Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG im Back!!

Status
Please reply by conversation.
Bab 26 – Surprise!!!

“ Hah????” Kata Rian mendengar pertanyaan Egi. Kemudian ia melihat ke bawah dimana Egi tampak kebingungan melihat senjata Rian yang tiba tiba saja sudah loyo.

“ Serius Gi???” tanya Rian lagi. Egi hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Sementara itu Rian hanya menggaruk kepalanya. Yah, posisi mereka sudah sama sama bugil. Tapi tiba tiba saja nafsu Rian hilang. Ia menjadi tersentuh dengan kepolosan Egi.

“ Mesti gimana Yan?” tanya Egi lagi yang menyadarkan lamunan Rian.
“ Oh, di gigit aja keras keras Gi!” jawab Rian sekenanya sambil mengulurkan tangannya ke Egi. Egi segera berdiri. Rian langsung memeluknya spontan. Ia mencium rambut Egi dengan pelan. Sementara itu Egi membenamkan mukanya di dada Rian. Mereka berdua menikmati saat itu. Rian yang tadinya sudah nafsu hanya memeluk Egi. Sesekali ia mengelus pantat Egi yang sama sekali tidak tertutupi sehelai benang pun. Pantat yang mulus dan montok.
“ Sayang, pakai baju yuk?” ajak Rian ke Egi
“ Hmm, tapi aku kaya ngerasa aneh Yan!” jawab Egi pelan
“ Aneh kenapa Gi??” tanya Rian
“ Kaya ada yang aneh di diriku, ada kaya hasrat yang gimana gitu, aku juga ga tau kenapa!” balas Egi pelan.
Rian yang tau apa yang terjadi kepada Egi segera menenangkan Egi.
“ Gi, jangan dulu deh, nanti gua kasih tau apa yang terjadi ama lo sekarang pas di Bali, gimana Gi?”
“ Serius Yan?? Kamu bakal kasih tau apa yang terjadi ama aku??” tanya Egi antusias. Rian tersenyum kemudian mengangguk. Ia mencium kening Egi.

Kemudian mereka berdua memakai pakaian masing masing. Rian pun memakai pakaian kerja karena tadinya ia hanya memakai handuk. Setelah berpakaian Egi dan Rian segera bersiap siap turun. Mereka memutuskan untuk sarapan bareng. Karena hari itu Egi ingin ikut ke rumah koh Afung menemani Rian bekerja. Dalam hati Rian ia merasa sungguh nafsu itu bisa di kendalikan jika kita benar benar sayang. Dan ia merasa sangat menyayangi Egi dengan sepenuh hati. Ia tidak marah waktu nafsunya sudah membubung tinggi yang ia rasakan malah rasa ingin menjaga dan tidak akan merusak masa depan Egi. Jadinya Rian sekarang amat sangat peduli dengan Egi karena Rian menyadari sayang ke Egi itu beda.

Hari itu Egi menemani Rian bekerja. Kebetulan toko sangat ramai dan Egi pun akhirnya membantu Rian melayani para langganan. Memang pembangunan di kota ini masih sangat tertinggal dan sekarang sedang di jalankan pembangunan besar besaran dari pemerintah. Bahkan waktu jam makan siang pun Rian dan Koh Afung masih sibuk melayani pembeli karena. Egi berinisiatif untuk membelikan mereka makanan. Tanpa pamit terlebih dahulu Egi keluar dengan berjalan kaki untuk membeli nasi padang buat yang di rumah kebetulan hari itu istri Koh Afung ngga masak. Ia berjalan pelan menuju rumah makan padang favorit yang juga disukai oleh Rian. Jaraknya hanya sekitar 20 meter. Setelah itu langsung membeli nasi padang semuanya dengan menu yang sama yaitu ayam bakar dada. Selesai memesan makanan ia pun kembali ke toko. Sesampainya di toko ia melihat Koh Afung sedang duduk dan Rian masih sibuk membereskan barang yang ingin di pesan. Melihat Egi membawa bungkusan banyak Koh Afung pun bertanya

“ Bwa apaan tuh Gi?”
“ Nasi padang koh! Kalian lapar kan??” tanya Egi
“ Wah! Ponakan terbaek!!” balas koh Afung sambil tersenyum. Rian yang melihat Egi segera mengambil bungkusan yang Egi pegang. Selain keliatan berat Rian juga sudah sangat lapar. Tidak lama kemudian mereka sudah makan bersama. Suasana sungguh cair. Baik Egi, Rian , Koh Afung dan istri ,makan dengan lahapnya. Sambil sesekali mereka bersenda gurau.

Hari itu berlalu begitu cepat. Setelah jam pulang kerja Rian dan Egi dengan mengendarai Rubiconnya Egi segera menuju ke Mall. Mereka berencana untuk membeli baju dan keperluan mereka selama di Bali. Sepulangnya dari mall mereka mampir ke warung makan khas daerah itu. Mereka membelikan Suk Suk Aliang, Katon dan Mery makanan. Setelah itu mereka pulang. Setelah mengantarkan makanan suk suk Aliang mereka berdua kemudian pulang kost. Tak lama setelah sampai Rian dan Egi berbincang dengan Katon dan Ci Mery. Setelah itu Egi pamit pulang ke rumahnya. Ia menawarkan Rian untuk mengantarnya pulang sehingga Rian bisa memakai mobilnya untuk pergi kerja tapi Rian dengan tegas menolaknya karena ia sekarang juga sudah memiliki motor. Malam itu Rian sibuk berberes beres karena lusa dia akan berangkat ke Bali untuk perayaan tahun baru dan merayakan hari ulang tahun Egi. Lagi asyik asyiknya beberes pintu kamar Rian di ketuk. Setelah dipersilahkan masuk ternyata Katon.
“ Bang, lu jadi ke Bali?” tanya Katon waktu masuk dan duduk di kasur lipat yang di lantai.
“ jadi Ton, ni gua lagi beberes. Nape? Ada masalah?”
“ Hmm, jualan rame banget bang, gua pengen hire karyawan nih satu, menurut lo gimana bang??” tanya Katon lagi
Rian menghentikan kegiatannya ia pun melirik Katin kemudian duduk di ranjang.
“ Lu ada laporan daily, weekly sama monthly gak??”
“ Hmm, Cuma ada daily sama monthly bang!” balas Katon sambil memberikan jurnal bikinannya.
“ yauda sini gua coba pelajari, udah lama juga gua ga ikut mantau kondisi keuangan lo!” balas Rian singkat. Kemudian ia sudah sibuk dengan jurnal yang dibuat oleh Katon. Setelah beberapa saat mempelajari jurnal ia pun mengembalikannya kepada Katon.
“ Dari laporan lo sih keuntungan lo sehari itu bisa mencapai 250an ribu sehari Ton. Jadi menurut laporan lo sih lu mampu gaji karyawan. Gua oke oke ajah asal bener. Semua keputusan di elo!” balas Rian tegas
“ Okeh bang, kira kira mau ngasih gaji berapa ya dengan jam kerja segitu?” tanya Katon lagi
“ Better lu survei dulu ke sekitar gaji karyawan berapaan. Kan ga mungkin UMR juga. Lu atur lah gimana baiknya.” Kata Rian santai.
Katon mengerti dan ia mengangguk angguk. Setelah itu ia sibuk memainkan hpnya dan Rian kembali sibuk dengan urusan beres beresnya. Tidak berapa lama pun Katon pamit kembali ke kamarnya. Tinggal Rian sendiri yang akhirnya selesai packing. Ia pun duduk di ranjang dan mengecek iphonenya. Ternyata ada pesan dari Egi dan Eva. Eva sekedar menanyakan kabar Rian. Setelah beberapa saat berbincang di iphonenya dengan Egi dan Eva , Rian pun memutuskan untuk tidur saja karena sungguh ia lelah. Seharian ia sibuk mengurus segala keperluannya untuk ke Bali dan ia juga besok harus kerja.

“ Koh, ini pasir anter kemana??” tanya Rian ke koh Afung
“ Ke rumahnya Egi, tadi papanya telpon suruh antar karena mau renovasi lapangan basketnya.” Kata Koh Afung
“ Mang kenapa lapangan basketnya Koh?” tanya Rian penasaran
“ Katanya mau di renov dikit soalnya malam ini ada sparring basket club nya Egi lawan tim Provinsi.” Jelas Koh afung

Rian mengangguk angguk. Malam ini ia berencana untuk sekalian mengunjungi Egi dan menonton basket. Setelah itu ia mengatur kerjaannya dan ia pun kembali sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa terasa jam pulang kerja akhirnya tiba. Dengan cepat Rian mempersiapkan semuanya kemudian pulang. Di tengah jalan ia mampir ke warung bakso Katon. Tampak Katon sedang beristirahat sambil melihat dua pelanggan sedang makan bakso.
“ Hei Ton! Rame?” tanya Rian sambil duduk disebelah Katon.
“ Agak sepi sih bang, tapi puji Tuhan lah masih di kasih rejeki yah. Ada apa bang datang kaya buru buru kesini?” tanya Katon
“ Kagak, besok gua mau ke Bali, lu baek baek disini yah, ada apa apa kabarin gua. Ngerti?” tanya Rian tegas.
“ Iya bang, pasti, btw, nanti disana enak enak dong?” goda Katon
“ Ah She Up!! Hahahaha!” jawab Rian sambil tertawa
“ Hahahahah, kocak dah lu! Bang bakso mau??” tawar katon
Rian menganggukkan kepalanya. Kemudian Katon menyiapkan bakso special khusus kesukaan Rian. Rian pun dengan tidak sabar segera menyantapnya.
“ Ton, btw lu mau oleh oleh apa di Bali?” tanya Rian
“ Hmm, palingan baju aja bang atau pie susu. Terserah deh apapun asal ikhlas.” Jawab Katon
“ Okok, btw ini bakso tetelannya yahud banget dah!! Lu tau banget kesukaan gua! Hahahaha!” Kata Rian sambil tertawa
“ ya dong bang!! Pasti itu! Hahaha!” balas Katon sumringah mendengar pujian Rian.
“ Oia Ton, jam 9 malam nanti ke rmh Egi ya katanya ada sparring basket. jangan lupa bawa sepatu. Siapa tau di ajak main. Hehehehe!” jelas Rian
“ Oyah, lawan apa bang???” tanya Katon semangat
“ Ga tau gue, nanti datang ajah ya! Udah ah gua cabut yah! Makasih baksonya Ton!”

Kemudian Rian pun kembali menuju kostnya. Malam itu ia berencana untuk ke rumah Egi bersama Katon. Tujuannya adalah untuk memastikan persiapan besok ke Bali lancar dan tentu saja ingin melihat atau bahkan bermain basket malam ini. Sesampainya di kost Rian segera mandi. Sementara itu Katon masih sibuk dengan warungnya. Sambil berbincang dengan Suk suk Aliang, ia mulai membereskan warung baksonya.
“ Gimana baksomu Ton?” tanya suk suk Aliang
“ Baik boskuuuuuu, lumayan rame kok selama ini! Suk suk mau bakso??”
“ Ngga Ton, makasih loh, suk suk udah mau muntah bakso nih dari kemarin makan bakso terus! Hahahaha, si Rian sama Egi bagaimana Ton?” tanya Suk suk Aliang lagi.
“ Bisa aja suk, kebetulan mereka baik baik aja, besok pagi pagi mau berangkat ke Bali loh!” balas Katon sambil tersenyum.
“ Wah, enak ya jalan jalan, kamu juga Ton harus jalan loh, mumpung masih muda ya!” jawab suk suk Aliang tegas. Sementara itu Katon mengangguk pelan. Dengan semangat ia menutup warung baksonya karena ia pun sudah tidak sabar untuk menonton basket malam ini. Setelah beres dengan warungnya, katon segera menuju kost. Sesampainya di kost ia melihat Rian sedang duduk bareng Lia.
“ hai Lia!! Hai Bang!” sapa Katon ramah
“ Mas Katon!!! Kangen aku tuh!” sembur Lia sambil memeluk Katon.
“ Mandi gih Ton! Kita abis ini langsung kesana. Udah setengah delapan ini!” perintah Rian
Katon mengangguk dan segera masuk ke kost untuk bersiap mandi dan berangkat.
“ Kalian mau kemana Mas Rian?” tanya Egi pelan sambil menyeruput kopi bawaan dari starbucks.
“ Kita mau nonton basket di rumah Egi sih, kamu mau ikut Ya?” tanya Rian. Ia senang memanggil Lia dengan panggilan Ya.
“ Aku ga tau basket sih mas, tapi di kost bosen juga. Aku kebetulan belum dapat jadwal closing di tempet kerja. Nanti kapan kapan deh aku ikut mas, boleh?” tanya Lia lembut.
“ Boleh kok Ya, bilang aja kalau mau ikut, gua bisa temenin lo.” Jawab Rian tanpa sadar tersenyum.
“ Mas Rian besok pagi ke Bali?” tanya Lia pelan
“ Iya Ya, aku besok flight bareng Egi.” Balas Rian
“ Si Egi cewekmu yah mas?” Tanya Lia pelan lagi
“ Hmmm, kenapa nanya gitu Ya?” balas Rian lembut
“ Maaf mas kalau ga mau jawab gpp kok, hehehe.” Balas Lia
“ Hmmm, belum bisa di bilang cewe sih kita Cuma deket aja ya. Terus lo udah ada cowo Ya?” tanya Rian
“ Udah mas, tapi kita udah hampir 2 bulanan ini renggang. Lagian aku juga ga serius ama dia. Dia juga kayanya Cuma anggap aku sekedar status!” curhat Lia dengan tampang sendu
“ Hmm, kok gitu?”
“ Ya mas, aku ngerasa dia itu kaya ngga bener bener sayang aku, dia itu ngekang aku untuk deket sama semua orang, bahkan aku kehilangan sahabat ku gara gara dia!” cerita Lia
Rian memegang tangan Lia. Ia menatap mata Lia.
“ Ketemu dia, dan putuskan untuk memperbaiki hubungan kalian. Kalau kalian bisa perbaiki yah jalanin, kalau ngga bisa yah putusin , gua ga mau liat lo kaya gini!” balas Rian tegas
Lia membalas tatapan mata Rian. Ia segera menyenderkan dirinya ke bahu Rian. Rian dengan spontan membelai kepala Lia.
“ Mas, aku suka di kelonin kaya gini di elus elus kepalanya sebelum tidur. Karena aku insomnia parah loh!”
“ Yauda kalau ada waktu nanti aku giniin lagi yah? Boleh?” tanya Rian lembut. Bahkan Rian sendiri tak menyadari betapa lembutnya ia kepada Lia.
“ Boleh mas, aku suka mas. Makasih yah!” balas Lia pelan sambil mencium lengan Rian kemudian mengendus2nya.
“ Hehehe, kamu suka ngendus ngendus yah?” tanya Rian sambil tertawa kecil.
“ Eh, iya mas, biasanya aku suka ngendus ngendus adek ku atau papah. Aku Cuma ngendus2 orang yang aku suka mas.
“ So, begitu yah, gua juga seneng lu gituin gua.” Jawab Rian pelan
“ hehehe, maaf mas, aku masuk dulu yah, see you again yah pas udah balik!” balas Lia tersenyum sambil menarik diri. Tapi Rian memegang tangan Lia dan menahannya. Ia menatap Lia dengan tajam.
“ Take care ya Ya!” Kata Rian pelan
Lia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. ia kemudian masuk meninggalkan Rian yang sendiri di teras. Rian kemudian tersenyum tipis. Ia merasa hatinya sungguh tenang dan penuh rasa kasih sayang terhadap Lia. Rasa ingin mengayomi dan menjaga Lia tiba tiba begitu kuat menghampiri batinnya. Rasa yang sama terhadap Egi bahkan Rian merasa rasa ke Lia lebih besar daripada rasa ke Egi. Tak lama kemudian Katon muncul.
“ Bang yuk jalan??” tanya Katon
“ Sepatu udah lu bawa belum?? Buat jaga jaga!” balas Rian
“ udah bang, tenang aja dah.” Jawab Katon
Mereka pun berboncengan menggunakan motor Katon. Dengan pasti mereka melaju menuju rumah Egi. Di tengah jalan Katon membuka pembicaraan.

“ Bang, tadi gua ga sengaja liat lu ama Lia kayanya intim banget? Ngerasa ga bang?” tanya Katon sedikit keras karena suara Katon agak hilang di telan angin.
“ Kepo aja lu Ton! Gua ga bisa jawab sekarang kalau gua udah dapat jawabannya baru gua kasih tau lu Ton!” jawab Rian setengah berteriak.
“ Iye bang, jangan lupa ama Egi! Lu tau Egi sayang banget ama lu!” Balas Katon
“ Iye Ton! Tapi gua juga ngerasa si Lia sayang ama gua! Banget gua bilang!” jawab Rian
“ Too soon bang! Kenala aja barusan udah bilang gitu! Jalanin aja dulu yah!” balas Katon pasti.
Tak lama kemudian mereka memasuki rumah Egi yang nampak ramai dengan kedatangan tamu yang di undang. Rian segera memarkirkan motornya. Ia dan Katon langsung menuju lapangan basket. dari jauh lapangan dan sekitarnya nampak ramai. Kemudian ia melihat Egi melambai lambai ke arahnya. Rian dan Katon membalas lambaian Egi. Mereka pun berjalan menuju ke tempat Egi dan kedua orang tuanya duduk. Egi segera berlari ke arah Rian.
“ Rian!!!!” teriak Egi. Kemudian ia memeluk Rian, Rian membalasnya dan segera mencium rambut Egi.
“ Miss you Yan!” kata Egi
“ Miss you too Dear!” balas Rian sambil tersenyum.
Kemudian Egi segera memeluk Katon. Dan menyapanya.
“ Yuk ke tempet papa mama!” ajak Egi. Rian dan Katon mengikutinya. Setelah itu mereka melepas kangen dengan pak Edi dan bu Sinta. Ternyata hari ini akan diadakan sparring basket antara tim PON bangka belitung melawan club pak Edi sekedar mempererat silahturahmi.
“ Kalian main ya nanti? Tanya Pak Edi kepada Rian dan Katon.
“ Gimana Bang?? Main??” tanya Katon ke Rian
“ Hmm, boleh deh Pak! Sekalian kita longgarin otot yang tegang nih!” balas Rian sopan.
Kemudian merekapun saling bertukar cerita. Sampai akhirnya bu sinta berkata
“ Yan, ikut ibu sebentar yuk ke dalam?” tanyanya tanpa meminta persetujuan sambil melangkah ke rumah. Rian, pak Edi, Katon dan Egi saling berpandangan. Tanpa berkata Rian pun segera melangkahkan kakinya menyusul bu Sinta. Egi yang hendak mengikut Rian segera di tahan oleh Pak Edi.
“ Jangan nak. Mama mu Cuma mau bicara 4 mata sama Rian. Hargai privasi yah!” jelas Pak Edi.
Egi hanya mengangguk sambil bertanya tanya apa gerangan yang membuat ibunya seserius itu. Sesampainya di dalam Rumah, Rian melihat bu Sinta tampak sedang duduk di sofa dan berbicara dengan 3 orang tamu.
“ Yan, sini temenin mama! Duduk sini!” ajak bu Sinta tegas. Dalam hati Rian kaget karena selama ini Rian tidak pernah mendengar sebutan mama meluncur dari mulut bu Sinta. Otomatis Rian tau ada sesuatu yang sedang terjadi. Rian pun mendekati bu Sinta dan duduk di sebelah bu Sinta. Setelah itu barulah ia sempat melihat 3 orang tamu tersebut.

“ Kalian?????” tanya Rian kaget sementara bu Sinta tersenyum.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
maaf suhu besar baru bisa lanjut cerita. kmarin ane pergi ke luar kota sibuk banget. di tambah kerjaan bejibun, ini kegiatan baru mulai normal. ini juga cerita di cicil hampir dua minggu baru bs post doain ya mudah2an ane updatenya lancar solanya ane udah kangen banget mau posting lanjutannya
 
Kepada Yth para penulis / Ts di forum semprot yg sama sama kita sukai dan kita cintai ini mohon kiranya kalo memang niat membuat cerita bersambung rutin lah ada abdet..kalo sekiranya tidak ada niatan untuk di lanjutkan bikin saja cerpen .
Sekian dan terimakasih
Makasih hu sarannya mohon untuk diingatkan terus karena ane juga baru bisa lanjutin cerita ini setelah kesibukan ane normal eheheh pantengin terus ya Huuu hehehe
 
Bab 26 – Surprise!!!

“ Hah????” Kata Rian mendengar pertanyaan Egi. Kemudian ia melihat ke bawah dimana Egi tampak kebingungan melihat senjata Rian yang tiba tiba saja sudah loyo.

“ Serius Gi???” tanya Rian lagi. Egi hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Sementara itu Rian hanya menggaruk kepalanya. Yah, posisi mereka sudah sama sama bugil. Tapi tiba tiba saja nafsu Rian hilang. Ia menjadi tersentuh dengan kepolosan Egi.

“ Mesti gimana Yan?” tanya Egi lagi yang menyadarkan lamunan Rian.
“ Oh, di gigit aja keras keras Gi!” jawab Rian sekenanya sambil mengulurkan tangannya ke Egi. Egi segera berdiri. Rian langsung memeluknya spontan. Ia mencium rambut Egi dengan pelan. Sementara itu Egi membenamkan mukanya di dada Rian. Mereka berdua menikmati saat itu. Rian yang tadinya sudah nafsu hanya memeluk Egi. Sesekali ia mengelus pantat Egi yang sama sekali tidak tertutupi sehelai benang pun. Pantat yang mulus dan montok.
“ Sayang, pakai baju yuk?” ajak Rian ke Egi
“ Hmm, tapi aku kaya ngerasa aneh Yan!” jawab Egi pelan
“ Aneh kenapa Gi??” tanya Rian
“ Kaya ada yang aneh di diriku, ada kaya hasrat yang gimana gitu, aku juga ga tau kenapa!” balas Egi pelan.
Rian yang tau apa yang terjadi kepada Egi segera menenangkan Egi.
“ Gi, jangan dulu deh, nanti gua kasih tau apa yang terjadi ama lo sekarang pas di Bali, gimana Gi?”
“ Serius Yan?? Kamu bakal kasih tau apa yang terjadi ama aku??” tanya Egi antusias. Rian tersenyum kemudian mengangguk. Ia mencium kening Egi.

Kemudian mereka berdua memakai pakaian masing masing. Rian pun memakai pakaian kerja karena tadinya ia hanya memakai handuk. Setelah berpakaian Egi dan Rian segera bersiap siap turun. Mereka memutuskan untuk sarapan bareng. Karena hari itu Egi ingin ikut ke rumah koh Afung menemani Rian bekerja. Dalam hati Rian ia merasa sungguh nafsu itu bisa di kendalikan jika kita benar benar sayang. Dan ia merasa sangat menyayangi Egi dengan sepenuh hati. Ia tidak marah waktu nafsunya sudah membubung tinggi yang ia rasakan malah rasa ingin menjaga dan tidak akan merusak masa depan Egi. Jadinya Rian sekarang amat sangat peduli dengan Egi karena Rian menyadari sayang ke Egi itu beda.

Hari itu Egi menemani Rian bekerja. Kebetulan toko sangat ramai dan Egi pun akhirnya membantu Rian melayani para langganan. Memang pembangunan di kota ini masih sangat tertinggal dan sekarang sedang di jalankan pembangunan besar besaran dari pemerintah. Bahkan waktu jam makan siang pun Rian dan Koh Afung masih sibuk melayani pembeli karena. Egi berinisiatif untuk membelikan mereka makanan. Tanpa pamit terlebih dahulu Egi keluar dengan berjalan kaki untuk membeli nasi padang buat yang di rumah kebetulan hari itu istri Koh Afung ngga masak. Ia berjalan pelan menuju rumah makan padang favorit yang juga disukai oleh Rian. Jaraknya hanya sekitar 20 meter. Setelah itu langsung membeli nasi padang semuanya dengan menu yang sama yaitu ayam bakar dada. Selesai memesan makanan ia pun kembali ke toko. Sesampainya di toko ia melihat Koh Afung sedang duduk dan Rian masih sibuk membereskan barang yang ingin di pesan. Melihat Egi membawa bungkusan banyak Koh Afung pun bertanya

“ Bwa apaan tuh Gi?”
“ Nasi padang koh! Kalian lapar kan??” tanya Egi
“ Wah! Ponakan terbaek!!” balas koh Afung sambil tersenyum. Rian yang melihat Egi segera mengambil bungkusan yang Egi pegang. Selain keliatan berat Rian juga sudah sangat lapar. Tidak lama kemudian mereka sudah makan bersama. Suasana sungguh cair. Baik Egi, Rian , Koh Afung dan istri ,makan dengan lahapnya. Sambil sesekali mereka bersenda gurau.

Hari itu berlalu begitu cepat. Setelah jam pulang kerja Rian dan Egi dengan mengendarai Rubiconnya Egi segera menuju ke Mall. Mereka berencana untuk membeli baju dan keperluan mereka selama di Bali. Sepulangnya dari mall mereka mampir ke warung makan khas daerah itu. Mereka membelikan Suk Suk Aliang, Katon dan Mery makanan. Setelah itu mereka pulang. Setelah mengantarkan makanan suk suk Aliang mereka berdua kemudian pulang kost. Tak lama setelah sampai Rian dan Egi berbincang dengan Katon dan Ci Mery. Setelah itu Egi pamit pulang ke rumahnya. Ia menawarkan Rian untuk mengantarnya pulang sehingga Rian bisa memakai mobilnya untuk pergi kerja tapi Rian dengan tegas menolaknya karena ia sekarang juga sudah memiliki motor. Malam itu Rian sibuk berberes beres karena lusa dia akan berangkat ke Bali untuk perayaan tahun baru dan merayakan hari ulang tahun Egi. Lagi asyik asyiknya beberes pintu kamar Rian di ketuk. Setelah dipersilahkan masuk ternyata Katon.
“ Bang, lu jadi ke Bali?” tanya Katon waktu masuk dan duduk di kasur lipat yang di lantai.
“ jadi Ton, ni gua lagi beberes. Nape? Ada masalah?”
“ Hmm, jualan rame banget bang, gua pengen hire karyawan nih satu, menurut lo gimana bang??” tanya Katon lagi
Rian menghentikan kegiatannya ia pun melirik Katin kemudian duduk di ranjang.
“ Lu ada laporan daily, weekly sama monthly gak??”
“ Hmm, Cuma ada daily sama monthly bang!” balas Katon sambil memberikan jurnal bikinannya.
“ yauda sini gua coba pelajari, udah lama juga gua ga ikut mantau kondisi keuangan lo!” balas Rian singkat. Kemudian ia sudah sibuk dengan jurnal yang dibuat oleh Katon. Setelah beberapa saat mempelajari jurnal ia pun mengembalikannya kepada Katon.
“ Dari laporan lo sih keuntungan lo sehari itu bisa mencapai 250an ribu sehari Ton. Jadi menurut laporan lo sih lu mampu gaji karyawan. Gua oke oke ajah asal bener. Semua keputusan di elo!” balas Rian tegas
“ Okeh bang, kira kira mau ngasih gaji berapa ya dengan jam kerja segitu?” tanya Katon lagi
“ Better lu survei dulu ke sekitar gaji karyawan berapaan. Kan ga mungkin UMR juga. Lu atur lah gimana baiknya.” Kata Rian santai.
Katon mengerti dan ia mengangguk angguk. Setelah itu ia sibuk memainkan hpnya dan Rian kembali sibuk dengan urusan beres beresnya. Tidak berapa lama pun Katon pamit kembali ke kamarnya. Tinggal Rian sendiri yang akhirnya selesai packing. Ia pun duduk di ranjang dan mengecek iphonenya. Ternyata ada pesan dari Egi dan Eva. Eva sekedar menanyakan kabar Rian. Setelah beberapa saat berbincang di iphonenya dengan Egi dan Eva , Rian pun memutuskan untuk tidur saja karena sungguh ia lelah. Seharian ia sibuk mengurus segala keperluannya untuk ke Bali dan ia juga besok harus kerja.

“ Koh, ini pasir anter kemana??” tanya Rian ke koh Afung
“ Ke rumahnya Egi, tadi papanya telpon suruh antar karena mau renovasi lapangan basketnya.” Kata Koh Afung
“ Mang kenapa lapangan basketnya Koh?” tanya Rian penasaran
“ Katanya mau di renov dikit soalnya malam ini ada sparring basket club nya Egi lawan tim Provinsi.” Jelas Koh afung

Rian mengangguk angguk. Malam ini ia berencana untuk sekalian mengunjungi Egi dan menonton basket. Setelah itu ia mengatur kerjaannya dan ia pun kembali sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa terasa jam pulang kerja akhirnya tiba. Dengan cepat Rian mempersiapkan semuanya kemudian pulang. Di tengah jalan ia mampir ke warung bakso Katon. Tampak Katon sedang beristirahat sambil melihat dua pelanggan sedang makan bakso.
“ Hei Ton! Rame?” tanya Rian sambil duduk disebelah Katon.
“ Agak sepi sih bang, tapi puji Tuhan lah masih di kasih rejeki yah. Ada apa bang datang kaya buru buru kesini?” tanya Katon
“ Kagak, besok gua mau ke Bali, lu baek baek disini yah, ada apa apa kabarin gua. Ngerti?” tanya Rian tegas.
“ Iya bang, pasti, btw, nanti disana enak enak dong?” goda Katon
“ Ah She Up!! Hahahaha!” jawab Rian sambil tertawa
“ Hahahahah, kocak dah lu! Bang bakso mau??” tawar katon
Rian menganggukkan kepalanya. Kemudian Katon menyiapkan bakso special khusus kesukaan Rian. Rian pun dengan tidak sabar segera menyantapnya.
“ Ton, btw lu mau oleh oleh apa di Bali?” tanya Rian
“ Hmm, palingan baju aja bang atau pie susu. Terserah deh apapun asal ikhlas.” Jawab Katon
“ Okok, btw ini bakso tetelannya yahud banget dah!! Lu tau banget kesukaan gua! Hahahaha!” Kata Rian sambil tertawa
“ ya dong bang!! Pasti itu! Hahaha!” balas Katon sumringah mendengar pujian Rian.
“ Oia Ton, jam 9 malam nanti ke rmh Egi ya katanya ada sparring basket. jangan lupa bawa sepatu. Siapa tau di ajak main. Hehehehe!” jelas Rian
“ Oyah, lawan apa bang???” tanya Katon semangat
“ Ga tau gue, nanti datang ajah ya! Udah ah gua cabut yah! Makasih baksonya Ton!”

Kemudian Rian pun kembali menuju kostnya. Malam itu ia berencana untuk ke rumah Egi bersama Katon. Tujuannya adalah untuk memastikan persiapan besok ke Bali lancar dan tentu saja ingin melihat atau bahkan bermain basket malam ini. Sesampainya di kost Rian segera mandi. Sementara itu Katon masih sibuk dengan warungnya. Sambil berbincang dengan Suk suk Aliang, ia mulai membereskan warung baksonya.
“ Gimana baksomu Ton?” tanya suk suk Aliang
“ Baik boskuuuuuu, lumayan rame kok selama ini! Suk suk mau bakso??”
“ Ngga Ton, makasih loh, suk suk udah mau muntah bakso nih dari kemarin makan bakso terus! Hahahaha, si Rian sama Egi bagaimana Ton?” tanya Suk suk Aliang lagi.
“ Bisa aja suk, kebetulan mereka baik baik aja, besok pagi pagi mau berangkat ke Bali loh!” balas Katon sambil tersenyum.
“ Wah, enak ya jalan jalan, kamu juga Ton harus jalan loh, mumpung masih muda ya!” jawab suk suk Aliang tegas. Sementara itu Katon mengangguk pelan. Dengan semangat ia menutup warung baksonya karena ia pun sudah tidak sabar untuk menonton basket malam ini. Setelah beres dengan warungnya, katon segera menuju kost. Sesampainya di kost ia melihat Rian sedang duduk bareng Lia.
“ hai Lia!! Hai Bang!” sapa Katon ramah
“ Mas Katon!!! Kangen aku tuh!” sembur Lia sambil memeluk Katon.
“ Mandi gih Ton! Kita abis ini langsung kesana. Udah setengah delapan ini!” perintah Rian
Katon mengangguk dan segera masuk ke kost untuk bersiap mandi dan berangkat.
“ Kalian mau kemana Mas Rian?” tanya Egi pelan sambil menyeruput kopi bawaan dari starbucks.
“ Kita mau nonton basket di rumah Egi sih, kamu mau ikut Ya?” tanya Rian. Ia senang memanggil Lia dengan panggilan Ya.
“ Aku ga tau basket sih mas, tapi di kost bosen juga. Aku kebetulan belum dapat jadwal closing di tempet kerja. Nanti kapan kapan deh aku ikut mas, boleh?” tanya Lia lembut.
“ Boleh kok Ya, bilang aja kalau mau ikut, gua bisa temenin lo.” Jawab Rian tanpa sadar tersenyum.
“ Mas Rian besok pagi ke Bali?” tanya Lia pelan
“ Iya Ya, aku besok flight bareng Egi.” Balas Rian
“ Si Egi cewekmu yah mas?” Tanya Lia pelan lagi
“ Hmmm, kenapa nanya gitu Ya?” balas Rian lembut
“ Maaf mas kalau ga mau jawab gpp kok, hehehe.” Balas Lia
“ Hmmm, belum bisa di bilang cewe sih kita Cuma deket aja ya. Terus lo udah ada cowo Ya?” tanya Rian
“ Udah mas, tapi kita udah hampir 2 bulanan ini renggang. Lagian aku juga ga serius ama dia. Dia juga kayanya Cuma anggap aku sekedar status!” curhat Lia dengan tampang sendu
“ Hmm, kok gitu?”
“ Ya mas, aku ngerasa dia itu kaya ngga bener bener sayang aku, dia itu ngekang aku untuk deket sama semua orang, bahkan aku kehilangan sahabat ku gara gara dia!” cerita Lia
Rian memegang tangan Lia. Ia menatap mata Lia.
“ Ketemu dia, dan putuskan untuk memperbaiki hubungan kalian. Kalau kalian bisa perbaiki yah jalanin, kalau ngga bisa yah putusin , gua ga mau liat lo kaya gini!” balas Rian tegas
Lia membalas tatapan mata Rian. Ia segera menyenderkan dirinya ke bahu Rian. Rian dengan spontan membelai kepala Lia.
“ Mas, aku suka di kelonin kaya gini di elus elus kepalanya sebelum tidur. Karena aku insomnia parah loh!”
“ Yauda kalau ada waktu nanti aku giniin lagi yah? Boleh?” tanya Rian lembut. Bahkan Rian sendiri tak menyadari betapa lembutnya ia kepada Lia.
“ Boleh mas, aku suka mas. Makasih yah!” balas Lia pelan sambil mencium lengan Rian kemudian mengendus2nya.
“ Hehehe, kamu suka ngendus ngendus yah?” tanya Rian sambil tertawa kecil.
“ Eh, iya mas, biasanya aku suka ngendus ngendus adek ku atau papah. Aku Cuma ngendus2 orang yang aku suka mas.
“ So, begitu yah, gua juga seneng lu gituin gua.” Jawab Rian pelan
“ hehehe, maaf mas, aku masuk dulu yah, see you again yah pas udah balik!” balas Lia tersenyum sambil menarik diri. Tapi Rian memegang tangan Lia dan menahannya. Ia menatap Lia dengan tajam.
“ Take care ya Ya!” Kata Rian pelan
Lia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. ia kemudian masuk meninggalkan Rian yang sendiri di teras. Rian kemudian tersenyum tipis. Ia merasa hatinya sungguh tenang dan penuh rasa kasih sayang terhadap Lia. Rasa ingin mengayomi dan menjaga Lia tiba tiba begitu kuat menghampiri batinnya. Rasa yang sama terhadap Egi bahkan Rian merasa rasa ke Lia lebih besar daripada rasa ke Egi. Tak lama kemudian Katon muncul.
“ Bang yuk jalan??” tanya Katon
“ Sepatu udah lu bawa belum?? Buat jaga jaga!” balas Rian
“ udah bang, tenang aja dah.” Jawab Katon
Mereka pun berboncengan menggunakan motor Katon. Dengan pasti mereka melaju menuju rumah Egi. Di tengah jalan Katon membuka pembicaraan.

“ Bang, tadi gua ga sengaja liat lu ama Lia kayanya intim banget? Ngerasa ga bang?” tanya Katon sedikit keras karena suara Katon agak hilang di telan angin.
“ Kepo aja lu Ton! Gua ga bisa jawab sekarang kalau gua udah dapat jawabannya baru gua kasih tau lu Ton!” jawab Rian setengah berteriak.
“ Iye bang, jangan lupa ama Egi! Lu tau Egi sayang banget ama lu!” Balas Katon
“ Iye Ton! Tapi gua juga ngerasa si Lia sayang ama gua! Banget gua bilang!” jawab Rian
“ Too soon bang! Kenala aja barusan udah bilang gitu! Jalanin aja dulu yah!” balas Katon pasti.
Tak lama kemudian mereka memasuki rumah Egi yang nampak ramai dengan kedatangan tamu yang di undang. Rian segera memarkirkan motornya. Ia dan Katon langsung menuju lapangan basket. dari jauh lapangan dan sekitarnya nampak ramai. Kemudian ia melihat Egi melambai lambai ke arahnya. Rian dan Katon membalas lambaian Egi. Mereka pun berjalan menuju ke tempat Egi dan kedua orang tuanya duduk. Egi segera berlari ke arah Rian.
“ Rian!!!!” teriak Egi. Kemudian ia memeluk Rian, Rian membalasnya dan segera mencium rambut Egi.
“ Miss you Yan!” kata Egi
“ Miss you too Dear!” balas Rian sambil tersenyum.
Kemudian Egi segera memeluk Katon. Dan menyapanya.
“ Yuk ke tempet papa mama!” ajak Egi. Rian dan Katon mengikutinya. Setelah itu mereka melepas kangen dengan pak Edi dan bu Sinta. Ternyata hari ini akan diadakan sparring basket antara tim PON bangka belitung melawan club pak Edi sekedar mempererat silahturahmi.
“ Kalian main ya nanti? Tanya Pak Edi kepada Rian dan Katon.
“ Gimana Bang?? Main??” tanya Katon ke Rian
“ Hmm, boleh deh Pak! Sekalian kita longgarin otot yang tegang nih!” balas Rian sopan.
Kemudian merekapun saling bertukar cerita. Sampai akhirnya bu sinta berkata
“ Yan, ikut ibu sebentar yuk ke dalam?” tanyanya tanpa meminta persetujuan sambil melangkah ke rumah. Rian, pak Edi, Katon dan Egi saling berpandangan. Tanpa berkata Rian pun segera melangkahkan kakinya menyusul bu Sinta. Egi yang hendak mengikut Rian segera di tahan oleh Pak Edi.
“ Jangan nak. Mama mu Cuma mau bicara 4 mata sama Rian. Hargai privasi yah!” jelas Pak Edi.
Egi hanya mengangguk sambil bertanya tanya apa gerangan yang membuat ibunya seserius itu. Sesampainya di dalam Rumah, Rian melihat bu Sinta tampak sedang duduk di sofa dan berbicara dengan 3 orang tamu.
“ Yan, sini temenin mama! Duduk sini!” ajak bu Sinta tegas. Dalam hati Rian kaget karena selama ini Rian tidak pernah mendengar sebutan mama meluncur dari mulut bu Sinta. Otomatis Rian tau ada sesuatu yang sedang terjadi. Rian pun mendekati bu Sinta dan duduk di sebelah bu Sinta. Setelah itu barulah ia sempat melihat 3 orang tamu tersebut.

“ Kalian?????” tanya Rian kaget sementara bu Sinta tersenyum.

Bersambung
Lanjutkan hu, updatenya jgn lama2,,,
 
maaf suhu besar baru bisa lanjut cerita. kmarin ane pergi ke luar kota sibuk banget. di tambah kerjaan bejibun, ini kegiatan baru mulai normal. ini juga cerita di cicil hampir dua minggu baru bs post doain ya mudah2an ane updatenya lancar solanya ane udah kangen banget mau posting lanjutannya
welcome back!!! pas ya ma judulnya wkwkwkwk
 
Syukurlaah rian sudah menemukan kembali habitatnya utk apdet menghibur para pemirsah yg kangeen akan karya tulisnya,,, semoga lancar apdetannya,,,makasih apdetnya ,,
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd