Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dokter Ayuningsih

Bagian mana yang kalian sukai atau nantikan?

  • pak Jamal di sunat

    Votes: 17 8,3%
  • Jelita vs Bayu

    Votes: 9 4,4%
  • Dokter Ayu vs Bayu

    Votes: 36 17,6%
  • 4 sahabat vs Bayu

    Votes: 24 11,8%
  • 4 sahabat vs pak Jono, Pak Joko dan pak Pardi

    Votes: 9 4,4%
  • Utari vs pak Jamal

    Votes: 8 3,9%
  • Utari vs Bayu

    Votes: 11 5,4%
  • Utari vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 12 5,9%
  • Utari vs pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 10 4,9%
  • Dokter Ayu vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 19 9,3%
  • Dokter Ayu vs pak Joko, pak Jono dan pak Pardi

    Votes: 57 27,9%
  • 4 sahabat vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 10 4,9%
  • 4 sahabat vs Bayu, pak Jamal, pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 29 14,2%
  • Bayu vs Jelita dan Bu Surti

    Votes: 28 13,7%

  • Total voters
    204
  • This poll will close: .
Bimabet
Ketiga pria bertopeng itu pun terkejut saat melihat reaksi Dokter Ayu. pria ketiga yang sudah kembali ke posisi bersimpuh mengangkang, dengan kontol masih tertancap erat di memek Dokter Ayu, hanya bisa terkagum2 melihat gerakan pinggul Dokter Ayu yang masih terus bergetar.

Dokter Ayu masih menikmati getaran orgasmenya yang sangat dasyat itu. kenikmatan itu belum menghilangkan rasa gatal di memeknya, ia merasa kurang, ia menginginkan lagi.

“jangan berhenti….. terus goyang…… yang cepat…..” desah Dokter Ayu.

Ketiga pria bertopeng seolah baru terbangun dari lamunannya. Mereka langsung merespon desahan Dokter Ayu. pria ketiga langsung mengangkat paha Dokter Ayu, menahannya dikedua lengannya yang kokoh, pantatnya naik, badan sedikit condong kedepan, bertumpu menyiku dengan kedua pahanya, lalu mengayunkan pantatnya dengan cepat. Pria kedua langsung bergerak mengangkangin wajah Dokter Ayu, mendekatkan kepala kontolnya kemulut Dokter Ayu, sambil menahan tangan Dokter Ayu diatas kepalanya. Pria pertama masih dalam posisi bersimpuh, sambil terus meremasi payudara Dokter Ayu, memilin2 putingnya sedikit keras.

Dokter Ayu yang merasa ada kepala kontol menekan bibir manisnya, langsung membuka mulutnya, ia tahu keinginan pria itu.

Secara bersamaan mereka bergerak kembali.

“hmm…. Hmm……. Hmm….. hmm…. Hmm…… hmmm…..” desah pelan Dokter Ayu dengan mulut tersumbat kontol.

“Hmmmmmmmmmm………………………akhhhhhh………………….” Pantat Dokter Ayu kembali bergetar, kontol dimulutnya sampai terlepas.

Pria ketiga masih terus menghujam2kan kontolnya dengan cepat. Pria kedua kembali memasukan kontolnya kedalam mulut Dokter Ayu. sudah tidak ada lagi penolakan yang terlihat, bahkan Dokter Ayu mulai aktif mengocok dengan cepat kontol pria pertama.

Berkali2 Dokter Ayu mengalami orgasme dan multi orgasme, bergantian ketiga pria bertopeng itu menghujami memek Dokter Ayu, bahkan saat memek Dokter Ayu di entotin sambil nungging, Dokter Ayu secara aktif tanpa paksaan mengulum dua kontol besar dihadapannya. Dengan mata masih tertutup, justru manambah sensasi tersendiri baginya.

Ketiga pria bertopeng itu akhirnya menumpahkan semua pejunya kedalam memek Dokter Ayu bergantian, tanpa rasa jijik, sampai luber2 mengalir disela2 pantat Dokter Ayu, membasahi sprei bermotif hati ranjang itu.

Dokter Ayu tergolek lemas, dengan mata masih tertutup kain, entah sudah berapa puluh kali ia mengalami orgasme. Tubuhnya masih bergetar lemah. Tidak lagi ada suara dikamar itu, hanya ada suara nafas pelan Dokter Ayu.

Sementara itu terlihat dua bayangan hitam berlari kearah pagar belakang rumah mewah Dokter Ayu.

Memanjat pohon lalu melopati pagar setinggi tiga meter itu. mereka terus belari kearah rerimbunan pohon, hingga lenyap dalam kegelapan malam.



30 menit kemudian……………..



Tubuh telanjang Dokter Ayu mulai kembali bergerak, ia sudah memiliki sedikit tenaga untuk bangkit, lalu membuka tutup matanya. Ia berjalan kearah lemari pakaian, mengambil kimono tidurnya.

Ada perasaan puas, senang dihatinya, namun juga ada perasaan khawatir dihatinya, membayangkan andaikan ketiga pria jahat tadi menculik anak2nya, atau bahkan membunuh dirinya.

Ia harus segera mengecek keadaan sekitar, walau dengan tubuh masih sedikit lemah, ia tetap memaksakan dirinya, perlahan menuruni tangga, sambil menyalakan semua lampu utama, melihat2 sekitar, adakah barang2 yang hilang.

Dokter Ayu terus berjalan menuju pos satpam rumahnya. Ia harus menegor keteledoran pak Jono malam ini.

Ketika Dokter Ayu sampai di pos jaga, ia langsung kaget melihat pak Jono terborgol di teralis besi jendela pos satpam, dengan mulut tertutup lakban.

“hmmmmm….. hmmmmmm…….hmmmmm……..” guman pak Jono dengan mulut terlakban. Sambil bergerak2 kecil. Saat melihat Dokter Ayu datang.

“pak Jono tidak apa2……..” Dokter Ayu langsung berlari pelan, bersimpuh dengan satu kaki, langsung membuka lakban yang menutup mulut pak Jono.

“ahhh…….. maaf Bu….. maaf…… tadi saya sedang tiduran…. tiba2 langsung disergap. Saya tidak sanggup berontak, mereka bertiga, tenaga mereka kuat2…..” jawab Pak Jono tergagap menunjukan penyesalan dan kekhawatiran. Tangannya masih terborgol di teralis jendela pos itu.

“ibu tidak apa2……” lanjut pak Jono dengan mimik khawatir.

“iya… saya tidak apa2……. “ jawab Dokter Ayu bingung untuk berkata apa lagi ke pak Jono.

“maaf Bu Dokter, kunci borgol tergantung diatas sana….” Ucap Jono sambil menunjuk kearah tembok, tampak dua pentungan dan dua borgol tergantung bersama kuncinya.

Dokter Ayu segera berdiri dan mengambilnya, lalu membuka belenggu borgol ditangan pak Jono.

“Saya perlu lapor polisi Bu?” ucap pak Jono sambil berdiri setelah borgolnya telah terlepas, ia langsung mengeluarkan HP nya.

“jangan………… tidak usah pak Jono….. lagi pula tidak ada yang hilang” jawab Dokter Ayu. ia khawatir jika kasus ini dibesar2kan, akan ada banyak pertanyaan dari pihak yang berwajib. Itu jelas akan mempersulit dia.

“saya minta pak Jono jangan tidur malam ini, kalau perlu telpon pak Joko, bilang disuruh lembur sama saya. Tapi jangan bilang2 ke siapapun juga tentang kejadian ini, saya tidak mau Bu Rosa, mbak Lia dan mbak Sari khawatir dan ketakutan” lanjut Dokter Ayu.

“Ingat….. jangan cerita ke siapapun juga”

“baik Bu… siap laksanakan….” Jawab pak Jono langsung menelpon Pak Joko.

“saya pergi dulu…. Jangan tidur…. Saya khawatir mereka balik lagi…… “ ucap Dokter Ayu sambil berlalu.

Sepeninggalan Dokter Ayu…..

“Pak Joko…. Segera datang kerumah Dokter Ayu, disuruh lembur sama Bu Dokter” ucap pak Jono di telpon.

“aman…….… beres………. Hehehehehe……… kita atur lagi nanti…….. biar adem dulu……….” Lanjut pak Jono sambil tersenyum.











Bersambung…………………………
 
Terakhir diubah:
Sementara itu di rumah Bu Surti.





Bayu terlihat sedang terlentang diatas ranjang pengantin itu, dia sedang asik menjilati permukaan memek Bu Surti yang berada di atasnya, sementara Bu Surti sedang mengerahkan semua kemampuannya untuk menyenangkan kontol besar Bayu, mulutnya hanya dapat menampung kepala besar kontol itu, sambil menghisap dan menjilat, tangan Bu Surti terus mengocok kontol besar Bayu. Mereka saling memanjakan lawan mainnya.

Beberapa saat kemudian, Bu Surti segera memutar arah tubuhnya, lalu menegakan badannya, kontol Bayu terselip di celah memek basah Bu Surti. Sambil kepala mendongak keatas, dengan dua mata terpejam dan dua tangan bertumpu di dada bidang Bayu, Bu Surti menggoyang2 pinggulnya, menggesek2 maju mundur batang kontol Bayu di celah memeknya.

Bayu yang berada dibawah tidak tinggal diam, kedua tangannya meremas2 lembut payudara Bu Surti, sambil menatap wajah cantik mertuanya.

“sssthhhhh………. Sssttthhhhhh……. Sssthhhhhhh………” desis Bu Surti sambil terus menggoyangkan pinggulnya, sudah lama ia merindukan kehangatan kontol lagi di memeknya, namun ia ragu untuk mencari pasangan baru. Takut anak tersayangnya, Jelita, tidak nyaman dengan kehadiran ayah baru dirumah itu. ia tidak menyangka. Justru saat pernikahan putrinya inilah sebentar lagi ia akan merasakan kehangatan kontol lagi di dalam memeknya.

Setelah beberapa saat, Bu Surti mulai mengangkat pinggulnya, memegang Kontol besar Bayu dengan satu tangan, menempatkan lurus kearah lobang memeknya, mengesek2kan sebentar kepala kontol besar itu di lobang memeknya, setelah yakin sudah pas posisinya, perlahan Bu Surti mulai menurunkan pinggulnya.

“Ssssstthhhhhh……………………” Batang Kontol besar Bayu sedikit kesulitan menembus lobang memek Bu Surti yang sudah sangat basah, terutama saat gerigi yang ada di sekitar pangkal kepala kontol Bayu mulai memasuki lobang tempat Jelita dulu dilahirkan.

“sssttthhhhhh………… akhhhhhhhhh……………” triak Bu Surti pelan, ketika Bu surti memberikan sedikit tekanan agar gerigi tersebut dapat lewat masuk, malah langsung terhentak saat hambatan tersebut sudah melewati mulut memeknya. Langsung menyentak menghantam mulut rahimnya.

“akhhhhhh………………….. “ seketika pinggul Bu Surti langsung bergetar keras, mendapatkan orgasme pertama dari Kontol besar menantunya pada sodokan pertama.

pinggulnya terus bergetar, kedua tangannya berpegangan erat di dada bidang Bayu. Tangan Bayu meremas kencang payudara Bu Surti sambil menahan agar tubuh mertuanya itu tidak jatuh kesamping.

Biasanya Bu Surti sangat suka posisi WOT, namun tampaknya ia tidak sanggup menghadapi kontol besar Bayu jika melakukan posisi WOT, terlalu ngilu ia rasa di dalam sana.

“Nak Bayu, ibu sudah tidak kuat, ibu dibawah aja ya nak….?” Ucap Bu Surti dengan nada bergetar, sementara pinggulnya masih bergetar juga.

“baik Bu…..”

Bu Surti segera turun dari tubuh kekar menantunya, ia langsung berbaring diranjang itu, Bayu pun segera bangkit, mengambil posisi diantara kaki Bu Surti yang montok.

Bayu melakukan jilatan2 kecil di memek Bu Surti, sebelum akhirnya ia bangkit kembali, lalu menempatkan kepala kontol besarnya di celah memek mertuanya.

“ssttthhhhhhhh………….” Bu Surti mendesah pelan saat kepala kontol Bayu perlahan membelah memek basahnya.

Dengan sekali hentakan kuat, dengan sedikit hambatan pada geriginya, kontol Bayu menghujam dalam menekan keras rahim Bu Surti.

“akhhhhh……………………….” Triak Bu surti merasakan ngilu2 nikmat di memeknya.

Bayu langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, karena ia sudah ketagihan rasa nikmat saat orgasme, karena pengalamannya orgasme bersama Dokter Ayu merupakan pengalaman pertama bagi Bayu, begitu ia tahu nikmatnya rasa orgasme dikontolnya, membuat ia ingin segera merasakannya kembali.

“akhhhh………. Akhhhhh…….. akhhhhh…….. akhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………….” Bu surti mendapatkan orgasme keduanya, pinggulnya bergetar hebat, kontol besar Bayu masih terus menghujam. “akhhhhhh……..akhhh………. akhhhhh……… akhhhhhh……………………………..” kembali tubuh Bu Surti begetar hebat, menghadapi ganasnya genjotan Bayu.”akhhh……… akhhhhh…….. akhhhh……. Akhhhhhhhhhhhhh……………. “ kembali pinggul Bu Surti bergetar hebat, Bayu tidak memberikan sedikit pun waktu buat Bu Surti beristirahat, Bayu ingin segera merasakan nikmatnya orgasme. Namun ternyata itu masih jauh buat Bayu.

Bayu tidak perduli, ia terus mengejar orgasmenya, sementara tubuh Bu Surti terus bergetar, entah sudah berapa puluh kali Bu Surti mengejang nikmat. Bayu masih terus memompa, tubuhnya sudah sangat berkeringat…… namun itu tidak menghentikan ayunan pinggulnya. Kontol besarnya terus menghujami memek Bu Surti yang sudah mulai memerah. Hingga akhirnya…………

“Akhhhhhhh…………. Crottt…………crotttt…………crotttt……….crottt…………….crottt…………. “ Bayu keluar, lima kali menembakan lahar panas yang banyak kedalam memek basah Bu Surti.

“akhhhhhhhh…………………….. critttt…….critttt…..critttt……..” desah lemah Bu Surti, ketika mendapatkan semprotan hangat di rahimnya, membuat ia orgasme sekali lagi.

Tubuh besar Bayu langsung ambruk di samping Bu Surti. Ia sudah terlalu lelah bergoyang, tubuhnya dipenuhi banyak keringat.

Bu Surti pun sudah telalu lemah untuk bergerak, ia hanya bisa diam sambil memejamkan mata.

Mereka berdua akhirnya tertidur pulas. Melupakan Jelita yang sedang meringkuk kedinginan di atas sofa.











Bersambung………………………………
 
Menjelang Subuh, Bu Surti telah terbangun, ia melihat Bayu disampingnya masih tidur terlentang, kontol besar Bayu terlihat lemas, teringat kejadian semalam, membuat nafsu Bu Surti bangkit kembali. Namun ia teringat anak kesayangannya Jelita. ia tidak boleh mengganggu Bayu lagi pagi ini, memberi waktu untuk Bayu mengumpulkan kembali tenaganya, untuk menunaikan kewajibannya sebagai suami Jelita. dengan hanya melilitkan kain di tubuhnya, Bu Surti berjalan keluar sambil membawa pakaian nya yang lain, ia ingin segera mandi dan mempersiapkan sarapan untuk keluarganya.

Setelah mandi, Bu Surti segera membangunkan Jelita yang masih tidur diatas sofa panjang.

“nak….. bangun nak…. sudah pagi……” panggil Bu Surti sambil meggoyangkan bahu telanjang anaknya.

“ehmmmmm……………..” Jelita langsung merenggangkan tubuhnya yang kaku. Jelita langsung bangun dan duduk.

“sudah jam berapa Bu…?” jawab Jelita setengah sadar, tidak menyadari ketelanjangannya.

“Sudah jam 5, mandi sana…. bantu ibu masak buat masmu” jawab Bu Surti sambil beranjak kearah dapur.

“mas Bayu……………. Akh…..” Jelita langsung teringat, ia menundukan kepalanya, menyadari dirinya yang masih telanjang. Lalu berlari kearah ibunya, sambil melilitkan selimut ditubuhnya.

“Bu…… bu……. Bagaimana semalam……? Apakah ibu baik2 saja….? tanya Jelita khawatir.

“ibu sudah bicara sama Mas Bayu, ia mengerti, dan mau menunggu hingga kamu siap dan tidak takut lagi…..” jawab Bu Surti sambil tersenyum ramah kepada anaknya.

“Tapi Bu……. Jelita masih takut……..” jawab Jelita sambil memeluk ibunya kembali.

“Nanti malam ibu temanin kamu sebentar dikamar…… jangan takut ada ibu nanti” jawab Bu Surti menenangkan anaknya.

“Sudah mandi dulu sana….. bantu ibu masak yang enak buat Masmu” ujar Bu Surti.

“Baik Bu…..” Jelita pun segera berlalu ke kamar mandi.



Sementara itu di pos jaga.

Terlihat pak Joko dan pak Jono sedang ngobrol sambil ngopi. Tidak lama berselang terlihat pak Pardi mendekati pintu gerbang.

“selamat pagi pak Jono, selamat pagi pak Joko….” sapa pak Pardi dengan wajah ceria.

“Tumben pak Pardi telat datangnya, biasanya jam 4 sudah nongol buat ngopi2 dulu” jawab Pak Jono.

“lumayan pulas tidur saya pak, sudah lama saya tidur tidak sepulas itu….” jawab pak pardi sambil senyam-senyum Bahagia.

‘bagaimana nanti malam, lanjut tidak kita?” lanjut pak Pardi sambil membuat kopi didalam pos.

“jangan dulu lah….. biar adem dulu…. kalau sudah adem baru dah kita lanjut…..” ujar pak Jono dengan suara dipelankan.

“sudah jangan takut….. semalam gurih banget soalnya… ketagihan saya…… nanti saya atur siasatnya….. pokoknya pak Jono sama pak Joko ikutin aja arahan saya kayak semalam , saya sudah siapkan sedikit doping biar makin mantap nanti ” ucap pak Pardi tanpa memelankan suaranya, ia tidak takut jika ada yang dengar, sebab pos jaga itu jauh dari rumah utama, dan lumayan jauh dari rumah penduduk terdekat.

“gimana pak Joko…” tanya pak Jono meminta pendapat pak Joko.

“saya mah ikut aja dah….. lagi pula saya juga ketagihan hehehehehhe……” jawab pak Joko sambil tertawa renyah.

“ok deh saya ikut juga….. “ jawab pak Jono.

Lalu mereka terlibat obrolan ringan, dari membahas harga bawang sampai membahas harga cabe2an.

Hari ini Dokter Ayu masih cuti, namun wajahnya tidak semurung kemaren. Terlihat wajah cerahnya saat ia berlari pagi mengelilingi halaman rumahnya bersama Rosa, Lia dan Sari…… setiap pagi mereka selalu rajin olah raga, setelah lari lima putaran, biasanya mereka akan melakukan sedikit senam, sebelum memulai aktifitas sehari2. Hal itulah yang membuat tubuh mereka terlihat kencang. Itu semua atas saran Dokter Ayu. Selain menjaga kulit, sebagai wanita harus bisa merawat tubuhnya kata Dokter Ayu kala itu. Dokter Ayu melarang mereka untuk menggunakan kosmetik berlebih, sebab kosmetik hanya akan merusak kulit. Dokter Ayu selalu memberikan tips2 alami yang bermanfaat bagi kesehatan mereka.

Malam pun tiba.

Jam 21.00 Lia dan Sari sudah masuk ke kamar mereka. Bu Rosa malam ini disuruh menemani sikecil tidur, mengingat kejadian kemaren malam, membuat Dokter Ayu khawatir anaknya diculik penjahat. Namun ia tidak menceritakan kejadian itu kepada Bu Rosa.

Dokter Ayu pun sudah masuk kedalam kamarnya, ia masih sibuk melakukan video call dengan suaminya. Yang katanya akan pulang dua minggu lagi.





Sementara itu disaat yang sama di rumah pak Jamal.



Utari sudah masuk dalam kamarnya, begitu juga pak Jamal. Sepulang kerja tadi ia sempat bersenda gurau dengan anaknya Utari, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk segera tidur.

Sudah 30 menit pak Jamal berbaring, namun ia belum bisa tidur. Dalam gelap matanya masih sulit untuk dipejamkan. Saat berbincang2 dengan Utari tadi, sebenarnya pak Jamal kembali merindukan almarhum istrinya. Namun ia tidak mau mengungkapkan hal tersebut kepada Utari, teringat kejadian kemaren malam, membuat pak Jamal khawatir ia tidak dapat mengontrol nafsunya.

“pak…….”

Terlihat bayangan tubuh anak perempuannya menyingkap horden kamar tidur pak Jamal. Terlihat Utari hanya memakai rok selutut dan kaos biru ketat. Pak jamal memutuskan pura2 tidur, tidak menyahuti panggilan anaknya, pak Jamal berharap dengan demikian Utari akan segera pergi. Ia takut, jika kembali meladenin obrolan Utari, rindunya pada almarhum tidak dapat ia tahan lagi.

“pak….”

Namun bayangan tubuh anaknya semakin mendekat….

“pak…..”

Sambil Utari mengguncang2 bahu badan bapaknya yang tertutup selimut.

Dengan hati yang berdebar, pak Jamal terus melanjutkan kepura2annya.

Sudah biasa, kalau pulang nguli panggul bapaknya akan terlihat letih sekali. dan Utari hapal betul jika bapaknya letih, tidurnya pasti pulas, bahkan suara boom tidak akan membangunkan bapaknya jika sudah kecapean seharian manggul berpuluh2 karung.

Perlahan2 utari menyingkap selimut lusu bapaknya.

Pak Jamal sempat terkejut dalam hati , ia sedang tidak mengenakan pakaian sama sekali dibalik selimut. Ia ingin segera bangun, namun ia urungkan niatnya, ia jadi ingat kelakuan almarhum jika lagi ingin namun ia sudah terlalu lelah, melakukan hal yang sama, menyingkap selimut, menaiki tubuhnya yang pulas, setelah mendapatkan apa yang diinginkan, lalu melanjutkan tidurnya. Hal ini membuat rindu pak Jamal pada almarhum semakin menjadi. Jantungnya berdebar2 menanti tindakan Utari selanjutnya.

Perlahan2 Utari menaiki ranjang kayu itu, dengan perlahan pula menurunkan badannya, bersimpuh diantara kedua kaki bapaknya yang kekar. Kedua tangannya terjulur kearah kontol bapaknya. Dengan dua tangannya yang sedikit kasar, Utari perlahan meremas2 lembut kontol besar bapaknya yang masih terlihat lemas.

Utari tersenyum senang saat perlahan2 kontol bapaknya mulai mengeras.

Pak Jamal berdebar2, tidak berani mengerakan badannya, kontolnya yang rindu belaian, mulai merasakan nikmat remasan lembut anak perempuannya.

Setelah Utari yakin ereksi bapaknya sudah maksimal, tidak menunggu lama, utari bergerak naik perlahan2, menggulung roknya, menyelipkan di pinggang karetnya, lalu perlahan berherak naik sambil satu tangan tetap memegangi kontol keras bapaknya, utari berusaha agar kakinya tidak menyenggol badan bapaknya yang sedang tertidur pulas, dengan posisi berjongkok, mengarahkan kontol besar bapaknya kecelah sempit memeknya yang sudah sangat basah. Setelah merasa posisi kontol bapaknya tepat pada lobang memeknya, utari menurunkan pantatnya dengan perlahan. Tangannya langsung membekap mulutnya sendiri, menahan desah nikmat yang iya rasakan, saat kontol besar itu mulai membelah memeknya.

“ehmmmmmmm………………………”

Setelah kontol Panjang bapaknya terasa mentok di mulut rahimnya. Utari perlahan2 mencondongkan badannya, menempatkan kedua tangannya disela2 ketiak bapaknya untuk bertumpu, berusaha tidak menyengol kulit bapaknya. Sambil mengatupkan erat mulutnya Utari mulai menaik turunkan badannya.

“ehmmmmm…….. ehmmmmmm………… ehmmmmmmm” desah Utari tertahan.

Pak Jamal merasakan memek anaknya sempit sekali, meremas2 dengan kuat kontol besarnya.

Utari pun merasakan kontol bapaknya sangat penuh di memeknya, menggesek2 dinding memeknya yang terus mengeluarkan cairan cinta tanpa henti, membuat memeknya semakin banjir saja.

“ehmmmmmm……. Ehmmmmmmm……… ehmmmmmmmm………… eekhhhhhhhhhhh……….. “ bagai kambing yang disembelih, Utari berteriak pelan tertahan mulutnya yang terkatup rapat. Tubuhnya langsung bergetar hebat, kedua paha dan kedua tangannya berusaha menahan beban tubuhnya agar tidak terlalu menekan kebawah. Sambil pinggulnya terus bergetar.

Sesaat setelah getaran pinggulnya mereda, Utari perlahan mengangkat pinggulnya. Sambil satu tangan menahan kontol bapaknya. Perlahan ia menidurkan kontol keras itu di perut bapaknya. Dengan badan membungkuk ia menggerakan kakinya, lalu perlahan turun dari ranjang kayu itu. dengan gerak perlahan pula, ia kembali menyelimuti tubuh telanjang bapaknya.

“trima kasih pak…….. “ ucap Utari pelan sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar itu, meninggalkan kontol bapaknya dalam keadaan tanggung. Lalu beranjak ke kamar mandi untuk cucian sambil senyum puas tersunging dimulut manisnya.

Pak Jamal tersenyum bahagia, walau kontolnya masih terasa nanggung karena belum mengeluarkan pejunya, namun rindu di hatinya sangat terobati, pak jamal lalu tertidur pulas…….









Bersambung…………………….
 
Bu Ayu ini mengingatkan gue dengan bu Ayu GA di pabrik Cikarang dulu..😅😅
cerita2 dikit dong biar seru........ :Peace:
sebab sebagian adegan dalam cerita, berdasarkan kisah nyata, terinspirasi dari pengalaman2 yang dialami beberapa orang yang saya kenal, lalu saya bayangkan, dan saya lakukan perubahan alur cerita, saya gabungkan menjadi satu cerita fiksi. semoga para suhu menyukainya:Peace:
 
Terakhir diubah:
Jam 21.50 di rumah Bu Surti.

Tampak Bu Surti sedang duduk di bangku plastik kecil dengan mengenakan baju kaos ketat dan celana short. Didepannya ada Jelita yang sedang duduk di bangku plastik dengan tubuh telanjang, kedua kaki terbuka lebar sambil bersandar disandarannya.

Bu Surti tampak sibuk membersihkan kemaluan anak perempuannya dengan sebuah alat cukur. Dengan hati2 dan teliti Bu Surti melakukan pekerjaannya. Tampaknya Bu Surti sedang mempersiapkan anaknya untuk menjalankan kembali kewajibannya sebagai istri Bayu, yeng kemaren sempat gagal dijalankan oleh Jelita.

“ingat nak….. jadi istri harus pintar memasak, supaya suami tidak jajan diluar. Kalau suami minta tempe, kamu bisa, suami minta semur ayam juga kamu bisa, suami minta yang aneh2 kamu bisa. Mengerti maksud ibu nak?” ujar Bu Surti pelan sambil tetap sibuk dengan pekerjaannya.

“Iya Bu….. Jelita paham maksud ibu” jawab jelita dengan pipi merona merah menahan malu. Entahlah para pembaca dan para suhu mengerti apa tidak maksud dari ucapan Bu Surti itu.

“selesai…….. yuk kita mandi….. habis itu biar ibu dandanin kamu sedikit nanti dikamar” ucap Bu Surti sambil menarik tangan anaknya. Lalu mereka terlihat mandi bersama, saling menyabuni satu sama lain.

Selesai mandi Bu Surti dan Jelita terlihat menaiki tangga rumahnya, dengan hanya berlilitkan handuk. Dilantai atas hanya ada satu kamar tidur saja.

“nak Bayu…… tunggu diluar ya, cucian dulu…… nanti kalau istrinya sudah siap, ibu panggil kebawah” ujar Bu Surti begitu sudah memasuki kamar itu, melihat Bayu duduk bersender disenderan ranjang pengantinnya. Wajah Jelita menunduk, merona merah. Ia terlalu malu menatap wajah tampan suaminya.

‘Baik Bu…..” Bayu pun segera bangkit keluar dari kamar itu.

Setelah Bayu pergi, Bu Surti langsung menarik Jelita kearah meja riasnya, lalu mendudukan anak perempuannya. Mulai mendandani dengan sedikit makeup.

“Jelita takut Bu………” ucap jelita pelan, sambil menatap dirinya di cermin. Terlihat dicermin itu wajah cantik gadis berumur 15 tahun, kulit kuning langsat, rambut panjang tergerai, payudara yang tidak terlalu besar, dengan putting yang masih kecil memerah.

“Jangan takut nak, ada ibu disini, nanti ibu akan buat Jelita nyaman dan tidak takut, percaya sama ibu nak” ujar Bu Surti sambil mengelus lembut rambut panjang anaknya.

Beberapa saat kemudian, setelah selesai melakukan beberapa persiapan lainnya.

“kamu tunggu disini sebentar ya nak, ibu panggil suami kamu dulu…….” Ucap Bu Surti meninggalkan anaknya seorang diri dikamar itu.

Bu Surti yang masih berlilitkan handuk di tubuhnya, menemui menantunya yang sedang duduk sambil menonton TV. Bayu sudah selesai cucian, ia mengenakan kaos longgar dan celana boxer yang sedikit ketat, menampilkan otot2 pahanya yang kencang.

“Yuk nak Bayu, istrimu sudah nunggu diatas” ujar Bu Surti sambil menggandeng tangan kekar menantunya. Mereka berjalan beriringan menaiki tangga rumahnya, menuju kamar pengantin.

“ikuti arahan yang tadi siang ibu berikan ya nak Bayu, harus lebih sabar dan lembut menghadapi istrimu nanti” ucap Bu Surti saat mereka sedang menaiki tangga.

“iya Bu…. “ jawab Bayu, perlahan kontol besarnya sedikit bangun. tidak sabar untuk menumpahkan isinya kembali.











Bersambung……………………………
 
Bu Surti dan Bayu memasuki kamar itu. Bayu terkesima beberapa saat, terlihat dimatanya tubuh molek telanjang istrinya sedang berbaring melintang, dengan pinggul berada ditepian ranjang, posisi kaki rampingnya mengangkang lebar, menghadap dirinya. Memeknya bersih tercukur. Membuat kontol Bayu langsung ereksi maksimal. Kepala Jelita terlihat bergoyang2 lemah, terdapat headset besar dikedua telinganya, tersambung dengan handphone yang tergeletak di samping kepalanya. Sementara kedua matanya tertutup kain hitam, terikat erat dikepalanya, menutupi pandangan Jelita terhadap sekitarnya.

Tidak melihat dan mendengar, pilihan terbaik yang Bu Surti tawarkan kepada Jelita untuk mengatasi rasa takutnya.

Lalu Bu Surti menarik tangan menantunya, setelah cukup dekat, Bu Surti segera membuka baju menantunya, disusul menurunkan celana boxer yang dikenakan menantunya. Bu Surti sempat terkaget, saat kontol besar itu melompat keluar dari celana boxer yang dikenakan menantunya. Sempat terlintas kenikmatan yang sudah pernah ia raih bersama kontol besar itu, membuat darah Bu Surti mendesir. Bu Surti langsung bangkit sambil sesaat meremas kontol besar menantunya, lalu bergerak kebelakang menantunya, menekan bahu menantunya agar duduk bersimpuh. Setelah Bayu bersimpuh, perlahan Bu Surti mendekati Jelita, sedikit menundukan badannya, meraih tangan kanan anak perempuannya itu dengan dua tangan, lalu menepuk2 pelan punggung tangan anaknya, memberitahukan anaknya bahwa ibunya ada disana untuk dia.

Jelita sempat terkejut sesaat, menyadari tepukan lembut ditangan ibunya, ia langsung menyadari bahwa ibu dan suaminya sudah ada di dalam kamar, dan suaminya pasti dapat melihat jelas memek mungilnya yang sudah tercukur rapi, menghadirkan desiran hangat pada tubuhnya. Jantungnya berdegub kencang, ia tidak dapat melihat, dan mendengar, namun ia dapat merasakan.

Perlahan Bu Surti melepas tangan anaknya, lalu mengambil posisi yang pas, kedua tangan Bu Surti memegang paha anaknya, mendorong pelan agar sedikit melebar.

Bayu langsung menundukan kepalanya, menjulurkan lidah kasarnya, perlahan2 menyapukan lidahnya pada permukaan memek yang sudah sangat basah itu.

“sssthhhhh………. Sthhhhhhhh……… sthhhhhhhhh…………” Jelita mulai mendesis nikmat merasakan sapuan lembut pada celah sempit memeknya yang sudah sangat basah. Sapuan lidah suaminya terasa begitu nikmat, apalagi saat menyentuh itilnya yang sangat sensitive.

Dengan rakus Bayu terus menjilatin memek basah itu, menyedot2 cairan cinta yang keluar deras dari dalamnya, menelannya dengan rakus. Terlihat dimatanya lobang memek itu terus berkedut2, seolah tidak sabar untuk dimasuki, namun dia ingat pesan mertuanya, untuk bermain dengan perlahan2 saja. Menikmati semua momentnya. Jangan terburu2.

“sssthhhhh……..sttthhhhhhh……..ssssthhhhh……….” Jelita terus mendesis nikmat mengiringi goncangan pelan lidah suaminya yang sangat nikmat.

Bayu sudah sangat nafsu, ia sudah tidak sabar lagi ingin merasakan cepitan memek basah yang ada didepannya, ia pun bangkit perlahan, menempatkan kepala kontolnya di celah memek yang sudah sangat basah itu, lalu memberikan dorongan perlahan2 ingin menikmati setiap momentnya. Dengan sedikit kesulitan akhirnya kontol Bayu memasuki memek basah itu, lalu perlahan mengayunkan pinggulnya. Bayu mengayunkan pinggulnya dengan irama pelan, menikmati jepitan memek basah itu.

“ssstttthhhhhh………….sttthhhhhh……………..sttttthhhhh……………..” Jelita semakin mendesis, mulut suaminya menyedot2 pelan itilnya yang sudah sangat keras.

‘Akhhhhhhhh……….. akhhhhhhh………. Akhhhhhhhh………..” Bayu terus mengayunkan pinggulnya, memek basah ini terasa nikmat sekali apalagi saat dengan kuat meremas2 kontol besarnya. Butiran keringat mulai terlihat ditubuh Bayu yang kekar. Pinggulnya masih terus bergoyang pelan, meghujam2 memek basah itu hingga menyentuh mulut Rahim.

“stttthhhhhh……… sthhhhhhh…………… sthhhhhhhh…………” Jelita sudah mendekati orgasmenya. hanya dengan jilatan lembut lidah suaminya yang kasar.

“akhhhh……… akhhhhhh……… akhhhhh……….” Desah Bayu terus memompa kontol besarnya, sambil memegangi pinggul yang bergetar itu. entah sudah berapa lama pinggul itu bergetar nikmat. Hingga akhirnya tubuh itu terjatuh, lalu berguling pelan kesamping. Kontol Bayu masih terlihat keras, dilumuri banyak cairan cinta.

Bayu melangkah mendekat, menempatkan kontol besar nya dicelah memek yang sudah sangat basah istrinya, dibantu oleh mertuanya yang terduduk lemas di lantai, mengarahkan kontol besar itu agar tepat di lobang yang masih terlihat berbentuk garis kecil.

Dengan perlahan Bayu menekan2 kontolnya agar dapat membelah memek basah itu.

“Akhhhhhhh…………….. sakit………..” triak Jelita saat kontol besar suaminya mencoba membelah memek mungilnya. Ia sempat hendak bangkit, namun Bu Surti masih sempat mencegahnya, Bu Surti telah bangun dari lantai, bergerak cepat menahan tubuh anaknya, lalu bergerak kebelakang kepala anaknya, menahan bahu telanjang Jelita.

“akhhhhh……… hentikan……. Sakit……….” Jelita berusaha untuk berontak. Dibawah sana kedua kaki Jelita ditahan oleh Pundak suaminya, kedua tangan kekar suaminya menahan erat pinggulnya agar tidak banyak bergerak. Diatas ibunya menahan tangan dan pundaknya, apa artinya tubuh seorang remaja seperti dia melawan dua tekanan dari dua orang dewasa. Namun sakit dibawah sana terlalu hebat. ia tidak sanggup menahannya,

“akkkkkrrrkkkkhhhhhhhh…………………………………..” Jelita pingsan tepat saat Bayu menghujamkan kontol besarnya, merobek selaput daranya, terus hingga menyentuh rahimnya.

Bayu terdiam, menatap kearah Istrinya yang terbaring pingsan dengan kontol besarnya yang masih menancap diam didalam memek istrinya. Kemudian Bayu menatap mertuanya dengan wajah khawatir.

Bu Surti langsung bergerak turun dari ranjang, berdiri disamping menantunya, melumat lembut bibir seksi menantunya itu. sambil pelan2 mendorong pinggul menantunya yang berotot, agar kontol keras dan panjang menantunya terlepas perlahan dari memek anak perempuannya. Terlihat cairan merah darah perawan anaknya di sekeliling kontol menantunya. Terlihat pula darah segar mengalir di celah memek anak perempuanya yang sudah sedikit menganga lebar.

“jangan khawatir Nak Bayu, biarkan istrimu istirahat sejenak, besok pagi dia akan pulih lagi” sambil Bu Surti menekan bahu Bayu.

“kita lanjutkan yang tadi….. ibu masih ingin merasakan kontol keras menantu kesayangan ibu ini” lanjut Bu Surti, sambil mengocok lembut kontol besar menantunya. Mereka berdua perlahan2 berbaring di lantai kamar itu, membiarkan tubuh Jelita yang masih tergolek pingsan.





Bersambung…………………
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd