Pertempuran Baret Putih
“ EDI!! “
Sore itu aku mendengar suara xiao xiao. Aku buka mata , dan itu benar-benar dia. Sambil menangis ia lalu berlari , memelukku dan mencium pipiku. Lalu ia menangis sejadi-jadinya. Aku memeluk dan menenangkannya
“ Xiao tenanglah , aku tak papa “
“ ini aku bodoh , ini Bona .... “ dan ia kembali menangis. Aku lupa jika itu Bona. Kurasa aku sangat merindukan Xiao.
“ aku kira kau sudah mati “ lirihnya
“ butuh lebih dari itu untuk membunuhku... “ sahutku , dan tak lama Luna ikut muncul , di dampingi Jinny. Bona menoleh kebelakang , lalu ia menghapus air matanya dan membiarkan kami berbicara berdua.
“ Kami bertengkar hebat sewaktu kau menghilang , lalu ia hampir dibunuh dan aku menyelamatkannya. Gadis itu , ia sangat mencintaimu. Meskipun... meskipun kau sudah menganggapnya seperti anakmu sendiri “ Luna memang sudah mengetahui segalanya, kalau aku orang tua yang kembali muda. Ia juga menangis. Ia genggam tanganku dan berbisik
“ Edi ..... aku senang kau masih hidup. Aku ... kami semua .... sangat merindukanmu “ Lalu kami saling berpelukan. Senang rasanya bisa bergabung lagi dengan Jinny , Luna dan Bona. Mereka melacak wikipedia yang kukirim dan akhirnya menemukan rumah di mana aku dirawat. Butuh waktu lama tapi setidaknya mereka sudah di sini. Aku dan Luna keluar dari kamar itu , untuk bergabung dengan gadis-gadis lainnya.
“ Itu dia , Bona si Naga Betina ! cantik sekali! “ Juju terkagum-kagum bukan main ketika melihat Bona
“ Iya , kok bisa ya ada orang secantik itu! Makannya bunga mawar kali ya ? Pake air es “ Sahut Yeni. Yuli hanya geleng-geleng kepala. Bona berterima kasih kepada Yuli karena telah menyelamatkan nyawaku. Yuli sempat melirik Bona dan Luna , lalu akhirnya menyadari , betapa banyaknya wanita yang sudah jatuh hati denganku. Ia kemudian tertawa geli. Bona tertawa karena heran dan Luna tertawa karena semua orang tertawa. Jinny semakin bingung.
Saat itu musim panas, musim yang paling menyenangkan di kerajaan. Biasanya orang-orang menghabiskan waktu dipantai bersama-sama namun hari itu , kami meminum teh dan menyantap biskuit bersama-sama. Kami sempat berfoto dan mengabadikan momen hangat itu. Bona tak menyadari jika nama kami , Edi koboi dan Bona si naga betina , sudah dicari dengan hadiah 5 juta rupiah , hidup atau mati. Ditengah kehangatan itulah , satu datasemen Baret putih , telah mengepung desa Yuli. Pertempuran kecil sudah tidak terhindarkan lagi , pertempuran yang akhirnya dikenal , pertempuran baret putih.
“ DOR! DOR!! BRRRRTTT” “KYAAAAAAA!!”
Gadis-gadis seketika menunduk ketika hujanan peluru memberondong rumah kami. Beruntung Bona juga membawa senjataku , Dua revolver remington yang ia beli di toserba, lengkap dengan pelurunya. Kuraih dua revolver itu , dan langsung berdiri di dekat jendela. Ada belasan orang di luar. Enam baret putih memberondong senjatanya dan enam lagi berlari ingin mengepung dan menerobos rumah. Aku seketika muncul dari jendela dan
“ JEDAR! JEDAR”
Ke enam peluru itu mengenai setiap kepala mereka. Tembakan juga muncul dari belakang rumah , Bona mencabut kedua revolvernya, dan menembakkan hingga pelurunya habis. Gadis lainnya berlari meninggalkan rumah , menuju hutan di sebelah ladang. Sadar pengepungan klasik itu gagal , mereka mengapit posisi kami dengan rantis dan menembakkan senapan mesin kaliber 50 dari rantis itu ke posisi kami. Masing-masing satu peleton baret putih berlindung di belakang rantis yang perlahan-perlahan mendekati rumah. Mereka lalu menembakkan granad asap ke dalam rumah lewat peluncur m320.
“ UHUK! UHUK! EDI! “ Bona mulai ketakutan. Ia penembak cepat paling mematikan namun ia belum terbiasa dengan taktik militer seperti ini. Apalagi senapan mesin itu diluar kemampuannya
“ BONA! DYNAMITNYA! LEMPAR SESUAI ABA-ABA! SATU!!!! DUAAA” Kami menghidupkan masing-masing dua dinamit lalu kami lemparkan ke rantis musuh.
“DUAR!! DUAR!!!”
Kedua rantis itu terbakar , masing-masing membunuh 4 kru di dalamnya. Kami melarikan diri keluar, namun ditekan mati-matian oleh dua peleton baret putih itu. Sambil berlindung di lumbung, kami menembakkan kedua belas peluru kami. Peluruku dua meleset dan sisanya mengenai musuh. Sedangkan tembakan Bona semuanya mengenai musuh. Sayangnya ia tertembak di kaki dan lengan kiri. Sadar mereka makin kehilangan korban jiwa , mereka melemparkan granad asap ke posisi kami dan memerintahkan artileri berat untuk menembak posisi kami. Mereka lalu melarikan diri dari posisi.
“ BONA LARI!!!” aku menggendong Bona dan melarikan diri sekencang-kencangnya menuju hutan.
“GELEGAR!! GELEGAR!!!”
Ledakan dahsyat terjadi ketika amunisi-amunisi itu mendarat di ladang Yuli. Rumah , lumbung , semua di ladangnya hancur menjadi puing-puing. Gadis-gadis itu menangis, namun Yuli justru kehilatan marah besar. Ia menulis sesuatu , lalu menerbangkan seekor merpati putih entah kemana. Bona ketakutan karena ini pertama kalinya ia terjebak di pertempuran yang sesungguhnya.
“ Kita juga harus membela diri, kalo gak kita mati! “
Luna sadar mereka tak punya pilihan. Namun gadis-gadis itu tidak punya senjata. Melihatnya saja mereka takut apalagi memegang dan mengangkat senjata. Namun Jinny , yang berhasil lari dengan tas ransel dan koper Bona , mengeluarkan seluruh dynamit dan amunisi yang kami punya, termasuk diantara shotgun pompa , mauser 98 dan dua pelontar granad m79 milik Bona. Namun musuh datang lebih banyak, 200 penegak hukum dan 200 legiun AD, semuanya berkuda , serta empat peleton baret putih maju menyerbu posisi kami. Yuli hanya bersenjatakan panah , yang mampu melesat hingga 500 jauhnya.
Kami naik ke posisi lebih tinggi , mereka naik sejauh ratusan meter sedangkan aku menembak musuh yang jauh dibawah kami dengan senapan mauser 98 sambil perlahan mundur ke posisi mereka. Belasan penegak hukum mati setelah berusaha mendekat dan belasan lagi mati ketika Bona siap di posisi. Yuli belum melepas anak panahnya. Tidak mau basa-basi , Ratusan AD dan penegak hukum itu melakukan serangan kamikaze secara serentak dan saat itu juga Luna memerintahkan seluruh gadis-gadis untuk masing-masing tiga dynamit secara bersama-sama. Kami diuntungkan posisi lebih tinggi sehingga dynamit itu terlempar cukup jauh ke posisi mereka
“ GELEGAR!! GELEGAR!! GELEGAR!!! “
Ledakan dahsyat kembali terjadi. Barisan mereka tercerai berai dan kebakaran hebat terjadi di bawah sana karena hutan sangat mudah terbakar. Ratusan penegak hukum dan Legiun AD mati sia-sia sedangkan mereka yang hidup satu persatu kami terjang dengan pelontar granad m79. Baret putih yang sudah terbiasa dengan perang seperti ini masih berbaris kokoh dan hanya menelan korban sangat sedikit. Mereka terus maju dan mulai menghujani posisi kami dengan peluru.
Yuli menembak habis semua penembak jitu musuh dengan panahnya. Panah itu melesat ratusan meter dan menancap tepat di kepala musuh. Tanpa penembak jitu , pasukan musuh hanya mengandalkan senapan mesin dan pelontar granad saja. Gadis-gadis lain terus berlari menyelamatkan diri sementara aku , Bona dan Yuli menembak-nembak musuh yang ratusan meter di bawah kami. Mereka memberondong kami dengan granad m320 , memaksa kami mundur ratusan meter ke belakang.
Tak terasa sudah enam jam lebih kami bertempur namun baret-baret putih ini seolah tak kenal menyerah. Aku membunuh belasan , Bona puluhan dan Yuli sekitar sepuluh orang. Namun masih ada sekitar dua peleton baret putih di bawah sana. Mereka benar-benar dikirim untuk membunuh kami dengan 5 juta sebagai bonus untuk mereka. Tembak menembak terus terjadi dan kami mulai kehabisan peluru. Bona yang kehabisan peluru lebih dulu akhirnya membuang senapan mausernya dan mengandalkan dua revolvernya.
Dua jam kemudian, musuh makin kehilangan korban jiwa. Mereka berhasil memaksa kami mundur , bahkan sempat mengepung kami , namun kami lagi-lagi berhasil menangkis manuver strategi mereka. Mereka akhirnya putus asa , lalu akhirnya menarik mundur dari pertarungan.
“ KITA MENANG!!! AKHIRNYA!!!!” Bona bernafas lega dan langsung berpelukan dengan Yuli. Namun tiba-tiba langit bergemuruh. Aku mengenal suara itu , suara yang keras dan perlahan mendekat ke posisi kami. Aku berlari ke arah Bona dan berteriak
“ TIARAAAAAP!!!!!!!!”
“BRRRRRTTTTT!!!! “ “ DUAR!! DUAR!!!!!”
Dua helikopter serbu musuh membrondong dan menyapu bersih posisi kami dengan roket , gadis-gadis lain aman namun mereka sangat ketakutan , tapi Yuli dan Bona terluka parah. Salah satu helikopter memutar dan akhirnya terjadilah pertarungan antar koboi yang paling sulit untuk di menangkan.
Helikopter itu berada 200 meter di depanku dan seolah ingin memberondong tubuh kami dengan senapan gatling mereka. Tidak hanya roket shower , heli itu bahkan membawa dua rudal AGM canggih , yang dapat memakan tank abrams hidup-hidup. Baret putih itu tidak main-main . Namun ketika jemari mereka akan menekan tombol itu
“ JEDAR! JEDAR!! “
Helikopter itu oleng dan akhirnya jatuh dan meledak. Tembakanku tepat mengenai kepala pilot dan kopilot itu. Namun aku lupa masih ada satu helikopter lagi. Bona mendorong tubuhku dan
“ JEDAR! JEDAR!! “
Ia menembak jatuh helikoper yang satu lagi tanpa masalah. Ia tak pernah meleset. Bahkan di kondisi terluka parah seperti itu. Musuh kembali maju dan menekan posisi kami, Namun aku dan Bona mampu melakukan serangan balik dan memukul mundur mereka ke puing-puing rumah Yuli. Pertempuran itu kami akhirnya seri , karena kami sama-sama mundur. Ratusan Legiun AD dan penegak hukum tewas , serta puluhan baret putih , dua rantis dan dua helikopter serbu. Sedangkan di pihak kami, hanya Yuli dan Bona yang terluka parah karena serangan udara itu. Kami bermalam di hutan malam itu dan dari kejauhan , kami dapat melihat kobaran api dan suara tembakan-tembakan senjata dari desa Yuli dan kota Bandar lampung yang jauh di sana.
Esok pagi itu , aku dan Luna menggotong Bona yang masih terluka parah karena pertempuran kemarin. Gadis lainnya menggotong Yuli , ke puing-puing rumahnya yang sudah hangus. Kami meminta maaf karena kami , ia kehilangan segalanya. Yuli hanya tersenyum dan menjawab
“ Pertempuran itu adalah awal baru bagi kami ..... “
“
Vive la révolution!!!! Vive la révolution!! “
Bendera merah putih kembali berkibar dan semua orang berteriak-teriak tentang revolusi. Absennya penegak hukum , legiun dan Baret putih hari itu , membuat TNI melancarkan serangan serentak ke desa-desa dan kota Bandar Lampung. Tidak ada perlawanan berarti malam itu karena kebanyakan Baret putih berada di desa Yuli sesuai perintah mereka , dan hancurnya dua helikopter serbu itu rupanya berdampak drastis bagi pertahanan kota Lampung, karena kerajaan nyaris tidak punya senjata anti tank selain helikopter milik baret putih.
Tidak lama setelah pertempuran baret putih usai , nyaris seluruh lampung sampai bakauheuni sudah direbut kembali. TNI lalu menyebrang menuju merak , dan bertempur hingga ke kota Anyer. Mereka berhasil menyandra Sultan Banten dan serangan akhirnya terhenti setelah tank leopard Tni , satu persatu hancur dan lumpuh akibat serangan udara F-85 dan F-100s Legiun AU. Kurangnya bantuan udara dan senjata anti udara menjadi kelemahan TNI. Di sanderanya Sultan menjadi tamparan berat bagi Kerajaan sehingga kerajaan terpaksa melepaskan lampung sebagai satu-satunya Wilayah NKRI tentu saja dengan syarat “ garis sultan “ dimana TNI dan republikan tidak boleh berada di luar propinsi Bandar Lampung, dan akhirnya seluruh baret putih ditarik ke markasnya di Bogor.
Pagi itu , selebaran-selabaran di sebarkan agar seluruh rakyat tahu jika satu jam yang lalu , kerajaan baru saja memerdekaan Lampung. Tank-tank leopard TNI yang mematikan itu akhirnya terpaksa dihancurkan dan tinggal kenangan agar kerajaan tidak punya senjata serupa untuk menyerang lampung kembali. Seluruh warga kerajaan diberi ultimatum selama tiga hari untuk kembali ke jawa , karena lebih dari itu mereka dianggap sebagai warga republik. Begitulah akhir dari kisah kami , sempat menjadi bandit selama satu hari , dan secara tidak sengaja mengembalikan republik yang hampir mati. Petualanganku pun semakin dekat menuju lembar-lembar akhir . Kami berpelukan dengan Yuli dan sejak itu kami menetap di bandar Lampung, Ibu kota baru kami, dan kota seribu kenangan bagiku. Dan nama Yuli , akhirnya dikenal dengan julukan “ MACAN BETINA “ gadis mirip nippon , putri perwira TNI yang memberi perintah kepada leopard-leopard TNI , untuk menyerang dan merebut kembali republik. Meskipun Bona sangat kesal , karena menurutnya
“ LU BISA AJA , MINTA SALAH SATU ANAK BUAH ELU , BUAT DATANG NYELAMATIN KITA!!!”
Dan kami pun tertawa terbahak-bahak