Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Guardians of Pandea

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Selamat datang di sf cerbung. Semoga cerita mendapatkan predikat tamat.

Sekian
 
Knight.. Priestess.. Archmage.. Druid..asinan nambah char lg ngga yah dari class laen
 
duduk manis sambil :ngeteh: menunggu update-an...
 
Ciamik sis... Eh.. Ciamiik bro..

:tegang: nih..

Cek pm ya.. :)


Bro.. What's app bro.. :)


Siap siaaap...nyambung y broo :)

Selamat datang di sf cerbung. Semoga cerita mendapatkan predikat tamat.

Sekian

Makasih atas dukungannya ya bro :)


nyimak dulu ah,ditunggu updatean selanjutnya, bakalan seru nih.

Makasih suhu...ane lega masih ada yang suka cerita aksi yang adem adem aja punya nubie ini :sendirian:

Knight.. Priestess.. Archmage.. Druid..asinan nambah char lg ngga yah dari class laen

Wah..asinan..jadi inget generasi game online RO hehee...
Pasti ada mas gan...nanti ditunggu aksinya ya? ;)

duduk manis sambil :ngeteh: menunggu update-an...

Sabar ya gan...disambi2 ama kerja di RL hehehe mudah2an ga bosen :jimat:
 
[PROLOG] Part 2 - Lima Sekawan - (Genesis Demon)

"DENERIA! LEPASKAN PENGUNCI GERBANG ITU!" Sir Falour mengibaskan perisainya. Ia harus memastikan aset tim yang sangat berharga itu tidak mengalami hal yang mengancam keselamatannya. Sebuah unit Crease Guardian bisa saja kehilangan sentry atau purger, tetapi sangat diharamkan jika seorang banisher, anggota tim bertugas membalikkan proses terbukanya Demonic Crease, menjadi korban di saat pertempuran.

"AAHHH," rintihan mengiringi saat Deneria melemaskan posisi badannya yang ia tahan sejak tadi. Deneria kemudian jatuh terkulai di atas hamparan abu tanpa sempat menangkap tongkat yang kehilangan daya ambangnya. "TRANG...TANG...TANG", suara gaduh tongkat itu menyatu dengan suara nafas Deneria yang sedang terengah-engah.

Tanpa berlama-lama larut dalam keletihan tersebut, Deneria langsung menyambar tongkatnya dan mengambil posisi berlutut. Ia melintangkan batang yang terbuat dari logam keperakan itu kemudian menjepitnya di tekukan siku lengannya sambil mengaitkan jari-jemari. "Solicia sang penunggu cerahnya pagi Pandea, izinkan aku ikut menikmati hawa penyemangat yang kau hanyutkan dalam segarnya tiap tetes embun dan lembutnya semilir angin padang rumput...Animae Insurgia..." gumam Deneria memanjatkan doa pemulihan kekuatan psikis. Tubuh Deneria mendadak diliputi oleh aura terang dan butiran-butiran cahaya bak kunang-kunang yang mengitarinya Usaha awal untuk menambal crease tadi telah membuat tenaganya tiris. Setiap detik waktu yang ia punya sangat berharga untuk memperoleh kembali daya spiritual yang baru saja terkuras.

Sementara Deneria meningkatkan kembali kekuatannya seluruh perhatian sedang tertuju pada sosok raksasa yang sedang melebarkan lubang astral itu. Pintu itu terkuak semakin lama semakin besar. Wujud Genesis Demon yang tadinya terhalang, kini terlihat dengan jelas ketika makhluk itu telah menjejakkan kedua kakinya di atas medan laga. Hampir mirip seekor Grugh, Genesis Demon itu memiliki ukuran yang berkali-kali lipat besarnya. Dengan tinggi sekitar tiga kali lipat dari Sir Falour, Genesis Demon itu memiliki enam tungkai, dua pasang lengan kekar dan sepasang kaki yang kokoh. Bulunya berwarna merah darah. Taringnya seolah mampu meremukkan besi dalam sekali gigit. Iblis besar itu keluar dari crease sembari membawa gerombolan Grugh dan Bwarg yang tadinya tidak sempat menyeberang. Dengan keadaan seperti itu, harapan Sir Falour dan kawan-kawan memenangkan peperangan kian menipis.

"FALOUR! PERINTAHMU!" pinta Almaiel mengingatkan pimpinannya.

Sir Falour beringsut mundur, dan diikuti juga oleh Dao-long. Setelah beberapa langkah lebih dekat, Sir Falour bertanya kepada Almaiel, "BAGAIMANA STATUS PURGE DAN OFFERING KITA SEKARANG?"

"TIGA PURGE DAN DUA OFFERING!" sahut Almaiel.

Dalam sejarah Crease Guardian yang hampir menginjak satu milenium, hampir setiap perjumpaan dengan Netherworld Demon ditentukan oleh efektif atau tidaknya purge yang mereka miliki, sebuah serangan pamungkas yang menyapu bersih seluruh lawan dalam sekali gebrakan. Berbagai macam keahlian telah dimanfaatkan sebagai purge. Dari sihir pemusnah, bom kuat, hingga hujan anak panah dengan racun mematikan. Tidak hanya untuk menyapu monster kelas cere yang sudah terlampau banyak, peran purge bertambah penting ketika jika yang dihadapi adalah sebuah Genesis Demon yang memiliki daya tahan berlebih dari pada biasanya. Meskipun demikian, pada masa lalu purge adalah pilihan terakhir yang sangat beresiko. Sifatnya yang menghajar ke segala arah tidak jarang justru ikut menelan jiwa anggota Crease Guardian yang lengah dan tidak sempat berlindung.

Kedatangan Lady Almaiel dalam tim mengubah itu semua. Dilahirkan dengan bakat spiritual dan kognitif yang luar biasa, wanita ningrat di kalangan penyihir itu adalah seorang brilian di bidangnya. Lady Almaiel menemukan cara bagaimana melakukan safe purging sekaligus melipatgandakan efektivitasnya dalam membantai lawan. Oculos, adalah puncak pencapaian riset Lady Almaiel. Orb tersebut dapat menetralisir efek sihir pemiliknya sepanjang mengkonsumsi darah dari orang-orang yang dikehendaki untuk lolos. Oleh karena itulah Lady Almaiel selalu melakukan Blood Offering sebelum pertikaian dimulai. Apabila dengan terpaksa purge harus dilakukan, ia tak perlu khawatir anggota timnya tewas terbekukan atau terpanggang. Tiga purge berarti Lady Almaiel masih mampu mengeluarkan tiga jurus pamungkas, sedangkan dua offering bermakna bahwa cadangan Blood Offering yang ada di Oculos masih bisa menyelamatkan anggota tim dari dua kali purge.

Sir Falour menyilangkan godam miliknya itu ke punggung untuk memberikan aba-aba kepada Lady Almaiel agar segera menyiapkan Lunick Purge-nya. "API KEMUDIAN ES, TUNGGU ISYARATKU!" pesan Sir Falour.

Lady Almaiel pun bersiap menggelar orkestra kematiannya. Dengan menutup mata, Lady Almaiel mengeja sebait kalimat aneh, "Huja godu rui nas,...bethu vuli nare nas Oculos," ejanya. Bak dipanggil oleh tuannya, Oculos langsung bereaksi mendengar ucapan Lady Almaiel. Orb pelangi itu mengerut terus menerus sampai hanya tinggal sebesar kuku dan kemudian terbang menempelkan diri di kening Lady Almaiel, tepat di tengah-tengah antara kedua alis matanya. Begitu Lady Almaiel kembali membuka matanya, warna pupilnya telah senada dengan rona Oculos, berubah silih berganti dari biru ke merah secara berkala. Channeling, itulah proses menghubungkan potensi sebuah orb ke pada diri sang penyihir. Serangan apapun yang dilakukan oleh setiap perapal Lunick Magick pada kondisi channeling itu berkali-kali kuatnya dari pada serangan dalam kondisi normal. Hanya saja, energi mereka juga akan lebih cepat terkuras. Maka dari itulah biasanya Lunick Mage biasanya hanya mengeksekusinya pada saat hendak menyerang habis-habisan.

Lady Almaiel masih menata purge apinya ketika tanah itu tiba-tiba bergetar. "ROOOOAAAAAARRR," sang Grugh raksasa meraung kencang seraya mulai maju dengan seluruh kawanan anak buahnya. Suara gemuruh jejak ribuan pasang kaki diselingi suara debam tanah yang terhantam pijakan tangan dan kaki sang Genesis Demon.

Sir Falour menatap ke depan dengan nanar. Ada sesuatu yang masih mengganggu pikirannya. "DENERIA!" panggilnya. Dirinya masih belum yakin sang banisher dapat pulih dan melakukan tugasnya.

Deneria tidak merespon dan tetap larut dalam komat-kamit bacaannya.

"AKU TAHU KAU MENDENGARKANKU DAN AKU TIDAK AKAN MENGULANGINYA, DENERIA! BEGITU ALMAIEL MELANCARKAN PURGE-NYA, AKU PERLU KAU UNTUK MENCOBA MENGUNCINYA SEKALI LAGI, SECEPAT YANG KAMU BISA!" seru Sir Falour kepada Deneria.

Musuh semakin terlihat mendekat di horizon. Puluhan Bwarg berlari di depan sementara ratusan Grugh ditambah seekor Genesis Grugh menyusul di belakangnya. Sang raksasa memacu larinya tanpa memperdulikan meski menginjak hancur Grugh kecil-kecil di kiri dan kanannya ketika dirinya merangsek maju.

Lady Almaiel baru saja menyelesaian persiapan purge yang pertama. Tangan kanannya menggenggam erat seruling sihir yang dia letakkan sejajar dengan lehernya. Sementara itu telapak tangan kirinya ia sentuhkan di ujung lain dari senjata itu untuk menahan tenaga magis keluar dari tongkat yang sudah berpendar merah terang itu. "AKU SIAP!" kata Lady Almaiel. Lady Almaiel menunggu untuk melepaskan neraka itu sewaktu-waktu.

"BELUM!" sergah Sir Falour. Dirinya memiliki sebuah rencana khusus untuk sang Genesis Demon. Fakta bahwa makhluk itu punya keistimewaan, baik dari segi ukuran maupun kekuatan untuk membuka paksa Demonic Crease sesukanya, membuat Sir Falour memeras otak untuk menyelesaikan misi itu. Bukan tidak percaya akan kedahsyatan purge Lady Almaiel, namun Sir Falour sedikit ragu bahwa makhluk itu akan tumbang hanya dengan purge semata.

Bwarg-Bwarg itu hampir mencapai garis pertahanan para Crease Guardian. Dari kejauhan, sang Genesis Demon sepertinya tidak terima ketika melihat para Bwarg rendahan tadi sudah akan sampai di garis depan. Ia nampak benar-benar ingin menumpahkan darah para pembela Benua Pandea itu. Dengan tidak terduga Genesis Grugh itu meraih seekor Grugh biasa, mengayunnya ke belakang untuk mengambil ancang-ancang, dan dengan ceroboh melemparkan makhluk nahas itu ke arah Sir Falour.

"GDEBUG...GEDEBUG...GEDEBUG!" Grugh yang dilemparkan tadi melesat dan menumbuk beberapa Bwarg namun masih meluncur deras. Sir Falour mengedipkan mata sekali dan menghembuskan nafas lewat mulut. Ia merilekskan tangannya dan mempererat genggaman kembali. Saat tubuh peluru Grugh tadi akan menimpa, Sir Falour menebaskan senjatanya memukul jasad itu ke tanah "BRUUAKKKK!" sambil berseru lantang dan panjang memberikan isyarat kepada Almaiel "SEKARAAANG!"

Bagaikan gerak refleks, Lady Almaiel dengan gegas berputar di tempat sekali seketika mendengar perintah Sir Falour. Bersamaan dengan itu, seberkas aura merah transparan berbentuk kubah mengembang dari diri Lady Almaiel hingga radius beberapa ratus langkah dari dirinya. Ketika akan menyelesaikan putarannya, ia lalu menyorongkan seruling itu dan memanggil bencana itu dengan mantra, "LUNAR FIRESTORM!"

"BUUUZZZHHH...BUUUZZZHH...BUUUZZZHH!" ruangan di dalam jangkauan aura Lady Almaiel seketika berkobar hebat. Api menyambar-nyambar dan melumat Grugh, Bwarg, dan monster raksasa itu tanpa ampun. Makhluk-makhluk itu kelonjotan ketika semburan panas itu mulai membakar bulu, mengelupaskan kulit, dan memanggang daging mereka. "ZOOOMMMMM!" di tengah-tengah erangan dan lolongan kematian yang bersahut-sahutan, ternyata Deneria menepati perintah Sir Falour dengan memulai perannya tidak lama setelah Almaiel beraksi.

"HEAAAAAAAHHHHHH!" jerit Lady Almaiel sembari menarik dan mendorongkan kembali kedua tangannya.

"ZYAAASSSSSHHHH...ZYAAAASSSHHH...BRUUESSSHHH!" jilatan api yang tadinya menjalar perlahan, mendadak menderu dan berpusar sangat kencang bagai kuatnya tiupan angin puting beliung. Mayat-mayat segar terkupas tuntas hingga menjadi terak dan arang tulang belulang. Darah dan potongan tubuh tersulut sempurna menjadi tumpukan abu. Gelimpangan bangkai terkikis sedikit demi sedikit tergerus ganasnya purge Lady Almaiel.

Sang Genesis Grugh hanya bisa berguling-guling kepanasan. Dugaan Sir Falour tidak meleset. Meski anak buahnya sudah bersih menjadi bara tak bernyawa, raja Grugh itu masih mampu bertahan dari serangan. Dia menutup wajahnya untuk menghindarkan matanya terbakar melepuh sambil sesekali maju ke depan menentang arus api.

"PURGE PERTAMA AKAN TURUN 20 DETIK LAGI," Lady Almaiel memberitahukan.

Sir Falour langsung menanggapi, "SIAPKAN YANG KEDUA, TUNGGU PERINTAHKU!" Dirinya pun memberi perintah lain, "DAO-LONG! KITA SERGAP MAKHLUK ITU, AYO!"

Dao-long mengangguk dan kemudian mengikuti Sir Falour yang telah lebih dulu maju.

Optimisme Sir Falour yang baru saja ambruk saat Genesis Demon itu muncul yang merusak ritme tim kini terbangun kembali. Sejauh ini rencananya daruratnya berjalan dengan lancar. Makhluk itu harus dibuat cukup sibuk dan teralihkan perhatiannya sementara Deneria bekerja. Membuat makhluk itu marah memang beresiko tinggi bagi tim, namun setidaknya hal itu akan memberikan kesempatan bagi banisher mereka.

"SYUUUUTTT," badai api pun berangsur mereda. Aroma gosong menyeruak di udara. Tidak mengindahkan hal itu, Lady Almaiel segera melakukan persiapan untuk purge keduanya yang mengusung unsur es. Melalui beberapa gerakan, tongkat sihir Lady Almaiel pun mengeluarkan cahaya putih kebiru-biruan yang sejuk. "PURGE KEDUA SIAP!" teriaknya memberi tahu.

Sir Falour dan Dao-long menghambur menuju Genesis Demon. Melihat ketinggian makhluk itu, Sir Faulor langsung berujar kepada Dao-long, "JATUHKAN DIA. AKU AKAN KE BELAKANG DAN KITA KUNCI DIA DI TENGAH!"

Dao-long mengangguk dan melesat ke kaki Grugh raksasa itu. Iblis tersebut baru saja mengangkat tangan yang menutupi matanya ketika Dao-long menghantamkan diri sekeras-kerasnya ke kaki kanannya, "DUUGHHHH!" Iblis itu pun limbung dan terpeleset, "BREEGHH!" lalu terjatuh setelah gagal menopang berat badannya.

Ketika tangan makhluk itu turun, Sir Falour yang berada tidak jauh di belakang di Dao-long langsung memanfaatkan tungkai itu sebagai pijakan untuk melompat lurus menyasar kepala makhluk itu. "SFFFTTT," saat berada di udara, Sir Falour menghirup nafas dalam-dalam sambil mengambil posisi. Saat kembali meluncur ke bawah ditarik gaya gravitasi, Ia melakukan serangan memutar dan mendaratkan satu pukulan perisai dan satu lagi backhand godamnya tepat wajah lawannya, "DHANG!...BHUGG!", yang membuat monster itu kembali tersungkur, "BRUGH..SRETTT!"

"RAAAAAAARRRR!" Pukulan Sir Falour membuat Genesis Demon itu bertambah murka. "WHHUNG...WUSH...WHUNG!" makhluk itu bangkit dan langsung melakukan serangan membabi buta ke Sir Falour meski tidak mencapai sasaran. Tetapi setelah beberapa kali luput, sebuah pukulan mengenai Sir Falour.

"DHAAANK!" beruntung Sir Falour sempat menghalanginya dengan tamengnya. Tetapi kekuatan fisik makhluk itu benar-benar di luar dugaan.

"GRUBUG...GRUBUG...GRUBUG," Sir Falour terpelanting di tanah beberapa kali sebelum bisa mencoba bangkit. Makhluk itu tidak memberi angin sedikit pun baginya dan mengerahkan sebuah tamparan. Sir Falour yang masih terhuyung secara naluriah mengambil satu langkah mundur untuk menghindarinya. "CLANG!" namun perisainya sempat terserempet telapak tangan makhluk itu dan terlepas dari genggamannya, "KLANG...KLANG...KLANK" perisai itu jatuh di kejauhan. Sir Falour berada dalam bahaya saat terbuka tanpa pertahanan. Namun wajahnya tidak sedikitpun menunjukkan rasa takut saat iblis itu mengaitkan dua kepalan dan hendak menggilas gepeng dirinya. Ia malah maju sambil menggenggam godamnya seakan telah siap untuk mati "HAAAAAHHHHHHH!" Tinju makhluk itu sudah akan menimpa ketika Sir Falour bergerak ke samping sambil mengibaskan palunya "BRUGH!...TUNG...TUNG...TUNG" Meskipun mengenai tangan makhluk itu, senjata Sir Falour justru terlempar. Gaya tumbukan gada dengan tangan Grugh raksasa yang sedang meluncur cepat itu terlalu besar untuk ditahan oleh genggaman Sir Falour. Dalam kondisinya yang setengah terguncang, Sir Falour melihat lawannya itu bergerak untuk menginjaknya.

"BUAGH", terdengar suara pukulan yang membuat makhluk itu terhenyak. "BLAAAMMM!" Injakan kaki makhluk itu tertunda sepersekian detik sehingga Sir Falour mampu menggulingkan diri ke samping meski hanya selisih berapa senti saja. Rupanya saat iblis itu sibuk dengan pimpinan Crease Guardian, sang druid mengejar, naik ke tengkuk, dan menghajar leher belakangnya. Dao-long menancapkan cakarnya di kulit monster itu dan menghujaninya dengan serangan siku, "DESH...DEGHH...DBUGG!".

Merasa terganggu, makhluk itu mendekap dirinya sendiri di leher. "CLAP," tangan itu hanya menepuk kulit, sedangkan Dao-long sudah terjun ke bawah. Belum sampai kakinya menginjak tanah, "GREBB," Dao-long sudah dicengkeram oleh makhluk itu. "DONG...TUAAANK...BRUANK!" tubuh Dao-long dibanting-banting ke bumi oleh makhluk itu bak anak kecil yang sedang sebal dengan boneka mainannya. Setelah puas menyiksa Dao-long, iblis besar itu melemparkan tubuh druid itu ke arah Hazim dan kawan-kawan.

"Sial!" umpat Hazim kala melihat tubuh Dao-long melaju ke arahnya. Sebenarnya mudah saja bagi Hazim untuk menghindar. Namun lemparan itu beresiko mengenai Lady Almaiel atau Deneria apabila ia lepaskan begitu saja. Tanpa banyak berpikir, Hazim mengeluarkan sebuah rantai baja dari kantungnya dan melejit menyongsong Dao-long. Dengan kecepatan yang sulit dinalar akal sehat, Hazim mengikat Dao-long dengan rantai itu kemudian menariknya ke arah yang berlawanan untuk mengimbangi daya yang diberikan oleh monster tadi. Setelah berhasil menetralkan lontaran itu, Hazim melepaskan rantai itu dari tubuh Dao-long dan segera mendatangi rekannya yang masih duduk gemetaran. Sebagian tubuh Dao-long penyok tidak karuan. Kaki dan tangan sebelah kanannya terpuntir patah dan hampir tak berbentuk. "Bagaimana keadaanmu kawan?" sergah Hazim.

Dao-long meringis menahan sakit, "Lebih buruk dari kematian. Makhluk itu luar biasa kuat Hazim." Dao-long mencoba memutar telapak tangan kanannya yang tengadah untuk menyentuh tanah dibawahnya.

Hazim membantu membalikkan tangan Dao-long dan menempelkannya ke tanah. Secara perlahan namun pasti, Dao-long menyerap unsur besi dari telapak tangan untuk memulihkan kondisi jasadnya yang sudah remuk redam. Hazim memukul pelan lengan rekannya, "Kau yakin masih mampu melanjutkan ini?" tanyanya.

"Aku tidak apa-apa Hazim. Bantu Falour menahan makhluk itu di antara pintu dan Deneria. Dia tidak mungkin akan selamat sendirian," pinta Dao-long. Tubuhnya yang hancur lambat laun terbentuk kembali.

"Baik. Ambil waktumu kawan, dan cobalah serap sesuatu yang lebih kuat daripada besi. Aku akan mencoba menahan setan itu," sahut Hazim seraya beranjak menggantikan posisi Dao-Long.

"RAAAWWRRRRRR! RROOAAAAARRRRH!" makhluk itu merasa sudah menang dan mulai mempertontonkan arogansinya. Walaupun telah terluka oleh purge Almaiel yang pertama, makhluk itu sementara ini mampu memporakporandakan petarung-petarung terhebat Pandea. Ia melenggang ke arah Sir Falour yang berada di antara dirinya dan Demonic Crease, bak ingin mempermainkan perasaan para manusia yang dianggapnya lemah itu.

Sir Falour sendiri berhasil mencuri waktu untuk mengambil senjata dan pelindung yang tadi tercecer pada saat makhluk itu teralihkan perhatiannya. Sempat melayangkan pandangan ke arah crease, Sir Falour mengetahui bahwa kurang sedikit lagi gerbang itu tertutup. Jerih payah dan luka-luka yang diderita tim sebentar lagi akan terbayar lunas. Dengan yakin Sir Falour kembali memancing makhluk itu untuk mengikutinya. Kali ini dia mengarahkan lawannya ke arah samping medan tempur, agar pandangan Grugh raksasa itu tidak sampai tertuju ke Demonic Crease.

Tetapi dewi keberuntungan tidak selalu bertengger pada satu pihak. Saat menolehkan kepala menuruti gerak Sir Falour, Genesis Grugh itu tidak sengaja merasakan ada sesuatu yang aneh. Pupilnya bergerak mengecil dan melebar kembali waktu Ia mengamati Demonic Crease yang terus menciut itu. "AAAAAARRRRHHHHH!" teriakan gusar terdengar saat makhluk itu mengetahui bahwa dirinya telah lengah dan dilangkahi Deneria. Setelah beberapa detik tampak bingung, makhluk itu memilih untuk kembali ke titik Demonic Crease dan berniat untuk menahannya kembali mengingat jarak menuju portal itu lebih dekat, daripada ia harus mencoba menjatuhkan Deneria. "GDEBUM..***EBUM..***EBUM" makhluk itu langsung berlari kesetanan tanpa ada yang menghalangi.

Sir Falour sontak berteriak, "PURGE, SEKARANG! SEKARAANG!" dan langsung mengejar makhluk itu dari belakang.

Lady Almaiel mengarahkan ujung serulingnya lurus kebawah sembari berkata, "COLD SNAP!" Tanah di sekitar tempat wanita itu berdiri seketika membiru. Lady Almaiel memutar pergelangan tangannya dan menghadapkan seruling itu kembali ke atas, "HAAAAAHH!" lalu mengejan sambil menaikkan senjata itu tinggi-tinggi ke udara. "ZZRRKKK...KRTK...KRRTKK!" Hawa kering yang sangat dingin mendadak menyergap dan menyapu medan pertempuran. "SRRKKK...KRETEK...KRTEKK!" Grugh raksasa yang bergerak buas kontan melambat setelah badai es itu menghunjam badannya. Tapi jurus pembeku itu tidak lantas menghalangi niatnya untuk mengganjal tugas Deneria. Tangan panjang yang ia julurkan itu sebagian masih ngeloyor masuk ke dalam Demonic Crease.

"N...NNGHH!" erang Deneria yang kembali menemui jalan buntu saat crease yang diciutkannya mentok menabrak pergelangan makhluk itu.

"TAP...TAP...TAP," Sir Falour sudah hampir sampai di belakang makhluk itu ketika memberikan perintah, "HAZIM, BERI AKU IMPACT BOMB DI LENGAN DEPAN KEPARAT INI!"

Dari kejauhan, Hazim langsung mengeluarkan sebuah bom bulat mirip yang dihantamkannya ke kawanan musuh di tengah-tengah pertempuran tadi. Setelah memperhitungkan jarak dan elevasi target, Hazim melontarkan bom itu dengan lemparan yang memelintir laju geraknya. Bom itu melaju kencang sembari berotasi pada porosnya. Arah lemparan bom yang semula dilemparkan ke sebelah kanan atas, secara menakjubkan menempuh trayektori spiral dan berubah haluan menuju lengan bawah makhluk itu yang masih menahan Demonic Crease.

Sesampainya di punggung Genesis Demon, Sir Falour langsung melenting ke atas dan menggunakan badan monster yang tengah beku itu sebagai pijakan. Sir Falour melintas di atas kepala lawannya, bersalto sekali seraya menyiapkan godamnya, dan "BOOOMMMM!" impact bomb Hazim menghajar lengan bawah iblis itu, kemudian "BYAAAAAARRRRSS!" lengan itu pecah berhamburan dari ujung hingga siku setelah Sir Falour menghantamnya tepat dari sebelah atas. Hawa dingin itu telah membuat tubuh makhluk itu getas dan rentan untuk dihancurkan.

"GUBRAK...GLUDUGH!" pendaratan Sir Falour di tanah berjalan kurang mulus. Ia jatuh terjerembab di permukaan yang padat. Pecahnya tangan yang menghalangi membuatnya dengan spontan kembali bangkit dan mengingatkan Deneria, "CEPAT, CEPAT, CEPAAT!"

"SSSHHHH!" purge yang kedua telah usai. Hangat udara sekitar kembali bergerak memenuhi atmosfer pertempuran. Potongan dan bunga es yang bertebaran lambat laut mencair kembali menjadi air dan embun. Kondisi tersebut membuat sang iblis penghancur bisa mencair dan kembali bergerak aktif setiap saat mengingat tidak ada lagi kekuatan magis yang menahannya tetap berhenti. Meski memahami resikonya, Sir Falour tetap nekat untuk menghalanginya sekaligus mengulur waktu. Bahkan lebih dari itu, Sir Falour ingin menghabisi Genesis Demon pada saat masih membeku. "HAZIM, SATU LAGI DI KEPALANYA!" pintanya kepada Hazim yang langsung dieksekusi oleh assassin kawakan itu. Sir Falour dengan cekatan kembali memanjat lewat badan raksasa itu dan melompat ke udara.

"BYARRRSS!" es yang menyelimuti Grugh bongsor itu tiba-tiba pecah berkeping-keping. Di luar dugaan, pemulihan monster itu dari kondisi beku berlangsung dengan sangat-sangat cepat dan berhasil keluar dari kungkungan penjara es yang Almaiel ciptakan. Belum lagi niat Sir Falour kesampaian, makhluk itu sudah sadar kembali. "WHAAAARR!" makhluk itu berkoar saat melihat Sir Falour melayang di udara. "GREPPP", makhluk itu menangkap tubuh Sir Falour, namun sepersekian detik kemudian, "ZIIINGG...BLAAARRRRRRR!" impact bomb yang dipesan dari Hazim tadi meledak persis di pelipis Genesis Demon itu.

Dari kejauhan Hazim menyaksikan Sir Falour yang mencoba melepaskan diri dari cengkeraman jemari saat lawannya sempoyongan akibat ledakan di kepalanya. Ia merogoh kantongnya lagi dan "ZING...ZING!" dua impact bomb lagi disambitkan ke arah sasaran raksasanya. Hazim lalu berlari sekuat tenaga ke arah dua pihak yang sedang berjibaku itu. Debu vulkanik beterbangan saat Hazim melintas. Saking cepatnya, Hazim hingga menyusul laju bom yang baru saja ia lempar sendiri.

"ZIING...BLEGURRR!" sebuah peledak kembali mendarat di kepala iblis itu. Merasa terancam, makhluk itu langsung melepaskan genggamannya dari Sir Falour dan menutupi kepalanya dengan tangan-tangan yang tersisa.

Berbekal kecepatan yang luar biasa, Hazim mampu mendekat dalam sekejap mata. Dia langsung menyambut tubuh Sir Falour yang baru saja dilepaskan oleh makhluk itu dan berbelok arah untuk bersiap membawa Sir Falour menjauh. Genesis Grugh itu tidak rela tangkapannya digondol begitu saja oleh Hazim. Makhluk itu mencoba merengkuh kembali buruannya, namun Hazim, meski kegesitannya jauh berkurang karena memanggul Sir Falour, masih lebih cepat.

"ZINGGG...BLEDHAAR!" peledak yang kedua meletus saat menyentuh bahu raksasa yang sesaat lengah karena sibuk hendak meraih Sir Falour dan Hazim. Impact bomb yang kedua itu membuka kesempatan bagi Hazim untuk menggendong Sir Falour keluar dari bahaya.

"WUUUSHHH...SREESEETT," Hazim mengerem laju larinya dengan menyeretkan kedua kaki dan sebelah telapak tangannya ke tanah. Ia lalu merebahkan Sir Falour yang lemas akibat cengkeraman Grugh raksasa tadi.

Bukannya berterima kasih, Sir Falour justru mendorong Hazim dengan sewot, "Berani-beraninya kau membawaku mundur kemari! Kau seharusnya membantuku mencegah Genesis Demon itu membuka kembali crease-nya!"

Hazim membalas omelan Sir Falour dengan gelak tawa, "Ahahaha...hahahaha...Crease? crease yang mana tuan ksatria?" Pria selengean itu menunjuk ke arah di mana Demonic Crease tadinya berada. "Sekarang coba tunjukkan pintu itu kepadaku Falour. Mungkin ada masalah dengan penglihatanku karena aku tidak lagi melihat apa-apa di sana," tukas Hazim.

Demonic Crease itu benar-benar sudah hilang. Deneria telah berhasil melakukan tugasnya secara paripurna. Sir Falour setengah tidak percaya karena dia tidak mendengar suara dentuman aneh yang biasanya mengikuti seiring runtuhnya pusaran itu. Sepertinya bunyi itu larut dalam gaduhnya petasan-petasan yang disebar oleh Hazim.

"Sekarang tugasmu tinggal mengatur bagaimana kita bisa menjinakkan hewan buas itu sebelum dia yang malah menginjak-injak kita," papar Hazim sambil menunjuk si raksasa terluka yang celingukan mencari keberadaan crease.

"RRAAAAAARRGH..RRAAAAARRRGH!" begitu mengetahui celah invasi para iblis sudah tidak lagi di sana, Grugh besar itu menjerit marah dan melampiaskan kekesalannya dengan menghantam-hantamkan kepalannya ke tanah "DHUM...DHURRR...DHHAM!" Makhluk itu mengalihkan pandangannya menuju para Crease Guardian dan melolong pilu, "RAAAAUUUUUU!" Terluka dan gagal menunaikan misinya, yang ada di naluri makhluk itu hanyalah nafsu untuk melumat habis pasukan elit yang telah membuatnya meradang.

Sebagian dari diri Sir Falour sebenarnya merasa lega dan ingin sedikit melepaskan rasa tegang setelah strateginya sukses. Namun ia tahu bahwa terperangkapnya Genesis Demon super kuat di alam Pandea juga merupakan resiko yang tidak bisa dianggap remeh. Sekumpulan petarung elit saja bisa menjadi bulan-bulanan makhluk itu, apalagi pasukan biasa. Jika mereka tidak menyembelih raksasa ini sekarang, sudah pasti akan timbul banyak kekacauan di luar sana.

Sir Falour paham bahwa sekarang timnya tidak lagi harus menanggung beban Demonic Crease. Seluruh anggota Crease Guardian bisa fokus untuk melumpuhkan musuh alotnya tersebut. Sir Falour berpikir mungkin dengan menyerang bersama-sama, mereka bisa memenangkan pertempuran itu. "KAWAN-KAWAN, KITA AKAN MENYE..."

Belum selesai Sir Falour berucap, tiba-tiba Dao-long memotong, "AKU PUNYA IDE YANG LEBIH BAIK FALOUR," ia menarik nafas kemudian melanjutkan ucapannya, "TAPI SESEORANG HARUS MEMBUAT MONSTER ITU SIBUK SELAMA BEBERAPA MENIT LAGI."

"DREP...DREP...DREP!" Grugh yang sedang dalam amuk itu melangkah dan menambah kecepatan jalannya. "BLAM...BLAM...BLAM" larinya membuat gempa-gempa kecil berirama.

Pilihan Sir Falour sudah tidak banyak. Anggota tim yang masih fit untuk bertempur hanya tinggal Hazim seorang. Deneria masih memulihkan diri untuk yang kedua kalinya. Sementara itu, sepasang purge dari Lady Almaiel pun telah menunjukkan bahwa makhluk itu memiliki pertahanan magis yang sangat kuat, dan tampaknya tidak ditakdirkan untuk terbunuh dengan serangan sihir. Trik penghancuran badan dengan Cold Snap juga sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan mengingat efek Blood Offering yang sudah habis. Sir Falour masih ragu dalam dilema hingga ia melihat percikan semangat di mata kusam Dao-long. Hatinya mengatakan bahwa veteran Crease Guardian itu yakin akan rencananya.

Sir Falour melihat Hazim dan keduanya pun saling berpandangan selama beberapa saat. Hazim terlihat kesal dan menyumpahi Dao-long, "KAU YANG PERTAMA KUCARI DI NERAKA JIKA RENCANA INI GAGAL ORANG TUA!" Sambil menghunus pisaunya, Hazim pun menodong Sir Falour dan mengeluarkan sindiran, "Dan kau Falour, kau masih berhutang terima kasih padaku. Aku akan menagihnya nanti."

"INI TIDAK AKAN GAGAL!" jawab Dao-long meyakinkan Hazim yang mendadak telah menghilang dari tempatnya, "KARENA RENCANA INI TELAH TERBUKTI BERHASIL SEBELUMNYA!" pungkasnya serius.
 
Terakhir diubah:
:mantap:
apdett udah diluncurkan....

cuma sedikit janggal pada kalimat ini;
»» Tubuh
Deneria mendadak diliputi oleh
aura terang diikuti oleh butiran-
butiran cahaya bak kunang-kunang
yang berkeliling mengitarinya
Usaha awal untuk menambal
(mubazir rasanya), :beer:

typo? tidak ada rasanya. :jempol:

:semangat: ------»»» next apdett.
 
:mantap:
apdett udah diluncurkan....

cuma sedikit janggal pada kalimat ini;
»» Tubuh
Deneria mendadak diliputi oleh
aura terang diikuti oleh butiran-
butiran cahaya bak kunang-kunang
yang berkeliling mengitarinya
Usaha awal untuk menambal
(mubazir rasanya), :beer:

typo? tidak ada rasanya. :jempol:

:semangat: ------»»» next apdett.

waah tengkiu gan atas kesediaannya mantengin thread cupu nubie..
akan ditindaklanjuti omgan..sekalian mbenerin gambar concept artnya Sir Falour yg kagak nongol hiks...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gak ada cerita seks nya.. :)

Iya bro..hehe..maklum nubie mah nggak ahli soal begituan :sendirian:

Izin gelar tiker, brada :ngeteh:

Penggambaran adegan yang sangat detil + kosakata yg apik sekali :jempol: serasa baca novel

Bagus ni disimak buat referensi :pandajahat: coz ane mo nulis cerita tema fantasi kok sepertinya susah ya :galau:

thanks for the story n update, :cendol:

Mohon kripiknya ya suhu :ampun:
asli nubie banget dan ini cerita kedua yang nubie telurkan..mudah2an bisa dikredit dikit-dikit sampai tamat... :galau:

Nubie juga masih butuh banyak arahan terutama soal SS yang bikin nubie mati kutu :mati:

Makanya dulu sebelum posting sempat galau, takut nyalahin aturan forum karena harus ada muatan hotnya, sedang sampai sekarang nubie belum yakin mau nempelin SSnya di mana...kalau jadi :galau: (ngarep diajarin)

Tapi berkat dorongan salah seorang suhu...akhirnya angkat postinglah enjoy project nubie ini suhu..

Nubie semangatin deh supaya suhu keluar dari zona nyaman supaya ikut buat cerbung fantasi...nubie yakin galaunya bukan karena kenapa-kenapa, tapi karena takut nambah fans dan dituntut update kan ;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd