Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG A Diary of Dick (Season 2) - Multiple Strikes

Tokoh utamanya semakin menggila..
Apakah ada yang dikasih benih lagi?
Kita tunggu cerita selanjutnya.. update suhu.......
 
Malamnya, keluargaku menginap di rumah mertuaku. Aku sedang bersiap-siap mau ngentot dengan Vany, kami sudah telanjang dan puas foreplay, aku sudah mengarahkan batang kontolku ke memek istriku, tapi tiba-tiba HP-ku di atas meja di sudut kamar berbunyi, sempat aku abaikan tapi terus berdering, akhirnya aku hampiri dan ternyata dari Silvy.

“Iiiiiihhhh siapa sih yaaaaaahhhhhh”, rengek Vany.

“Dari Mark, jangan jangan ada masalah di lapangan, bentar yah bun”, aku lalu memakai celana, mengecup kening istriku dan segera keluar kamar, lalu menutup pintu, agak jauh supaya tidak didengar.

“Halo a Armand, tawaran yang tadi masih gimana a”, tanya Silvy diujung telpon.

“Oh, eeehhhmmm yang tadi ya, iya ayo boleh Vi, kamu setuju ?”

“Iya a, abis Silvy pikir-pikir, boleh lah, tapi bener aku gak harus bayar utang kan a ?”

“Beneran Vi, gausah bayar, malah kalo kamu mau, bisa aa tambahin, tapi yaaa, mainnya agak banyak”, ujarku berbisik.

“Banyak berapa kali a ?”

“Yaaa, yang pasti lebih dari sekali, aa kasi 10 juta deh”, tawarku. Silvy lalu diam.

“Cepetan Vi mau gak?”

“Iya boleh deh a, mau kapan ?”, Silvy setuju, HOOOOREEEEE.

Tapi seketika ada Rara melihatku, dia menatapku yang cuma memakai celana boxer doang.

“Ntar dikasi tau ya”, ujarku ke Silvy, lalu kututup telponku.

“Hayooooo, mau ngentot ya”, goda Rara. Ia mendekat padaku.

“Apaan sih kamu Ra”, aku lalu hendak ngeloyor pergi, tapi sial, Rara menahanku, dia meremas kontolku dibalik celana.

“Hayo mau kemana, uuuhhhh gede juga ya”, ujar Rara. Aku menepis tangannya lalu setengah lari kembali ke kamar.

Di kamar, aku menuntaskan nafsuku pada Vany, sudah horny sekali aku gara-gara Rara dan Silvy hari ini. Dengan ganas kugarap istriku yang kusayang ini, setengah jam kugenjot non-stop dengan bermacam posisi, sebelum akhirnya aku ejakulasi berbarengan dengan istriku.

“AAAAAAAAARGGGGGGGHHHHHHHHHHHH, OOOOOOUUUUGGGGGGHHHHH...”, lenguhku dan Vany, agak terganggu juga ejakluasiku karena aku memakai kondom. Aku tahu sepertinya dari tadi Rara mencoba menguping di balik kamar, bodo amat ah, biarin dia sange sendiri. Malam itu aku tertidur lelap.

Keesokan harinya, aku istri dan anakku ada di rumah orang tuaku, giliran mereka yang ingin main dengan cucunya. Aku sendiri main Playstation dengan adik-adikku di kamar atas, adikku laki-laki semua. Sedang asyik main, Vany datang.

“Yah... ayah... minta tolong dong”, Vany cengar-cengir.

“Apaan”, ujarku sambil masih fokus ke game.

“Itu, bunda lupa peralatan mandi sama gendongan bayi ketinggalan di rumah mama, ambilin dong sebentar, pake motor gih biar cepet”, ujar istriku.

“Haddduuuuhhhh bunda mah ah, pelupa, kebiasaan”, aku pun beranjak sambil malas.

Kulihat awan mendung diluar, sudah mau hujan, aku pinjam motor adikku dan pergi ke rumah mertuaku. Sampai disana kulihat rumah sepi, saudara sudah pada balik semua, mobil mertuaku juga tidak ada. Aku lalu menelpon istriku.

“Halo bun, ini di rumah sepi, gimana mau masuk, dikunci semua”, ujarku.

“Gak kok yah, itu ada Rara di dalem, dia sendirian di rumah, telpon aja suruh bukain”, ujar istriku. Waduh, itu setan betina ada di dalam sendirian, wah ini sih alamat masuk kandang macan. Kuhubungi Rara, dan dia membukakan pintu. Ia memakai kaos hitam lengan pendek longgar kerah rendah sehingga belahan dadanya kelihatan, ditambah hotpants pinknya. Haduuuuuuuuuuhhhhhhh. Aku lalu masuk ke dalam rumah dan segera ke kamar mencari peralatan bayiku. Rara lalu nangkring di depan pintu kamarku.

“Nyari apa bang ?”, ujarnya sambil memilin-milin rambutnya.

“Ini, peralatan mandi ama gendongan”, jawabku singkat.

“Ooohhh, gitu”, ujar Rara. “Diluar mendung banget yah bang, kalo mau ujan tuh suka gerah”, ujar Rara sambil mengipas badannya dengan baju bagian kerahnya, maksudnya dia mau memperlihatkan toketnya. Aku lalu kepikiran buat iseng.

“Ya kalo gerah buka baju aja lah Ra”

“Ih bang Armand genit, masa aku buka baju depan abang, kalo nafsu gimana”, goda Rara.

“Yey, siapa juga yang nafsu ama kamu”, ujarku sambil masih mencari gendongan bayi.

Rara lalu mendekat padaku, aku menoleh, ia lalu membuka bajunya, dan lepaslah... Kulihat 2 payudara besarnya padat menggantung, bentuknya bagus sekali karena tidak turun kebawah tapi membulat padat dan kencang dengan puting hitam yang besar pula, lebih besar dari punya istriku, ditambah warna kulit Rara yang agak kecoklatan eksotis, rambutnya yang di-cat pirang terurai. Lalu yang menurutku cukup surprise adalah sejumlah tato berukuran besar di punggungnya, diantaranya gambar bunga mawar yang tangkainya dililit seekor naga. Kali ini aku benar nafsu, minta disikat anak ini.

“Maksud aku, kalo aku yang nafsu sama abang, gimana”, bisik Rara di telingaku.

Aku langsung bangkit mencumbu bibirnya dan meremas toket besarnya itu, Rara membalas ciumanku dengan liar, ia lalu melepas kaosku dan mendorongku ke ranjang, lalu melompat menindih badanku dan mencumbui leherku.

“Aaaaaaahhhhhhhh... Ra... aaaaaahhhhhhh”, desahku, kurasa geli di leher, sementara toket besarnya terasa kenyal menempel di dadaku. Rara dengan ganas bahkan melahap telingaku dan menjambak rambutku, ia juga menjilati leherku. Saat kami bercumbu pun, ia menjejalkan lidahnya di mulutku sambil lidahnya bergoyang menjelajah seisi mulutku. Liar sekali cewek ini, padahal umurnya baru 19 tahun. Ia lalu membusungkan toket besarnya di wajahku, dijejalkannya toket itu untuk menjepit hidungku, lalu putingnya diarahkan ke mulutku.

“Ssssllllllurrrrrrrrpppppppppp... ssslllurrrrrrpppppp aaaaaaahhhh... ssssssllllluuuurrrrrrrrrrrrrrpppp”, suaraku menyedot puting Rara bergantian, seakan dia tidak membiarkanku menarik nafas.

“Aaaaaaaaaaahhhhhhh abang Armaaaandddddddd, jilatin terus sayang, jilatin anjing ! aaaaaaahhhhhhhh...”, galak kali Rara kalo lagi sange. Ia ‘menyusuiku’ dalam posisi badan agak menyamping, sebelah tangannya mengarahkan toketnya kepadaku, sebelah lagi mengelus elus kontolku.

“Bang uuuhhhhh... tau gak kenapa aku nafsu sama abang ?”, tanya Rara.

“Aaaaahhhh... kenapa emang Ra ? Ssslllluuuurrrrrrppppppp... kamu belakangan emang sengaja mancing abang ya ?”, tanyaku.

“Iya bang eeemmmmmphhhhhh...”, Rara lalu mengambil HP-nya dan menunjukkan sejumlah foto. “Bang Armand ngapain ini”, ia menunjukkan foto mobilku di pinggir jalan. Rupanya ini kejadian saat aku mengantar Lisma ke Garut pagi-pagi buta beberapa bulan lalu, walau aku tidak terlihat, tapi ada foto mobil Honda Freed-ku yang terparkir dengan plat nomor yang jelas, ditambah lagi foto Lisma yang nampak keluar dari mobil. Seketika aku berhenti mengenyot.

“Dapet dari mana foto ini Ra ?”, tanyaku sewot.

“Hahahahahahaha... Pagi itu aku pulang dugem, karena pintu rumah udah pasti dikunci yaudah aku kabur aja ke Garut, mau nginep di rumahmu bang, eh dari rancaekek kok aku lihat kayak kenal mobil di depan, benar aja itu mobil bang Armand, tapi pas sampai ke Garut kok gak belok ke rumah ya ? Malah ke arah komplek depan, rupanya yaa...”, jelas Rara.

“Kalo gak salah, cewek ini temennya neng Vany ya ? Beuh, jahat lu bang”, tambah Rara. Mukaku memerah, perasaanku campur aduk antara marah, malu dan panik.

“Terus apa hubungannya kejadian itu sama kamu godain abang Ra ?”, tanyaku sewot.

“Hmmm... Selama ini aku udah penasaran sama bang Armand, kulihat abang termasuk suami setia dan gak macem-macem, tapi justru aku tertantang buat bisa nidurin abang, dan ketika tau skandal ini, aku makin nafsu”, jelas Rara sambil menatapku dengan tatapan nafsu, ia juga memainkan lidahnya saat bicara.

“Kamu mau ngentot sama suami sepupu kamu sendiri Ra ?”

“Kenapa emang ? Aku udah berapa kali incest, sama papah tiri, sama bang Ari suami kakakku sendiri, sama si Fildan, sama si om alias mertuamu juga pernah kok bang”, jelas Rara. Aku benar-benar kaget dengar ceritanya. “Tapi jangan geer ya, aku cuma nafsu doang, gak ada perasaan lain”, tambah Rara.

“Terus si Ijonk pacar kamu itu gimana ?”, tanyaku.

“Alah si Ijonk mah gue cuma ambil duitnya doang bang, tititnya kecil, cepet keluar pula, masih hebatan temennya atau bapaknya”, ujar Rara. Makin kaget aku, ini anak udah rusak bener.

“Mama kamu gak tau Ra kamu hypersex begini ?”

“Ya kagak tau lah bang, alah banyak nanya lu bang, sini kenyotin lagi susu gue ! Kalo nggak, gue sebarin foto-foto ini !”, Rara lalu menarik tanganku. Rasanya kok malah jadi kayak diperkosa begini ya.

Rara menjambak rambutku, diarahkan wajahku ke toketnya dan ditekan, aku menjilati toketnya sambil sesak nafas, toketnya basah oleh air liurku.

“Jilatin anjing !!! jilatin toket gue Armand !!!”, teriak Rara.

Puas dijilati, Rara lalu melemparku lagi ke kasur, ia lalu menurunkan celananya dan kini sudah telanjang bulat. Nampak bulu memeknya lebat sekali dan ada tato rangkaian bentuk hati di bawah pusarnya. Ia langsung menduduki wajahku yang sedang terlentang ke atas.

“Jilatin memek gue”, sahut Rara. Gile, ini pertama kalinya aku disuruh jilat memek, aku belum pernah karena menurutku jijik. Namun walaupun terlihat jorok, ternyata memek Rara wangi sekali, seperti aroma liquid vaping rasa mocca, dipakein apa memek anak ini, tapi bodo amat lah, aku pun mulai menjilat pelan. Aku julurkan lidahku menyapu bagian luar memeknya.

“Eeeemmmmmmmpppphhhhh...”, desah Rara sambil mendongak keatas. “Jilatin yang bener dong abang bego, jijik lu ama memek gue ?”, sewot Rara. Ia malah makin menekan memeknya ke mulutku, nah baru sekarang tercium aroma agak anyir sedikit. Aku merangkul kedua paha Rara dan mulai menjilati memeknya, kali ini tanpa ragu, tapi sambil nahan sesak juga sih.

“Uuuuhhh ooooohhhhhhh bang... Nah gini eeeeemmmmmmppppphhhhh teruuuuussss”, racau Rara sambil meremas toketnya sendiri. 5 menit kujilati aku mulai terbiasa, lalu aku bangkit dan kali ini Rara yang terlentang, sementara kepalaku dijepit kedua pahanya yang kurangkul, pantatnya agak sedikit naik diganjal bantal. Kujilat dan kuhisap hisap memeknya.

“Ooooooooooooouuggggggghhhhhhhh aaahhhhh anjing nikmat goblllooooooooogggggg !!! Aaaahhhh !!!”, racau Rara. Aku lalu memasukkan jari-jariku ke lubang memeknya dan kukocok memeknya sambil masih kujilati.

“Alah anjiiiiiiiiiiingggggg, nikmat banget bang oooooohhhhhhhhh”, racau Rara, badan semoknya menggelinjang nikmat. Aku percepat kocokan dan hisapanku dan 5 menit kemudian.

“AAAAAAAAAUUUUHHHHHHH... AH... AH... AAAAHHHHHH.... NNNJJJJJJIIIINNGGGGG !!!”, jerit Rara.

Rupanya dia squirt, dan habislah wajahku kena semburan air nikmatnya, kampret. Badan Rara bergetar seperti orang menggigil, mungkin saking enaknya kali ya. Aku lalu mengelap wajahku.

Setelah stabil lagi, Rara lalu bangkit mencumbu bibirku mesra.

“Hebat lu bang, udah lama gue gak squirt, padahal baru pake tangan ama lidah doang, apalagi kalo dientot kontol lu bang”, ujar Rara. Aku senyum aja.

Lalu ada notifikasi masuk ke HP-ku, rupanya dari istriku.

“Ayah dimana ? Kalo masih dirumah mama tunggu aja disitu, soalnya ujan gede banget sampe sini”, tulis chat istriku yang kubalas singkat : “Oke”. Aku bawa jas hujan, tapi memang kulihat hujan besar sekali.

“Asik, bisa lanjut dong kita ngentot bang”, ujar Rara yang mengintip sambil menyenderkan kepalanya di bahuku. Kami lalu berciuman panas, saling jilat dan saling hisap, toketnya yang besar kuremas kuat-kuat, balasan dari siksaaanya kepadaku tadi. Tapi bukannya kesakitan malah Rara tampak menikmati.

“Ooouhhhhhh bang... eeemmmpppphhhh”, desah Rara kala kucumbu lehernya. Beberapa menit bercumbu, Rara lalu mendorongku untuk rebahan lagi di kasur. Langsung ia tarik celanaku ke bawah dan memegang kontolku, kasar sekali, baru kali ini aku mengalami foreplay hardcore begini.

“Wuah, gede banget, lumayan lah, kenyang banget neng Vany kalo kontol suaminya macem begini”, ujar Rara takjub.

“Aku melirik ke arah Rara sambil nyengir, “Mantep ya Ra ?”

“Jangan ge-er dulu lu bang, gue udah sering nemu yang lebih gede, tapi percuma gede kalo gak tahan lama”, ujar Rara. Ia lalu tanpa basa basi langsung melahap batang kontolku.

Ganas sekali hisapannya, gak pakai acara jilat-jilatan, dia langsung melahap batang kontolku, tapi tidak semuanya karena keburu mentok. Lalu sebelah tangannya mengocok kontolku dan sebelah lagi meremas bijiku sambil ia masih menghisap-hisap kepala kontolku. 5 menit lebih dia memainkan kontolku, sampai akhirnya capek sendiri.

“Hebat juga lu bang, biasanya cowok-cowok pada keluar kalo gue gituin kontolnya kayak barusan, lah lu kagak bang”, puji Rara. Aku senyum saja. “Oke deh gue akuin bang, walaupun kontol lu bukan yang paling gede yang pernah gue cicipin, ukuran sih medium lah, tapi ini salah satu kontol paling kuat yang pernah gue temuin bang”, lanjut Rara memujiku. Rara lalu mengangkang lebar-lebar bersiap untuk disodok, aku pun lalu berancang-ancang.

“Gue entot lu Raraaaaa”, ujarku sambil mengarahkan kontolku ke memeknya.

Diiiiiiiiiinnnngggg !!! diiiiinnnnggggggg !!!, suara klakson mobil mertuaku, mereka datang.

“Ah anjing”, ujarku dan Rara kompak mengeluh.

“Cepet bang masukin buruan !”, pinta Rara.

“Masukin gimana kamu ngaco ? Itu si papah ama mamah udah balik”, aku langsung bergegas memakai celana dan pakaian. Sementara Rara masih menggeliat-geliat di kasur, kulihat HP-nya tergeletak dan diam-diam kuambil, akan kuhapus foto bukti perselingkuhanku. Hehehe

“Segenjot bang segenjot doang plllllliiiiiissssssssss”, rengek Rara. Aku tak peduli, langsung aku keluar membukakan pintu gerbang. Mertuaku lalu masuk rumah. Tak lama hujan pun mereda, aku lalu pamit pergi pada mertuaku juga sama Rara. Rara tampak cemberut menatapku. Bodo amat, nanti malem aku mau lampiaskan sama istriku aja, lebih aman dan halal.

Sorenya Rara mengirim chat, mengajak melanjutkan ngentot yang tertunda, tapi aku menolak karena aku sibuk dengan keluargaku, ia bahkan mengancam dengan mengungkit foto yang tadi, tapi aku tidak peduli, malah kutantang dia, Rara pun mencak-mencak saat dia tau fotonya sudah tidak ada. Malam itu aku melampiaskan nafsuku pada istriku. Ketika weekend berakhir, seperti biasa aku berangkat lagi ke Bekasi.

Namun sebenarnya aku juga penasaran dengan ngentot hardcore ala Rara, sensasinya berbeda dibanding yang selama ini aku alami. Sejak kejadian kemarin Rara sering mengirim chat dengan foto bugilnya, bahkan video masturbasinya, ia merengek terus minta kuentot. Lalu aku teringat dengan kesepakatan ngentot-ku dengan Silvy belum lama ini.

“Wow, ada dua wanita yang bisa kuentot nih, sepertinya asik juga kalo main threesome”, ideku dalam hati siang itu di kantor. Mesti disiapkan venue khusus supaya sensasinya makin mantap, jangan di kosan seperti waktu Lisma dulu.

Aku lalu senyum-senyum sendiri, tanpa sadar Mark memperhatikanku.

“Hai buddy, are you listening what I said to you ?”, hardik Mark agak kesal.

Aku terperanjat, “Oh yeah, I’m sorry Mark, so then how about the specification ?”, jawabku ngasal.

“Specification ? what kind of fucking specification u mean ? I just told you about my new girlfriend dude, oh you are completely don’t listening what I said”, si Mark sewot.

Lalu si Mark mulai cerita lagi, tentang ‘pacar’ barunya yang katanya seorang janda Indonesia berdarah sunda, di season 1 dulu aku sempat cerita dia sedang PDKT, nah sekarang dia nampak sudah nemu partner seks idaman. Mark cerita tentang toket besar si janda dan body seksinya, juga liar-nya janda itu di ranjang. Aku menanggapinya pura-pura antusias, padahal males.

“You must try her Armand, you must be have a sex with her and get some taste, trust me, she is truly amazing, one of best I ever met”, tawar Mark.

“What ? you want me to making love with your girlfriend ?”, aku kaget.

“Yeah, why not ? I will not jealous, come on dude, she is just a fucking bitch, you must feel the experience I got with her”, paksa Mark.

“Well Mark, I will think about it later, have a nice sex, see you brother”, aku lalu pamit pulang. Namun Mark masih sempet teriak : “Armand, she will come to my apartment tonight, please join us !”, aku cuma melambaikan tangan.

Aku tidak akan main sama jablay, oke mungkin peliharaan Mark bukan jablay, sejenis STW, ah tapi nggak, aku mau fokus sama rencana threesome-ku.

Malam itu di kosan, usai video call-an dengan istriku, aku tidak bisa tidur, memikirkan rencana threesome, tapi aku baru ingat, si Silvy sama Rara mau gak di threesome ya ? Aku lantas mengontak mereka.

Rara langsung menjawab setuju, bahkan dia menelponku, dia tampak antusias sekali dengan rencana ini dan bertanya siapa partner threesome-nya, aku jelas masih rahasiakan, tapi Rara gak masalah, soal waktu dia siap kapanpun di bulan ini karena sedang libur semester. Giliran Silvy, dia juga langsung respon, tapi dia agak ragu, aku pun menelponnya dan meyakinkannya kalo semua bakal aman buat dia dan bayinya, agak kuancam juga sih tentang uangnya, Silvy akhirnya setuju tapi dia minta uang 3 juta dulu, langsung kutransfer saat itu juga lewat mobile banking. Silvy juga siap kapanpun. Aku lalu cari-cari hotel yang bagus dengan suasana pinggir pantai, dan sialnya semua sudah penuh untuk weekend ini.

Beberapa hari kemudian aku lalu dapat info dari kenalanku bahwa ada sebuah villa di pinggir pantai yang kosong weekend ini, sempat di booking tapi di cancel. Kulihat foto-foto preview villa itu dari kenalanku, ada kolam renang dan view-nya langsung kearah pantai. Langsung saja aku booking, harganya memang mahal, tapi tidak masalah, kan baru dapat bonus. Rasanya semesta berkonspirasi untuk memuluskan rencanaku. Cihuy !

Menjelang hari eksekusi aku mempersiapkan diri, aku rutin olahraga, makan sehat dan istirahat teratur. Kuharap walau waktu persiapannya mepet tapi aku mampu meraih hasil maksimal. Aku jadi berusaha fokus kerja supaya tidak horny berlebihan, aku juga masih rutin berkomunikasi dengan anak dan istriku. Dan Mark masih sering ngoceh tentang janda peliharaannya.

“Mas Armaaaaaaaandddddddd”, panggil Ayu di suatu sore. Dia berdiri di depan pintu kamarku.

“Apaan sih yu”, jawabku dingin. Aku sedang berkonsentrasi dengan laptopku, browsing tips kuat nyelup hehehe. Beberapa hari belakangan aku memang tidak ngentot Ayu, sengaja menyimpan energi. Lagipula, membayangkan tubuh mulus Silvy benar-benar membuatku melupakan tubuh montok Ayu, beda kelas lah, ditambah lagi bakal ada Rara juga yang ganas dan liar. Rrrrrr.... membayangkan sekejap saja kontolku sudah ngaceng, tapi aku harus sabar dulu.

“Ih mas Armand cuek bae toh udah berapa hari ini, ora main-main meneh ke kamar Ayu”, ujar Ayu sambil memanyunkan bibirnya, lucunya bibir itu tampak balapan dengan giginya.

“Aku sibuk Yu, banyak kerjaan, emang Sugeng mana ? Makin jarang keliatan”.

“Ah mas Sugeng ditanyain, ora asik ah maseeeee”, rengek Ayu. Aku cuek saja.

Ayu ternyata tidak pantang menyerah, tampak dia sudah sange banget tidak mendapat kontolku dalam waktu lama. Ayu masuk ke kamarku, menutup pintu dan menempel ke tubuhku yang duduk menghadap laptop.

“Ayo dong maseeeee....”, rengek Ayu.

“Apaan sih Yu”, jawabku dingin. Mulai kesal sebenarnya.

“Ih maseeeeee.... eh baca opo toh ? tips kuat diranjang ? waduuuuuhhhh maseeee masih kurang kuat to ?”

“Menurut Ayu gimana ?”, tanyaku sambil tersenyum.

“Ya ampun maseeee... Ayu aja sering sampe pegel soale mas Armand keluarnya lama, lah ini masih nyari cara supaya tambah kuat lagi, piye to ? Mau bikin aku pingsan ?”

“Hahahahaahaha... Kamu ada-ada aja Yu”, ujarku.

“Yo uwis, ojo teori bae mas, praktek yuk”, ajak Ayu sambil mengelus kontolku yang masih dibalik celana.

“Jangan sekarang ah Yu, aku lagi gak kepengen”, ujarku.

“Bohong ah maseee... Masak ora kepengen tapi tititnya ngaceng tuh”, ujar Ayu sambil meremas kontolku perlahan, memang mengeras sih, tapi... bukan karena Ayu.

“Iya sih Yu, tapi... ah udah ah, lain kali deh, minggu depan deh beneran minggu depan, sampe weekend ini aku libur dulu ngentot kamu”, ujarku.

“Kenapa mesti tunggu minggu depan toh mas, iki ono memek nganggur, gratis, maseee ora kepengen apa, ayo lah mas Armaaaannnddddd?”, Ayu makin agresif dengan menempelkan toketnya ke wajahku, masih tertutup t-shirt ketatnya sih yang bagian dadanya rendah, jadi belahan toket gede Ayu jelas banget di wajahku.

“Ah apa sih Ayu !”, aku agak membentak Ayu sambil mendorong pelan tubuhnya.

Ayu lalu diam dan menunduk, aku jadi merasa bersalah juga. Ayu sudah berpakaian seksi dengan t-shirt putih ketatnya yang kontras dengan kulit coklatnya, plus celana hotpants kuning andalannya. Biarpun Ayu kurang cantik, dan cuma pemuas nafsuku, toh dia tetap wanita. Perbuatanku tadi pasti menyakiti hatinya, membuat dia merasa rendah sekali. Tak pantas aku kasar begitu, mentang-mentang sekarang sudah gampang buatku menaklukkan wanita, tapi kalau mengingat masa bujanganku yang culun dulu rasanya... hah.

“Eh... anu... maaf Yu, aku gak maksud kasar, aku minta maaf ya Ayu, maaf banget”, aku memegang tangan Ayu. Ayu lalu menangis, wah alamat panjang nih urusan.

“Sebenernya aku lagi nahan diri demi istriku Yu, kita mau ada ulang tahun pernikahan sebentar lagi, jadi makanya aku libur dulu ngentot kamu, kamu ngerti kan ? Maafin aku Yu, aku bener-bener minta maaf”, aku menjelaskan, bahkan aku memeluk tubuh Ayu. Ayu cuma menangis.

“Aku emang bukan siapa-siapa mas... Mas Armand gausah minta maaf”, jawab Ayu lirih.

“Eeehhh... bukan begitu Yu, aduuuhhh kita kan temen Yu, maaf dong”

“Iya, cuma temen mas, temen yang bisa mas pake dan buang sapenak’e mas”

“Bukan gitu, jangan mikir gitu dooongggg...”, aku berusaha menenangkan Ayu.

Sialnya, tiba-tiba HP-ku berdering, biasa lah waktunya video call dengan Vany dan anakku. Jadilah aku fokus video call-an dulu. Sedangkan Ayu ngeloyor pergi balik ke kamarnya sambil masih berlinang air mata. Satu jam kemudian aku selesai video call-an, aku longok kamar Ayu pintunya masih sedikit dibuka, aku masuk saja kesitu, sueerrr deh... aku benar-benar maksud minta maaf, tidak ada pikiran cabul.

“Yu, udah tidur ?”, tanyaku pelan. Rupanya dia sedang nonton TV. Kami lalu ngobrol lagi, mood Ayu sudah baikan rupanya, kami ngobrol ngalor ngidul tentang apa saja.

Pelan-pelan speak iblisku mulai meluluhkan Ayu, aku minta maaf berulang kali, aku ajak bercanda, aku puji juga, pokoknya yang manis-manis lah. Selain merasa bersalah, aku juga takut Ayu ngamuk lalu bertindak kacau seperti teriak-teriak atau membeberkan kelakuan kami selama ini, aku memang belum pernah melihat Ayu ngamuk sampai begitu sih, tapi untuk seorang wanita berpendidikan rendah dan kampungan macam dia, bisa saja dia meledak dan bertingkah diluar prediksi. Ditambah lagi aku juga tidak mau kehilangan memek gratis Ayu, setidaknya Ayu kubutuhkan sebagai ‘memek darurat’.

10 menit kemudian...

“Aaaahhhhh... mas Armand... terus maaaassss sing daleeeeemmm”, desah Ayu yang sudah telanjang bulat sementara aku cuma buka celana tapi masih pakai kaos. Posisi kami duduk berhadapan dengan kontolku sudah bersarang di memeknya. Yah, ujung-ujungnya ngewe juga, tapi skill-ku lumayan lah ya cuma dalam 10 menit bisa membuat cewek ngambek jadi bisa dientot hehehe.

“Ah.. uh... ah... emmmppphhhh genjooootttt maaaaassss”, racau Ayu. Posisinya nungging sambil disodok kontolku dari belakang, rambut panjangnya kujambak, rasanya beneran seperti naik kuda. Pantat Ayu sudah memerah oleh telapak tangan hasil pukulanku.

Ayu sepertinya memang sudah nafsu sekali, memeknya benar-benar basah. Cuma dalam tempo setengah jam sudah berikut foreplay, kurasakan badannya bergetar.

“AAAAAAARRRRRRRGGGHHHHHHH MAAAAASSSSSSS !!!”, jerit Ayu. Dia klimaks, tapi masih kuteruskan genjotanku di memeknya.

“Hah... hah... hah... hah... Uenak tenan maseeeeee hah... hah...”, ujar Ayu sambil terengah-engah, tubuh kami penuh keringat. Ayu sendiri sudah ambruk di kasur sambil pantatnya masih menungging dengan kontolku di dalam memeknya.

Aku cuma menatapnya dari belakang, nanggung rasanya karena dia sudah klimaks duluan, tapi lalu aku ingat tentang Rara dan Silvy. Kuputuskan ngentot-nya tidak kulanjutkan, tidak apa-apa aku tidak klimaks, jadi aku makin bernafsu ketika ngentot Rara dan Silvy nanti, toh ‘memek darurat’-ku juga sudah puas. Masalah selesai.

“Lho, ora diterusin mas ? Mas kan belom keluar, ayo yuk”, ajak Ayu.

“Gapapa Yu, udah dulu, aku agak capek, seriusan, tolong ngerti ya”, jawabku.

“Aduh aku jadi isin mas, mas-nya sampe bela-belain demi aku biar bisa klimaks padahal mas-nya lagi gak pengen, maaf ya mas”.

“Lho gausah minta maaf, aku kan juga salah tadi sama kamu Yu”

“Sssttt... udah jangan dibahas, yaudah mas Armand istirahat aja, biar nanti pas main sama mbak Vany ora loyo”, canda Ayu. Kami lalu tertawa.

Lalu Ayu mulai curhat, sebenarnya tidak lama lagi dia akan pindah dari kosan ini, pulang ke kampungnya di Purwokerto. Dia mau resign dari pabrik tempatnya bekerja. Ayu akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan juragan tambak ikan disana, orangnya sudah tua sekitar 60 tahunan tapi ya kaya raya, dan Ayu akan jadi istri muda-nya.

“Terus, sama si Sugeng gimana Yu ?”, tanyaku.

“Wis putus mas, jarang ketemu, jarang komunikasi, aku juga ora kepengen ganggu rumah tangga dia terus, aku ora kepengen ganggu suami orang terus mas”, ujar Ayu sambil menatapku.

“Termasuk ganggu mas Armand juga...”, lanjut Ayu lirih.

“Yaelah Yu, kita kan temen, gak ganggu lah”, ujarku. Ayu cuma senyum. Malam itu, aku tidur di kamar Ayu.

Pagi hari aku bangun dan ku cek handphone-ku, rupanya semalam Mark mengirim video. Kulihat videonya, ya video apalagi kalo bukan video Mark lagi ngentot, tapi seketika aku kaget melihat video itu.

“Ah yang bener nih”, ujarku sambil memperhatikan layar. Aku lalu bergegas ke kantor.

“Good morning Armand, did you watch the video I sent you last night ? How do you think about her ? She is awesome, isn’t it ?”, ujar Mark.

Aku berusaha bersikap wajar, Mark bilang kalau pacarnya itu masih ada di apartemennya, dia bakal pulang nanti malam. Aku lalu bilang ingin menemui pacar Mark itu, Mark pun memberikanku kunci apartemennya.

“Have a good quickie brother”, ujar Mark ketika aku pergi saat jam istirahat siang. Sampai di pintu ruang apartemen Mark, aku mengetuk pintu. Lalu pintu pun terbuka dan...

Aku menatap perempuan itu dengan sinis, perempuan di hadapanku kaget sekali melihatku.
 
Rara ... Available
Silvy ... Available
Ayu ... Available


Who the hell is that woman ..? Yg sepertinya bakal available juga, tapi kalo sampe Armand senyum sinis .. jangan-jangan Ada pengalaman yg kurang mengenakan ..
 
Terakhir diubah:
Lah ini.. Another mysteri to be solved
Siapa wanita itu?

Keep it up suhu!
 
TS jago bngt bikin penasaran.. jangan2 pacar si Mark itu Lisma? Tapi gak seru ah. Mudah2an pacar si Mr. Mark istrinya arman.. . Makin seru nih cerita..
 
Bimabet
jadi gk sabar nih kelanjutannya...
silvy...raraaa......
:adek::adek::adek:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd