Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bacolan Buat Semproters. Vol.1

Bimabet
Hilda menikmati air hangat yang meluncur deras dari shower di atas kepalanya. Air hangat memang cukup membuat tubuh relax, apalagi setelah seharian ia lewati dengan berhubungan sex.

Mereka baru bangun tidur sebelum magrib tadi setelah kecapain bertempur dironde terakhir. Ronde terkhir tadi sangat brutal sekali, setelah kejadian di meja makan, Richard membopong Hilda ke kamar dilantai atas dan mereka melanjutkan ngentot hampir sejam lebih. Bukan hanya memek Hilda yang jadi sasaran dironde terakhir, namun pantat nya kembali di hajar kontol Richard sampai lelaki itu ejakulasi di dalam lobang pantatnya, setelah itu Richard kembali menghajar memek nya, sehingga orgasme demi orgasme diraih Hilda, sampai ia lemas tidak sadarkan diri karena kecapean setelah orgasme terakhirnya, bahkan ia tidak tahu kapan lelaki itu orgasme.

Dibandingkan dengan malam pertamanya dengan suaminya tidak sebanding. Hari pertama bulan madu mereka saja hanya 2 kali suaminya sanggup berhubungan sex dalam 1 hari dan setelah itu baru seminggu kemudian mereka kembali berhubungan badan. Tapi Richard memang seperti kuda jantan,kontol panjangnya mampu ngaceng berturut-turut, staminanya seperti pemain bokep. Hilda merasa dirinya seperti habis bermain film biru.

Tapi hari ini, Hilda merasakan sensasi dasyat belum pernah ia dihujani orgasme yang tidak terhitung jumlahnya apalagi hari ini ia merasakan pertama kali threesome, ditambah pertama kali ia disodomi, pengalaman yang tidak terlupakan bagi Hilda. tapi cukup hari ini pikir Hilda, karena jika di teruskan akan merusak hubungan pernikahannya maupun hubungan relasi bisnisnya. What has been happen in this place, stay in this place.

Hilda menyabuni tubuh telanjangnya. Terutama bagian intimnya, Ia meraih lubang vaginanya mengecek apakah ada lecet atau luka, namun disadarinya lubang kelaminnya agak sedikit lebar tidak seperti biasanya. Bagaimana lagi, seharian si Bule menanamkan kontolnya di situ, ia harus minum sari rapet supaya pulih, ia bersyukur karena tidak ada lecet. Hilda meraih lobang pantatnya, terasa pantatnya juga agak longgar, ia pernah membaca majalah kalau lobang pantat akan kembali rapat setelah 24 jam namun agak sedikit sakit kalau di tekan bagian pinggiran lubang, mungkin akibat ronde terakhir tadi Richard agak sedikit brutal mengocok kontolnya di dalam lobang pantatnya Hilda. Hilda meneruskan menyabuni tubuhnya setelah lega karena dirinya tidak luka.

*

Pisau dan garpu menyobek daging bakar bercampur saus jamur. Hilda dan Richard tampak menikmati makan malam mereka. Kali ini mereka membuat steak, setelah menemukan daging sapi dalam freezer di lemari es. Beruntung pemilik rumah tampaknya menyediakan stock sehingga mereka tidak perlu keluar rumah apalagi dalam kondisi darurat.

“I’m home.”

Sebuah suara perempuan mengela pembicaraan antara Hilda dan Richard. Mereka menengok ke arah datangnya suara, tampak seorang gadis berusia 20 tahun berambut kuning lurus yang basah kuyup, mengenakan kaos t-shirt pink yang juga basah kuyup. Sedangkan celana jeans nya tampak digulung sebatas paha. Tangan kiri gadis itu menenteng kantung plastic yang isinya sepatu kets karena sebagian isinya tampak menyembul akibat kecilnya kantong plastic.

“Britney?” kata Richard terkejut melihat anak tirinya pulang. “are you Ok.”

“good evening, Dad.” Sapa Britney. “everything is fine, still crowded outside.”

“I thought you were still staying in your friend apartment.”

“boring, so I decided to go back home.”

“in this situation?”

“it’s only flood, Dad.”

“How street situation around.”

“ still there are some little flooded around but not deep.”

“never do it again next time.”

“c’mon, I’m not little kid.” Britney merajuk manja.

“who is she?” kata Britney. “I’m Britney.” Britney maju menjulurkan tangan kanannya ke Hilda.

“Hilda.” Hilda menjabat tangan Britney.

“she’s my business partner.” Kata Richard. “she stay here for a while.”

“ I thought she was your new girlfriend.” Britney tertawa.

“go washing yourself then join us for dinner!” Richard tampak menunjukkan otoritasnya sebagai ayahnya.

“Ok master Yoda.” Britney segera berlalu menuju tangga.

“teenager.” Kata Richard kepada Hilda dengan suara berbisik.

*

Richard naik kekamarnya setelah makan malam. Sudah pasti lelaki itu sudah capai, mungkin dengkulnya sudah kopong karena seharian ngewe sama Hilda. sedangkan Hilda ditinggal berdua dengan Britney di ruang makan. Setelah makan, Britney dan Hilda menonton televisi di ruang tengah. Karena Britney sangat supel sehingga mudah akrab dengan Hilda. sedangkan Hilda seperti memiliki adik baru atau keponakan.

“I’m tired. I’ll go to sleep.” Kata Hilda setelah menyadari kalau ternyata sudah jam 11.30 malam.

“Ok,good night.”

“are’nt you sleepy yet?”

“little bit but I want watching my favourite TV show before.”

“I see. Good night.”

Hilda bangkit dan berjalan meninggalkan Britney menuju kamarnya.


*

Hilda terbangun karena merasakan perutnya lapar. Bagaimana tidak walaupun sudah makan malam, tapi merasa seperti masih kurang, mungkin karena lemaknya terbakar akibat pertempuran sepanjang hari sehingga tubuhnya memerlukan nutrisi baru. Hilda bangkit dilihatnya jam di HP nya, Ia baru tertidur 2 jam kemudian ia meraih kimono handuknya, dan berjalan menuju ke pintu.
 
Hilda keluar dari pintu kamarnya. Kemudian ia menoleh ke arah meja billyard yang terletak di sebelah kanannya karena terdengar suara berisik dari arah tersebut. Terdengar suara desah halus perempuan, dalam kegelapan ruangan tampak samar-samar dua tubuh sedang berada di ruang billyard. Tubuh seorang perempuan sedang menungging di atas meja dan seorang lelaki sedang berada di belakang tubuh perempuan itu. Kedua insan itu sedang berhubungan sex. Hilda memicingkan matanya mencoba mengenali sepasang lelaki dan perempuan itu. Betapa kagetnya ketika ia mengetahui sosok perempuan itu adalah Britney dan yang lelaki adalah Udin.

Britney dan Udin sedang berhubungan badan di meja billyard. Gadis itu menengok ke arah Hilda dan melontarkan senyum. Sedangkan Udin hanya melihat sekilas ke Hilda sambil kemudian terus mengentot gadis itu. Hilda membalas dengan senyum kecil, kemudian ia memalingkan wajahnya, dan memutar tubuhnya meneruskan langkah kakinya menuju dapur.

Hilda membuka lemari es, mencari-cari makanan kecil, dilihatnya satu bar chocolate dan diraihnya.

Sambil menikmati chocolate caramel ditangannya, Hilda memperhatikan dua insan yang sedang beradu kelamin. Dari dapur tempatnya berdiri memang langsung dapat melihat keseluruhan rumah itu, karena rumah itu tidak besar juga. Lagipula matanya sudah mulai beradaptasi dengan suasana ruangan.

Hilda dapat melihat kalau Udin dan Britney diruangan sebelah sedang akan berganti posisi. Udin menarik alat kelamin besarnya, dan Britney berbalik mengambil posisi terlentang di atas meja, kemudian Udin yang berdiri dipinggir meja membuka kedua paha gadis itu dan kembali menusukkan kontol besarnya kedalam memek gadis itu. Tampaknya mereka sudah sering sekali melakukannya, sehingga tidak canggung. Mereka tahu kalau persetubuhan mereka sedang ditonton oleh Hilda, tapi keduanya tetap cuek seakan-akan tidak ada orang di sekitar mereka.

Hilda terpaku menyaksikan adegan itu. Damn! Hilda tahu besarnya kontol Udin dan bahkan tidak berani kalau kontol itu masuk ke memeknya tadi siang. tapi tampaknya Britney menikmati nya dan melawan sodokan Udin sambil meliuk-liuk. Kedua tangan Udin meremasi toket Britney yang ikut bergoyang seiring sodokan-sodokan Udin yang semakin kencang. Udin menghentikan sodokannya sambil mepetin tubuhnya, pantat udin tampak terkedut-kedut sebentar, kemudian tubuh keduanya terdiam. Hilda menduga kalau Udin sudah mencapai puncaknya. Kemudian Udin mencabut kontolnya, disusul oleh Britney yang turun dari meja billyard dan kemudian bersimpuh di hadapan Udin. Britney tampak sedang menyepong Udin.

Hilda menyadari kalau ia sudah menghabiskan chocolate nya. Seru juga pertunjukannya, sampai-sampai ia lupa. Hilda mengambil air dari dispenser setelah meminumnya. Ia berjalan kembali kekamar, tentu saja menuju ke arah sepasang insan manusia yang sedang melampiaskan nafsu birahi. Dilihatnya Britney tampak menikmati kontol yang sedang setengah ngaceng itu.

“want to join?” kata Britney ketika dilihatnya Hilda meraih gagang pintu kamarnya.

Hilda hanya menggeleng kecil sambil tersenyum, kemudian ia masuk kembali ke kamarnya. Hilda melepaskan kimono handuknya dan dengan berpakaian dalam ia merebahkan diri di kasur, kemudian mencoba memejamkan mata untuk kembali tidur. Setelah lima belas menit berada di kasur, tapi Hilda tetap tidak bisa kembali tidur. Ia penasaran setelah melihat adegan tadi, nafsu birahinya kembali naik. Haruskan ia pergi ke kamar Richard dan meminta hubungan sex seperti tadi siang, tidak bukan itu yang diinginkan. Ia penasaran dengan kontol Udin. Ia mengingat kejadian tadi siang ketika menggenggam kontol besar itu. Tapi status Udin adalah pembantu rumah tangga, tapi anak tiri Richard main dengan Udin dan tidak ragu menerima peju lelaki itu di dalam Rahim nya, Hilda galau. Bagaimana kalau ia join? Hilda memikirkan kata-kata Britney tadi. Sekilas teringat perkataan Richard tadi siang kalau mereka sering share woman, What! Hilda belum sempat menanyakan hal itu, besok ia akan minta Richard menceritakan. Hilda bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Rasa galau dan nafsunya bergejolak menjadi satu, aneh padahal seharian ia berhubungan sex tapi nafsunya kembali timbul.

Ia bangkit berdiri, diraihnya tali bra nya untuk melepaskan bra nya, dan kemudian melepas celana dalamnya. Hilda menelanjangi dirinya. Haruskah ia masturbasi? tapi diluar ada kontol besar yang ingin dirasakannya, Hilda gundah-gulana. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Kemudian Ia melangkah sambil telanjang bulat menuju pintu kamar.

******

Udin terlentang di atas meja billyard, sedangkan Briney tampak sedang menduduki kelamin lelaki itu. Britney tampak asyik memutar-mutar pinggangnya sehingga lelaki dibawahnya merem melek sambil memegangi pinggang perempuan itu menjaga ritme goyangan pinggul Britney.

“May I join?” Kata Hilda.

Suara Hilda mengejutkan Britney dan Udin. Mereka melihat Hilda berdiri di samping meja billyard sudah telanjang bulat. Britney hanya melemparkan senyum kemudian tangannya meraih lengan Hilda dan diletakkannya telapak tangan Hilda di toket Britney.

Hilda kagok belum pernah ia memegang toket cewek secara langsung. Ia merasakan toket Britney kenyal sekali, diberanikannya ia meremas toket kencang itu. Sedangkan Britney kembali meneruskan ulekan mautnya di kontol Udin.

Tangan Udin kembali nakal, dengan tangan kanannya ia meraih toket Hilda, dan meremas-remasnya. Hilda yang kagok tapi ia membiarkan saja perbuatan Udin. Ia sudah kepalang tanggung, karena nafsunya sudah di ubun-ubun.

Briney tampak memutar-mutar pinggangnya makin kencang, kemudian tubuh gadis itu mengejang sambil mendesah panjang. Tampaknya Britney sedang mencapai klimaks karena Hilda merasakan toket gadis itu mengeras sebentar di telapak tangannya.

“your turn.” Kata Britney sambil mengeluarkan kontol Udin dari memeknya.

Britney turun dari meja billyard, sedangkan Udin masih terlentang, memamerkan kontol besarnya yang tegak seperti monas. Kontol besar itu terlihat basah di kepala kontolnya akibat cairan lendir dari memek Britney, berkilat-kilat diterpa bias temaram lampu yang berasal dari teras.

Hilda tampak gundah, ngeper juga melihat kontol sebesar itu. Tapi melihat pengalaman Britney tadi ia jadi ingin mencobanya. Hilda agak ragu untuk menaiki badan Udin.

Namun Udin mengambil inisiatif. Karena pemuda itu juga sangat ingin mencicipi memek Hilda. Udin bangkit dan turun dari meja billyard, kemudian berjalan ke belakang Hilda sambil kedua tangan pemuda itu memegang pinggang Hilda.

“mbak terlentang aja di atas meja!” kata Udin. “biar saya yang masukkan.”

Antara nafsu dan bimbang dan tidak berfikir panjang, akhirnya Hilda mengikuti perintah Udin. Ia naik ke atas meja dan terlentang di pinggir meja. Dalam posisi demikian sangat mungkin bagi Hilda membuka memeknya lebar-lebar. Ia siap menerima serangan rudal Udin yang terlihat begitu kokoh.

Udin langsung memposisikan kepala kontolnya di depan lubang Hilda, yang terlihat begitu menggairahkan. Meskipun sudah di hajar seharian oleh boss nya tapi tetap saja terlihat klentit yang rapat ditambah bibir memek yang tembem. Ini pasti enak, kata udin dalam hati.

Tangan kanan Udin memegang benda kebesarannya untuk memberikan tekanan kepada kontolnya yang berlahan kepala kontol Udin membuka bibir memek tembem, kemudian kontol besar itu menekan berusaha memasuki lubang kelamin sempit legit itu. Tangan Kiri Udin meraih klentit menggoda dan memainkan ujung jari tengahnya di clitoris perempuan itu.

Mili-demi-mili kontol besar itu perlahan memasuki kelamin Hilda. perempuan itu menggigit bibir bawahnya, ada perasaan tegang dan penasaran. Ia benar-benar merasakan kepala kontol yang besar nya lebih bulat dari milik Richard. Kalau milik Richard hanya panjang saja, tapi kontol Udin besar benar-benar besar.

“aaahhh…” Desah Hilda, ketika kepala kontol itu sudah tercelup seluruhnya di bagian lubang kewanitaannya. Udin terus memainkan clitoris mungil itu supaya memek perempuan itu semakin basah, sehingga memudahkannya memasuki lobang sempit dan legit itu.

“Sssstt…sst.” Hilda mendesis panjang ketika kontol besar itu sudah memasuki seluruhnya kedalam kewanitaannya. Ia mendongak sambil menopang badannya dengan kedua tangannya melihat dalam gelap bagian memeknya yang sudah dimasukki kontol gede itu. Hilda sangat penasaran karena kontol besar itu ternyata bisa masuk seluruhnya ke lobang memeknya tanpa rasa perih, mungkin karena dinding memeknya agak kendor karena seharian di sodok Richard.

Memek Hilda terlihat terbuka sangat lebar. Lobang itu di isi penuh oleh kontol besar yang tenggelam seluruhnya di dalam kewanitaannya. Bagian Klitorisnya terasa masuk sedikit tertekan kedalam karena besarnya kontol Udin.

Udin memegang kedua paha Hilda membukanya agak lebih lebar, dan kemudian ia mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Ia mengocok kontolnya di dalam kewanitaan Hilda yang terasa sempit dan ketat itu. Betapa enaknya memek perempuan ini walaupun sudah di hajar seharian oleh bossnya tetap saja rasanya nge-grip dan legit.

“aahhh…..oooh..” Hilda mulai mendesah sambil memperhatikan bagian kelaminnya yang di sodok kontol itu. Berasa benar kepala kontol itu mendesak seluruh G-spotnya, namun yang makin membuatnya terasa nikmat adalah ketika clitorisnya tergesek oleh batang keras hitam itu. Clitorisnya ikut tertekan masuk ketika Udin mendorong kontolnya masuk, dan ikut tertarik keluar ketika lelaki itu menggesek keluar.

Damn…enak…gila…kata Hilda dalam hati. Ia tidak dapat menghentikan racauannya. Badannya ambruk pasrah ke atas meja billyard, dan kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja berusaha memberikan perlawanan birahi terhadap serangan Udin yang walaupun tidak massif tetapi cukup memberikan geli gatal nikmat yang dashyat ke seluruh tubuhnya.

Britney yang sedari tadi duduk menyaksikan prosesi nikmat itu tidak mau tinggal diam. Gadis itu menyerbu toket Hilda yang tampak menganggur. Tangan gadis itu meremasi toket kenyal dan lidahnya bermain di putting susu Hilda yang kecil menggemaskan.

What are you doing….? Hilda ingin berkata tapi suaranya tidak keluar karena gatal geli kenikmatan menyerbu seluruh tubuhnya. Dari mulai bagian kelaminnya yang sedang di garap Udin, dan bagian putingnya yang sedang digarap oleh Britney.

Pertama kalinya tubuh telanjangnya disentuh oleh perempuan lain, tapi Hilda tidak bisa menolak karena sekujur tubuhnya sedang merasakan kenikmatan. It's just sex, Ia tidak peduli lagi dengan perbuatan Britney di bagian dadanya.

“aaahhh….aaahahhh……” Hilda mendesah kencang tidak dapat menahan suaranya akibat gelora orgasme menyergap tubuhnya. Tubuh Hilda kejang-kejang. Memeknya mencengkeram erat kontol Udin memijat-mijat sambil mengeluarkan cairan vulva nya. Sedangkan kedua buah dadanya mengeras. Kedua tangan Hilda makin kencang mencengkeram pinggiran meja billyard, karena Udin makin kencang mengocok kontolnya di memeknya.

Memek yang makin basah itu membuat Udin makin mudah mengeluar masukkan kontolnya. Terasa sekali pijatan-pijatan memek legit itu. Udin mengentot nya dengan dua tusukan pendek dan satu tusukan panjang, membuat tubuh perempuan itu terguncang setiap Udin memasukkan tusukan panjang. Apalagi ditambah lesbian show yang dilakukan oleh Britney makin semangat Udin mengeluar masukkan kontolnya.

“wow, seru sekali ya.”

Sebuah suara mengagetkan mereka. Ketiganya menengok ke arah suara tersebut. Tampak Richard berdiri di pojokan ruangan dengan segelas wine di tangannya. Ternyata Richard sedari tadi memperhatikan pertempuran mereka.

“dad.” Kata Britney.

“just continue. Come on ,Don’t worry.” Kata Richard sambil tersenyum.

“Ooooh…” Hilda kembali mengerang ketika Udin meneruskan serbuannya. Tampaknya Udin sudah kepalang tanggung.

Britney kembali menyarangkan lidahnya di toket Hilda sambil matanya menatap nakal wajah Hilda. mata Hilda terlihat merem melek dan sesekali terlihat bagian putihnya tampak menahan gelombang kenikmatan yang sedang menjalari seluruh tubuhnya. kedua tumit Hilda melingkari pantat Udin, seakan berusaha mengendalikan permainan rudal lelaki itu yang dengan dahsyat merojok seluruh liang intimnya.

“dad, what are you doing?” kata Britney melepaskan kuluman di putting Hilda dan menengok kebelakang.

Richard sudah telanjang bulat berada di belakang anak tirinya itu.

“come on it’s just sex.” Kata Richard.

Hilda memperhatikan Richard yang meraih pinggang Britney dan memasukkan kontolnya ke memek anak tirinya itu. Dan dengan mudah Richard menekan kontolnya memasuki tubuh Britney. Gadis itu mengerang.

“just don’t come inside me.” Kata Britney dengan ketus.

“I know. Don’t worry.”

What!! Richard what! That’s your step daughter. WTF are you doing!? Hilda bingung dalam hatinya. Hilda tidak percaya ketika Richard menyetubuhi anak tirinya, Richard tidak ragu bergoyang maju mundur untuk mengocok kontolnya di lobang memek Britney. Tapi perhatian nya tidak berlangsung lama, kenikmatan absolut langsung menyerbu tubuhnya kembali. Tubuh seksi itu kembali mengejang di terpa gelombang kenikmatan akibat serbuan kontol besar Udin yang semakin terasa kencang keluar masuk dengan ganas akibat makin licinnya liang kenikmatan itu.

Mata Hilda terpejam, otot-otot mengejang akibat ledakan orgasme di seluruh tubuhnya, terasa badannya seperti meledak berkeping-keping, oleh kepingan-kepingan kenikmatan dashyat yang menghantam seperti gelombang besar di lautan disertai sambaran-sambaran petir kenikmatan di seluruh tubuhnya meledak-ledak.

“aachh…” Bersamaan dengan itu Udin mengerang. Ia merojokan kontolnya dalam-dalam di liang memek yang sedang berkontraksi. Kontol Udin menyemburkan peju yang sedari tadi di tahannya. Udin merasakan memek itu mengempot seperti berusaha menyedot seluruh peju dari kontol besar Udin. Mata Udin merem melek meresapi segala kenikmatan yang sedang melandanya. semburan-demi semburan pejunya di dalam memek Hilda yang enak itu memberikan sensasi kenikmatan ke seluruh tubuh Udin.

Tubuh Udin dan Hilda terdiam setelah gelomb ang orgasme keduanya berhenti. Keduanya meresapi sisa-sisa orgasme yang mulai perlahan-lahan mereda di tubuh masing-masing. Keduanya mengatur nafas. Tangan Udin memijat-mijat bagian toket Hilda yang terlentang bebas, berusaha membuat suasana rileks. Hanya suara desahan-desahan Britney dan suara gesekan basahnya alat kelamin yang sedang di rojok-rojok Richard yang terdengar di ruangan itu.

Udin mengeluarkan kontolnya perlahan dari memek basah Hilda, cairan lendir putih ikut keluar bersamaan dengan lepasnya kontol perkasa itu dari sarangnya. Cairan lendir itu mengalir melewati lobang senggama dan jatuh di pinggiran meja mengalir membasahi lantai. Sangat banyak peju yang di keluarkan Udin di liang kenikmatan Hilda tadi, perempuan itu menengok melihat ke arah selangkangannya, melihat ke arah kontol Udin yang sudah keluar dari lubang kemaluannya dalam kondisi setengah ngaceng, tapi kemudian ia merebahkan kepalanya kembali ke atas meja. Seluruh badannya dirasakan lemas. Kedua tangan Hilda menyeka keningnya yang basah oleh keringat.

“ooh daaad…aahh..” erangan Britney terdengar. Tampak gadis itu megap-megap disamping Hilda. rupanya Britney sedang orgasme akibat sodokan-sodokan ayah tirinya. Tapi Richard tetap dengan ganas menohok dan menyodok liang senggama gadis itu seakan menikmati memek anak tirinya yang sedang dilanda serbuan gelombang kenikmatan.

Hilda menutup kedua matanya dengan punggung tangan kanannya. Ia berusaha mengumpulkan energy, karena jangan-jangan habis ini Richard malah menggarap dirinya atau mungkin saja Udin mengulangi lagi perbuatannya. Tubuhnya seakan-akan terasa lemas, namun nafsu birahi yang terkumpul yang membuat tubuhnya masih memiliki energy untuk melanjutkan pertempuran apabila dilanjutkan oleh salah satu lelaki itu. Hilda menyadari kalau ruangan terasa hening, tidak terdengar lagi suara-suara desahan dan nafas Britney atau pun suara gesekan alat kelamin. Hilda membuka matanya ditengoknya ke kiri ,ke arah Britney.

Tampak Britney sedang asyik menyepong kontol Udin. Udin berdiri di pinggir meja, sedangkan gadis itu tertelungkup di atas meja. Tidak dijumpainya Richard, entah kemana perginya si pemilik rumah, seperti hantu saja yang tiba-tiba muncul di tengah pertempuran dan kini menghilang entah kemana kata Hilda dalam hati. Dilihatnya kontol Udin yang sudah kembali tegak akibat permainan mulut Britney yang tampak sangat menikmati , jari-jemari Britney mempermainkan buah zakar yang tampak bergantungan. Sedangkan tangan Udin asyik bermain di toket Britney. Hilda mengecek alat kelaminnya, tampaknya lendir peju sudah berhenti keluar dari memeknya, sebagian mungkin masih tersisa di dalam rahimnya, dilihatnya cariran-cairan putih di pinggiran meja menggumpal mulai mengering.

Suara langkah kaki di tangga terdengar, Hilda menengok ke arah suara tangga dan dilihatnya Richard muncul di tangga. Kontol lelaki itu masih terlihat konak kencang tapi bukan itu yang diperhatikan Hilda, namun benda yang ada di tangan Richard. Tangan Richard memegang tube lubricant yang di gunakannya tadi siang. Mau apalagi nih bule? kata Hilda dalam hati.

Melihat tuan nya muncul, Udin segera memegang kepala Britney, memberi tanda agar gadis itu berhenti. Britney segera berhenti, melepaskan permainan mulutnya dari kontol Udin, Ia pun bangkit turun dari meja Billyard. Hilda menggeser tubuhnya ketika Udin merebahkan diri di sampingnya, hanya lutut Udin yang terlihat menjuntai sebagian tubuhnya ada di atas meja. Hilda memberikan sedikit space ketika Britney naik ke atas tubuh Udin. Dilihatnya gadis itu menyumpal kembali memek nya dengan kontol raksasa Udin. Sedangkan Richard sibuk melumasi kontolnya dengan lubricant di tangannya.

Udin memeluk Britney ketika Richard berada di belakang Britney. Lelaki itu memasukkkan kontolnya ke lubang anus Britney.

What! Sebuah pemandangan yang baru dilihat Hilda secara langsung, pemandangan yang hanya bisa dilihat di film-film biru. Kedua lelaki itu menyumpal memek dan pantat Britney dengan kontolnya masing-masing.

This is insane, Hilda bingung dalam hati. Segila inikah orang-orang di rumah ini. Hilda memperhatikan Richard yang tengah mengocok kontolnya mengeluar masukkkan kontolnya di dalam lubang pantat Britney. Sedangkan Britney memberi perlawanan maju mundur sembari mengocok kontol Udin yang sudah berada di dalam liang vaginanya. Udin menekan tubuh Britney sampai terlihat toket gadis itu menempel ketat di dada bidang lelaki itu, sehingga membuat lubang pantatnya yang sedang jadi sasaran serbuan boss nya menjadi lebih terbuka. Briney tampak merem melek sepertinya ia menikmati betul permainan itu. Dan sepertinya mereka sudah terbiasa melakukannya.

Hilda duduk di pinggir meja melihat permainan itu. Sangat brutal dan liar, namun tidak berlangsung lama. Terlihat badan Britney kelojotan di pelukan udin, disusul dengan erangan Richard yang merojokkan kontol panjangnya dalam-dalam di lobang pantat anak tirinya itu. Mata Richard merem-melek kenikmatan meresapi orgasmenya. Sedangkan Britney tampak memeluk Udin erat-erat. Tidak bisa dilihat ekspersi Udin karena wajahnya terturup rambut pirang Britney namun tampaknya Udin belum orgasme dilihat dari kedua tangannya yang asyik memijat-mijat pinggang Britney.

“dad, you cum inside me!” Britney protes

“but inside in your asshole darling.” Richard beralasan.

“You crazy!” Britney tampak kesal dengan perlakuan ayah angkatnya.

Hilda bangkit dari atas meja billyard dan berjalan kembali menuju kamarnya melintasi ketiga orang itu, membiarkan Richard dan Britney yang sedang berdebat. Toh, ia sudah dapet enaknya dari Udin tadi, meskipun adegan threesam tadi sepertinya menggiurkan untuk dicoba, tapi ia takut. Permainan tersebut terlalu brutal bagi dirinya, takut kalau salah-salah malah melukai dirinya.

**************

Hilda merebahkan tubuh telanjangnya di atas ranjang. Mengulet-ulet melemaskan badannya yang sebenarnya sudah sangat lemas akibat orgasme terakhirnya. Diraihnya saklar lampu di samping ranjang sehingga kini keadaan ruangan gelap gulita. Kemudian ia memejamkan matanya mencoba tidur, bodo ah besok saja cuci-cucinya, barangkali Richard masuk.

Baru berpikir demikian terdengar suara pintu kamarnya dibuka dan di tutup kembali dengan cepat. Hilda segera membuka matanya dan mencoba menerka di dalam kegelapan sosok lelaki yang dengan cepat mendekati ranjang tempatnya berbaring.

“Richard, are you there?”

Sosok lelaki itu tidak menjawab melainkan segera menerjang tubuh telanjang Hilda di atas ranjang. Hilda kaget dengan perlakuan tersebut, ia mencoba menerka sosok lelaki yang langsung menindih tubuh nya itu seakan-akan sudah tahu kalau ia dalam keadaan bugil. Dalam kegelapan Hilda dapat merasakan samar-samar kontol ngaceng lelaki itu berada di antara kedua kakinya.

“Udin, Kamu ngapain?” kata Hilda ketika mengetahui dari bau dan lekuk badan lelaki itu ditambah bagian selangkangan yang memang istimewa.

Udin tidak menjawab, Tubuhnya menindih ketat tubuh Hilda, dengan kasar ia membuka kedua paha Hilda dengan kakinya dan berusaha menanamkan rudal nuklirnya di memek Hilda.

Hilda dalam posisi tidak bisa menolak ketika rudal milik Udin menekan bibir vaginanya dan dengan keras dan tegas memasuki liang memeknya. Menekan kembali klitorisnya sehingga ikut masuk ke dalam liang kewanitaannya seiring dengan mentoknya kontol itu di dalam memeknya.

“eeekkk…” Hilda kembali merasakan benda besar itu bersarang dengan kencang di memeknya. “Din, pelan-pelan nanti robek.”

Lelaki itu tidak menjawab. Melainkan memulai goyangan pantatnya. Pinggang lelaki itu berayun-ayun mengeluar-masukkan rudal tomahawk di liang kemaluan Hilda yang terasa peret.

Hilda sudah tidak dapat berbuat banyak, Ia hanya bisa mengangkangkan kakinya lebar-lebar, dan memeluk tubuh kekar itu, mencoba menikmati persetubuhan dengan Udin di sisa malam itu.
 
Terakhir diubah:
Hilda duduk sambil mengamati keadaan jalan yang tampak lembab akibat banjir besar, untung saja sopir taxi online yang mengantarnya memutar music yang easy listening sehingga sedikit ia dapat menikmati perjalanan menuju rumahnya. Ia merasakan capai luar biasa. Bagaimana tidak semalam suntuk dirinya disenggamai oleh Udin. Semalam total Udin sudah 4 kali nge-crot di dalam memeknya sejak dari meja billyard dan diteruskan di kamar tamu. Hampir 3 jam lebih lelaki itu tidak mengeluarkan kontolnya sedikitpun dari lobang kelaminnya, lelaki itu terus menanam kelamin besarnya dengan berbagai gaya ,seperti tidak lemas-lemas kontol si Udin mungkin dia minum obat kuat, sehingga orgasme demi orgasme menghujani tubuh Hilda dan herannya di babak itu ia malah merasakan tenaganya tidak berkurang walau sudah seharian nge-sex, tetap saja malam itu ia mampu memberikan perlawanan terhadap permainan Udin yang dahsyat, sampai adzan subuh terdengar baru Udin menyelesaikan semprotan terakhir yang membuat keduanya kemudian tertidur setelah terkapar lemas kehabisan tenaga.

Hilda merasa sebagai ‘Ratu Orgasme’ di hari itu, sepanjang hari tidak berhenti dihajar kontol-kontol raksasa kepuasan maksimal dirasakannya. Rasanya bagian selangkangannya belum rapet sempurna, untung suaminya belum pulang bisa bingung dia kalau memek istrinya terasa longgar. Apalagi sekarang pantatnya agak sakit kalau duduk, mungkin efek dari perbuatan Richard yang menyodominya dengan brutal.

“don’t worry It will be our dirty secret.” Kata Richard sebelum Hilda meninggalkan rumahnya.

“I think I don’t wanna do it again.” Kata Hilda.

“I promise, this is first and last.” Kata Richard.

Walaupun begitu, Hilda takut kalau-kalau suatu hari ia ketagihan ngentot dengan Richard atau mungkin dengan Udin. Mengingat kadang ia merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya pergi berlayar.

TAMAT
terima kasih sudah membaca karya nubie, mohon maaf kalau ada salah-salah tulis
:ampun::ampun:
 
Whoaaaa..
Brutally awesome....
This is fucking awesome....
This what I called cerita panas....
Tidak bertele tele....
Thank you for sharing this amazing story...
You are the best....
 
Terimakasih telah menamatkan bacol kita2 suhu :pandaketawa: ,ditunggu volume 2 nya
 
Respect buat Suhu Bapang! Seperti inilah seharusnya sebuah cerbung. Simple. To the point. Langsung ke intinya.

Keep semprot Brada!
 
Hilda duduk sambil mengamati keadaan jalan yang tampak lembab akibat banjir besar, untung saja sopir taxi online yang mengantarnya memutar music yang easy listening sehingga sedikit ia dapat menikmati perjalanan menuju rumahnya. Ia merasakan capai luar biasa. Bagaimana tidak semalam suntuk dirinya disenggamai oleh Udin. Semalam total Udin sudah 4 kali nge-crot di dalam memeknya sejak dari meja billyard dan diteruskan di kamar tamu. Hampir 3 jam lebih lelaki itu tidak mengeluarkan kontolnya sedikitpun dari lobang kelaminnya, lelaki itu terus menanam kelamin besarnya dengan berbagai gaya ,seperti tidak lemas-lemas kontol si Udin mungkin dia minum obat kuat, sehingga orgasme demi orgasme menghujani tubuh Hilda dan herannya di babak itu ia malah merasakan tenaganya tidak berkurang walau sudah seharian nge-sex, tetap saja malam itu ia mampu memberikan perlawanan terhadap permainan Udin yang dahsyat, sampai adzan subuh terdengar baru Udin menyelesaikan semprotan terakhir yang membuat keduanya kemudian tertidur setelah terkapar lemas kehabisan tenaga.

Hilda merasa sebagai ‘Ratu Orgasme’ di hari itu, sepanjang hari tidak berhenti dihajar kontol-kontol raksasa kepuasan maksimal dirasakannya. Rasanya bagian selangkangannya belum rapet sempurna, untung suaminya belum pulang bisa bingung dia kalau memek istrinya terasa longgar. Apalagi sekarang pantatnya agak sakit kalau duduk, mungkin efek dari perbuatan Richard yang menyodominya dengan brutal.

“don’t worry It will be our dirty secret.” Kata Richard sebelum Hilda meninggalkan rumahnya.

“I think I don’t wanna do it again.” Kata Hilda.

“I promise, this is first and last.” Kata Richard.

Walaupun begitu, Hilda takut kalau-kalau suatu hari ia ketagihan ngentot dengan Richard atau mungkin dengan Udin. Mengingat kadang ia merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya pergi berlayar.

TAMAT
terima kasih sudah membaca karya nubie, mohon maaf kalau ada salah-salah tulis
:ampun::ampun:
Nice bro waiting for another story
 
Pusing ngikutinnya. Orang jadul gak bisa roming.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd