Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BUSCANDO IDENTIDAD, Section : Lucky Sikat

Session 14 :
Te quiero





《POV PRIMA》



Aku tak tahu lagi harus bagaimana jika Oca ternyata tak mencintaiku. Kenyataannya adalah dia pernah mengatakan bahwa belum bisa menerimaku. Kali ini akan aku coba peruntunganku lagi. Setelah berjuang bersama, setelah menjadi agen bersama, aku berharap ada perubahan dalam cara pandangnya terhadapku yang signifikan.

Menghindari pandangan keluarga pak Rio yang ada di markas, kuajak Oca untuk mengambil komputer di toko langgananku. Namun itu hanya kamuflase belaka. Karena aku tahu hari itu toko langgananku tutup, jadi akan ada alibi untuk Oca hehe.

Tujuan utamaku adalah ingin berduaan dengannya, mengatakan 'aku mencintaimu', dan menunggu tamparan atau sebaliknya pelukan dari Oca. Aku sangat siap apapun jawabannya nanti. Yang selalu aku ingat adalah pesan mama Lily yang meminta kami tetap bersaudara apapun kondisinya. Dengan kata lain, meski Oca menolakku pun harus tetap seduluran, ojo sampe pedot.

Serangkaian acara sudah kukemas demi memuluskan rencanaku sore itu. Meski tak mewah, tapi aku harap Oca akan suka dengan kemasan yang aku suguhkan.

"Wahh tutup Ca tokonya,"
ucapku saat tiba di depan toko. Kupasang wajah cemberut seolah memang itulah tujuanku kesana.

"Yaah sayang sekali, padahal aku juga keppo lho sama komputer baru itu. Katanya lengkap dan canggih buat membantu pekerjaan kita sebagai agen,"
Oca menanggapi dengan serius. Tak tega aku sudah membohonginya. Tapi sebenarnya tak sepenuhnya berbohong. Aku memang benar-benar memesan komputer, namun ready-nya minggu depan, bukan hari ini.

"Eehm...mampir makan dulu yuk. Masa baru jalan udah balik markas!!"
usulku memberi ide.

"Sipp sipp setuju. Boleh mas. Agak suntuk juga aku menangani kasus akhir-akhir ini. Perlu refreshing sejenak,"
balas Oca antusias.

"Yess yes..."
bisikku dalam hati.

"Kemana mas makannya?"
tanya Oca.

"Aku ada teman yang punya kafe, kita kesana aja.."
jawabku. Tanpa menunggu persetujuan Oca, kuputar haluan mobil menuju lokasi yang kumaksud. Oca diam saja tanda setuju.

'Kafe né Èmbok-ku'
Gumam Oca membaca plakat di depan kafe.

"Anjayy..nama kafe-nya bikin ngakak mas hahaha,"
tawa Oca ceria. Aku ikut tersenyum melihat keceriaan Oca yang timbul kembali setelah beberapa hari serius dalam tugas sebagai agen.

"Makan apa Ca?"
tanyaku saat duduk berdampingan dengannya, memegang daftar menu kafe.

Lagi-lagi Oca ngakak saat membaca daftar menu yang tersedia. Namanya aneh-aneh dan ora umum.

"Digoyang janda, apaan itu mas??"
tanya Oca penasaran ke mas waitress yang setia menunggu disamping meja kami.

"Itu tahu dan kacang tanah goreng yang disiram kuah gula merah pedas, mbak."
Jawab mas waitress.

"Kalau, JB kecemplung kawah?"

"Mie kuning dengan saus asam manis dan topping ayam kremes."

"Gadis manja?"

"Sate cempe/kambing muda."

"Susu prawan?"

"Susu anget, mbak."

"Susu emak kutah?"

"Susu cokelat dengan extra jahe."


"Hahaha..aneh-aneh mas namanya. Ya sudah aku JB kecemplung kawah, sama minumnya susu emak kutah tapi kasih es yah. Mas Prim pesan apa?"
Oca tak henti-hentinya tertawa. Air matanya sampai keluar karena terlalu banyak tertawa.

"Aku mau gadis manja seperti cewek disebelahku mas hehe, pake nasi, minumnya susu prawan seperti cewek disebelahku juga hahaha.."

"Wadowww...!!!"
Aku melenting hingga bersimpuh di lantai karena cubitan tangan Oca yang setajam silet. Sadiztis. Pengunjung lainnya nampak tersenyum melihatku.

"Bilang apa tadi??!!"

"Susu Oca prawan si gadis manja.."

"Wadowww..!!!
Perutku jadi bulan-bulanan cubitan tangan Oca. Aku sudah terkapar di lantai tak berdaya.

"Permisi, pesanannya..."
dua orang waitress cowok datang menyelamatkanku. Mereka tampak senyum-senyum penuh arti.

"Apa kalian lihat-lihat??, minta tak cium tah??!!"
mataku membelalak. Waitress hanya menggeleng takut.

Akhirnya kami makan, lahap. Tak menunggu lama, tandas juga hidangan yang kami pesan.

"Baiklah, untuk lagu berikutnya adalah pesanan khusus dari mas Prima yang duduk diujung sana, untuk mbak disebelahnya. Selamat menikmati."
Oca terkejut sekali saat mendengar vokalis kafe tiba-tiba mengucapkan kalimat untuknya. Ia melirikku, aku pura-pura cuek hehe.

Bait lagu 'Jadikanlah Aku Pacarmu' besutan band legenda asal Jogjakarta, Sheila on seven, membahana di seisi ruang kafe. Kukedipkan satu mata kearah Oca. Ia memukul pundakku dengan manja, gadis manja.

"Ca...to de poin ajah. Te quiero, aku mencintaimu. Maukah kau jadi kekasihku?"
kuberanikan memegang tangan Oca setelah lagu berakhir, sambil kuucapkan kalimat terbaik dalam hidupku. Jantungku berdegup kencang, seperti genderang mau perang.

"Ehmm...mas. Jangan mas!!"
jawab Oca pelan. Jantungku sekian detik seperti berhenti berdetak.

"Apa Ca??"
pinta ku pada Oca untuk mengulangi jawabannya.

"Jangan mas!!"

"Kenapa??"

"Plisss, jangan!!

"Baiklah Ca,"

"Jangan ragu untuk mencintaiku mas, karena aku juga cinta padamu!!"


Jrengg!!


"Selamat buat mas Prima dan mbak Oca yang baru jadian, maafkan jika kami sudah menyadap pembicaraan kalian melalui microphone yang terselip dalam vas di depan anda. Terimalah lagu dari kami sebagai ucapan selamat!!"
vokalis kafe kembali berkata-kata. Pipi Oca memerah. Wajahnya tertunduk menyimpan senyum. Lagu kembali menggema dalam ruangan. Lagu untuk kami.

Semua pengunjung bertepuk tangan kepada kami setelah lagu usai. Bahkan beberapa meja terdekat sempat menyalami kami dan memberikan ucapan selamat.

"Isshh mas...aku malu hihihi!"
bisik Oca tersipu.

"Podoo.."
jawabku juga sambil berbisik.

"Woww..yang baru jadian, senyum-senyum terus euy!"
Seorang pria seumuran tiba-tiba muncul di belakang kami.

"Hii.. perkenalkan, aku Mario, teman Prima, sekaligus pemilik kafe ini. Selamat yaa,"
sapa si pria ramah dan menyalami Oca.

"I..iya..makasih mas,"
jawab Oca malu-malu.

"Ini semua sudah diseting atas permintaan Prima mbak. Jadi mulai dari penampilan band kami sampai mic penyadap adalah ide dia hahaha.."
ucap Mario.

"Uuh..pantesan klop banget. Makasih ya mas Prim, mas Rio.."
pipi Oca mengembung merah.

"Mario ini sahabatku jaman SMA,"
terangku kepada Oca.

Kami bertiga segera aktif ngobrol bersama. Candaan menyelingi obrolan kami.


Brakkk!!!


"Mana bos kalian!!"

tiba-tiba terdengar keributan dari meja kasir. Mario segera meminta diri untuk menuju ke bagian kasir.

"Ini adalah hari terakhir kesempatanmu untuk menutup kafe ini!!. Tempat ini akan segera kami ratakan!"
seorang pria kekar bersama dua orang temannya yang tak kalah kekar sedang berhadapan dengan Mario.

"Sudah aku bilang, kami tak akan pindah!!"
jawab Mario tajam.

"Kurang ajar!!!"


Bukk..



Satu pukulan melesat cepat ke perut Mario. Disusul bogem mentah yang berhasil melahap wajah Mario hingga ia tersungkur.

Pada pukulan berikutnya, aku segera berlari dan menahannya. Pun begitu juga dengan Oca yang tak kalah sigap mengikuti langkahku. Pengunjung segera semburat keluar dari bangunan kafe. Beberapa waitress berusaha menenangkan para pengunjung di luar sana.

"Bangsatt...siapa kamu?! Ikut campur urusan kami!!"
bentak pria yang tadi memukul Mario.

"Asuu!!. Dia saudaraku suu!!"
bentakku tak kalah murka.

"Anjiingg!!!"
teriak si pria dan melayangkan tinju kearah wajahku. aku sedikit memiringkan badan, dan pukulan itupun menerpa ruang kosong.

Prokk..

Blegg!!



Dua pukulanku dengan mudah menghentak di pelipis dan rahang si pria. Ia terjengkang.

Dua pria yang tersisa segera maju membantu. Kuputar kakiku dan melayangkan satu ayunan tendangan. Pria kedua pun ikut terhempas.

Oca maju, pria terakhir dengan ganas ia sepak selangkangannya. Disusul satu pukulan keras ke wajah si pria. Pria itu roboh. Darah segar mengalir dari hidung pria ketiga.

"Kuperingatkan kalian, jangan usik saudaraku lagi!!, kecuali kalian ingin mampuss!!"
teriakku keras. Mereka lari terbirit meninggalkan kafe.

Seluruh pengunjung dan waitress bertepuk tangan setelah melihat kepiawaianku dan Oca dalam membekuk lawan. Kutarik Mario untuk kembali berdiri.

"Makasih bro..widiiih, kamu dan pacarmu keren aksi bertarungnya. Mantap..mantapp!!"
ucap Mario mengacungkan kedua jempolnya.

"Siapa mereka bro?"
tanyaku penasaran.

"Mereka suruhan dari seorang pengusaha yang ingin membuka rumah makan disini. Melihat kafeku selalu ramai pengunjung, ia tergiur. Sempat menawarkan kepadaku untuk membeli kafe ini namun aku menolak. Akhirnya ia memakai cara kasar untuk membeli lokasi ini dan berencana untuk membangun rumah makan besar disini,"
Mario menerangkan. Aku diam menyimak.

"Ini kartu namaku, hubungi aku jika mereka berulah lagi,"
ucapku sebelum pergi berpamitan.

"Buscando Identidad Agent. Ini biro umroh??"
tanya Mario bingung.

"Jancukk ngawur koen!!. Agen pengamanan versi swasta!"
jawabku sambil misuh-misuh menggandeng Oca dan meninggalkan kafe. Lupa belum bayar wkwkwk.


~~~|_~~~​




Mobil Oca yang kukemudikan sedang melaju santai mendekati markas. Pikiran kami masih sedikit tegang akibat kejadian di kafe. Sepanjang perjalanan saling terdiam.

"Sori ya Ca, acara romantis jadi kacau karena kejadian tadi,"
suaraku memecah keheningan.

"Gapapa mas, kasihan mas Rio juga kan kalau kita ga bantu. Dunia bisnis ternyata sekejam itu ya mas,"
lembut suara Oca menunjukkan bahwa ia tak kecewa. Hatiku menjadi tenang karenanya.

"Ehhmm...kalau sudah mau sama aku, berarti mau juga dong ena-ena hehe.."
godaku mencairkan suasana.

"Ho oh...ish malu mas, gausah ditanya napaa!!"


Ciiiitt...



Aku menginjak rem kuat-kuat. Pengendara motor dibelakang mobil langsung memaki dengan sekarung sumpah serapah. Aku cuma mesam-mesem dengan wajah tanpa dosa.

"Aduuh ngagetin aja sihh!!"
desis Oca kaget.

"Di mobil mau??"
tanyaku langsung, tanpa tedeng aling-aling. Oca hanya tersenyum malu. Itu kuartikan sebagai jawaban setuju.

Dengan lincah ku parkirkan mobil di area tepi jalan yang remang dan tidak mencolok.

Buas kucium bibir Oca. Ia menerimanya dengan tak kalah buas.


Ehhmm..


Permainan bibir tak terelakkan lagi. Oca membantu dengan merendahkan sandaran kursinya hingga ia rebah. Aku semakin mudah menghimpit tubuhnya.



Felosa Aulia Sutopo (Oca)



Kaca mobil yang gelap setelah kupasang untuk kebutuhan agen ternyata sangat membantu kebutuhan lainnya hahaha.

Kuremas buah dada Oca yang menonjol dalam balutan kaos abu ketat bertuliskan grup band internasional yang sangat melegenda.

"Uuuhmm..."
ia melenguh diantara ciuman.

Perlahan tangan Oca membantu menyingkap kaosnya hingga sebatas leher. Ia juga meloloskan kaitan bra-nya sehingga kini buah dada bulat indah terjadi indah di depan pelupuk mata.

Sepenuh jiwa kulumat dan kukenyot buah dada indah milik Oca. Putingnya ku sedot-sedot.

"Mass...ahh.."
Oca menikmatinya.

Jemariku tanpa sopan santun segera bergerak merabai sesuatu dibalik rok pendeknya. Kudapati kain celana dalam disana.

"Auhh..."
Gelitikan jemariku di serambi vagina Oca membuat ia melenguh kembali.

"Eehmm..."
Kulumat kembali payudara Oca seperti seorang yang kehausan. Kuselipkan jari-jariku dibalik lipatan celana dalamnya. Kurabai vagina Oca secara langsung.

"Masss...ahmm..."
Oca semakin terangsang.

"Mass..masukin aja langsung yuk.. udah malem.."
ajakan yang kutunggu-tunggu akhirnya keluar juga dari bibir Oca.

Dalam ruang gelap mobil cepat kulucuti celanaku sendiri. Begitu juga dengan Oca yang sibuk melepas celana dalamnya.


Aku melangkah ke jok tengah mobil.


Oca menyusulku dan kemudian duduk diatasku dengan posisi wajah saling berhadapan.

Dengan liur kubasahi penisku agar mempermudah penetrasi. Oca bersiap mengangkat pinggulnya. Dipegangnya penisku mengarah ke vagina milik Oca.

"Ehmmff..sakit mass.."
Desis Oca saat sepertiga penisku masuk kedalam.

Kucium bibir Oca memberi ketenangan. Bibirnya dingin. Matanya sayu.

Cukup lama kami berciuman hingga kurasakan vagina Oca semakin lembab dan becek. Dengan gerakan mendorong keatas, kuhentakkan penis ke vagina Oca.

Bless..


"Aaauhh mass stopp..sakiiit!!!"
teriak Oca, namun ia tak menyadari bahwa seluruh penisku telah melesak ke dalamnya.

Kudiamkan kembali dalam posisi penisku terbenam seluruhnya. Kucium bibir Oca lembut, ia membalas meski dengan bibir gemetar. Semakin cepat kulumat bibirnya, ia pun ikut terbawa arus perciuman hingga terlupa pada rasa sakit akibat pecahnya selaput dara.

Sambil masib berciuman, kuangkat pelan pinggul Oca sehingga terjadilah gerak goyangan meski dalam tempo yang lambat. Semakin lama kupercepat tempo, sekaligus kuhentakkan penisku dari bawah.

"Oooshh mass.."
Desis Oca.

"Sakitt??"
tanyaku khawatir.

"Enakkk..."
desah Oca malu-malu.

Melihat itu, semakin bebas kugoyangkan penisku. Oca juga mulai menaik turunkan badannya laksana menunggang kuda. Kunikmati diriku diperlakukan seperti kuda-kudaan oleh Oca. Aku relaaa...


Yoook..goyang om..


"Ooh ooh ohh.."
desahan Oca semakin menggema. Untung saja keadaan jalan masih lengang.

"Oooh..gede mas..penuh banget!!"
racau Oca menikmati geliat penisku di dalam sana.

"Sshh mass ahh.."
terus saja kami saling berpacu menggoyang badan meraih kenikmatan persetubuhan.

"Oooh oohh aahh..."

"Mass mass...aku geli ahh.. mau pipis.."

"Mas ahhh.. aku dapettt massss....aahhh.."

Oca mengejang menikmati orgasme. Sekian detik ia mengerang kemjdian roboh di kursi sampingku.

Aku tersenyum dan mengecup kening Oca yang kulihat masih tersengal napasnya.

Kukocok penisku mengejar ejakulasi dan akhirnya menyembur mengenai perut Oca dan sebagian kursi jok.

Kami saling rangkul dan kembali berciuman lembut. Oca tersenyum dan mengelus pipiku.

"Makasih mas...aku sayang mas Prim."

"Aku juga sayang kamu Ca."



~~~|_~~​




Mobil kami memasuki pekarangan markas.

Aku terkejut.

Ada sebuah mobil station terparkir di carport. Aku langsung berpikir bahwa itu mungkin adalah para pengawal nya Bimo.

Segera kuparkir mobil di belakang mobil tersebut dengan maksud menghalangi. Bergegas aku dan Oca turun dengan siaga.

"Woii...ssstt!!"
seseorang memanggil kami.

Aku celingukan mencari asal suara. Dan ternyata itu suara Lucky dari dalam mobil station bagian depan.

"Mobil siapa ini??"
tanyaku.

"Mobilku rek. Abis beli, buat mobil tempur kita hehe.."
jawab Lucky terkekeh.

"Walahhh..kami kira ada pengacau kesini.."
ucap Oca menimpali.

"Haisss..***usah serius ah. Tegang banget wajah kalian!!. Mentang-mentang abis naik mobil goyang hahaha..."
mata Lucky mengedip. Asli aku jadi salting sendiri.

"Cieeehh...saking kebeletnya sampe parkir pinggir jalan gitu rek hahaha..."
goda Lucky lagi.

Aku dan Oca hanya diam dengan wajah memerah.



~~~|_~~~​




..please check index for new update
 
Terakhir diubah:
Soale ramalane sampean paling cocok. Selak konangan haha
HHahahahahaha
Bukan ramalan Cak
Cuma feeling wae....
Udah beberapa kali nih tebakkan ku bener

Ya gimana lagi Cak
Aku lak setia mengikuti cerita2 Sampeyan
Ya sedikit banyak mulai bisa memetakan arah tujuan cerita2 Sampeyan
Bukan sehati lho...
Lak njijik i lek sehati ngono
Hahahahahahahah😂😂😂✌✌
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd