*PERJALANAN BIRAHI*
Tokoh dalam cerita:
Yuliana : Usia 21 tahun Mahasiswi Keperawatan memiliki wajah Indo Arab berkulit putih bersih
Darmin : Pemilik Kontrakan Usia 60 tahun berperawakan kurus dan berkulit hitam
Manto : Tetangga Kontrakan Yulina Usia 40 tahun berperawakan gemuk dan memiliki berewok
Yadi : Usia 40 tahun memiliki gangguan jiwa berbadan kurus dan berkulit hitam lusuh
Aki Sukri : Usia 68 tahun tahun seorang buruh tani berperawakan kurus kering. Berkulit hitam, dan bergigi ompong
Bu Salwa : Pemilik klinik di Desa terpencil tempat Yuliana melaksanakan KKN
Yuliana sedang mempersiapkan barang-barangnya dan bersiap untuk Kembali ke tempat KKN nya, Setelah di beri Kesempatan untuk libur oleh Bu Salwa sekitar 1 Minggu. “Mah,Yuli pamit berangkat dulu ya!” Yuliana berpamitan kepada Ibunya untuk berangkat Kembali ke tampat KKN. “Iya,Nak hati-hati di jalananya, dan jaga diri baik-baik ya.” Kata Ibu Yulina memberikan nasihat kepada putri semata wayangnya. Yuliana pun bergegas berangkat dengan menggunakan Bis Kota Antar Provinsi.
Setelah perjalanan hampir menempuh sekitar 5 Jam akhirnya Yuliana pun sampai ke terminal di Kota X. Untuk menuju ke lokasi tempat Yuliana melaksanakan KKN Yuliana harus melanjutkan menaiki kendaraan umum Elf karena lokasi lumayan jauh dari terminal sekitar 2 jam perjalanan. Pada saat mau menaiki bis elf kondisinya cukup penuh namun kernet memaksakan untuk masuk supaya dapat mengejar setoran. “geser dikit pak masih muat satu lagi.” Kata Kernet Elf kepada bapak tua yang duduk di paling belakang. Bapak tua pun mengeser duduknya hanya menyisakan sedikit tempat duduk. “Ayo,Neng masuk masih cukup di belakang!” Kata Kernet Kepada Yuliana. Yuliana pun masuk mengambil tempat duduk yang belakang, karena tempatnya sudah over kapasitas akhirnya Yuliana pun duduk dipangkuan bapak tua tersebut.
Elf yang ditumpangi Yuliana pun akhirnya jalan, Yuliana yang sedang duduk di pangkuan bapak tua tersebut merasakan ada sesuatu yang menonjol yang menempel di pantat Yuliana. Yuliana sedikit melirik ke arah belakang meliat bapak tua tersebut Nampak keliatan santai namun Yulina merasakan burung bapak tua tersebut sedang berdenyut. Yuliana pun mencoba tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Di tengah perjalanan kernet Elf pun mulai menagih ongkos, Yuliana pun membuka tas nya namun dompet Yuliana yang berisikan uang hilang. Yuliana mulai was-was karena dompetnya kemungkinkan kecopetan di bis antar provinsi. “Kenapa neng, Kok keliatan bingung?”Tanya bapak tua tersebut. “Anu Pak,Kayanya dompet saya kecopetan pak.” Jawab Yuliana yang masih cemas. Kernet bis masih menunggu pembayaran ongkos dari Yuliana dengan menatap Yuliana dengan sinis. Kemudian bapak tua tersebut mengeluarkan uang 50.000 dan membayarkannya ke kernet tersebut. “ 2 orang yaa” kata bapak tua tersebut sambil menunjuk ke arah Yuliana. Kernet pun langsung mengambil uang yang bapak tua berikan. “Makasih Pak, dah bantu saya nanti uang ya saya ganti yaa pak.” Kata Yuliana ke bapak tua tersebut. “Ga usah neng, neng kan dalam kesulitan,” kata bapak tua tersebut sambil terseyum.
Karena perjalanan lumayan jauh untuk sampai tujuan, Yuliana sekali-kali melihat wajah bapak tua tersebut kelihatan sedang tertidur. Namun Yuliana merasakan kontol bapak tua tersebut terus berdenyut dan mengeras. Ternyata bapak tua tersebut bukanya tertidur akan tetapi sedang merasakan gesekan pantat Yuliana. Bapak tua tersebut dengan sengaja menggesek-gesekan kontolnya dipantat Yuliana, Tiba-tiba Yuliana merasakan kendutan dari kontol bapak tua tersebut dan merasakan ada cairan yang keluar. Yuliana merasakan ada yang basah dan lengket di celana jeannya, “Sialan tua bangka keluarin spermanya sampai tembus ke celana.” Pikir Yuliana dalam hati namun tidak berani marah dan pura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
“Kiri Pak depan!!!” Teriak Yuliana. Setelah mobil Elf berhenti Yuliana pun turun dari kendaraan dan Bapak tua pun ikut turun juga. Setelah mobil Elf jalan Kembali meninggalkan Yuliana dan bapak tua tersebut. “ Neng, Mau kemana?” Sapa bapak tua tersebut menujukan sikap yang ramah. “ ehh,Aku mau ke klinik Ibu salwa Pak.” Jawab Yuliana. “Neng Kerja disana ya?” tanya bapak tua lagi. “ engga pak, aku masih kuliah cumin sedang tugas lapangan di klinik Bu Salwa.” Jawab Yuliana. “ohh,iya neng bukanya klinik Bu Salwa masih jauh neng harus pake ojek lagi kesana?” Tanya bapak tua yang nampaknya tau lokasi tempat klinik bu Salwa. “Iya sih, tapi mau gimana lagi pak.” Jawab Yuliana. “Bukan begitu neng, bukannya neng kecopetan dompet juga uang neng? Trus neng naik ojek bayar pakai apa neng?” tanya bapak tua mengingatkan Yuliana dompetnya yang hilang. Yuliana pun hanya diam sambil berpikir. “Begini aja neng, gimana kalua neng mampir dulu ke rumah bapak nanti bapak antar ke tempat klinik Bu Salwa kebetulan klinik Bu salwa dekat dengan kebun punya bapak neng dan rumah bapak ga jauh kok dari sini.” Bapak tua tersebut memberikan tawaran kepada Yuliana. Yuliana pun berpikir sejenak dan merasa itu solusi yang terbaik dibalik musibah yang Yuliana alami. “ ehhh, boleh sih pak kalua ga ngerepotin bapak.” Jawab Yuliana. “ engga kok neng, nama saya Sukri neng biasa orang sini manggilnya ki Sukri, Kalau neng sendiri siapa Namanya kalua boleh tau?” Tanya Ki Sukri dengan ramah. “Nama Saya Yuliana pak, boleh panggil Yuli. “ Jawab Yuliana. “Neng Yuli jangan panggil bapak dong, enakan panggil ki sukri aja atau sukri juga ga apa-apa neng.” Kata Ki Sukri. “ ya sudah aku manggil Ki aja ya biar gampang.” Jawab Yuliana. “Iya neng manggil ki juga boleh, aki kan dah kakek-kakek neng.” Kata Ki Sukri sambil tersenyum melihatkan giginya yang sudah ompong yg menyisakan hanya 2 gigi saja di depan. Ki Sukri pun ngobrol dengan Yuliana sambil berjalanan menuju ke rumah ki Sukri.
Selang 15 menit berjalan sambil ngobrol panjang lebar akhirnya sampai di rumah ki Sukri yang nampak sederhana dan masih menggunakan dinding bilik terlihat kurang terawat. “ini neng gubuk aki, maaf ya kalau rumah aki berantakan.” Kata Ki Sukri. “ga apa-apa Ki, Aki disini tinggal sama siapa?” Tanya Yuliana karena dirumah ki Sukri tidak keliatan siapa-siapa lagi.” “Aki tinggal sendiri neng disini, istri aki sudah meninggal 10 tahun yang lalu sedangkan anak aki 3 orang semuanya tinggal di kota.” Jawab Ki Sukri dengan muka keliatan bersedih. Ki Sukri pun mempersilahkan Yuliana duduk di balai halamannya. Ki Sukri masuk ke dalam rumah dan membawa 2 gelas air teh hangat. “Silahkan Neng minum dulu, aki mau keluarin motornya dulu.” Kata Ki Sukri sambil masuk Kembali ke dalam rumah dan mengeluarkan motor bututnya. Yuliana pun meminum air teh yang di suguhkan Ki Sukri sambil menunggu ki Sukri yang sedang menghidupkan motornya. Setelah motornya berhasil dinyalakan Ki Sukri pun langsung mengajak Yuliana untuk Jalan. “Ayoo, Neng naik takut hujan soalnya sudah mendung neng”. Kata Ki Sukri. Yuliana pun sambil melihat ke langit berjalan menuju motornya ki Sukri. Yuliana pun naik diboceng oleh Ki Sukri.
Diperjalanan tiba-tiba hujan turun cukup deras dan Ki Sukri pun memutar balikan motor nya menuju Kembali ke rumahnya. Setelah sampai di depan rumahnya ki sukri pun mengajak Yuliana masuk ke dalam rumahnya. “ Ayoo neng masuk ke rumah aki, petir nya gede banget”. Yuliana masuk ke dalam rumah ki Sukri yang masih berlantaikan tanah. Yuliana pun duduk di kursi kayu sederhana di ruang tamu. “ maaf neng cuaca tidak mendukung kalau dilanjutkan takut bahaya soalnya sering banget disini longsor sama pohon tumbang kalau lagi hujan makanya aki putuskan balik ke rumah.” Kata ki Sukri walaupun dalam hatinya ki Sukri cuaca mendukung buat bisa berduaan dengan Yuliana. Yulina pun hanya mengangguk dan keliatan ke dinginan karena pakaian sudah basah. Ki Sukri pun masuk ke dalam kamarnya dan menganti pakaiannya yang sudah basah dengan kaos dan sarung. Ki Sukri pun mengambilkan handuk buat Yuliana untuk mengeringkan badanya yang basah kuyup. “Neng, bawa baju salin ga?” Tanya Ki Sukri. “Engga Ki, Pakaian ada di kontrakan semuanya.” Jawab Yuliana sambil mengeringkan badan nya dengan handuk yang KI Sukri berikan. “Kalau bajunya basah neng bisa sakit nanti, Kalau mau neng pakai samping milik mendiang istri aki.” Usul ki Sukri. Yuliana berpikir kalau pakaian basah bisa masuk angin apalagi hujan masih deras ga mungkin untuk melajutkan perjalanan. Ki Sukri pun membawakan kain samping bermotif batik coklat ke Yuliana. “Neng Kalau mau ganti bisa di kamar mandi sekalian mandi juga ga apa-apa neng.” Kata KI Sukri. Yuliana pun membuka kerudung ya terlihat rambutnya yang panjang membuat ki Sukri salah tingkah. Yuliana pun pergi ke kamar mandi sambil membawa samping yang diberikan oeh Ki Sukri.
Setelah Selesai mengeringkan badannya dan menggunakan samping yang di berikan oleh Ki Sukri, Yuliana Kembali ke ruang tamu. Melihat Yuliana memakai kain samping dipakai kaya kembem yang terlihat bagian tubuhnya yang putih membuat nafsu birahi Ki Sukri meningkat, matanya tak lepas memandangi tubuh Yuliana yang terlihat seksi menggunakan samping. Yuliana yang merasa risih melihat pandangan ki Sukri akhirnya memutuskan untuk membuka obrolan dengan ki Sukri. Setelah ngobrol ngalor ngidul namun hujan belum ada tanda-tanda berhenti, “neng Yuli kan habis perjalanan jauh mendingan istirahat dulu aja di kamar aki sambil menunggu hujan reda.” Kata Ki Sukri. Yuliana pun yang merasakan badannya letih akhirnya menerima tawaran untuk rebahan dulu sejenak di kamar ki Sukri. Yuliana pun masuk ke kamar ki Sukri yang hanya ditutup tirai yang lusuh dan ternyata ki Sukri tidur di balai tanpa Kasur. Yuliana pun duduk disamping balai kamar ki Sukri sambil melihat sekeliling kamar yang kecil dan bocor di atapmya. Ki Sukri pun duduk di samping Yuliana. Ki Sukri bercerita bahwa dia merasa kesepian sejak di tinggal oleh istrinya. Yuliana yang merasa simpati memeluk Ki Sukri dengan tujuan untuk meringankan kesedihan. Akan tetapi yang di perbuat Yuliana malah membangkitkan nafsu birahi ki Sukri. Ki Sukri yang memakai sarung tanpa celana dalam terlihat menonjol berdiri dan Ki Sukri pun mulai memeluk Yuliana dengan kencang. Ki Sukri membaringkan Yuliana di balai dan menindih tubuh Yuliana. “Aki, mau ngapain?” Bentak Yuliana yang kaget dengan perbuatan Ki Sukri. “ Aki sudah ga tahan neng liat tubuh neng.” Kata Ki Sukri dengan napas terengah-engah penuh nafsu. Wajah Ki Sukri dan Yuliana pun saling berhadapan dengan posisi tubuh Yuliana yang di tindih oleh Ki Sukri. Ki Sukri mulai mencium bibir Yuliana dengan rakus sambil menggesakan kontolnya yang masih didalam sarung ke memek Yuliana yang tidak memakai CD hanya tertutup oleh kain samping. “Neng bukan tadi pas di elf neng merasakan kontol aki dan sepertinya neng menikmatinya.” Kata Ki Sukri mengingatkan Yuliana kejadian di mobil Elf. Ki Sukri mulai melepaskan kaos nya dan sarung nya hingga terlihat kontolnya yang besar dan hitam berdiri tegak, Ki Sukri pun merubah posisi dan memasukan kontolnya ke dalam mulut Yuliana dan mulai mengangkat kain samping nya sehingga memek Yuliana terlihat depan mukanya ki Sukri. Ki Sukri mulai menjilati memek Yuliana dengan rakus sementara kontolnya mengenjot mulut Yuliana dengan posisi 69. Setelah puas dengan posisi 69 Ki Sukri mulai menarik kain samping Yuliana sehingga tanpa sehelai kain pun menutup tubuh Yuliana. Dengan rakus Ki sukri mengisap tetek Yuliana sambil jarinya mengobok-obok memeknya Yuliana, Yuliana pun mulai menikmati permainan dari Ki Sukri. “Aahhhh..ahhhhh ki enak banget”, Yuliana sudah mulai terbawa suasana. “he,,hhe,,,hee aki beruntung bisa ngerasain memek neng yuli” sambil menjilati leher Yuliana dan menciumnya sampai merah . “Neng boleh kan kontol aki masukin ke memek neng.” Tanya Ki Sukri sambil menggesek-gesekan kepala kontol nya di bibir memek Yuliana. “Iyaa..Ki Masukin kontol aki.” Desah Yuliana. Ki Sukri pun mulai memasukan kontolnya ke dalam vagina Yuliana. “aaahhh…ki sakit kontol nya ke gedean” desah Yuliana. “Akhirnya aki bisa ngentot memek kamu sayang.” Sambil mengenjot Yuliana dengan keras. Hampir setengah jam ki Sukri mengentot memek Yuliana. “ Sayang terima lah pejuh aki ahhhh…ahhhhhh….ahhhhh.” Ki Sukri pun mengeluarkan spermanya di dalam Rahim Yuliana. Yuliana terkelulai lemas tidur di samping Ki Sukri di bawah rintikan hujan.