mereka. Bu Tati asik mendengarkan sambil sesekali melontarkan candaan. Sesampainya di sana mereka berhenti di suatu kedai kopi unik yang berada di atas pohon.

"wah sampai juga yah bu"

"iya, macet sih, lagi akhir pekan soalnya Ton"

"iya bu, gapapa yang penting sudah sampai bu"

"ayo kamu mau pesan apa nih ?" tanya bu Tati sambil menyodorkan menu makanan

"aku kopi aja bu, dingin banget euy"

"nah kan, untung ibu suruh bawa jaketnya hahaha"

"iya bener bu" kata Tono sambil menggigil

"nah nanti abis dari sini, kita bisa ke alun alun Ton, ada ketan susunya enak deh"

"wah boleh tuh bu"

Setelah ngobrol ngobrol tak terasa hari sudah menjadi sore, mereka pun beranjak ke Alun Alub batu. Dalam perjalanan tiba tiba bu Tati mual, dan muntah. Kepalanya terasa pusing, dan hampir terjatuh.

"Bu kenapa bu ? gak enak badan ?" kata Tono panik

"aduh ibu kok mual sama pusing yah, masuk angin kayaknya Ton"

"yok kita ke dokter dulu bu, nanti kita cari klinik yah"

"duh gak usah Ton, ibu butuh istirahat dulu aja deh ini kayanya"

"wah, oke deh kita lansung pulang aja yah bu"

"gak kuat kalo langsung pulang nih Ton, kayanya kita harus cari penginapan dulu Ton, ibu pusing banget"

"oke deh bu, nanti kalau ada kita langsung berhenti di sana yah

Mereka pun berhenti pada salah satu penginapan di kota Malang. bu Tati langsung rebah di atas tempat tidur sementara Tono menyiapkan teh manis hangat untuk bu Tati.

"bu ini ayo diminum dulu teh nya" kata Tono menyodorkan teh manis ke bu tati

"makasih Ton, maaf yah jadi ngerepotin gini" kata bu Tati sambil meminum teh tersebut

"gapapa bu, apa lagi bu, biar Tono siapin, kasian ibu pusing gini"

"duh Ton, ibu malu sih"

"gapapa apa tuh bu"

"minta tolong pijitin punggung ibu, sama olesin balsam hangat Ton, biasanya ibu enakan abis itu"

"duh gapapa atuh bu, sini Tono pijitin, gantian kemaren kan ibu yang mijit"

"makasih ya Ton"

Bu Tati tiba tiba membuka baju nya ke atas dan melepaskan pakaian dalamnya di depan Tono. Tono nampak terkejut melihat payudara bu Tati terpampang di depan matanya. Kedua payudara indah berukuran cukup besar, nampak bulat, dan masih kencang, dengan putih kehitaman yang sedikit masuk ke dalam. Bu Tati pun segera tidur telungkup di atas kasur.

Tono pun segera mengambil balsam hangat dan mengoleskannya dengan perlahan di punggung bu Tati hingga semua bagian terkena. Kemudian Tono duduk sedikit jongkok di atas pantat bu tati dan memijat bu Tati dari bagian pundaknya.

"ahh.. mmh. . enak tuh Ton" bu Tati mendesah ketika Tono memijat pundaknya

"ahh, iyah, ahh.. di bawah Ton" Tati nampak menikmati pijatan pijatan tangan Tono

Tono semakin bersemangat memijat bu Tati, sesekali tangannya jatuh ke pinggir mengenai tepi payudara bu Tati, apalagi kedika bu Tati mendesah, Tono semakin menguatkan pijitannya. Tanpa di sadari penis Tono mulai mengeras di balik celananya.

"duh apa tuh yah keras keras di dekat pantat ibu" kata bu Tati sambil tertawa

"aduh maaf bu gak sengaja"

Bu tati tiba tiba membalikkan badannya. Tono pun terkejut melihat bu Tati yang setengah telanjang tertidur di bawahnya.

"Ton, depannya ibu juga mau dipijit boleh ?" kata bu Tati sambil memegang tangan Tono

"b.. boleh bu, gimana pijitnya yah bu"

"begini ton" tangan bu tati membimbing tangan Tono ke arah payudaranya

"iiya bu" kata Tono gugup

Tono pun memijat payudara bu tati, mulai dari atas, hingga ke daerah putingnya. Sesekali ia meremas payudara tersebut hingga bu Tati memejamkan matanya dan sedikit mendesar. Tono pun memegang puting bu Tati sambil memainkannya ke kiri dan ke kanan. Tanpa di sadari penis Tono semakin keras dan menegang. Bu Tati pun melihat ke arah selangkangan Tono yang semakin membesar. Tangan bu Tati perlahan bergerak ke arah selangkangan Tono dan merabanya dengan halus.

"Tonn... ibu buka yah ... " kata bu Tati halus sambil membuka kancing resleting celana Tono

Tono belum menjawab, bu Tati sudah selesai membuka celananya. Keluarlah penis hitam tegang dari balik celana dalam Tono. Bu Tati yang sudah pernah melihatnya masih tampak takjub dengan penis Tono. Tangan bu Tati mengelus bagian bawah penis tersebut dari pangkal hingga keatas dengan perlahan sambil Tono tetap meremas payudara Tati.

"bu enak bu..." kata Tono sambil memejamnya matanya ketika bu Tati mengocok penisnya dengan kedua tangan.

"iya ton.. keras banget burung kamu Ton" kata bu Tati sambil masih mengocok penis Tono

Bu tati kemudian mengangkat tubuhnya dan merangkak ke depan ke aran Tono. Tono nampak duduk bertumpu pada kedua lututnya, sementara wajah bu Tati mendekat ke arah penis Tono. bu Tati kemudian menggengam penis Tono dan mendekatkan bibirnya ke kepala penis Tono sambil matanya melirik ke arah Tono.

'mmh' bu tati mencium kepala penis tono dengan bibirnya

kemudian Tati mengangkat penis Tono ke atas dan menicum pangkal penisnya. Bu tati kemudian mengeluarkan lidahnya dan menjilat penis Tono dari bawah hingga ke kepala penisnya, setelah itu ia memasukkan penis hitam itu ke dalam mulutnya. Tati nampak sedikit kesusahan memasukkan penis besar itu ke dalam mulutnya. Setelah itu Tati mulai menghisap penis itu dengan mulutnya dengan perlahan naik turun ke batang penis Tono.

"ahhhh" tono mendesah ketika bu tati menghisap penis itu dalam mulutnya.

Tono memejamkan matanya dan tangannya memegang kepala Tati seakan memaksa bu Tati untuk menghisap penisnya lebih dalam.

"bu enak banget bu, Tono mau keluar kayanya bu"

Mendengar itu Tati langsung berhenti menghisap burung Tono. Ia pun segera bertumpu pada lututnya dan memeluk Tono

"jangan keluar dulu Ton ... Ibu mau ..." kata bu Tati berbisik ke telinga Tono

"iya bu .."

mereka pun lansung berciuman di atas ranjang. bibir dan lidah mereka saling berpagutan. Tono menghisap lidah bu Tati, sementara bu Tati terkadang menjilat pinggir bibi Tono. Tangan Tono pun turun ke bawah. Memegang bokong bu tati dan meremasnya.

"ibu ... mau dari belakang Ton" bisik bu Tati sambil membalikkan badannya dan menungging di atas kasur

Tono pun mendekatkan penisnya ke arah bokong bu Tati, tangan bu Tati menuntun penisnya untuk masuk ke dalam

"pelan pelan yah Ton .." kata bu tati menggigit bibirnya ketika kepala penis Tono hampir masuk ke dalam

Tono pun perlahan memasukkan penisnya. Terasa sempit sehingga Tono sedikit memaksa masuk

"ahh.., iya tonn.. ibu suka .." kata Tono ketika memasukkan penisnya ke dalam

Tono pun menggerakkan pinggulnya maju dan mundur sambil meremas remas pantat bu Tati

"ah.. iya Ton.. ah.. ah.." kata bu Tati mendesah

Keringat mereka bercucuran di tengah dinginnya Batu malam itu. Desahan Tati dan Tono mengiringi heningnya malam. Mereka tidak perduli. Mereka ingin menikmati malam ini.

"AHH !!!" Tati berteriak ketika seluruh penih Tono masuk ke dalamnya. Tanggannya meremas sprei kasur. Matanya memejam. Tono pun mempercepat gerakannya mendengar desahan Tati. Nafas mereka memburu. Memburu kenikmatan malam itu.

"bu Tono mau keluar bu ..."

"sini Ton keluarin di mulu ibu cepat" kata bu Tati sambil membuka mulutnya

Tono mencabut penisnya dari memek Tati dan segera memasukkannya ke dalam mulu Tati

Tati pun menghisap penis tersebut dengan kuat

"ahh... Tono keluar bu .."

Tono mengeluarkan spermanya di dalam mulut bu Tati. bu Tati tetap menghisap kepala penis Tono, kemudian ia mengeluarkan lidahnya dan menjilat sisa sisa sperma di kepala penis Tono. Bu Tati kemudian segera berlari ke kamar mandi.

Tono pun menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidur

Menikmati sisa sisa kenikmatan yang baru ia rasakan ..

Kacau neeh, bu Tati....
Bru mulai, g pk tedeng aling² lg, lngsung mnta ditusbol....

Jd kangen Polda, kl bgni...
Soalnya sm bnget, kelakuannya....

:D
 
Bimabet
Chapter 5
Kamar Mandi



Sepulang dari Batu hubungan Tono dan Tati semakin dekat. Terkadang Tati sering memasak sarapan untuk Tono, sementara Tono sering mengantar Tati jika ada keperluan di luar rumah.

Pagi itu Tono terbangun dari tidurnya bersiap untuk pergi kuliah. Setelah memeriksa handphonenya, Tono beranjak untuk segera mandi. Ketika dia menyalakan keran airnya tidak ada air keluarnya, sialnya Tono lupa untuk mengisi bak kamar mandinya. Setelah menunggu sepuluh menit, tidak ada juga air yang keluar Tono memutuskan untuk menumpang mandi di kamar tetangganya.

Tono keluar kamarnya dan pergi ke kamar tetangganya.

‘tok tok tok’ Tono mengetuk pintu kamar tetangganya

“permisi, maaf mengganggu” seru Tono di depan pintu sambil mengetuk

Tidak ada respon

‘tok tok’ Tono Kembali mengetuk


Setelah lima menit menunggu tidak ada respon, Tono yang penasaran mengintip ke jendela kamar kosnya dari celah diantara gorden kamar tersebut namun tidak ada orang di dalamnya. Hanya terdapat sebuah tempat tidur tanpa lemari ataupun meja.

‘aneh, tidak ada orang sepertinya’ pikir Tono dalam hati

Tono pun memutuskan ke kamar sebelahnya lagi. Kamar nomor 18.

tok tok’

“haloo, permisi, selamat pagi” seru Tono di depan kamar tersebut

Setelah menunggu namun masih tidak ada respon. Tono kembali mengintip ke dalam kamar tersebut, namun yang didapatinya adalah kondisi kamar yang sama seperti sebelumnya. Kamar dengan luas yang sama dengan sebuah tempat tidur, tidak ada perabotan lainnya.

Tono yang penasaran pun mengintip ke kamar nomor 1 dan nomor 2. Heran. Wajahnya bingung. Kamar tersebut mirip dengan kamar sebelumnya. Ruangan kecil dengan tempat tidur di tengahnya. Tidak ada perabotan. Maupun tanda tanda kehidupan di dalamnya.

“Tono, lagi ngapain kau ngintip ngintip !”

Tono tiba tiba dikejutkan oleh kedatangan bu Tati dari belakangnya. Tono pun langsung menoleh ke belakang sambil tersenyum pucat.

“eh, bu Tati, ini bu keran kamar mandi mati pagi ini, saya mau numpang mandi ke tetangga bu” kata Tono sambil cengegesan

“ohh kenapa gak di kamar ibu saja Tono, airnya banyak kok” kata bu Tati sambil menunjuk kearah kamarnya yang dekat dengan kamar Tono

“gak enak tadi mau bangunin ibu pagi pagi, makanya saya nyoba ke tetangga saja bu”

“sudah ayo sini mandi di kamar ibu saja” kata bu Tati sambil menarik tangan Tono

Tono pun masuk ke dalam kamar bu Tati. Kamar yang wangi bunga lavender persis seperti pertama kali dia masuk ke sini. Tono membuka peralatan mandinya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi, namun bu Tati tetap mengikutinya masuk ke dalam.

“bu, ikut masuk ke dalam ?” tanya Tono bingung

“ibu mau sekalian mandi saja Ton, bareng aja biar cepet” jawab bu Tati sambil membuka dasternya

Tono terdiam sejenak melihat bu Tati di depannya mengenakan bra dan celana dalam mini berwana hitam berenda.

“ngapain kamu, ayo mandi, buka lah bajunya haha” kata bu Tati sambil mencubit pipi Tono

Tono pun membuka baju dan celananya, sementara bu Tati melanjutkan membuka bra dan celana dalamnya. Bu Tati sempat melirik kearah penis Tono Ketika ia membuka celana dalamnya. Mereka pun telanjang berdua di dalam kamar mandi.

Tati pun mengambil gayung dan menyiramkan nya ke tubuhnya, kemudian mengambil segayung lagi dan menyiramkannya ke Tono

“hayo bengong mulu sih, ni ibu sirem biar sadar” kata bu Tati sambil tertawa

“habisnya pagi pagi ngeliat beginian bu, siapa yang gak bengong” kata Tono membalas candaan Tati

“duh memang kamu ini Ton, ayo sini bantuin sabunin badan ibu Ton” kata bu Tati sambil mengambil sabun cair di pinggir bak

“ah iya bu”

Bu Tati pun menuangkan sabun cair ke tangan Tono, kemudian membalikkan badannya sambil mengikat rambut panjangnya. Tono pun mulai mengusap punggung bu Tati dengan perlahan. Tiba tiba bu Tati melirik kearah Tono, memegang tangannya dan mengarahkannya ke depan tubuhnya.

“yang ini juga Ton” bisik bu Tati sambil merebahkan tubuhnya ke dada Tono

“iya bu..” jawab Tono dengan lembut

Tangan Tono bergerak dari daerah leher bu Tati turun perlahan ke payudara bu Tati. Tono mengusap dengan lembut pinggir payudara bu Tati perlahan menuju ke putingnya dan kemudian meremasnya dengan lembut.

‘ahh…’ desah bu Tati Ketika Tono meremas payudaranya

“bu…”

Kemudian Tono pun mencium bu Tati dari belakang sambil tangannya meremas dan memainkan putting payudara bu Tati. Bu Tati membalas ciuman Tono dengan liar, terkadang dia menghisap dan memainkan lidah Tono. Tono pun menurunkan tangannya ke bawah melewati perut bu Tati menuju ke mulut vagina bu Tati.

“mmph… Ton …” kata bu Tati sambil menggigit bibit Tono Ketika tangannya mengusap clitoris dan vagina bu Tati.

“enak bu?” tanya Tono sambil memainkan vagina bu Tati

ahh.. enak Ton..” jawab bu Tati sambil mendesah Ketika jari telunjuk dan jari tengan Tono masuk ke dalam vaginanya, keluar masuk dengan perlahan.

Perlahan penis Tono mengeras dan membesar terlipat di sela sela bokong bu Tati. Bu Tati pun memajukan panggulnya sedikit dan berjinjit sehingga penis Tono turun melewati selangkangan bu Tati ke depan. Bu Tati nampak menggigit bibirnya ketika melihat penis Tono di antara selangkangannya. Tangan bu Tati perlahan ke bawah, meraba penis besar Tono. Jari bu Tati mengelus batang penis Tono dari telur hingga ke kepalanya naik turun dengan perlahan, sementara Tono tetap meremas dan memainkan payudara bu Tati.

“gantian ibu sabunin kamu Ton ..” bu Tati berbisik ke arah Tono

“iya bu..” Tono pun membalikkan badannya

Bu Tati mengambil sabun dan menuangkannya pada telapak tangan. Tati mengoleskan sabun tersebut pada punggung Tono dari atas hingga ke bokongnya, kemudian secara perlahan tangannya bergerak ke arah depan. Bu Tati pun mengusap bagian dada Tono dengan pelahan, kemudian jari bu Tati mulai memainkan puting Tono dengan lembut naik turun dan memutar.

“ah… geli bu..” kata Tono sambil memejamkan matanya

Bu Tati tetap memainkan putting Tono, hingga badan Tono bergetar. Tangan bu Tati kemudian turun ke bawah dari perut ke selangkangan Tono. Tangan bu Tati pun sampai pada penis Tono yang sudah menegang. Bu Tati meraba dengan perlahan penis Tono dari pangkal hingga kepalanya.

“keras Ton ..” bisik bu Tati

“iya bu….. … enak bu” jawab Tono ketika penisnya digenggam dan dikocok perlahan oleh bu Tati

Tangan kanan bu Tati mengocok penis Tono sementara tangan kirinya menggenggam dan mengelus halus biji Tono. Payudara bu Tati naik turun di punggung Tono seirama. Tono nampak terpejam menikmati kocokan bu Tati.

Bu Tati kemudian mengambil gayung air dan menyiramkannya pada tubuh Tono dan tubuhnya. Tono nampak kecewa karena nampaknya pagi ini akan berakhir. Namun tiba tiba dia melihat bu Tati jongkok di hadapannya sambil tersenyum menatapnya. Tono membalas senyum bu Tati sambil mengusap rambut bu Tati. Dia tau, dia akan merasakan kenikmatan lebih pagi ini

“sayang, padahal burung ini sangat nikmat” bisik bu Tati di depan penis Tono

“apa bu ?” Tanya Tono tidak begitu mendengar ucapan bu Tati

Bu Tati kemudian mencium dengan lembut dari kepala penis Tono, batangnya, hingga sampai ke biji Tono. Setelah itu bu Tati menjilat pangkal penis Tono naik turun sambil memejamkan matanya. Kemudian bu Tati memasukkan penis besar itu ke dalam mulutnya, sambil menghisapnya naik turun.

Tono mendesah keenakan. Penisnya naik turun masuk di dalam mulut bu Tati sambil sesekali dijilatnya. Tono pun meremas dan menarik kepala bu Tati seakan memaksa penis itu untuk masuk lebih dalam. Bu Tati dengan lihai memasukkannya lebih dalam sambil menhisap dan mengemut penis itu.

“ahh enak bu …”

“mmh.. mhh..” suara bu Tati menghisap burung Tono, sambil jarinya memainkan vaginanya sendiri

“buu.. Tono mau keluar buu …”

“ayo keluarkan di mulut ibu Ton..” jawab bu Tati sambil tetap menghisap burung Tono

Tono pun menyemburkan spermanya di dalam mulut bu Tati sambil memegang kepala Tati dengan kuat. Bu Tati pun menjilat, dan menghisap sisa sisa sperma dari batang penis Tono.

“sudah sana kamu pake baju, kamu sudah telat ini” tiba tiba bu Tati berteriak ke arah Tono

“waduhhh… iyaa bu, waduh sudah jam 8” kata Tono terkejut sambil segera memakai baju kuliahnya

“bu, Tono duluan yah bu… dahh buu” kata Tono langsung berlari keluar. Sementara bu Tati masih membersihkan sisa sisa sperma di sekitar bibirnya sambil tersenyum.

Mohon maaf sblmnya, hu....
Tp update yg ini kyaknya kok klwat cpet, ya...
Msa cm di BJ doang...

Kesian but Tatinya, dong...
Doi khan blm dieue...

:)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd