Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Bimabet
Terimakasih atas update ceritanya @Ichbineinbuch ...
Wah apakah bakalan ketemu dan CLBK dengan Kak Kimmy?
Kayaknya sama Claire bakalan putus..
Dan biar ga CLBK dengan Kak Kimmy,
Ricky harus segera mendapat kan pengganti Maria...
Ditunggu update ceritanya berikutnya suhu..
 
Siap Menunggu kelanjutannya suhu... Terima kasih updatenya
 
nice suhu lnjr00t
Gaskan dong gan
Wah mantap omm.. gimana ni kabar kak kimmi ni om? @Ichbineinbuch
Doi baik" aja kok, buktinya nih lagi ane kelonin
Silakan gan
Thanx suhu @Ichbineinbuch dah rilis season 2 nya.....:mantap:
You gan
lah, malah jadi ga rido ngebayangin kak kimi yang move on :bata:
diciumi, digrepe2 lelaki lain :( :((
Hidup itu harus selalu bergerak gan hehe....
Kapan nih duel lanjutan atlet taekwondo vs karate
Waduh, maunya berantem terus nih agan
nah ini dia sudah muncul season 2 nya thansk suhu @Ichbineinbuch
Yoi gan
Kenapa gak dibikin judul baru aja hu? :victory:
Page sini masih banyak gan, jadi ane manfaatin aja biar gak menuhin forum ini
 
Waseekkk S2. Baca dl.
Oh iya, kok ga buka thread baru hu?
Biar gak sumpekin forum gan hehe....
Terimakasih atas update ceritanya @Ichbineinbuch ...
Wah apakah bakalan ketemu dan CLBK dengan Kak Kimmy?
Kayaknya sama Claire bakalan putus..
Dan biar ga CLBK dengan Kak Kimmy,
Ricky harus segera mendapat kan pengganti Maria...
Ditunggu update ceritanya berikutnya suhu..
Emang Claire bukan pengganti Maria? Btw agan pengen banget ya Ricky pisah sama Claire
Keren ceritanya hu lanjutkan. S2 ready
Lanjutkan dong
Yeeeeaaaayyyy ricky is back.... semoga ngga de ja vu
De javu apanya gan? Kisah cinta dengan Kak Kimi?
Mantap suhu.....
Lanjutken...
Lanjutt...
wow dah ada S2 dari cerita ini...
akankah kembali jadi SAD mending?
Jangan mikirin ending dulu, masih awal" ini
Mantap updatenya om @Ichbineinbuch, awal yg menarik.
Makasih gan atas supportnya
Asekkkk...season 2 jadiii
Jadi dong gan
Siap Menunggu kelanjutannya suhu... Terima kasih updatenya
Ditunggu ya gan
 
PART 2 (S2)
POV 3rd

"Ah, capek banget ih," keluh seorang gadis manis yang lalu menghempaskan bokongnya di ranjang kamarnya.

Perlahan, ia mulai melepaskan pakaian kerjanya, mulai dari kemeja kuning cerahnya dan celana panjang bahan berwarna hitam. Tampak nyatalah tubuhnya yang indah dan seksi tersebut yang setengah telanjang. Bra dan celana dalamnya yang berwarna biru bergaris pinggirkan hijau menutupi aset indahnya. Ia menuju ke pintu kamarnya dan mulai menguncinya. KLIK! Setelah mengunci klep pintu yang terbuat dari besi tersebut, ia mulai membaringkan tubuhnya ke ranjang.

Gadis tersebut mulai mengaktifkan ponselnya. Jarinya yang lentik mengusap-usap layar sentuh ponselnya dan ia membuka galeri fotonya. Tampaklah kenang-kenangan yang tergambar dalam foto-foto tersebut. Jarinya kembali mengusap-usap layar ponselnya sembari sesekali ia terdiam menatap foto yang ada.

Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca. Ia terus melanjutkan menyaksikan serangkaian foto kenangan miliknya. Lalu terpaparlah foto selfie mereka di saat mereka berbaring di taman kota untuk menikmati rembulan malam itu. Wajah mereka tampak berseri-seri dan bahagia dengan senyum yang lebar.

Kemudian ia mengusap ke kanan dan kini tampaklah foto mereka di meja makan. Foto tersebut adalah saat setelah pria muda yang ada di foto menyatakan perasaannya ke gadis tersebut. Melihat foto ini, gadis tersebut semakin tak kuasa untuk menahan rasa sedihnya.

Barang beberapa detik kemudian, mulai meneteslah air mata pertamanya di malam ini. Lama-kelamaan, air mata itu semakin mengucur deras dan ia mulai mengeluarkan isakan tangisnya.

"Huhu… Ricky! Aku kangen sama kamu, Sayang."

Gadis tersebut terus saja menangis. Ia tak mampu lagi untuk melanjutkan melihat citra kebersamaannya dengan seorang pria muda. Ponselnya ia biarkan tergeletak begitu saja di ranjangnya. Ia terus menumpahkan air matanya itu dan terisak semakin kuat. Tangannya itu berusaha menutupi wajahnya yang sedang menangis dengan keras.

"Huhu… aku mohon kembalilah adikku sayang, Ricky!

~~~~~​

POV Ricky

Sore hari ini, aku sudah berada di gym tempatku bekerja. Tak lupa pula, aku sudah mengenakan seragam Karate yang disebut dengan gi lengkap dengan sabuk yang mengikat pinggangku berwarna coklat. Sesaat setelah pelatih kami muncul di tempat latihan kami, kami kemudian membentuk dua barisan berhadapan dengan membuka jalan bagi pelatih kami di tengah. Kami membungkukkan badan kami bersamaan sebagai tanda hormat kepada pelatih yang kami sebut dengan sensei.

"So today, our agenda is test for a belt upgrade. For those who are ready at this moment, please show yourself in this mats!"

Kemudian majulah dua orang remaja yang merupakan dua-duanya adalah pemegang sabuk kuning. Mereka lalu mengenakan rompi pelindung dan juga helm untuk mengamankan tubuh mereka dari ujian kenaikan sabuk yang full contact ini. Walaupun tidak akan membahayakan dirimu, tetap saja pukulan yang mengenai rompi pelindungmu akan sangat sakit dan bisa saja membuatmu tumbang seketika, apalagi jika lawanmu mempunyai kekuatan yang sangat kuat.

Setelah keduanya sudah mengenakan rompi dan helm pelindung yang masing-masing berwarna merah dan biru, Sensei mengatur posisi mereka berdua yang lalu saling berhadapan. Setelah mereka berdua siap, membungkuklah kedua kohai atau istilah untuk adik tingkatku dalam karate.

Mereka mulai memasang kuda-kuda mereka masing-masing. Dari pengamatanku, sepertinya kohai-ku yang berada di sisi kiri diriku terlihat tampak gugup sekali. Kakinya sedikit bergetar dan wajahnya terlihat tegang. Sementara lawannya itu juga terlihat tegang dan gugup, hanya saja tidak sampai bergetar anggota tubuhnya.

HIAT!

Kohai yang mengenakan pelindung berwarna biru mulai melancarkan sebuah tendangan keras ke lawannya. Tapi karena rasa gugup yang luar biasa tersebut, tendangannya hanya bisa mengenai angin karena lawannya dapat dengan mudah membaca pergerakannya. Ia kembali melancarkan pukulan bertubi-tubi -yang sedikit membuatku menggelengkan kepala- dan dapat ditangkis dengan mudah oleh lawannya. Aku dapat merasakan kegugupannya semakin besar setelah tak ada serangannya yang masuk. Ia kini berganti menjadi mode defensif dan lawannya mulai mengambil keuntungan dari hal itu.

Lawannya yang mengenakan pelindung berwarna merah mulai melancarkan serangannya. Walau ia juga gugup, kulihat ia dapat mengontrol dirinya lebih baik sehingga serangan-serangannya yang cukup rapi dapat menyulitkan kohai yang mengenakan pelindung biru. Walau begitu, belum ada serangan yang masuk ke dalam kohai biru. Tapi aku yakin, niscaya kohai biru ini akan semakin kelimpungan dan tak mampu lagi melawan kohai merah tersebut.

Benar saja kan perkiraanku. Berkat sedikit ketenangan kohai merah dan kohai biru yang tenaganya mulai terkuras, beberapa serangan kohai merah sudah mampu untuk menembus pertahanan kohai biru. Kulihat kohai biru sudah semakin tak berdaya dan tak mampu untuk membalas serangan dari kohai merah. Ia semakin terpojok oleh sepakan dan pukulan dari kohai merah sehingga kohai biru itu tampak seperti ingin menyerah saja.

"C'mon! Strike your opponent!" seru Sensei untuk mengobarkan serangan kedua muridnya yang sedang bertarung.

Mendengar seruan dari Sensei, kedua kohai-ku menjadi terpicu semangatnya. Kohai biru mencoba untuk melancarkan serangan baru, namun sekali lagi dapat dipatahkan oleh kohai yang berwarna merah. Akhirnya dengan sebuah sapuan kaki dan sebuah pukulan ke ulu hati kohai biru, kohai merah memenangkan pertarungan itu. Ia melepas seluruh pelindungnya tersebut dan terlonjak bahagia karena akhirnya ia berhak untuk menyandang sabuk hijau.

Maka anggota-anggota lain turut melakukan pertarungan demi mendapatkan sabuk yang lebih tinggi tingkatnya. Sekitar 2 jam kemudian, akhirnya selesailah semua pertarungan. Namun sebelum kami mengakhiri sesi hari ini, Sensei memanggil aku dan Claire untuk menghadapnya. Ternyata ia meminta aku dan Claire untuk bertarung satu sama lain. Mau tak mau, kami pun harus menyanggupi permintaan Sensei dan mulai bersiap dengan mengenakan pelindung pada tubuh kami berdua. Aku mengenakan pelindung berwarna biru, sedangkan Claire mengenakan pelindung berwarna merah.

Kami pun maju ke dalam arena pertarungan yang adalah matras berukuran 10x10 meter. Aku membungkukkan badan pada Claire dan begitu juga dengan dirinya. Walau ia adalah seorang gadis dan juga kekasihku, aku tak akan menahan diriku. Bagiku seharusnya Claire lah yang menahan diri, karena ia lebih senior dari diriku dalam dunia Karate ini.

Aku mulai menyiapkan kuda-kudaku. Claire juga sudah memasang kuda-kudaku dengan tatapan yang seolah ingin membunuhku. Ia melemparkan sebuah senyuman yang manis namun juga mengintimidasi. Maka sedikit banyak aku mulai bergidik membayangkan kekasihku akan menghajarku hingga babak belur nantinya.

"Fight!"

HIAT!

Claire lebih dulu menyerang diriku dengan sebuah pukulan lurus. Dengan mudah, aku dapat menangkis pukulannya dan mengatur kembali posisiku. Rupanya Claire hanya mengetesku dulu, ia belum ingin menghajar diriku sepuas yang ia bisa.

HIAT!

Claire kembali menyerang diriku, kali ini lebih serius. Walau aku masih bisa menghindari serangannya, ia melancarkan serangan susulan sehingga cukup memecahkan konsentrasi diriku. Ia melancarkan pukulan demi pukulan yang bisa kutangkis. Aku mencoba menyerang balik dirinya dengan sebuah sepakan, tapi refleksnya yang luwes bagaikan angin malam dapat membantunya untuk menghindari kakiku.

Setelah seranganku gagal dan aku mencoba untuk memulihkan diriku, Claire dengan cermat dapat memanfaatkan kelimbunganku ini. Ia langsung menendang perutku dengan tungkainya dan membuat badanku menjadi tertekuk seperti membungkuk. Di dalam dadaku, seketika aku merasakan sesak yang cukup menyiksa diriku.

"Ouch, that's hurt," celoteh salah satu anggota yang melihat.

Aku membetulkan posisiku. Aku berhadapan kembali dengan Claire yang tersenyum seolah meremehkanku. Senyum mengejeknya itu cukup membangkitkan motivasi dalam diriku. Aku benar-benar ingin menghukum kekasihku ini.

Aku melayangkan serangkaian tinjuan ke arah Claire. Pukulanku yang kuat tidak mampu mengalahkan kelincahan dan keluwesannya. Ia bergeser ke samping kiriku secara tiba-tiba dan melayangkan sebuah tendangan ke rusukku. Aku termundur beberapa langkah dengan rasa sesak memenuhi diriku lagi.

Ia menyerangku lagi dengan kombinasi pukulan dan tendangannya. Ia sangat lihai dalam mengontrol pukulan dan tendangannya sehingga menyulitkanku untuk membaca pergerakannya. Ini sama seperti melawan seorang manusia yang terbuat dari angin. Kelincahannya itu membuatku sulit untuk mengenai dirinya, dengan sejuta cara ia mampu menghindari serangan tangan dan kakiku.

TRAK! AWWW!

Aku langsung dibuat tak berdaya begitu kemaluanku terkena tendangan lurus dari Claire. Untung saja aku mengenakan pelindung kemaluan. Kalau tidak, pasti sudah hilang masa depanku yang berharga ini. Semua anggota yang melihatnya langsung bereaksi dengan mengeluarkan erangan dan mengalihkan wajahnya, terutama yang kaum adam.

Saat aku masih tak berdaya, Claire dengan cepat memutar badannya dan melancarkan tendangan kerasnya. BUKK! Tendangan itu mengenai kepalaku dengan sangat keras sehingga aku langsung tumbang ke matras. Benturan antara helmku dan matras cukup keras, helm yang melindungi kepalaku tak mampu meredam seluruh kerasnya hantaman yang kurasakan. Kepalaku langsung nyut-nyut dan pandanganku jadi berkunang-kunang.

Sensei langsung menghampiri diriku dengan khawatir. Ia membantuku untuk berdiri dan menanyai bila aku baik-baik saja. Dengan mantap, aku menjawab jika aku baik-baik saja dan siap melanjutkan pertarungan. Kulihat Claire tersenyum lebar kepadaku dan mengacungkan jempolnya.

Maka kami kembali menyiapkan kuda-kuda. Kini giliranku yang menyerang duluan. Pikirku jika aku yang menyerang duluan, mungkin saja Claire akan sedikit kewalahan menghadapi pukulanku yang mempunyai daya ledak. Tapi aku salah, malahan Claire jadi lebih mudah untuk membaca seranganku dan menyerang balik diriku.

Claire dengan gesitnya meliuk-liukkan badan menghindari seranganku. Akhirnya dari sekian banyak pukulanku, aku berhasil mengenai Claire di bagian wajahnya yang tertutup oleh pelindung dari helm berbentuk kerangka. Pukulan itu cukup membuatnya goyah dan aku melanjutkan seranganku dengan tendanganku yang kuat. Saat ia sedang limbung oleh seranganku, aku melancarkan tiga pukulan bertubi-tubi dengan keras hingga Claire jatuh terjengkang ke matras.

"Did I suprised you?" tanyaku sembari mengulurkan tanganku.

"Well, quiet," ujarnya sembari bangkit berdiri dengan uluran tanganku.

"You should've not belittle me."

"As you wish, Babe," katanya sembari tersenyum tajam padaku.

Kami kembali memasang kuda-kuda secara berhadapan. HIAT! Dengan agresif, Claire langsung menyerang diriku. Belasan pukulan dan tendangan ia lancarkan dalam hitungan beberapa detik saja. Aku menjadi sangat kewalahan menghadapi serangannya yang halus namun mematikan tersebut.

Aku berusaha sebaik mungkin untuk menangkis pukulannya. Tetapi mau bagaimanapun, banyak pukulan dan tendangan dari dirinya yang masuk ke dalam diriku. Terutama di bagian rusukku, sudah berkali-kali menerima tendangan tulang kering dari Claire. Beberapa kali pula aku berusaha menyerang balik dirinya. Ada yang berhasil ditangkis, ada pula yang berhasil masuk namun tak berdampak banyak.

Aku kemudian melancarkan tendangan ke arah perutnya dan secara ajaib, tendanganku yang keras berhasil masuk. Ia termundur beberapa langkah dan menatap diriku. Maka aku mencoba memukul dirinya namun ia mengelak dengan bergeser ke samping kananku sehingga ia berhasil menangkap lenganku. Ia langsung menendang kaki kananku dengan kuat sehingga aku kehilangan keseimbanganku. Kemudian ia melepas lenganku dan langsung memutar badannya. BLAM! Tendangan berputar ala Chuck Norris menghantam kuat helmku dan membuatku terkapar di matras, otomatis menyudahi perlawananku.

Aku meringis menahan kesakitan yang amat sangat di kepalaku. Nafasku menjadi memburu. Aku tak bisa bangkit lagi hingga akhirnya Sensei dan Claire menghampiri diriku. Mereka langsung melepaskan semua pelindungku dan memapahku menuju klinik yang berada di dekat gym.

Maka aku langsung mendapat penanganan darurat dari dokter yang berjaga di sana. Aku langsung dibaringkan ke ranjang dan dokter mulai memeriksa tanda vital diriku. Sekitar 5 menit kemudian, ia mulai memberitahu diagnosanya pada Sensei dan Claire. Intinya aku mengalami cedera ringan pada kepalaku dan syukurnya tak berakibat fatal sehingga bisa pulih dalam waktu 15 menit saja.

"I think you hit him too hard," ujar Sensei sembari menatapku khawatir.

"Sorry, Dad. I was emotionally driven."

"When you fight with Ricky, you seems like always want to kill him. Do you both have some problem in the backyard?"

"Nothing, Sensei," jawabku tegas.

"Did you ever made a horrible mistake to Claire?

"I really don't know."

"Did he, Claire?"

"No, Dad. I'm terribly sorry, Ricky."

"It's ok. I'm going used to it from now on."

Maka perkataanku disambut oleh tawa mereka berdua. Claire langsung menghampiri diriku dan mengelus pelan rambutku. Matanya yang tadi seperti ingin mengirimku ke neraka kini berganti menjadi seorang malaikat yang ingin menolongku.

"Claire, please take care of him. I will return to dojo."

"Yes, Dad."

"I'm leaving now."

Claire membungkukkan badan kepada ayahnya tersebut. Setelah ayahnya pergi, kini hanya ada kami berdua di ruangan klinik ini. Sementara dokter sedang berada di ruangan lain untuk membuat resep obat untukku.

"Still can't beat you," celetukku pada Claire.

"Don't worry, Babe. You will improve, it's just a matter of time," ujarnya memberi suntikan kata-kata positif padaku.

"I can beat every single apprentice of your dad, except you."

"But you are the only one that can beat my heart," gombalnya padaku sembari tersenyum.

"Shit, I see what you did there." Maka kami pun menertawai bersama gombalan jayus dari Claire. Aku merasa kalau setiap gadis yang pernah menjalin cinta denganku, sudah pasti bisa menyerap ilmu gombal dariku. Mulai Rachel, Maria, Kak Kimi, sampai Claire mampu menggombali balik diriku. Setidaknya ada yang hal positif dapat kubagikan dengan semua kekasihku tersebut.

Sekitar 10 menit kemudian, dokter kembali dengan obat yang diberikan padaku. Aku pun sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Maka aku diantar pulang oleh Sensei, dikarenakan hari ini aku sedang tidak membawa mobil.

"Hey, I'm sorry for your accident."

"Don't worry, I will be fine."

"Get well soon, Ricky."

"Thank you, Sensei."

Aku pun masuk ke dalam rumah pamanku. Di kamar aku segera meminum obat yang diberikan oleh dokter kepadaku. Lalu aku menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku sebelum memutuskan untuk beristirahat total malam ini.
 
Izin bangun hotel K, saya pembaca baru

:ampun:

duh panjang bener ya ngejarnya sampe puluhan bab hihihy
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd