Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BUSCANDO IDENTIDAD, Section : Lucky Sikat

Kenapa kok gak ada yg mencari kebenaran dibalik kecelakaan itu.harusnya kecelakaan selevel pesawat pasti masuk berita.
Masuk berita kok hu, tapi ya itu...infonya smua penumpang tdk ditemukan. Ehmm tapi crita sama skali ga membahas pesawat hu, pesawat cuma pengantar aja
 
Thx updatenya hu? Udah mau selesai session 1?

Agak kecewa aku ternyata ninja putih yang ditampilkan tidak ada garis celana dalam di bokongnya.. ckckck
Hekekek
 
Session 13 :
Buscando datos




Antrian cukup panjang dan melelahkan. Sejenak aku teringat lagu parodi 'antrilah di loket' milik P-Project yang sempat trending di era 90'an.

"Ooh baru mama yang selesai,"
gumamku lemas. Terlihat wajah-wajah kuyu papa, Oca, Firsa, Prima, serta aku sendiri.

"Mamaa..lama banget mandinyaa..kita udah jamuran ngantri niih!!"
keluh Firsa setelah melihat antrian kedua yakni papa Rio masuk kamar mandi.

"Yaaah...namanya juga markas ala kadarnya, kamar mandi cuma satu. Harap maklum,"
sahut Prima dengan wajah letoy.


Kami duduk melingkar di meja makan setelah bergantian mandi hingga 2 jam dan menikmati makan malam buatan chef Oca.

"Kalian ini pasukan dari mana?. Kok hebat semua. Mama Lily dapetin mereka dimana sih?"
papa Rio melayanhkan pertanyaan sekaligus pujian kepada kami ber empat.

"Awalnya Firsa tuh yang sewa jasa pengawalan agen B-Id untuk melindungi dia dari ancaman pemerkosaan. Akhirnya keterusan akrab dan saling kenal sampai sekarang,"
jawab mama Lily masih menyembunyikan identitasku.

"Oya Friska, ceritain dong Ma awal mula sampai punya anak Friska!"

"Firsa Pa!!"

"Iyaa iyaa, Firzaa!!"

"Cape deeh :("


"Saat kejadian kecelakaan pesawat itu mas Bimo menemukanku dan Firsa yang masih umur satu tahun. Akhirnya aku dinikahi mas Bimo, dan Firsa diangkat anak,"
terang mama Lily.

"Lho, ga bisa gitu dong. Masa istri orang dinikahi. Ga sah itu Ma!!"
ucap papa Rio membela diri.

"Iyaa, orangnya juga sudah K.O. di bekuk Lucky kan tadi??!!"
tangkap mama Lily.

"Lucky?"

"Yang mana yang namanya Lucky??"
wajah papa Rio tiba-tiba menegang.

"Itu..yang duduk sebelah Firsa. Nama lengkapnya Lucky Sikat,"
jawab mama Lily.

"Ooh kirain,"
sambung papa Rio kembali kalem.

"Ehh maaf Pa. Lucky Sikat itu julukannya ding. Nama lengkapnya Lucky Mansario!!"
ulang mama merevisi ucapan.

"Apaa???!!"

"Jadi namanya Lucky, Lucky Mansariooo??!!"

"Kenapa Pa?"
tanya mama Lili mengejar.

"Ooh gapapa. Aku kok baru kenal. Salam kenal ya mas!!"


Gubraakk!!


~~~|_~~~​



Malam itu adalah malam paling menggairahkan dalam hidupku. Aku berhasil bertemu kembali dengan papa mamaku. Tak ada kebahagiaan yang lebih besar selain dapat bertemu dan mencium tangan mereka berdua.

"Kamu sudah sebesar ini nak,"
ucap papa Rio berlinang airmata. Ada gestur penyesalan dari tubuhnya. Ada bulir kesedihan dalam wajahnya.

"Mama sudah cerita semua Pa. Bolehkah aku memohon satu permintaan Pa?"
jawabku juga dengan airmata bercucuran.

"Kuberi satu permintaan. Monggo..."
papa Rio mempersilahkan.

Hmmm ini scene sedih lho, kenapa papa malah menirukan jin djarum 76. Ampuuun dah. Masa harus nangis sambil ketawa??!.

"Papa mama tolong jual semua rumah, aset, bisnis, dan apapun yang ada disini. Tabung uangnya, menikahlah kembali, dan pulanglah ke kota Heunceut Beureum. Gunakan tabungan tadi untuk membantu pabrik tempe nenek!!"
ucapku menggebu. Aku tak mau kehilangan mereka untuk kedua kalinya.

"Hhmmm...berat nak!!"
papa Rio menanggapi dengan wajah muram.

"Kenapa Pa?. Apa gara-gara cinta papa masih tertambat di hati Inna??"
aku mulai gusar.

"Bukaan,"

"Lalu apa???!!"

"Sangat berat!!"

"Iya berat kenapa Pa!!"
Nada suaraku semakin meninggi.

"Berat untuk ku menolak permintaanmu nak!!"


Gubraakk!!


~~~|_~~~​



Esok paginya kami kembali berkumpul setelah sarapan pagi. Terpaksa Firsa dan Oca mengambil cuti kuliah karena sudah terlalu sering ketinggalan perkuliahan.

"Emang mama mau balikan sama papa?"
tanya papa Rio.

"Jika papa masih seperti yang dulu,"
tatapan mama Lily menerawang.

"Hahaha..harusnya tanpa syarat dong Ma. Surat nikah kita aja masih lengkap, masih utuh dirumah ibu Lastri. Harusnya status masih suami istri dong ini. Ya tinggal diperbarui lagi saja ijab qobul-nya biar mantep,"
papa Rio tertawa senang. Aku ikut tersenyum memandang kerukunan mereka.

"Justru yang tidak sah itu status suami bagi Bimo. Mana ada poliandri??!. Enak saja."
imbuh papa Rio.

"Iya pa, aku manut."
jawab mama lagi.

"Duhh senangnya aku. Ketemu anak, ketemu istri. Eh nak Friska, buruan minta dilamar sama Lucky dong biar makin lengkap kebahagiaan kita,"

"Firsaaaa!!!"
Teriak semua serempak.

"Iyaa iyaaa Firzaa!!. Ga usah sedih ya nak Firza, aku seperti mama Lily. Akan sayang ke kamu seperti anak sendiri,"
ucap papa bijaksana. Firsa tersenyum sopan.

"Injih pak,"
senyum Firsa masih terkembang. Namun jauh di lubuk hatinya tersimpan sejuta kesedihan. Sebuah kerinduan pada suasana layaknya pagi itu, untuknya.

"Setelah papa dan mama selesai menjual semua yang ada disini, ayo kita ke rumah nenek. Kita perbarui akad disana. Friska kamu ikut juga ya biar bisa dikenalkan sama calon nenek kamu!!"
ajak papa Rio.

"Ga pak, saya ga mau!!"
jawab Firsa tegas.

"Lho kenapa??"

"Karena saya Firsa, bukan Friska!! hehe,"


Gubraakk!!!


~~~|_~~~​



"Aduh Ma, ada yang lupa!!"
teriak papa Rio mengagetkan semua.

"Apaa??, emak lagi??!"
mama melotot sadis.

"Nopo ndoro??"
Teriak emak Lela yang sedang memasak di dapur markas.


Pilih sendiri mana yang emak Lela, mana yang emak Lely.



"Ohh engga kok. Ini lho papa mau menanyakan tentang kandungan mama pas waktu kecelakaan itu!!"
ucap papa menyelidik.

"Aku sempat melahirkan dalam kondisi depresi berat. Dan kata mas Bimo, bayi itu meninggal!!"
mama kembali menangis, tak tega rasanya melihat mama terus-menerus sedih seperti itu.

"Aku kurang percaya Ma!!. Setelah tahu kelicikan Bimo seperti itu, ada kemungkinan lain sepertinya. Kita harus menyelidiki,"
sanggahku dengan suara sedikit meninggi.

"Aku sependapat dengan Lucky Ma!!. Dalam pelacakan data beberapa hari kemarin aku mendapatkan data bahwa Bimo sempat ada komunikasi dengan panti asuhan. Aku curiga, maaf, jika bayi itu mbak Firsa. Karena mama dalam depresi, bisa jadi Bimo memutar balikkan fakta dan bilang jika mbak Fir adalah balita satu tahun yang ikut ditemukan dalam kecelakaan. Ada indikasi memang dari awal Bimo berniat menghapuskan jejak masa lalu mama. Makanya munculnya papa Rio membuat dia gusar!!"
Prima ikut menanggapi.

"Wahh yo ojo ngono bro. Sayangku, cintaku, mosok adek kandungku rek!!. Sekalian aja bikin cerbung di semprot, judulnya ; Kugagahi adik kandungku sendiri."
sambutku manyun. Semua malah terbahak.

"Kan belum terbukti mas. Lagian aku kan ya ikut seneng kalau sudah jelas siapa orangtuaku!"
Friska ikut nimbrung, eh..Firsa.

"Yaudah ayo kita selidiki ke rumahnya bro. Mode senyap menyelinap ke ruang kerjanya. Kita cari bukti otentik. Mumpung Bimo wes matekk!!"
ajakku kepada Prima.

"Pendapatku, mending kamu berangkat dengan Oca, sob. Semua kamera masih terpasang disana, aku lebih dibutuhkan untuk memantau layar dalam mengawal kalian!!"
ucap Prima penuh strategi.


~~~|_~~~​




Berpakaian ala ninja hitam, aku dan Oca bergerak malam itu juga ke rumah Bimo. Lagi-lagi aku melongo melihat body Oca yang sangat menonjolkan buah dada dan buah pantatnya dalam balutan bahan ketat. Tapi seperti biasa, jeweran mama membunuh birahiku.


Wehehe..



Melalui tembok belakang, dengan mudah kami mendekati ruang kerja Bimo di lantai dua. Hanya ada 2 orang penjaga di depan rumah.

Kami merayap dan mendarat di lorong lantai dua yang dihubungkan langsung dengan halaman belakang.


Cklekk..


Dalam ruang yang gelap kudekati lemari berkas yang ada di ujung ruangan. Oca berjaga di depan pintu, mengawasi situasi.

Pelan tanpa suara kubongkar satu per satu laci pada lemari tersebut. Namun hingga laci terbawah, tak juga kudapatkan bukti yang berkaitan dengan pantu asuhan.

Aku bergeser ke meja kerja, sedikit terburu kuteliti semua isinya. Masih tak ada juga. Pusing pala barbie. Harus cari kemana lagi ini.

--"Bro, ora onoo"--
desauku melalui jaringan wareless kepada Prima di seberang sana. Aku terduduk di lantai dengan pikiran kosong, tak tahu harus berbuat apa.

Kupandangi lagi lemari berkas, kemudian berpindah ke meja kerja. Kuamati semua bagiannya untuk memastikan bahwa semuanya sudah aku acak-acak. Àku harus mencari dimana lagi??!.

Kuselonjorkan kaki dilantai, bersandar di dinding. Mencoba untuk lebih berpikir jernih. Pandanganku masih terpaku ke arah meja kerja.

Sebentar..


Kudekati meja tersebut. Dibawah kaki meja ada semacam kertas pengganjal agar meja tak bergoyang. Kuambil.

Kubaca, dan aku terkejut bukan main.


Nella Kharisma?!!
Asoooyy....



--"ketemu choy. Kita balik!!"--
teriakku tertahan. Prima dan Oca membalas dengan ucapan syukur.


Aku dan Oca kembali bergerak menuju halaman belakang. Baru saja kami memijakkan kaki di halaman tersebut, namun kemudian..

"Woy maling!!!"
Dua penjaga tahu-tahu sudah berada di belakang kami.


Sluppp

Slupp!!!



Eh...lha kok mereka langsung terkapar tanpa kami apa-apakan. Horor ini choy.

--"Hahaha..bravo for Prima. Tembakan jarum biusku tepat sekali yo bro!!--
teriak Prima dalam jaringan.

--"Itulah kenapa aku ga ikut kesana bro. Enak maen game dari sini...desiing desing...K.O. mereka, hahaha,"--
Prima tertawa senang. Sepertinya ia sempat memasang beberapa pengaman bersamaan saat ia memasang kamera pengintai waktu menyelinap beberapa hari kemarin.

Cepat aku dan Oca melintasi dinding belakang, kemudian melaju kembali ke markas.



~~~|_~~~​




..please check index for new update
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd