Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HANDPHONE + +

PART 3 "lyasih mam, tapi coba lagi seh siapa tau udah gak touble lagi deh." Sambil menunggu Ratna, kukeluarkan hp sambil sambil tanganku kuletakkan di etalase, kubuka kunci layar hp jadul ku dan ahh sial ternyata bokep yang kutonton dari belum aku close aplikasinya. Kulihat wajah mbak Vana, ia tampak sedikit tersenyum tipis melihat hp ku. Tiba-tiba ia menatapku dan menyeletuk "gpp kak, kan kakaknya kan udah gede, tapi kurang greget kalau cuma nonton doang tanpa praktek hihi." Jawabnya tanpa malu ada Ratna dan si mami
Kulihat kedua wanita tersebut tampak senyum-senyum sendiri menatapku. Ahh sialan aku benar-benar dibuat malu. Tapi tak apalah karna memang sudah konak dan tampaknya menganggap seks merupakan hal yang tabu mereka bertiga tidak maka kuberanikan diri untuk terus meladeni ocehan mbak Vana. "Hehe iya mbak tadi pagi si Joni minta asupan." Jawabku sedikit pelan "lyasih kak kasih asupan bokep biar kuat, tapi jangan bokep mulu kasihan ntar si joni." Jawab mbak Vana Perkataannya yang penuh tanda tanya dan otakku ambigu sehingga membuat memikirkan hal yang tidak-tidak, benar-benar tertarik untuk melanjutkan membuatku percakapan ini
Karna udah kepalang basah ini kontol, maka kuyakinkan diriku untuk lebih berani lagi merespon perkataan mbak Vana "Emang biar lebih kuat lagi dikasih asupan apa lagi mbak, oh ya panggil aja aku Rendi mbak." "Ya kasih yang bisa bikin.." Belum selesai mbak Vana berbicara tiba-tiba diputus oleh Ratna "Gak bisa nih mbak Van, masih trouble." Ujar Ratna "Yah gak bisa dong, ATM dekat sini dimana ya mbak?" Tanyaku kepada mbak Vana "Ada di lantai 2 Ren."
"Yah harus turun dong, emang gak boleh kurang ta mbak? Uangnya cuma kurang seratus doang loh." Ujarku sembari mencoba peruntungan "Yaudah gpp deh kurang seratus asal ada syaratnya nih." "Pake syarat segala mbak, emang apaan?" Jawabku penasaran Sejenak mbak Vana mulai melihat kearah mami dan Ratna. "Yauda terserah kamu, lumayan cakep juga." Jawab mami disertai dengan gerakan gestur dari Ratna yang memberi acungan jempol Aku tampak bingung apa yang sedang mereka bicara dan rencanakan, pikiranku Travelling mulai kemana-mana membayangkan kejadian apa yang akan
terjadi dibuyarkan mbak Vana, ia mendekatkan tubuhnya merapatkan bibirnya ke telingaku padaku. Tiba-tiba lamunanku "Temenin mbak colmek Ren hihi." Bisik mbak Vana lirih sekali GLEKKK.. "apa-apaan ini? Apakah aku sedang mimpi?" Tanyaku dalam hati sambil kutampar pipiku "Enggak mas kamu gak mimpi, kalau mau pakai aja ruangan belakang buat kalian berdua, kami gak bakal ganggu kok." Ujar mami seperti hal seperti ini ialah hal yang biasa. "Emmmmm gimana ya hehe." "Cuma temenin colmek doang kok Ren." Ujar mbak Vana
mbak? Jangan sampai kelewatan ya hehe." Jawabku memastikan "Beneran kan "Loh emang mas Rendi masih perjaka? Tanya Ratna kepadaku dengan kencang "Husshh jangan kencan-kencang ntar kedengaran orang loh." Protesku pada Ratna "Gak bakal kedengaran orang kok dek Ren, disamping kanan-kiri, depan belakang kosong kok, kalaupun kalian diruang belakang desah kenceng banget juga gak bakal kedengaran orang. "Jarang-jarang loh mas dapet enak dibayarin juga hihi." Ujar Ratna sambil tersenyum kecil "Emmm iyadeh mbak, Rendi mau." Jawabku meskipun sedikit ragu
"Yaudah yuk ikut mbak, Ren." Ajak mbak Vana sambil ia pergi meninggalkan kami bertiga menuju ke ruangan belakang. la buka pintunya sambil memberiku code agar segera mengikutinya memasuki ruangan tersebut "Udah dek Ren, masuk aja gpp kok, puasin dia." Jawab mami tanpa ragu Aku tak mengerti hubungan antara mami, mbak Vana, dan Ratna persisnya seperti apa. Ah entahlah tak kupikirkan itu. Kulangkahkan kakiku menuju kepintu itu, tampak bersih sekali ruangan yang biasa mereka sebut sebagai ruang istirahat itu. Ada kecil dua sofa dan berhadapan ditengah-tengah sofa terdapat meja kecil.
"Silahkan duduk Ren, buat rilex aja mbak gak gigit kok hihi." "Oiya btw, kamu benera masih perjaka?" Tanyanya kembali seperti tidak percaya lelaki sepertiku masih perjaka "lya mbak serius, kalo bisa dibuktikan loh pasti aku buktiin hehe." Jawabku mencoba mencairkan suasana "Haha emang kamu bisa buktiin apa hayo." Tanya menggodaku mbak Vana sambil sedikit "Gak tau mbak kan Rendi masih polos, emang bisa dibuktikan pake cara apa mbak?" Kemudian Kutatap senyumnya yang indah itu, ia tak menjawab pertanyaanku, ia rubah posisi duduknya menjadi mengangkang
"Buktiin kalo udah masuk sini." Ujarnya sambil menunjuk ke arah memeknya yang ditutupi oleh legging tipis itu. "Ehh mbakk, kalau masuk situ ntar jadinya gak perjaka dong haha." "Haha engga engga Ren, mbak bercanda kok." Jawab mbak Vana sambil sedikit tertawa kemudian mengelus-elus memeknya la pertanda show akan segera dimulai "Slurpppp.. slurpppp.." ia jilat jari jemarinya. Ada suatu tindakan dari mbak Vana yang tak kusangka-sangka sebelumnya, ia meletakkan kedua jari jemarinya dipinggiran memeknya, ia cengkram dengan kuat legging hitam itu merobeknya sembari dengan ceper SRUAKKKKK...
 
PART 4 Tampak terlihat jelas olehku memek mbak Vana, benar-benar mulus dan putih, tak kusangka bisa melihat memek sebagus itu dengan mata kepalaku sendiri. la benar-benar merawatnya dengan baik "Gimana Ren memek mbak?" "Bagus mbak Van, putih banget, sering dicolmekin ya, eh sering dirawat hehe." Jawabku sambil menggodanya "lya dong mbak rawat, haha bener juga sih akhir-akhir ini cuma sering dibuat colmek doang." Katanya sambil tetap mengelus memeknya yang mulus itu "Kok cuma mbak?"
"Ya emang cuma, kalo dulu sih sering dipake ini benda." Sambil menepuk memeknya berulang-kali PLOK PLOK PLOK.. "Ahhhhh emmmmmmmmmmm" "Emang yang pake dulu siapa mbak." Tanyaku sedikit kepo "Haha ada deh kepo amat Ren, yang jelas cuma satu orang yang pake memek mbak, mbak gak suka ganti-ganti kok." "Eh kamu duduk dong, masa iya liatin mbak sambil berdiri gitu, mbak gak lagi diliatin sama patung kan." Perintahnya sambil tertawa "Haha mbak, yaudah lanjutin iya-iya colmeknya mbak." Pintaku
Kujatuhkan pantatku di sofa tepat didepan sofa mbak Vana, ia mulai memainkan belahan memeknya, ia mengelus lembut bibir-bibir memeknya yang bersih tanpa bulu itu. "Ahhhhhh emmmmmmmmm" desah mbak Vana. "Kamu keluarin dong Ren, masa iya liat beginian gak sesak itu barang hihi." "Apa sih mbak? Rendi gak paham hehe." Jawabku berlagak polos didepannya "Kontol kamu Ren, ceper keluarin kontolmu ahhhhhhh emmmmmm.. CLOK.. CLOK.. CLOK" la mulai panas, tubuhnya mulai menggelinjang kenikmatan
Tak butuh perintah lagi, segera kukeluarkan kontolku dari sarangnya. TWINGGG menyembulah kontolku dari balik CD ku, terasa lega karna kontolku yang bisa disebut oversize untuk ukuran orang Indonesia ini bisa keluar dan bergelantungan dengan bebas ditambah didepanku ada mbak Vana yang membuat kontolku menjadi lebih keras lagi "Ahhhhh Ren, gede banget sayang" puji mbak Vana sambil terus mengocok memeknya, tampak cairan lendir mulai keluar dari lubang memeknya yang merah muda itu. "Suka ngga mbak?" "Suka dong Ren, suka banget. Sini Ren, mbak pinjem kontol kamu dong sayang." Pinta mbak Vana manja sekali.
"Eitss ada syaratnya dong hehe." "Apa sayang? Cepet ah apaan mbak horny banget nihh." Kena nih mbak Vana haha, "emm mbak bugil dulu dong." "Hmm iya deh iya." Jawab mbak Vana sambil jari jemarinya melepas seluruh pakaiannya, mulai dari blouse yang ia kenakan hingga legging hitam yang ia sobek pun tak luput ia lepas juga. "Udah Ren, i'm coming my big dick ahh." Ucapnya disertai dengan erangan manjanya. "Eits tunggu dulu dong, mbak kalau mau ini harus kesini tapi merangkak ya." Perintahku
Tanpa ada jawaban dari mulut mbak Vana, iapun segera merubah posisinya seperti seorang bayi yang merangkak mengambil mainannya, tapi kali ini bukan mainan bayi lagi melainkan mainan kontol-kontolan haha. la genggam kontolku, ia kocok pelan-pelan dengan tangannya yang lembut itu. "Gede banget Ren, udah panjang, gemuk juga hihi." Puji mbak Vana. "Ehehe biasa aja kok mbak ah, emang belum pernah ngerasain yang segini?" Tanyaku sambil kuelus-elus rambut mbak Vana dengan lembut. "Kalau kontol sungguhan belum pernah Ren, dildo mbak aja gak sampai segini gedenya." Slurppp.. slurpppp.. slurrpppp emm arggggg
CLOK CLOK CLOK "Ahhhhhhh enak..... mbakkkkk emmmm" "Mbak jago banget blowjobnya argggggggg ahhhhhhh." Jeritku dengan disertai wwwwwWƏ dengan erangan kenikmatan ku Tak ingin 'kalah' duluan dari mbak Vana, akupun meminta berganti posisi dengan mbak Vana. Segera kurubah posisiku yang sekarang berdiri seperti akan menggagahi mbak Vana. Kumaksukkan kontolku kedalam mulut mbak Vana yang duduk di sofa. Sambil kupegangi kusodok-sodokkan kontolku ke mulutnya kepalanya, yang manis itu KLOK.. KLOKK.. KLOKKK ergggggg emmmm
CLOK CLOK CLOK "Ahhhhhhh enak ..... mbakkkkk emmmm" "Mbak jago banget blowjobnya argggggggg ahhhhhhh." Jeritku disertai EeeWwwhhhh dengan erangan kenikmatan ku Tak ingin 'kalah' duluan dari mbak Vana, akupun meminta berganti posisi dengan mbak Vana. Segera kurubah posisiku yang sekarang berdiri seperti akan menggagahi mbak Vana. Kumaksukkan kontolku kedalam mulut mbak Vana yang duduk di sofa. Sambil kupegangi kusodok-sodokkan kontolku ke mulutnya kepalanya, yang manis itu KLOK.. KLOKK.. KLOKKK ergggggg emmmm
Kutekan kontolku dimulut mbak Vana, sembari kutahan wajah mbak Vana dengan kedua tanganku Grrrrrr KLOOKKKKK... erggggggggggg ah Emmmmmmm ah ah ahhhhhh emmmmmmmm rennnnnnnn "Ren kontolmu gede banget gak muat dimulut mbak sayang." "Hehe maaf ya mbak, tapi mbak suka kan?" "Suka kok suka banget sayang, bikin mbak ketagihan sama kontol kamu yaaa." Ujar mbak Vana dengan sedikit binal "Mbak sekarang gantian mbak yang aku servise ya, mbak aku jilmekin mau?" Tawarku padanya
"Hihi iya Ren, mau banget donggg. Pengen rasain jilmekannya cowok perjaka." Jawab mbak Vana sambil ia regangkan kedua kakinya seperti ingin mempersilahkanku untuk menikmati memeknya. "Eh jangan gaya gitu ah mbak udah mainstream, cobain gaya lain dong hehe." "Gaya apaan lagi sih Ren, ah dasar perjaka bawel ya, yaudah kamu mau mbak harus gimana nih?" "Mbak tetep aja duduk di kursi, tapi dibalik ya badannya jadi ntar kakinya yang diatas senderin ke senderan sofa sambil ngangkang, ntar posisiku dibelakang sandaran sofa jilmekin memek mbak Vana dari atas. Gimana mbak mantap gak ideku hehe" Tanyaku
 
PART 5 "Uhhh kamu ada-ada aja idenya, tapi boleh juga sih, awas ya kalau jilmekannya gak enak." Tantang mbak Vana. "Emang kalau jilmekanku gak enak mau diapain hayo." "Mau mbak perkosa hihi." Jawabnya sambil mencubit putingku dan kembali berdiri untuk merubah posisinya sesuai dengan yang kuminta. la letakkan kakinya diatas sambil membuka lebar kedua pahanya. Tangannya mulai bermain menyusuri memeknya yang mulus itu. Ahhh benar-benar pemandangan yang indah melihat memek mulus tanpa bulu didepan mataku sendiri.
"Awas ya Ren, kalau sampai gak enak jilatan kamu." Ujar mbak Vana "Dijamin pasti enak kok mbak, bakal kubuat mbak Vana lemas minta ampun deh haha." Jawabku sambil tertawa "Dih malah ketawa udah seperti pengalaman ngewe aja kamu Ren, lihat aja kalau 5 menit mbak gak orgasme, kamu kasih perjakamu ke memek mbak ya hihi." Tantangnya manja sambil menepuk-nepuk kembali memeknya PLOK.. PLOKK... PLOKKKK... Aku sempat bingung menjawab pertanyaan mbak Vana, ahh udah kepalang basah akhirnya kuterima tantangan itu "Oke mbak deal, 5 menit gak crot kontolku milik mbak Vana."
Kuraba setiap inchi paha mbak Vana, pelan-pelan kutelusuri pahanya yang mulus itu, kudekatkan jari-jemariku di pangkal pahanya "Emmmm Ren, nakal ah, cepet mainin memek mbak Ren, ayodong yahhh." Rengek mbak Vana seraya memohon kenikmatan kepadaku "Sabar dong mbak, nikmatin aja setiap sentuhan ku." "Ntar waktunya mulai pas aku pertama jilmekin mbak Vana ya." Tambahku "Curang ahh itu sih nyolong start kamu, elus-elus gini bisa bikin mbak crot Ren, apalagi yang ngelakuin cowok seganteng kamu hihi." Jawabnya sambil tangannya meremas kedua buah dadanya.
"Mbak Vana bawel ahh, gini aja deh mbak mau kontolku ngga? Kalau mau ya ikutin rulesku dong." "Hmm iya deh iya, untung kamu ganteng kontolnya gede pula jadi mbak nurut aja." "Tapi janji ya, kalau kalah kontolmu masuk memek mbak?" "lya mbak Vanaku, kalau kalah ini punya %3D mbak seutuhnya." Jawabku sambil menggenggam erat kontolku Kumulai rangsangan ku dengan menjilati dan menciumi satu per satu jari-jari kaki mbak Vana "Slurpppp.. slurrrppp.. slurpppp.. slurrpppppp. muachhh.. mwahhhh.."
Setelah puas bermain dikali mbak Vana, kuturunkan permainanku ke bibir memek mbak Vana, terdengar sedikit lenguhan kecil dari mulut mbak Vana. "Ahhhhhh.. emmmmm.. rennndiii. Ahhh Ahhh iyyyaaaa." Desah mbak Vana. Kuayunkan jari manisku membelai belahan memek mbak Vana, hanya satu gerakan membuat tubuh mbak Vana sedikit bergetar kenikmatan. "Mbak Vana sepertinya benar-benar akan mengikuti permainanku." Ujarku dalam hati dengan penuh kemenangan Kuraih memek mbak Vana dengan jari-jemari kedua tanganku, ku elus bibir memeknya sembari membukanya lebar-lebar dan terpampanglah memek merah muda merona itu.
"Udah basah banget mbak Van, mau aku bahasin juga ngga hehe." "lya Ren, jilatin memek mbak. Basahin pake lidah kamu Ren, mbak udah horny banget emmmm Ahhh" "Lihat jam ya Ren, sekarang 11.10 WIB, waktu kamu cuma sampai 11.15 WIB. Kalau lebih harus masuk lubang mbak ya hihi." Tambah mbak Vana. "lya mbak siap" "Slurrpppppp... Slurppppp." Kujilati memeknya dari pangkat hingga ujung klitorisnya. CLOK.. CLOK.. CLOK.." kujilati bertubi-tubi memek mbak Vana Slurpp... Slurrppppp... Emmmmmmm.. ahhhh
"Ahhh Ren, enak banget, kamu udah sering tas jilmekin cewe? Atau jangan-jangan kamu udah sering ngewe ahhhh." Racau mbak Vana kenikmatan. la sepertinya tidak percaya jika aku masih perjaka karna permainanku dimemeknya seperti pemain yang sudah sering ngewe. Tak kuperdulikan ocehan mbak Vana, tetap kujilati memeknya agar ia bisa cepat orgasme dan aku bisa menang, karna memang aku sedikit ragu untuk melepaskan perjakaku. Meskipun udah kepalang horny juga tapi kucoba untuk mengendalikan diri agar aku bisa memenangkan permainan ini dan bisa menyelamatkanku dari penyesalan diakhir. Apalagi aku selama masih belum tau mbak
Vana sudah bermain bersama berapa pria, meskipun ia pernah bilang hanya dipake satu orang saja, tapi tak menampik kemungkinan memeknya ini pernah masuk beberapa kontol yang menikmatinya. "Slurpppp slurrppppp" Kupercepat jilatanku, hingga tubuh mbak Vana bergetar mengejang dengan keras "Ahhhhhhhhh Rendiiii, ampun rennn, jangan cepet-cepett. Ntar mbak kalahhhh." Rengek mbak Vana. Tak kuperlidukan ocehannya, karna akupun tak ingin kalah dengan mbak Vana, kujilati klitorisnya mengusap-usap bibir sambil tangan kananku nya.
Pelan tapi pasti hingga akhirnya kupercetan instensitas permainanku ditubuh mbak Vana, ia kembali menggelinjang keras, pinggulnya kesana kemari menandakan ia akan mencapai batasnya. Tiba-tiba mbak Vana merapatkan kedua kakinya, ia lingkarkan kakinya dileherku hingga terasa sesak diapit oleh bongkahan daging paha mbak Vana. Semakin ia mengerang kenikmatan semakin liar pula ku servise memek mbak Vana. "Slurrppppp. Slurppppp.. PLOK.. PLOKK... PLOKKKKK emmmm" "Rendiiii, enak banget sayanggg jilatanmu kamuu, mbak suka sayanggg, terusinnn" pinta mbak Vana
 
PART 6 Semakin bergetar tak karuan tubuh mbak Vana, semakin erat pula jepitan kedua bongkahan daging pahanya menghimpit. Tak mau kalah dengannya, kuputar otak supaya mbak Vana bisa cepat orgasme. Ku letakkan dibuah dada mbak Vana, kumainkan buah yang luar biasa itu, ia menikmati sambil mengeluarkan erangan keras. pun "Auhhhh Rendiiii, jilmekan kamu aja udah cukuppppp buat mbak keenakan, jangan ditambahin grepe toket mbak sayanggg. Ayo udahan dongggg mbak gak kuat Ren. Emmmmm ahhhhhh ahhhhhhh arggggg sayanggg." Desah mbak Vana.
Tak kuhiraukan kutipannya, kita harus tetap melakukan apa yang kulakukan dan aku pun harus bisa mengalahkan mbak Vana. Tak henti-hentinya kuberikan rangsangan yang hebat di tubuh mbak Vana. Hingga akhirnya iapun mencapai batasnya. CROTTTTTT.. CROOTTTTTT. CROTTTTTT AHHHHHHHU EMMMMMMMMM ARGGGGG Tak kutarik kembali alam melainkan dengan tetap kujilati memek mbak Vana bersamaan dengan kurasakan semburan kenikmatan kenikmatan mbak Vana mengalir deras seluruh sekitarnya, sekitar 4 kali lubang semburan yang keluar lewat memeknya. Ahhhhhhh rennnnnnnnn enakkkkkkk emmmm mbakkkkk suka Ren suka banget"
"Makasih banget ya Ren, mbak lega banget bisa ada yang muasin gini setelah sekian lama gak beginian hihi." Imbuhnya "lya mbak sama-sama, eh mbak aku menang loh ya tuh coba liat." Jawabku sambil kuulurkan mataku menunjuk jam dinding di bawah kasur "lya iya kamu menang, mbak kalah, jilmekan mu bikin mbak gemeteran Ren, overall kamu muasin banget deh pokoknya hihi." Puji mbak Vana. Udah ganteng, jilmekin ya mantap banget uhhh idaman banget kamu Ren." Tambahnya "Hehe gombal mulu ah mbak Vana, eh btw gak capek tuh mbak gayanya gitu mulu pala dibawah haha."
"Haha serius loh Ren, udah ganteng muasin banget deh kamu, tapi ada yang kurang." Jawab mbak Vana. "Apaan mbak?" "Belum masuk sini PLOK..PLOK.. hihi." Jawabnya memeknya yang basah itu. sambil membayangkan Mbak Vana pun segera membenarkan posisi duduknya, namun tak lama meninggalkanku menuju kesebuah pintu yang sepertinya itu sebuah kamar mandi. la buka pintu itu, ahh iya benar sekali itu kamar mandi, inginku masuk ke dalam dan memulai lagi pertarungan ku dengan mbak Vana, tapi ketakutanku kehilangan perjaka membayang-bayangku.
"Ahh sial pikiran kotorku kembali lagi, kugenggam mengocoknya orgasme nanti aku bisa menjaga perjakaku agar tidak lepas." Gumam ku dalam hati kontolku dan mulai dengan harapan ketika Tak mau panjang lagi kupejamkan mataku, ku dongakkan berpikir ke atas, dan segera kukocok kontolku "Ahhh emmmm." Meskipun tak terlihat di blowjob mbak Vana, tapi tak apalah dari pada harus melewati batas nantinya akan terbawa Akupun mengetahui keadaan sekitar dan tiba-tiba tak kusangka ada memegan kontolku, ahhh emmm.. suasana hingga tangan lembut

Aku pun kaget ketika membuka mataku ternyata mbak Vana sudah berada tepat didepan kontolku dan bersiap melahapnya "Ahhh mbak tau aja kalau lagi butuh kocokanmu." "Yauda kamu santai aja, gantian mbak yang puasin kamu." lapun dengan lembut menggenggam erat genggaman, mengocoknya dengan nan halus, kusandarkan tubuhku di sandaran sofa sambil mendongakkan tangan ke atas menyentuh jari-jari mbak Vana. emmmmmmm mbakkkkkkk." ketika "Aahhhhhhhh Erangku memasukkan barangku dimulutnya mbak Vana mulai
la keluarkan lagi kontolku dan ia jilati kepala kontolku, kembali ia masukkan dimulutnya, semakin cepat ia maju mundurkan kontolku CLOK.. CLOKK... CLOKKK... ahhhhhhhh sayangg emmmmmm uhhh Kupegang kepalanya, kumaju-mundurkan kontolku dimulutnya, terus makin lama makin kontolku kencang memborbardir mulut mbak Vana. KREKKKKK.. Tiba-tiba suara menangani pintu mengagetkanku, entah apa yang dipikirkan mbak Vana saat itu, yang jelas aku takut dijebak oleh ketiga wanita ini dan malah menjadi masalah besar buatku. Jantungku sangat kencang pintu tatkala ada seseorang dibaliknya ingin masuk ke ruangan ini.
Aku tak tau ekspresi ketakutan apa yang ada diwajah mbak Vana atau malah sebenarnya biasa-biasa saja, yang jelas kurasakan kontolku masih didalam mulut mbak Vana saat itu. "Eh mami kok masuk sih." Celetuk mbak Vana. "Maaf ya ganggu kalian mami cuma mau ambil tisu kok." Jawab mami syuting ku akan hal-hal yang tidak diinginkan %3D "Oh ya katanya nyuruh nak Rendi liatin kamu colmek doang Van." Tanya mami "Hihi iya awalnya sih gitu, abis gak tahan liat kontolnya segini mi, nih liat." Jawab mbak menggoyang-goyangkan kontolku di sana-kami memamerkannya ke Vana sambil mami.

"Kalo sampai ngewe harus beli kondom dulu loh, paling engga harus keluar dalem" "Dih ini aja masih perjaka mi, kita gak sampe ngewe kok, tadi sempet taruhan kalau menang bakalan dapet perjaka,eh aku yang kalah hihi. " "Beruntung ya kontolnya gede juga." dapet cowok ganteng, "Mami mau juga?" Tanya mbak Vana. "Enggak lah, kamu aja." mami "Udah Vana duga hehe, mami masih aja berpegang teguh sama omongan mami dulu aja ya, meskipun jawab liat kontol segede ini gak terhasut hihi." Jawab mbak Vana
 
Bimabet
PART 7 Akupun tak tau apa yang dimaksud mbak Vana saat itu, yang jelas mami ini sepertinya merupakan wanita yang sangat menjaga omongannya. "Yahhh padahal asik nih kalo sampai diblowjob doa cewek cantik haha, dahlah mungkin belum waktunya." Pikirku dalam hati "Yaudah mami tinggal dulu ya, nikmatin aja nak Rendi gak usah takut." "ya hehehe." Jawabku "Mbak Van, kocokin lagi dong, nanggung loh tadi ada sponsor haha." Tambahku sambil mengelus-elus rambut mbak Vana.
"lya iya, mbak bakal puasin kamu kok. Mbak bukan tipe yang mau enaknya sendiri terus main tinggal hihi." "Ah mbak Vana idaman banget deh." Pujiku pada mbak Vana. "Kalau cowok udah crot duluan pasti main tinggal ya Ren?" Tanya mbak Vana sambil memegangi tanganku "Gak tau kan, kan aku baru pertama ginian, dapet jackpot beli hp bonus foreplay hehe." Jawabku. "Mbak juga beruntung loh dapet cowok secakep kamu, kontolnya gede pula, tapi sayang belum masuk punya mbak hihi." Jawabnya sambil mulai mengulum kontolku
Asshhhh emmmmmmm mbakkkkkk auhhhh Heemmmmm iyaaa terusss mbak... "Slurpppp emmmm slurpppp ahhhhhh." suara kuluman mbak vana. "Ahhh mbak enak mbak, mainin kontolku sepuasmu Ahhh." Erangku Tiba-tiba mbak Vana menghentikan kulumannya sambil berkata "mau yang lebih enak sayang?" "Hmm mulai deh, gak mau ah kalau sampe ngewe." Jawabku "Enggak kok, kan sesuai perjanjian kita, kalau aku cuma kalah batas foreplay doang kan Ren."
"Hehe iya sih, emang mau diapain lagi mbak." Tanyaku penasaran "Udahlah gak usah kepo, kamu bakalan tau sendiri nanti" "Kamu tiduran di kasur sama gih, telentang ya." Tambah mbak vana. Sedikit heran dan bingung apa yang akan dilakukan oleh mbak Vana, tapi apa daya kontolku sudah berontak diminta dikeluarkan pejunya Kubaringkan di atas kasur yang rapi dan tampak mewah itu, perlahan-lahan tubuh mbak Vana berjalan mendekatku dengan toket yang menggantung ke bawah
la posisikan tubuhnya mengangkangiku seperti ingin melakukan gaya WOT padaku "Ehh mbak kok gitu sih, mbak ingkar janji ya." Protesku takut apa yang kami lakukan melewati batas. "Hihi engga dong, gak usah takut gitu ah mbak cuma mau gesekin aja kok, boleh kan Ren?" Ucap mbak Vana sambil menduduki kontolku "lya deh mbak, pengen cobain digesek-gesek ke memek mbak." "Dasar perjaka hihi." Mbak Vana pun memulai aksinya, ia gesek-gesekan kontolku untuk membelah memeknya
Ahhhhhhhh benar-benar nikmat nikmat bibir memek mbak Vana. Tangan mbak Vana bertumpu pada dadaku, ia maju mundurkan tubuhnya semakin lama semakin terasa membuat pembohong goyangannya "Emmm aahhh argggh mbakkkk enak bangett bikin memek mbak Vana." Desahku sembari kedua jari-jemariku mencengkram sprei kasur. "Kalau mau remes mending remes yang ini Ren." Ujar mbak Vana sambil kedua mencoba mencoba mengambil alih buah yang besar itu Tanpa menunggu lama lagi ku ambil alih toket mbak Vana, kuremas sambil menunggu mencubit putingnya.
"Ahhhh nackallll deh kamuuu." Jawab mbak Vana manja Mbak Vana bangkit kembali goyangan pinggulnya hingga sepertinya aku sudah mencapai batasku. "Mbakk pelan-pelan dongg, abis ini keluarrrr." Pintaku "Hihi mbak cepetin aja yah, kita crotin bareng sayang. Mbak juga udah pengen orgasme lagi nihhh emmmm." "lya mbak crotin barengggg." "lya renn, kamu puas mbak juga puas sayang Ahhh emmmm."
Semakin cepat gerakan pinggul mbak Vana, tak mau kalah kucoba untuk menggerakkan pergerakan tubuh mbak Vana. Ku geser-geserkan kontolku ke memek mbak Vana, iapun sedikit menggelinjang menikmati goyanganku hingga akhirnya tubuh mbak Vana ambruk di dadaku dan kuambil alih menggesek-gesekan kontolku. "Mbak udah gak kuat Ren, dikit lagi sampai ahhhhhhhh." Desah mbak Vana. lya mbak aku juga habis ini sampaiii, crotin bareng mbakkk emmm." Kurasakan tubuhnya pasrah menerima rangsangan hebat dari kontolku hingga akhirnya ia bergetar tak karuan, kudekap tubuhnya, kulingkarkan kedua tanganku di tubuh mbak Vana.
Kurasakan semburan pertama cairan hangat melewati kontolku. Aku juga ingin segera mencapai klimaks ku, kupercepat gerakanku hingga beberapa ayunan saja mulai menyemburkan peju yang mengakhiri memek mbak Vana berbarengan dengan semburan kedua dari memek mbak Vana. "Ahhhhhhh mbakkkkk, enak bangettt." "lya Ren, mbak yang kedua ini sayangg, mbak suka banget kontolmu." "Lemes banget mbakkkk, ahhhh." Kubaringkan tubuh mbak Vana yang terkulai menikmati senggal-senggal lemas disebelahku, sambil hembusan nafas melengkapi kenikmatan kita berdua
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd