PART 8
"Makasih Ya Ren, Mbak Puas Banget, Udah Hampir 2 Tahunan INI Mbak Cuma Pakai Tangan." "Ah Masa Sih Mbak, Cewe Secantik Mbak Kok Memeknya Nganggur Lama Gitu Sih" Jawabku Sambil Tertawa "Ihh Jahat Ahh, Mbak Perkosa Kamu Lo Jawabnya Sambil Mencubit Puting Susuku "AAMPUNN MBAK, Jangan Perkosa Adek Haha." Kami Pun Tertawa Bersama "Kamu Juga Ganteng Tapi Masih Perjaka Aja, Kirim Pap Kontol Kamu Ke Cewek Gitu Loh, Pasti Gak Bakal Ada Nolak." Jawab Mbak Vana sedikit ceplas-ceplos "Ahh Gila, Gak Mungk Lah Mbak, Mau Taruh mana Mukaku."
"Yauda sih, main alter kan juga bisa pap kontol doang." "Hehe ide bagus tuh mbak, tapi lagi male main sosmed ajasih." "Hhh dasar kamu." mbak Vana daya tampilan, senyum dibibirnya sangat bagus, ingin kulumat manis tapi apa yang terlihat lelah mulai menjawabku "Eh mbak masa sih hampir 2 tahun?" Tanyaku kembali "lya Ren serius loh, ya gak tangan doang sih, sering juga pake vibrator sama dildo. Tuh kalo gak percaya ambil dilemari" jawab mbak Vana sambil menunjuk sebuah lemari kecil di sudut ruangan.
"Percaya kok mbak, mwah." Kukecup sebagai tanda bahwa aku percaya. "Kenapa gak cari-cari mbak? Siapa sih yang gak mau sama mbak Vana ini hehe." "Engga lah mbak gak bar-bar gitu kok, cuma tadi emang mbak agak sange aja, terus dapet lampu hijau pas kamu ketahuan ngebokep, apalagi liat kamu cakep gini, siapa sih yang gak mau ngasih memeknya ke kamu." tertawa sambil tertawa "Ahh jadi malu mbak, udahlah jangan dibahas masalah bokep deh, bikin bdmd loh." Jawabku sedikit nyengir "Tapi berawal dari bokep kita bisa tukeran lendir gini loh Ren." "ya mbak bener." Jawabku singkat
Tak kukuketahui apa yang terjadi setelah itu, melemas, kurasakan mulai kurasakan menghilang, yang kurasakan hanya tubuh mbak Vana yang semakin mendekat di tubuhku hingga sepertinya aku tidak kuat lagi, mataku sudah mampu bertahan lagi. 14.00 WIB Entahlah tak kurasakan apa-apa saat itu, bandanku terasa sangat pegal dan lemas. akhirnya tiba-tiba aku terbangun, terdengar samar-samar suara tv, hingga penglihatan ku menyakinkan sugestiku, "Ahhh benar sekali ternyata suara tv, apakah mbak Vana sudah bangun duluan?" Tanyaku dalam hati sudah bangun." Celetuk seseorang disebelahku yang ternyata mbak Vana. "Eh
rapatkan kembali tubuhnya, ia sandarkan kepalanya di dadaku, sambil ku genggang erat tangan mbak Vana, sementara tangan kananku mulai membelai lembut yang halus meskipun sedikit acak-acakan karena permainan kami. "Muacchhhhh." Kukecup lembut kening mbak Vana. "Cieeeee manis banget mas Rendi hihi." Ucap seseorang Dengan kaget kucari arah suara itu berada, Ahhh ternyata Ratna yang sedang menonton tv itu. "Eh Ratna, udah lama kamu disini?" Sambil malu-malu kututupi kontolku dengan salah satu tangan
"Gak usah malu-malu ahh." Ucap mbak Vana sambil menarik tangan agar mengambil kontolku lagi. "Ya lumayan lama sih mas dari jam istirahat tadi." Ucap Ratna "Ya gimana gak malu mas gak pake baju gini kamu liatin." "Haha mbak Vana loh biasa aja mas, kami udah biasa kok bugil kalau dirumah." ujar Ratna. "Hah mereka udah biasa bugil di rumah? Berarti mereka satu rumah dong? Masa iya sih, mami itu orang tua mereka, muda amat perasaan. Kalau bukan orang tua mereka gak mungkin dipanggil mami dan satu atap pula." Pikirku bingung
"Kamu bersih-bersih dulu sana gih." Suruh mbak Vana "Dimana?" Pura-pura ku rasa begok "Ya dikamar mandi dongg sayang ihh." Jawabnya manja sambil mencubit mesrah kontolku "Awwww iya-iya mbak, tapi bareng dong." Ajakku mencoba melakukan lagi "lyadeh Ayuk." Jawab mbak Vana, sambil nyengir ke Ratna. Akhirnya pun kami mandi bersama saling berinteraksi tubuh masing-masing, menyabuni lawan mainnya hingga karna sudah kembali horny kamipun melakukan petting sekali lagi di kamar mandi ini.
"Ahhhhhhh emmmmmmm eerrrrgggg." Erang mbak Vana semakin pembohong dari sebelumnya, apalagi dengan posisi kami di kamar mandi membuat suara mbak Vana lebih jelas terdegar Terus kujilati memek mbak Vana, terasa harus sekali karna abis kusabuni memeknya Tak lama berdiri mbak Vana mengejang dan pejunya, lebih sedikit kali ini mbak Vana yang keluar jika dibandingkan dengan mengeluarkan kembali orgasmenya yang pertama dan kedua. Tanpa meminta istirahat lagi, mbak Vana mengambil posisi duduk di kloset duduk Tanpa komando kuarahkan kontolku mendekati tubuh mbak Vana.
la pun mulai mengulum kontolku dengan cepat CLOK.. CLOKK... CLOKKK.... Emmmm ahhhhh slurppppp Ahhh "Ahh enak mbak, terusin main cepet aja mbak, cepetin lagi blowjobnya uuhhh." Tanpa menjawab mbak Vana kecepatan kulumannya kecepatannya mundurkan pingganggku dikontolkuuu, kutambahkan dengan ikut memaju "Ahhhhhh siallII enakkkk." Lenguhkuu Sekitar 10 menit kuluman mbak Vana akhirnya aku mencapai batasku "ahhhhhh mbakkkkkkk aku mau keluar. Keluarin dimana mbak?" "Dimuka mbak aja Ren."
"Makasih Ya Ren, Mbak Puas Banget, Udah Hampir 2 Tahunan INI Mbak Cuma Pakai Tangan." "Ah Masa Sih Mbak, Cewe Secantik Mbak Kok Memeknya Nganggur Lama Gitu Sih" Jawabku Sambil Tertawa "Ihh Jahat Ahh, Mbak Perkosa Kamu Lo Jawabnya Sambil Mencubit Puting Susuku "AAMPUNN MBAK, Jangan Perkosa Adek Haha." Kami Pun Tertawa Bersama "Kamu Juga Ganteng Tapi Masih Perjaka Aja, Kirim Pap Kontol Kamu Ke Cewek Gitu Loh, Pasti Gak Bakal Ada Nolak." Jawab Mbak Vana sedikit ceplas-ceplos "Ahh Gila, Gak Mungk Lah Mbak, Mau Taruh mana Mukaku."
"Yauda sih, main alter kan juga bisa pap kontol doang." "Hehe ide bagus tuh mbak, tapi lagi male main sosmed ajasih." "Hhh dasar kamu." mbak Vana daya tampilan, senyum dibibirnya sangat bagus, ingin kulumat manis tapi apa yang terlihat lelah mulai menjawabku "Eh mbak masa sih hampir 2 tahun?" Tanyaku kembali "lya Ren serius loh, ya gak tangan doang sih, sering juga pake vibrator sama dildo. Tuh kalo gak percaya ambil dilemari" jawab mbak Vana sambil menunjuk sebuah lemari kecil di sudut ruangan.
"Percaya kok mbak, mwah." Kukecup sebagai tanda bahwa aku percaya. "Kenapa gak cari-cari mbak? Siapa sih yang gak mau sama mbak Vana ini hehe." "Engga lah mbak gak bar-bar gitu kok, cuma tadi emang mbak agak sange aja, terus dapet lampu hijau pas kamu ketahuan ngebokep, apalagi liat kamu cakep gini, siapa sih yang gak mau ngasih memeknya ke kamu." tertawa sambil tertawa "Ahh jadi malu mbak, udahlah jangan dibahas masalah bokep deh, bikin bdmd loh." Jawabku sedikit nyengir "Tapi berawal dari bokep kita bisa tukeran lendir gini loh Ren." "ya mbak bener." Jawabku singkat
Tak kukuketahui apa yang terjadi setelah itu, melemas, kurasakan mulai kurasakan menghilang, yang kurasakan hanya tubuh mbak Vana yang semakin mendekat di tubuhku hingga sepertinya aku tidak kuat lagi, mataku sudah mampu bertahan lagi. 14.00 WIB Entahlah tak kurasakan apa-apa saat itu, bandanku terasa sangat pegal dan lemas. akhirnya tiba-tiba aku terbangun, terdengar samar-samar suara tv, hingga penglihatan ku menyakinkan sugestiku, "Ahhh benar sekali ternyata suara tv, apakah mbak Vana sudah bangun duluan?" Tanyaku dalam hati sudah bangun." Celetuk seseorang disebelahku yang ternyata mbak Vana. "Eh
rapatkan kembali tubuhnya, ia sandarkan kepalanya di dadaku, sambil ku genggang erat tangan mbak Vana, sementara tangan kananku mulai membelai lembut yang halus meskipun sedikit acak-acakan karena permainan kami. "Muacchhhhh." Kukecup lembut kening mbak Vana. "Cieeeee manis banget mas Rendi hihi." Ucap seseorang Dengan kaget kucari arah suara itu berada, Ahhh ternyata Ratna yang sedang menonton tv itu. "Eh Ratna, udah lama kamu disini?" Sambil malu-malu kututupi kontolku dengan salah satu tangan
"Gak usah malu-malu ahh." Ucap mbak Vana sambil menarik tangan agar mengambil kontolku lagi. "Ya lumayan lama sih mas dari jam istirahat tadi." Ucap Ratna "Ya gimana gak malu mas gak pake baju gini kamu liatin." "Haha mbak Vana loh biasa aja mas, kami udah biasa kok bugil kalau dirumah." ujar Ratna. "Hah mereka udah biasa bugil di rumah? Berarti mereka satu rumah dong? Masa iya sih, mami itu orang tua mereka, muda amat perasaan. Kalau bukan orang tua mereka gak mungkin dipanggil mami dan satu atap pula." Pikirku bingung
"Kamu bersih-bersih dulu sana gih." Suruh mbak Vana "Dimana?" Pura-pura ku rasa begok "Ya dikamar mandi dongg sayang ihh." Jawabnya manja sambil mencubit mesrah kontolku "Awwww iya-iya mbak, tapi bareng dong." Ajakku mencoba melakukan lagi "lyadeh Ayuk." Jawab mbak Vana, sambil nyengir ke Ratna. Akhirnya pun kami mandi bersama saling berinteraksi tubuh masing-masing, menyabuni lawan mainnya hingga karna sudah kembali horny kamipun melakukan petting sekali lagi di kamar mandi ini.
"Ahhhhhhh emmmmmmm eerrrrgggg." Erang mbak Vana semakin pembohong dari sebelumnya, apalagi dengan posisi kami di kamar mandi membuat suara mbak Vana lebih jelas terdegar Terus kujilati memek mbak Vana, terasa harus sekali karna abis kusabuni memeknya Tak lama berdiri mbak Vana mengejang dan pejunya, lebih sedikit kali ini mbak Vana yang keluar jika dibandingkan dengan mengeluarkan kembali orgasmenya yang pertama dan kedua. Tanpa meminta istirahat lagi, mbak Vana mengambil posisi duduk di kloset duduk Tanpa komando kuarahkan kontolku mendekati tubuh mbak Vana.
la pun mulai mengulum kontolku dengan cepat CLOK.. CLOKK... CLOKKK.... Emmmm ahhhhh slurppppp Ahhh "Ahh enak mbak, terusin main cepet aja mbak, cepetin lagi blowjobnya uuhhh." Tanpa menjawab mbak Vana kecepatan kulumannya kecepatannya mundurkan pingganggku dikontolkuuu, kutambahkan dengan ikut memaju "Ahhhhhh siallII enakkkk." Lenguhkuu Sekitar 10 menit kuluman mbak Vana akhirnya aku mencapai batasku "ahhhhhh mbakkkkkkk aku mau keluar. Keluarin dimana mbak?" "Dimuka mbak aja Ren."