Bab 28 β Saat Kritis
Perasaan Rian tidak enak melihat keadaan Dita yang kacau. Ia mempersilahkan Dita untuk masuk ke ruangannya dulu supaya bisa menenangkan diri dan menceritakan apa yang terjadi. Setelah minum sejenak Dita mulai bercerita pelan pelan kepada Rian.
β Tadi kita ke CafΓ© Yan. Kita ke Old Man House. Kebetulan kita berdua kan suka nongkrong jadi kita nongkrong lama tuh. Nah, di sana kan banyak orang nih, kebetulan pas lagi ngobrol, tiba tiba aku lihat si Egi bengong. Dia kaya ngeliat siapa gitu. Terus aku tanyain kan kenapa, tapi Egi gak jawab. Nah aku pun melihat kearah yang dilihat sama Egi. Aku ngelihat ada cowo, cakep banget, putih dan tinggi. Cowo itu juga ngeliat ke arah Egi. Mereka kaya lagi flirting lewat kontak mata gitu. Gak lama kemudian dia nyamperin kita. Dia kayaknya udah kenal sama Egi karena si Egi ngenalin aku ke cowo itu sambil mereka berdua pelukan. Klo gak salah Namanya Billy. Dia datang kesini untuk liburan. Si Egi itu kaya teman lama si Billy. Soalnya si Egi sempet bilang akhirnya ketemu juga. Mereka ngobrol terus tanpa jelasin apapun, akunya dicuekin kan. Nah dari situ Egi ajak si Billy untuk pindah tempat . Aku kaget dong, aku gak mau sendirian kan secara kita kan emang mau kangen kangenan. Tapi Egi menolak. Ia bilang ke aku pulang aja dulu dia ada urusan ama Billy. Begitu ceritanya Yan!β cerita Dita Panjang lebar sambil ditemani Rian.
Rian mengangguk, kemudian ia segera menelpon Egi. Tak lama kemudian Egi mengangkat telpon Rian.
β Halo β jawab Egi
β Gi, kamu dimana? Dita lagi di hotel nih!β
β Oh iya aku suruh pulang , aku lagi keluar ama temen lama ku Yan!β
β Segitunya sampe Dita sahabat kamu , kamu tinggalin?? Emang siapa temen kamu itu?β
β Temen ku Billy udah lama gak ketemu, lagian kan hak aku juga untuk ketemu sama siapa aja kenapa kalian berdua sewot sih??β
β Lah Gi, kamu masih tau ngga tujuan kita ke Bali ngapain?? β
β Udah ah Yan, aku tuh udah lama banget gak ketemu sama si Billy ini. Sekarang kita ketemu ga sengaja tau lah gimana rasanya. Aku tau kok tujuan kita ke Bali ngapain, tapi aku juga mau senang senang Yan. Kan kamu bukan pacar aku juga. Lagian abis ini aku pulang kan bisa ketemu kalian. β
β Kamu mau disana atau pulang sekarang? β tanya Rian dengan nada tidak ramah.
β Aku masih mau disini , abis dari sini aku balik di anter sama Billy. Sekalian si Billy aku ajak ikut liburan juga bareng. Happy banget aku bias ketemu dia lagi. Udah ya Yan, salam buat Dita. Bye! β
Rian mematikan iphonenya. Ia melihat Dita kemudian menceritakan percakapan antara ia dan Egi. Emosi Rian mulai naik bukan karena Egi pergi tanpa dirinya tapi seberapa penting si Billy itu bagi Egi. Dengan cepat ia segera menelepon bu Sinta.
β Halo bu, lagi sibuk? β tanya Rian sopan
β Ya nak Rian, ibu lagi makan siang ini, ada apa ya?β
β Bu, ibu kenal ngga sama teman Egi yang Namanya Billy?β
Sejenak bu Sinta terdiam.
β Bu?β tanya Rian lagi
β Hmmm, iya nak, ibu tau kok ,ada apa dengan Billy Yan? β
Kemudian Rian menceritakan segala hal yang terjadi hari itu termasuk percakapan di telpon dengan Egi. Setelah mendengar ceriat Rian, bu sinta menjawab
β Iya nak sabar ya, Billy itu dulunya sama Egi saling suka, tapi terpisah karena Billy sekolah di Us. Makanya waktu itu Egi sempat shock dan ibu sama bapak jodohin lah ke Andrew. Bisa di bilang Billy itu first love nya Egi. β
β Oh, oke ibu, jadi kalau saya ngga nemenin Egi gpp kan?β tanya Rian datar
β Ibu percaya kamu Yan, ibu mau kamu yang nemenin Egi, tapi Billy juga anak baik, sekarang semua tergantung kamu Yan.β
Setelah menyelesaikan percakapan dengan ibu Sinta , Rian menjelaskan duduk permasalahannya kepada Dita. Dita memutuskan untuk pulang saja ke kostannya karena ia tidak enak sama Rian dan kesal juga dengan sikapnya Egi yang semena mena. Setelah Dita kembali ke kostnya hanya Rian sendiri di ruangan itu. Ia pun kemudian menelpon Egi.
β Halo Yan, kenapa?β
β Gi, kalau kamu gak balik sekarang aku balik Bangka!β jawab Rian
β Eh, mana bisa gitu sih Yan? Aku lagi otw ke ubud loh ini, udah di jalan. β balas Egi sengit
β yauda kamu ama Billy aja , aku balik aja , gitu aja yah!β
β duh Yan, kok kamu kayak anak kecil?? Terserah kamu deh, aku sama Billy ngga ngapa ngapain cuma jalan aja kamu sampai segitunya. Mau balik ya balik aja serah kamu Yan! β balas Egi kemudian mematikan teleponnya.
Rian duduk di tepi ranjangnya. Ia seperti berpikir keras. Betul ia sayang sama Egi, tapi Egi terkadang tidak bisa memprioritaskan sesuatu pada tempatnya. Cowok juga harus memiliki harga diri. Lagipula ia bukan pacarnya Egi tidak ada hak untuk melarang Egi. Hubungan seperti ini sungguh menyiksa Rian. Dengan getir ia menelpon Katon. Ia menceritakan semuanya kepada Katon. Kemudian menjelaskan rencananya pada Katon. Setelah itu ia mendengar masukan dari katon. Habis telponan dengan Katon dan setelah menimbang dengan keras, ia memutuskan untuk balik ke bangka saja. Segera ia menelpon bu Sinta untuk menjelaskan maksudnya, setelah sempat berdebat sedikit Rian pun lega bu Sinta setuju dengan rencana Rian. Sebagai gantinya bu Sinta sendiri yang mengorbankan kerjaannya dan berangkat ke Bali hari itu juga untuk menemani Egi. Hadiah yang sudah Rian persiapakan ia tinggalkan saja di ranjang. Tidak lupa ia menulis sepucuk surat. Cukup sampai disini pikir Rian.
Waktu menunjukkan pukul 13.15 WITA. Rian segera membuka aplikasi burung biru untuk booking tiket. Syukurlah masih ada satu penerbangan pukul 17.45 WIB ke Bangka. Masih sempat ia pulang bangka. Rian pun memesan tiket untuk pulang ke Bangka saat itu juga tentunya transit dulu di Jakarta. Setelah itu ia segera mempersiapkan segalanya. Segera ia turn ke lobby hotel, berbicara sebentar dengan manajer hotel dan memberikan kunci kamar. Rian segera pamit untuk pergi. Rian memesan ojol dan memutuskan untuk ke beachwalk. Ia ingin membeli gorilla pod untuk vlognya. Setelah samapi di mall, ia segera membeli kebutuhan vlognya dan kemudian mampir di KFC untuk makan. Hati Rian sedih karena harus meninggalkan Egi, gembira karena sekarang ia tanpa beban. Ia akan tetap mengejar mimpinya. Habis makan ia berkeliling mall karena masih ada waktu sebelum pergi ke bandara. Ia segera ke tenant tenant smartphone sekedar mencuci mata. Tidak lupa juga ia memperhatikan sekelilingnya berjaga jaga jika ada pihak jahat yang memata matainya. Tak lama kemudian Rian sudah asyik dengan dunia smartphone, ia sudah lupa akan Egi dan lain lain. Ia sedang menggenggam sebuah smartphone buatan cina yaitu Huawei. Huawei p30 Pro bagus juga nih, tapi ia sudah punya hp terbaik yaitu iphone jadi buat apalagi huawei. Dasar Rian, memang masih ada sifat borosnya dan punya duit ia pun memutuskan untuk membeli hp tersebut dengan harga hampir 10 juta. Ia belum tau akan di apakan hp itu Cuma yaudah di beli dulu untuk memuaskan nafsu borosnya. Begitulah Rian, ia masih belum bisa mengatur keuangan kadang kadang.
Waktu menunjukkan pukul 7.30 WIB saat Rian sampai di kostannya. Setelah turun dari ojol yang di order olehnya, Rian pun menuju ke kost. Di depan ia melihat penghuni kost sibuk mulai mempersiapkan acara bakar bakar. Katon, Lia, Bimo, Susan dan Eri sedang sibuk mempersiapkan acara tahun baruan malam itu. Kecuali ci Mery yang sejauh mata memandang tak tampak batang hidungnya.
β Hallo semua!!! β teriak Rian
Sejenak semua penghuni kostan melihat kearah Rian. Sejurus kemudian Lia langsung berhambur lari kearah Rian dan langsung memeluk Rian. Rian menerima pelukan Lia dengan hangat dan balas memeluk Lia dengan hangat juga. Pelukan yang membuat suasana semakin hangat. Sementara Katon dan anak anak yang lain menghampiri Rian dan berbincang hangat. Ya Katon pun tidak diberitahukan oleh Rian jika hari itu ia mantap pulang. Karena Katon justru menasehati Rian untuk tetap di Bali saja. Tapi yang Rian lakukan adalah sebaliknya tentu saja mengagetkan Katon apalagi Lia. Lia sangat histeris melihat Rian tiba tiba berdiri di depan kost. Ada rasa Bahagia yang muncul di hati Lia. Ia tak henti hentinya tersenyum melihat Rian bercengkrama dengan penghuni yang lain.
Rian pun pamit sebentar untuk mandi. Sementara lia mengikutinya dari belakang.
β Mbak? Ngapain ngikutin aku? β tanya Rian sambil tetap berjalan k lantai 2.
β Pengen aja, emang gah boleh mas? β
β Hmm, ga enak ama anak yang lain Ya, bener ga? β balas Rian.
β Hahahha, maaf mas, aku seneng aja mas Rian kaya ngasih surprise tiba tiba balik, emang kenapa kok tiba tiba balik lagi mas? β tanya Lia
β hehehee, nanti aku cerita kok, skrg aku mandi dulu yah nanti ketemu dibawah Lia.β Balas Rian seraya meninggalkan Lia.
Lia hanya memandang punggung rian yang berlalu meninggalkannya. Ada rasa aneh dan penasaran dalam lubuk hati Lia terhadap Rian. Tapi tetap saja Lia belum bisa mendefinisikan rasa apakah itu. Lia pun memutuskan untuk ke teras depan membantu anak anak mempersiapkan acara bakar bakar malam itu. Mereka membeli banyak ikan, cumi dan udang, dan tidak lupa bakso. Selain itu juga mereka memesan bir satu peti khusus untuk perayaan tahun baru itu. Suasana sungguh meriah. Sementara itu perasaan si Rian agak lega. Sehabis mandi ia beristirahat bentar dan tiba tiba iphonenya berbunyi. Ternyata telepon dari Egi. Sejenak ia ragu harus mengangkatnya atau tidak. Kemudian ia memutuskan untuk mengangkatnya saja.
β Halo! β jawab Rian
β Kamu dimana Yan?? Kok mama ku tiba tiba ada disini?? β cecar Egi
β Aku udah di kostan ku . Karena aku ngga di sana jadi gentian mamamu yang nemenin kamu! β
β Kenapa kamu setega itu sih???? Jahat banget kamu jadi cowok! β
β Kok salah aku?? Yang pergi sendiri siapa?? β
β Aduh Yan, aku tuh ngga serius suruh kamu balik! Aku butuh kamu tau! β balas Egi keras
β Yang aku rasa tadi adalah kamu lebih mentingin si Billy elish itu daripada aku bahkan sahabatmu sendiri si Dita! Jadi buat apa aku masih disana??? β balas Rian galak
β Kamu jahat Yan! Aku benci kamu!! β balas Egi seraya menutup telponnya.
Sungguh cewek itu emang aneh dah pikir rian. Mereka yang egois sekarang malah mereka yang nyalahin kita. Rian tidak mau larut dalam pikiran terhadap Egi. Ia sekarang memilih baju untuk di pakai acara tahun baru malam ini. Ia berencana ingin have fun malam ini. Setelah berpakaian ia segera membuka Huawei terbaru yang habis di belinya tadi. Ini hp bagus pikir Rian. Sesuai harga lah mahal. Segera Rian browsing tentang spek smartphone tersebut secara lengkap. Setelah itu ia segera membuka youtube untuk melihat review smartphone tersebut. Sepertinya jika jadi vlogger review kayanya seru juga yah. Setelah berpikir sesaat ia menyimpan hp tersebut kemudian turun ke bawah untuk bergabung dengan anak anak kost.
β hallo!! β sapa Rian ramah
β eh Bang, bantu dong ini ada yang gosong nanti! β kata Katon seraya memberikan panggangan ikan kepada rian. Rian segera mengambilnya. Mereka berenam berkumpul di teras depan. Sambil ngobrol ngalur ngidul. Sementara itu suara petasan mulai bersahut sahutan.
β Ton, suk aliang kemana?? β tanya Rian pada Katon
β Oh dia ama ci Mery ke kampung sebelah kak, ngerayain di rumah sodara yang lain!β balas Katon sambil tetap memperhatikan panggangan.
β mas Rian kok balik kesini lagi? Kata Mbak Lia ke Bali? β tanya Susan
β Iya nih, ayo cerita dong ama kita kenapa lu tiba tiba balik bro kesini!β balas Bimo sengit.
Rian memandang Katon kemudian menghela napas sejenak. Setelah itu ia pun mulai bercerita tentang kejadian yang ia alami hari itu dan bagaimana sikap Egi tadi pas di telpon.
β Hmm, kasian juga mbak Egi ga ada kamu mas Rian, tapi susah juga ngadepin mbak Egi ya!β balas Lia
β mungkin mbak Egi itu masih anak anak. Dia kan anak bos terkaya di provinsi ini makanya wajar jika sifat dia begitu. β balas Katon
β jadi tindakan lo selanjutnya apa ni mas Rian? β tanya Eri
β Hmm, aku pengen berhenti kerja di toko koh Afung. Aku ingin jadi vlogger. Gimana menurut kalian?? β tanya Rian dengan antusias.
Sejenak suasana hening, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
β Aku kena PHK. Baru tadi di kabarin. Per januari ini aku gak kerja lagi. β kata Bimo memecah keheningan.
β Aku capek banget kerja di starbucks. Pulang tengah malam, pagi udah masuk, lama lama rusak badan ku. Rasanya pengen kerja baru di tempat lain yang santai. β curhat Lia tanpa disuruh.
β Hahaha, aku malah udah berhenti kerja seminggu yang lalu. Karena atasan yang sangat memforsir tenaga karyawan. Selain itu gaji juga sering telat dan aku rasa gaji bulan ini tidak di bayar full oleh perusahaanku!β celetuk Susan.
β aku malah udah 3 tahun kerja di apotek gaji masih segitu aja nih. Gak tau kapan naiknya. β balas Eri bercerita.
Kemudian mereka semua memandang Katon. Katon yang mengerti maksud mereka segera berbicara
β Bakso ku kadang ramai kadang sepi. Cuma seminggu ini emang sepi gak tau kenapa. Apalagi tambang timah dan perkebunan masyarakat lagi mandek jadi pembeli menurun omsetnya. β
Semua diam. Suasana hening hanya suara gemeretak api yang terdengar. Rian tersentuh mendengar perkataan mereka. Pelan pelan tercipta rasa percaya di antara mereka sehingga saling bercerita. Tapi sebentar lagi tahun baru mereka harus bisa menata hidup mereka lebih baik lagi.
β Gimana kalau kita bikin grup dan jadi vlogger??? β tanya Rian lagi
β Vlogger gimana bang?? β tanya Katon antusias
β yah, bisa aja kita travelling kesini kesitu terus kita vlog, atau kita beli apa gitu kita review kayak smartphone, atau apalah?? β
β Ide bagus sih mas, tapi butuh biaya gak sedikit jika ingin travelling atau review barang? β tanya Susan
β Hahahaha, kalian setuju ngga tapi?? β tanya Rian jahil sambil berkilat kilat matanya.
β Setuju!!!!β jawab mereka serempak.
β Ton, kamu kan passionnya bakso, tapi kalau kamu harus ninggalin bakso demi vlog kita dan demi hidup yang lebih baik mau ngga?? β tanya Rian serius
β ya dengan melihat peluang aku realistis aja sih bang, ya aku siap aja ninggalin bakso dengan keadaan sekarang ekonomi susah!β jawab Katon lugas.
β terus kalian siap ngga untuk berhenti bekerja?? Karena kita focus akan vlog kita ini!β tanya Rian kepada Lia dan Eri.
β Kasih waktu dulu ya mas, saya pikirin dulu ya!β tolak Eri halus. Setelah itu Rian menatap Lia.
β Ya oke sih mas asalkan masa depan lebih baik why not!β balas Lia sambil tersenyum.
Rian lega mendengar perkataan mereka semua. Dalam hatinya ia sudah memiliki tekad untuk bangkit. Ya ia akan berhenti dari toko koh Afung, dan ia akan meminta bantuan Eva untuk melancarkan rencananya ini. Ini adalah saat kritis,saat dimana semua harus dipersiapkan secara matang, jangan pernah mengulang kesalahan lagi. Saat menuju tahun baru harus disambut oleh rencana yang matang demi masa depan cerah.
bersambung