Ketiga pria bertopeng itu pun terkejut saat melihat reaksi Dokter Ayu. pria ketiga yang sudah kembali ke posisi bersimpuh mengangkang, dengan kontol masih tertancap erat di memek Dokter Ayu, hanya bisa terkagum2 melihat gerakan pinggul Dokter Ayu yang masih terus bergetar.
Dokter Ayu masih menikmati getaran orgasmenya yang sangat dasyat itu. kenikmatan itu belum menghilangkan rasa gatal di memeknya, ia merasa kurang, ia menginginkan lagi.
“jangan berhenti….. terus goyang…… yang cepat…..” desah Dokter Ayu.
Ketiga pria bertopeng seolah baru terbangun dari lamunannya. Mereka langsung merespon desahan Dokter Ayu. pria ketiga langsung mengangkat paha Dokter Ayu, menahannya dikedua lengannya yang kokoh, pantatnya naik, badan sedikit condong kedepan, bertumpu menyiku dengan kedua pahanya, lalu mengayunkan pantatnya dengan cepat. Pria kedua langsung bergerak mengangkangin wajah Dokter Ayu, mendekatkan kepala kontolnya kemulut Dokter Ayu, sambil menahan tangan Dokter Ayu diatas kepalanya. Pria pertama masih dalam posisi bersimpuh, sambil terus meremasi payudara Dokter Ayu, memilin2 putingnya sedikit keras.
Dokter Ayu yang merasa ada kepala kontol menekan bibir manisnya, langsung membuka mulutnya, ia tahu keinginan pria itu.
Secara bersamaan mereka bergerak kembali.
“hmm…. Hmm……. Hmm….. hmm…. Hmm…… hmmm…..” desah pelan Dokter Ayu dengan mulut tersumbat kontol.
“Hmmmmmmmmmm………………………akhhhhhh………………….” Pantat Dokter Ayu kembali bergetar, kontol dimulutnya sampai terlepas.
Pria ketiga masih terus menghujam2kan kontolnya dengan cepat. Pria kedua kembali memasukan kontolnya kedalam mulut Dokter Ayu. sudah tidak ada lagi penolakan yang terlihat, bahkan Dokter Ayu mulai aktif mengocok dengan cepat kontol pria pertama.
Berkali2 Dokter Ayu mengalami orgasme dan multi orgasme, bergantian ketiga pria bertopeng itu menghujami memek Dokter Ayu, bahkan saat memek Dokter Ayu di entotin sambil nungging, Dokter Ayu secara aktif tanpa paksaan mengulum dua kontol besar dihadapannya. Dengan mata masih tertutup, justru manambah sensasi tersendiri baginya.
Ketiga pria bertopeng itu akhirnya menumpahkan semua pejunya kedalam memek Dokter Ayu bergantian, tanpa rasa jijik, sampai luber2 mengalir disela2 pantat Dokter Ayu, membasahi sprei bermotif hati ranjang itu.
Dokter Ayu tergolek lemas, dengan mata masih tertutup kain, entah sudah berapa puluh kali ia mengalami orgasme. Tubuhnya masih bergetar lemah. Tidak lagi ada suara dikamar itu, hanya ada suara nafas pelan Dokter Ayu.
Sementara itu terlihat dua bayangan hitam berlari kearah pagar belakang rumah mewah Dokter Ayu.
Memanjat pohon lalu melopati pagar setinggi tiga meter itu. mereka terus belari kearah rerimbunan pohon, hingga lenyap dalam kegelapan malam.
30 menit kemudian……………..
Tubuh telanjang Dokter Ayu mulai kembali bergerak, ia sudah memiliki sedikit tenaga untuk bangkit, lalu membuka tutup matanya. Ia berjalan kearah lemari pakaian, mengambil kimono tidurnya.
Ada perasaan puas, senang dihatinya, namun juga ada perasaan khawatir dihatinya, membayangkan andaikan ketiga pria jahat tadi menculik anak2nya, atau bahkan membunuh dirinya.
Ia harus segera mengecek keadaan sekitar, walau dengan tubuh masih sedikit lemah, ia tetap memaksakan dirinya, perlahan menuruni tangga, sambil menyalakan semua lampu utama, melihat2 sekitar, adakah barang2 yang hilang.
Dokter Ayu terus berjalan menuju pos satpam rumahnya. Ia harus menegor keteledoran pak Jono malam ini.
Ketika Dokter Ayu sampai di pos jaga, ia langsung kaget melihat pak Jono terborgol di teralis besi jendela pos satpam, dengan mulut tertutup lakban.
“hmmmmm….. hmmmmmm…….hmmmmm……..” guman pak Jono dengan mulut terlakban. Sambil bergerak2 kecil. Saat melihat Dokter Ayu datang.
“pak Jono tidak apa2……..” Dokter Ayu langsung berlari pelan, bersimpuh dengan satu kaki, langsung membuka lakban yang menutup mulut pak Jono.
“ahhh…….. maaf Bu….. maaf…… tadi saya sedang tiduran…. tiba2 langsung disergap. Saya tidak sanggup berontak, mereka bertiga, tenaga mereka kuat2…..” jawab Pak Jono tergagap menunjukan penyesalan dan kekhawatiran. Tangannya masih terborgol di teralis jendela pos itu.
“ibu tidak apa2……” lanjut pak Jono dengan mimik khawatir.
“iya… saya tidak apa2……. “ jawab Dokter Ayu bingung untuk berkata apa lagi ke pak Jono.
“maaf Bu Dokter, kunci borgol tergantung diatas sana….” Ucap Jono sambil menunjuk kearah tembok, tampak dua pentungan dan dua borgol tergantung bersama kuncinya.
Dokter Ayu segera berdiri dan mengambilnya, lalu membuka belenggu borgol ditangan pak Jono.
“Saya perlu lapor polisi Bu?” ucap pak Jono sambil berdiri setelah borgolnya telah terlepas, ia langsung mengeluarkan HP nya.
“jangan………… tidak usah pak Jono….. lagi pula tidak ada yang hilang” jawab Dokter Ayu. ia khawatir jika kasus ini dibesar2kan, akan ada banyak pertanyaan dari pihak yang berwajib. Itu jelas akan mempersulit dia.
“saya minta pak Jono jangan tidur malam ini, kalau perlu telpon pak Joko, bilang disuruh lembur sama saya. Tapi jangan bilang2 ke siapapun juga tentang kejadian ini, saya tidak mau Bu Rosa, mbak Lia dan mbak Sari khawatir dan ketakutan” lanjut Dokter Ayu.
“Ingat….. jangan cerita ke siapapun juga”
“baik Bu… siap laksanakan….” Jawab pak Jono langsung menelpon Pak Joko.
“saya pergi dulu…. Jangan tidur…. Saya khawatir mereka balik lagi…… “ ucap Dokter Ayu sambil berlalu.
Sepeninggalan Dokter Ayu…..
“Pak Joko…. Segera datang kerumah Dokter Ayu, disuruh lembur sama Bu Dokter” ucap pak Jono di telpon.
“aman…….… beres………. Hehehehehe……… kita atur lagi nanti…….. biar adem dulu……….” Lanjut pak Jono sambil tersenyum.
Bersambung…………………………
Dokter Ayu masih menikmati getaran orgasmenya yang sangat dasyat itu. kenikmatan itu belum menghilangkan rasa gatal di memeknya, ia merasa kurang, ia menginginkan lagi.
“jangan berhenti….. terus goyang…… yang cepat…..” desah Dokter Ayu.
Ketiga pria bertopeng seolah baru terbangun dari lamunannya. Mereka langsung merespon desahan Dokter Ayu. pria ketiga langsung mengangkat paha Dokter Ayu, menahannya dikedua lengannya yang kokoh, pantatnya naik, badan sedikit condong kedepan, bertumpu menyiku dengan kedua pahanya, lalu mengayunkan pantatnya dengan cepat. Pria kedua langsung bergerak mengangkangin wajah Dokter Ayu, mendekatkan kepala kontolnya kemulut Dokter Ayu, sambil menahan tangan Dokter Ayu diatas kepalanya. Pria pertama masih dalam posisi bersimpuh, sambil terus meremasi payudara Dokter Ayu, memilin2 putingnya sedikit keras.
Dokter Ayu yang merasa ada kepala kontol menekan bibir manisnya, langsung membuka mulutnya, ia tahu keinginan pria itu.
Secara bersamaan mereka bergerak kembali.
“hmm…. Hmm……. Hmm….. hmm…. Hmm…… hmmm…..” desah pelan Dokter Ayu dengan mulut tersumbat kontol.
“Hmmmmmmmmmm………………………akhhhhhh………………….” Pantat Dokter Ayu kembali bergetar, kontol dimulutnya sampai terlepas.
Pria ketiga masih terus menghujam2kan kontolnya dengan cepat. Pria kedua kembali memasukan kontolnya kedalam mulut Dokter Ayu. sudah tidak ada lagi penolakan yang terlihat, bahkan Dokter Ayu mulai aktif mengocok dengan cepat kontol pria pertama.
Berkali2 Dokter Ayu mengalami orgasme dan multi orgasme, bergantian ketiga pria bertopeng itu menghujami memek Dokter Ayu, bahkan saat memek Dokter Ayu di entotin sambil nungging, Dokter Ayu secara aktif tanpa paksaan mengulum dua kontol besar dihadapannya. Dengan mata masih tertutup, justru manambah sensasi tersendiri baginya.
Ketiga pria bertopeng itu akhirnya menumpahkan semua pejunya kedalam memek Dokter Ayu bergantian, tanpa rasa jijik, sampai luber2 mengalir disela2 pantat Dokter Ayu, membasahi sprei bermotif hati ranjang itu.
Dokter Ayu tergolek lemas, dengan mata masih tertutup kain, entah sudah berapa puluh kali ia mengalami orgasme. Tubuhnya masih bergetar lemah. Tidak lagi ada suara dikamar itu, hanya ada suara nafas pelan Dokter Ayu.
Sementara itu terlihat dua bayangan hitam berlari kearah pagar belakang rumah mewah Dokter Ayu.
Memanjat pohon lalu melopati pagar setinggi tiga meter itu. mereka terus belari kearah rerimbunan pohon, hingga lenyap dalam kegelapan malam.
30 menit kemudian……………..
Tubuh telanjang Dokter Ayu mulai kembali bergerak, ia sudah memiliki sedikit tenaga untuk bangkit, lalu membuka tutup matanya. Ia berjalan kearah lemari pakaian, mengambil kimono tidurnya.
Ada perasaan puas, senang dihatinya, namun juga ada perasaan khawatir dihatinya, membayangkan andaikan ketiga pria jahat tadi menculik anak2nya, atau bahkan membunuh dirinya.
Ia harus segera mengecek keadaan sekitar, walau dengan tubuh masih sedikit lemah, ia tetap memaksakan dirinya, perlahan menuruni tangga, sambil menyalakan semua lampu utama, melihat2 sekitar, adakah barang2 yang hilang.
Dokter Ayu terus berjalan menuju pos satpam rumahnya. Ia harus menegor keteledoran pak Jono malam ini.
Ketika Dokter Ayu sampai di pos jaga, ia langsung kaget melihat pak Jono terborgol di teralis besi jendela pos satpam, dengan mulut tertutup lakban.
“hmmmmm….. hmmmmmm…….hmmmmm……..” guman pak Jono dengan mulut terlakban. Sambil bergerak2 kecil. Saat melihat Dokter Ayu datang.
“pak Jono tidak apa2……..” Dokter Ayu langsung berlari pelan, bersimpuh dengan satu kaki, langsung membuka lakban yang menutup mulut pak Jono.
“ahhh…….. maaf Bu….. maaf…… tadi saya sedang tiduran…. tiba2 langsung disergap. Saya tidak sanggup berontak, mereka bertiga, tenaga mereka kuat2…..” jawab Pak Jono tergagap menunjukan penyesalan dan kekhawatiran. Tangannya masih terborgol di teralis jendela pos itu.
“ibu tidak apa2……” lanjut pak Jono dengan mimik khawatir.
“iya… saya tidak apa2……. “ jawab Dokter Ayu bingung untuk berkata apa lagi ke pak Jono.
“maaf Bu Dokter, kunci borgol tergantung diatas sana….” Ucap Jono sambil menunjuk kearah tembok, tampak dua pentungan dan dua borgol tergantung bersama kuncinya.
Dokter Ayu segera berdiri dan mengambilnya, lalu membuka belenggu borgol ditangan pak Jono.
“Saya perlu lapor polisi Bu?” ucap pak Jono sambil berdiri setelah borgolnya telah terlepas, ia langsung mengeluarkan HP nya.
“jangan………… tidak usah pak Jono….. lagi pula tidak ada yang hilang” jawab Dokter Ayu. ia khawatir jika kasus ini dibesar2kan, akan ada banyak pertanyaan dari pihak yang berwajib. Itu jelas akan mempersulit dia.
“saya minta pak Jono jangan tidur malam ini, kalau perlu telpon pak Joko, bilang disuruh lembur sama saya. Tapi jangan bilang2 ke siapapun juga tentang kejadian ini, saya tidak mau Bu Rosa, mbak Lia dan mbak Sari khawatir dan ketakutan” lanjut Dokter Ayu.
“Ingat….. jangan cerita ke siapapun juga”
“baik Bu… siap laksanakan….” Jawab pak Jono langsung menelpon Pak Joko.
“saya pergi dulu…. Jangan tidur…. Saya khawatir mereka balik lagi…… “ ucap Dokter Ayu sambil berlalu.
Sepeninggalan Dokter Ayu…..
“Pak Joko…. Segera datang kerumah Dokter Ayu, disuruh lembur sama Bu Dokter” ucap pak Jono di telpon.
“aman…….… beres………. Hehehehehe……… kita atur lagi nanti…….. biar adem dulu……….” Lanjut pak Jono sambil tersenyum.
Bersambung…………………………
Terakhir diubah: