Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG im Back!!

Status
Please reply by conversation.
Bab 31 – Perjalanan Di Mulai



Rian terbangun dari tidurnya saat ia merasa ada sesuatu yang mengganjal tangannya. Dengan berat ia membuka mata. Samar samar ia melihat sesosok wanita sedang tertidur ternyata tangan Rian ditimpa oleh tubuh Lia. Rian kemudian mengingat ingat sedang dimana dirinya. Oh, iya mereka ada di Yogyakarta. Dan sekarang ia sedang tidur di kamar Lia. Ia menggeser tubuhnya. Kemudian mengecek iphonenya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.20 pagi. Segera ia berdiri untuk mencari minum karena ia sangat haus. Ia meraih botol mineral yang disediakan hotel. Setelah menenggaknya ia duduk di sofa yang terletak di pojok kamar. Dengan santai ia membuka iphonenya dan mulai membaca berita pagi itu. Setelah dirasa cukup dengan pelan Rian segera menghampiri Lia. Di pandangnya Lia dengan seksama. Rian tersenyum kecil. Memang lia tidak secantik Egi maupun Feli atau Jenni. Tapi Lia ini tidak bosna untuk di pandang. Setelah memperhatikan dengan seksama dengan pelan Rian membangunkan Lia.

“ Lia? Lia?” kata Rian pelan seraya menggoyangkan tangan Lia. Sesaat tubuh Lia Nampak bergerak kemudian ia membuka mata pelan pelan.

“ Mas Rian?” kata Lia seraya mengerjapkan mata berkali kali karena masih ngantuk.

“ Iya, maaf ganggu. Tapi aku mau breakfast nih, kamu mau breakfast ga? Soalnya aku mau bangunin yang lain juga biar breakfast bareng. “ jelas Rian pelan. Lia mengangguk angguk tanda mengerti.

“ Mas mandi gak? Kalau iya mandi dulu gih?” tanya Lia. Rian mengangguk tanda setuju. Ia pun segera pergi ke kamar mandi sementara Lia masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia mengecek hp nya. Tampak ada pesan dari mantan pacarnya yang menanyakan sedang dimana. Terkirim semalam pukul 3 pagi dan ada 3 miscall dari mantannya. Lia pun membalas seadanya dan menekankan bahwa mereka sudah tidak ada hubungan lagi dan sekarang ia ingin memulai lembaran baru. Benar, Lia ingin menikmati hidup, jalani apa adanya. Dan tanpa beban.

Pukul 7.30 pagi mereka semua sudag berada di restoran hotel untuk menikmati breakfast. Yep, udah bayar harus dinikmati dong breakfastnya pikir Rian. Maka dari itu Rian bangun pagi dan segera membangunkan yang lainnya. Ngga mau rugi pikir Rian. Kemudian Rian segera melaksanakan rutinitas vlog tentang kegiatan mereka pagi itu. Setelah breakfast mereka memutuskan untuk jalan berenang. Sementara Rian kekeuh ingin jalan jalan aja. Akhirnya Lia memutuskan untuk menemani Rian. Katon, Bimo dan Susan ngotot untuk berenang saja karena mereka masih Lelah. Akhirnya Lia mengalah dan menemani Rian daripada suasana menjadi tidak enak. mereka berdua pun memutuskan untuk jalan jalan aja disekitar hotel.

“ Mas Rian emang mau kemana?” tanya Lia saat mereka berjalan kaki keluar hotel

“ Ga tau, Cuma mau cari udara seger dan lihat kota ini seperti apa sih?” balas Rian santai.

“ Oh, yowis mas ayok kalau gitu kan habis makan banyak juga tadi jadi harus bakar lemak! Hahahaha.. “ balas Lia renya

“ Badan kamu kan udah kurus apa yang mesti di bakar?” balas Rian sambil tertawa. Dan merekapun tertawa bersama sama. Dalam perjalanan mereka Rian tidak lupa memvlogkan kegiatan mereka pagi itu. Suasana nyaman. Rian dan Lia saling tertawa dan bercanda pagi itu. Sedang asyik asyiknya berjalan, mereka dikejutkan oleh anak kecil pengamen yang meminta uang kepada mereka. Rian berhenti dan menatap anak kecil itu.

“ Emang orang tua kamu mana dik?” tanya Rian

“ Sakit om, di rumah.” Balas anak tersebut.

“ Yang bener?” tanya Rian

“ Iya om, aku ngga boong kok, buat apa boong.”

“ Kenapa gak sekolah? “ tanya Lia menimpali

“ Gak ada duit untuk sekolahin kak. Ibu sakit. Bapak saya udah meninggal. “ jawab sang anak polos.

Rian sejenak berpikir, ini anak boong atau kagak ya. Jangan2 ni anak ada bosnya yang ngambil setoran. Kemudian Rian berkata

“ Kalau emang ibu mu sakit, ayok ajak kakak berdua ke rumah mu. Biar kakak nanti bantu obatin!” celetuk Rian.

“ Hah?? Rumah ku jelek om. Lagian nanti aku dimarahi oleh ibu ku om!” kata anak itu sedikit murung.”

“ marah kenapa?? Kan kamu gak salah? “ tanya Lia

“ Kan aku pulang harus bawa duit kak.” Jawab anak tersebut

“ Namamu siapa dek? “ tanya Rian

“ Asril om!” jawab anak tersebut.

“Umur?” tanya Rian lagi

“ 7 tahun om!” balas anak itu singkat.

“ yauda kalau emang ibu mu sakit dan kamu khawatir ayo tunjukin mana rumah mu Ril, biar om bantu!” balas Rian santai tapi tegas. Setelah sedikit berpikir akhirnya bocah tersebut setuju untuk membawa Rian dan Lia mengikuti mereka.

“ Serius mas? “ tanya Lia berbisik. Rian tersenyum dan mengangguk dengan pasti.

“ Pokoknya semua yang kita jalanin, kamu rekam ya Lia! Kita akan kasih lihat kedunia bahwa masih banyak orang orang yang hidupnya kesusahan!”

Lia mengangguk tanda mengerti. Ia akan merekam seluruh kejadian apapun yang akan terjadi ke depannya.

Mereka berdua mengikuti Asril berjalan menuju rumahnya. Sekitar 15 menit berjalan melewati Lorong dan gang kecil akhirnya mereka sampai di sebuah gang yang banyak rumah kontrakan di kanan dan kirinya. Rumah kontrakan disitu bisa di bilang tidak layak karena sudah seperti rumah yang ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Ada yang atapnya sudah hancur. Ada yang habis kebakaran. Tapi ternyata masih didiami oleh orang orang yang kesusahan seperti Asril. Akhirnya mereka sampai di rumah Asril. Sebuah kamar kontrakan ukuran 3x3. Tapi atap nya sebagian sudah hancur, jadi hujan dan terik tetap langsung masuk ke ruangan tersebut. Dinding2 kamar tersebut seperti sisa terbakar. Hanya ada ibu Asril yang tinggal di kamar itu. Melihat keadaan tersebut Lia langsung memegang tangan Rian. Ia ingin menangis dan tidak tahan melihat keadaan rumah Asril.

Kemudian Asril memperkenalkan Rian dan Lia kepada ibunya. awalnya sang ibu sedikit takut dengan kedatangan Rian dan Lia. Karena ia berpikir Rian mau mengusir dia dari situ atau dengan kata lain rumah bekas itu ingin di gusur. Tapi setelah mengetahui maksud dan tujuan Rian barulah ibu Asril sedikit lega. Ternyata ibu Asril menderita asma dan kaki gajah sehingga menyebabkan ia tidak dapat berjalan jauh. Untuk makan sehari hari mengandalkan Asril untuk meminta minta. Jika bagus nasib mereka, mereka dapat makan nasi, jika tidak hanya roti sisa dari tong sampah mungkin yang bisa mereka makan. Setelah berbincang sesaat Rian pun memutar otaknya. Asril dan keluarganya tidak layak untuk tinggal disini. Apalagi ekonomi mereka juga buruk. Rian segera membuka aplikasi gojek untuk memesan GoCar. Ia akan membawa ibu Asril ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Rian kemudian mengurus segala macam biaya administrasi. Setelah itu ibu Asril segera di bawa ke ruang perawatan untuk di tindak lanjuti. Sehabis itu Rian memberi uang 400 ribu kepada Asril untuk Biaya makan dan minum mereka berdua. Rian menjelaskan dengan seksama dan teliti agar Asril dapat menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Rian. Asril mengangguk dan ia memeluk Rian sambil menangis. Setelah itu Rian dan Lia turun ke lobi rumah sakit. Lia tampak mengamati Rian yang dengan seksama membaca berkas berkas tentang diagnosa penyakit ibu Asril. Tidak lama kemudian Katon dan yang lain lain sudah tiba di rumah sakit. Mereka langsung menuju lobi untuk bertemu Rian dan Lia. Setelah menjelaskan pengalaman mereka pagi itu kemudian Rian berkata

“ Kayaknya ibu Asril gak bisa balik lagi dong ke tempat tinggal yang lama. Itu tempat gak layak huni. Lagian juga masih banyak keluarga yang tinggal disana. Jadi habis ini dimana ya Asril dan ibunya tinggal? “ tanya Rian pasrah

“ Sebenernya bukan masalah tinggal mas, tapi mereka harus ada lapangan pekerjaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Itu kan yang menjadi permasalahan utamanya.” Jawab Susan

Mereka semua mengangguk dan membisu dengan pikiran masing masing.

“ Ada baiknya sekarang kita cari tempat penampungan tuna wisma dan memikirkan cara untuk membantu mereka yang kesusahan itu bagaimana mas! “ kata Bimo memecah keheningan.

Siang itu mereka berlima sibuk mencari cari tempat tinggal untuk orang orang tuna wisma. Sementara untuk perekaman video sudah di handle oleh Bimo yang memang suka dengan job sebagai cameramen. Mereka menuju ke dinas social untuk mengajukan data diri Asril beserta ibunya. untuk sementara Asril dan ibunya akan di tangani oleh dinas sosial. Tidak lupa juga Rian menjelaskan tentang kondisi ibu Asril dan Asril sendiri. Rian ingin memastikan bahwa baik Asril maupun ibunya tidak akan kekurangan makan maupun minuman selama berada di rumah sakit. Rian khawatir bahwa uang yang di kasih tadi tidak cukup karena ia tidak tahu kapan ibu Asril boleh meninggalkan rumah sakit. Setelah mengurus semuanya dengan dinas sosial, Rian dan teman teman segera pergi untuk mencari makan. Dengan memesan Gocar mereka pergi ke warung super sambal yang kesohor untuk mengisi perut. Mereka pun kemudian memesan makanan. Seperti kesepakatan awal bahwa untuk makan sementara Katon dan Rian yang akan menanggung. Tapi anak anak yang lain keberatan. Mereka tidak ingin menjadi benalu. Akhirnya mereka semua saling patungan untuk membayar makanan tersebut.

Setelah makan, Rian pun mengutarakan niatnya untuk membeli hp murah agar bisa digunakan oleh Asril untuk mengabarkan kondisi mereka. Anak anak pun setuju kemudian mereka berjalan kaki untuk mencari konter di dekat situ. Setelah menemukan satu konter rian segera membeli hp nokia beserta kartu nya dan langsung top up pulsa sebesar 100 ribu rupiah. Ini dilakukannya untuk bisa berkomunikasi dengan Asril. Tak lama kemudian mereka telah berada di Gocar untuk segera menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit mereka langsung ke ruangan Asril dan ibunya. rian menjelaskan dengan detail apa yang dikerjakannya hari itu. Ibu asril Nampak menangis terharu dengan tindakan Rian. Tak henti hentinya ia mengucap syukur begitupun dengan Asril. Ia memeluk Rian dan Lia bergantian. Rian kemudian memberikan hp yang baru ia beli ke Asril. Setelah itu mereka pamit. Mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena hari sudah sore.

Waktu menunjukkan pukul 16.45 sewaktu mereka sampai hotel. Dengan spontan mereka semua mengantri untuk mandi karena memang rasanya badan mereka sungguh lengket setelah beraktivitas seharian. Setelah semuanya bersih dan selesai mandi mereka semua berkumpul di kamar cowok, karena memang kamar cowok lebih besar.

“ Bim kamu ngerekam terus ya? Gimana hasilnya?” tanya Rian penasaran sambil duduk di sofa yang ada di pojok.

“ Ada ni mas. Tambah dengan rekaman si Lia juga ada!” kata Bimo sembari menunjukkan hasil rekaman seharian kegiatan mereka itu. Mereka berlima menyaksikan video mereka dengan serius. Setelah menonton Katon bertanya

“ Kayaknya video gini lebih ada artinya ya bang? “ tanya Katon ke Rian

“ Arti gimana?” tanya Rian tidak mengerti.

“ Ya dalam arti kata video yang kita buat ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang membutuhkan bantuan kita. Jadi why not kita focus untuk membantu mereka? gitu bang pesen dari video yang kita bikin ini.” Jelas Katon

“ Bener sih mas, tapi masalahnya apa kita akan selalu membantu mereka yang kesusahan? “ tanya Lia

“ Ya, kita akan membantu mereka selama kita mampu. Makanya Bim, kamu upload aja ke youtube video kita. Aku ingin banyak yang tahu bahwa disekitar kita banyak yang kesusahan. Dari youtube aku harap kita bisa mendapat adsense karena bagaimanapun juga kita butuh profit untuk menunjang aktivitas kita dan juga membantu yang membutuhkan! “ jelas Rian tegas.

“ Kita butuh badan hokum yang resmi bang, jadi andaikata ada yang ingin membantu, bantuan mereka itu benar benar kita salurkan dan ada pertanggung jawaban hukumnya!” Balas Katon

“ Yooo aku ga inget sama sekali tentang hal ini. Terus kita mesti bikin Lembaga apa gitu??” tanya Rian balik

“ gimana kita bikin sebuah wadah untuk membantu orang yang membutuhkan, selain itu juga kita bisa membantu memberikan beras, mie, atau bahan pokok kepada yang membutuhkan mas! Jadi ngga terbatas disitu situ saja pergerakan kita!” jelas Lia dengan detail

“ Ya betul itu, selain itu keuangan kita juga harus transparan jadi siapapun yang ingin membantu kita mengetahui keuangan kita gimana. Hal ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan orang yah karena kita kan Lembaga independent!” timpal Susan.

Kemudian mereka berlima sepakat untuk membuat chanel youtube dengan nama Dunia Kita. Mereka sepakat memilih nama itu karena ini memang dunia mereka dan tidak boleh di intervensi oleh hal apapun. Setelah mengedit seadanya di iphonenya, Rian segera mengupload video tersebut ke Youtube. Yah, semoga aja ada yang nonton dan tergerak hatinya untuk membantu. Selain itu mereka juga sudah sepakat dengan job desk masing masing.

“ San, nanti kamu urus ya, jika ada yang ingin mengulurkan bantuan untuk kita. Kamu mulai sekarang biasakan diri untuk menjadi humas.” Jelas Rian dengan tegas. Susan mengangguk tanda mengerti. Ya betul, Susan akan mengurus semua hal yang berhubungan dengan humas, informasi dan lain lain. Sedangkan Lia akan mengurus segala hal yang berhubungan dengan keuangan mereka baik uang masuk maupun uang keluar yang berkaitan dengan Dunia Kita. Sedangkan Bimo akan mengurus bagian advertising seperti proses recording, editing, serta social media dan youtube. Hal ini harus dilakukan dengan manajemen yang baik agar tercipta sebuah wadah yang berkualitas. Untuk Katon ia bertugas untuk mencari dimana saja orang orang yang benar benar membutuhkan uluran tangan mereka. Dunia Kita ingin bantuan yang mereka salurkan itu diterima oleh orang yang benar benar butuh. Rian sendiri tugasnya adalah melobi dan bertemu dengan orang orang yang ingin membantu atau orang orang yang Rian rasa bisa membantu seperti pengusaha dan bos bos perusahaan. Tentunya Rian akan memulainya dari pengusaha dulu karena untuk melobi bos perusahaan tentunya masih sulit dengan reputasi Dunia Kita yang baru lahir. Rian ingin memanfaatkan kepandaiannya dalam ilmu marketing untuk menunjang kerja Dunia Kita.

Sungguh sebuah tujuan yang mulia. Mereka berlima bahkan sangat menikmati peran baru mereka. Ya betul, mereka ingin bisa saling membantu sama lain. Tergerak dari rasa saling membutuhkan tanpa mereka sadari segala yang mereka lakukan datang dari hati mereka dengan ihklas. Dunia Kita lahir dari hati mereka yang paling dalam. Setelah dua hari berlibur di Yogyakarta mereka pun kembali ke Bangka Belitung.

Mereka ingin membuka kantor Dunia Kita di Bangka ini. Oleh karena itu Rian pun bersama anak anak sepakat untuk membuka CV Dunia Kita. Segera saja mereka berlima mengunjungi kantor Notaris kenalan dari bu Sinta dan kemudian menanyakan apa saja syarat yang harus dipenuhi sebelum mendirikan sebuah CV. Setelah mendengar penjelasan dari sang Notaris, mereka setuju. Mereka berlima sepakat untuk membuka CV Dunia Kita dengan anggaran dasar sebesar 300 juta dari uang Rian dan Katon. Untuk NIB, NPWP, draft akta, izin usaha mereka percayakan kepada Notaris mereka yaitu ibu Susi. Ibu susi adalah sahabat dari ibu Sinta. Dengan senang hati ia akan membantu Rian dan kawan kawan untuk mewujudkan mimpi mereka. Tapi tentunya harus bersabar karena mengurus CV juga harus membutuhkan waktu.

Malam ini di ruang tamu kost mereka, mereka sedang berkumpul. Sudah seminggu berlalu sejak mereka mendaftarkan CV mereka di ibu susi. Sambil ngemil Lia bertanya

“ Mas Bim,viewers youtube kita gimana? Aku ga sempat lihat, sibuk banget ama kerjaan nih.” Tanya Lia

“ Udah sekitar 40ribu viewers, subscriber kita udah ada 120an nih? Lumayan! “ jawab Bimo berbinar binar.

“ Adsense nya nanti aja Bim di daftar, tunggu CV kita jadi , jadi bisa bikin rekening atas nama CV kita di adsensenya. Lagian butuh waktu juga untuk dapat penghasilan dari youtube. Sabar dan ikhlas aja!” balas Rian

“semoga sukses ya rencana dan mimpi kita!” balas Susan sambil tersenyum.

Mereka semua tersenyum dan mengangguk. Setelah itu Bimo pamit ke kamar karena capek. Besok bimo ingin melihat laptop yang bisa di beli untuk keperluan editing. Jadi biar lebih professional. Susan menyusul karena ia ingin tidur lebih cepat. Tinggallah mereka bertiga di bawah. Lia pamit karena ia ingin memberikan waktu kepada Katon dan Rian untuk saling bercerita.

“ Bang, apa yang lu rasain skrg?” tanya Katon waktu Lia sudah pergi

“ Hmm, gak sabar aja rasanya. Kenapa emang??” tanya Rian lagi

“ Gua ngerasa gugup bang, takut apa yang kita lakuin ga berhasil!” jawab Katon jujur

“ Ton, kita udah pernah jatuh kan masing2. Sekarang focus aja Ton, lo ga sendiri ada 4 orang teman lo yang siap bantu lo!” balas Rian menenangkan Katon. Setelah itu Katon mengangguk. Mereka berdua berbincang ngalor ngidul sampai jam 11 malam. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing masing. Waktu terasa cepat. Tapi yang ingin Rian lakukan adalah memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang diberikan oleh Tuhan.

“ Perjalanan Di Mulai!” Batin Rian ke dirinya sendiri.



Bersambung
 
Akhirnya yg d tunggu dtang jga

Mksih up hu moga bsa dket" next up nya hehehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd