Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ya, Dia Kakakku.

Klo ada cerita gini, ekspektasinya udah langsung tinggi macam baca kisahnya Kak Alya. Semoga bisa sebinal, seseru, & semenegangkan cerita legend Kak Alya :semangat:
 
Part 2 : Rough Night

"Uhhh... dek... kencengin dong..."

Aku menatap kakakku sambil menaikkan sebelah alisku. "Yakin nih kak? Jangan pingsan loh ya.."

Kak Sella hanya mengangguk. Napasnya udah nggak beraturan dan tubuhnya udah penuh keringat. Seperti permintaan kakakku, aku mempercepat gerakan pinggulku. Penisku semakin cepat menghujam rahim Kak Sella. Kak Sella meracau ngga jelas. Aku mencium bibir Kak Sella sambil memegang ubun-ubun kepalanya. Kak Sella menyambutku dengan menjulurkan lidahnya.

"Ehhnmm dekkhhh.. terushhhh.."

Aku terus menghajar vagina kakakku tanpa ampun. Persetan lah dengan sekolah besok, aku udah nggak tahan. Penisku makin tegang dan makin keras, juga makin kuat menusuk rahimnya. Kakakku hanya meracau ngga jelas setiap jali penisku sampai ke ujung rahimnya.

"Dek...nggghhhh... bentar lagi sampe...."

Kak Sella, dengan sisa tenaganya, mengarahkan tanganku ke lehernya. Uhh ini saatnya. Perilaku kakakku ini agak lain kalau sudah mau orgasme. Aku mencekik leher kakakku. Ya, setiap dia mau orgasme, dia selalu minta dicekik lehernya. Sambil mencekik lehernya, aku mempercepat gerakan pinggulku. Kak Sella kembali meracau tidak jelas. Dia ngga mampu menahan kenikmatan ini lagi. Beberapa saat kemudian, aku merasakan vaginanya berkedut. Sebentar lagi dia orgasme. Bersamaan dengan itu, aku juga merasakan ada yang mau keluar dari penisku.

"Uhh.. kak.. adek.. juga mau keluar..."

Kakakku tidak menjawab. Dia hanya mengangguk. Aku gerakan pinggulku semakin cepat dan kamarku semakin berisik dengan suara desahan kami berdua.

"Kak Sella.. akuhhhh.. keluarhhhh..."

Hentakan terakhir yang paling keras. Setelah itu, aku langsung mengeluarkan spermaku di dalam rahimnya. Saat spermaku keluar, tubuh Kak Sella bergetar hebat. Buru-buru aku mencabut penisku dan melepaskan cekikanku pada lehernya. Cairan orgasme Kak Sella menyembur keluar seiring tubuhnya yang bergetar hebat. Dia squirt sampai berkali-kali, membasahi kasur dan tubuhku. Mungkin sekitar lima belas kali. Setelah itu, tubuh Kak Sella tenang kembali. Saat squirt tadi, aku melihat mata Kak Sella mendelik sampai tersisa putihnya saja. Mungkinkah ini yang diinginkan Kak Sella?

"Kak.. capek..," kataku lalu ambruk di sebelah Kak Sella.

Kak Sella masih ngos-ngosan dan bagian bawah tubuhnya pun juga masih bergetar. Aku rasa ini orgasme paling hebat yang pernah dirasakan Kak Sella selama ini. Aku kemudian memeluk Kak Sella dari samping sambil mengelus rambutnya.

"Dek..hehhh..besok kayak gini lagi..," kata Kak Sella. Suaranya masih lemah. "Makasihhh dek.."

Aku lihat jam, sudah setengah dua pagi. Hampir dua jam aku dan Kak Sella bersetubuh. Huh.. mungkin hari ini aku akan izin masuk sekolah.

.........................................................

Aku bangun kesiangan. Sudah jam enam lewat dua puluh menit. Buru-buru aku ngechat grup circleku (anjay sok-sokan circle anjir bahasa gue) dan bilang kalau aku tidak masuk sekolah karena sakit. Setelah itu, aku menaruh hapeku begitu saja di atas kasur dan ganti baju lalu turun ke bawah. Aku melihat Kak Sella sedang menyiapkan sarapan.

"Kakak kok ngga bangunin aku sih?" tanyaku setelah duduk di meja makan.

"Kamu tidurnya pules banget tau. Kakak ngga tega bangunin kamu dek," jawab Kak Sella. "Lagian kamu pasti capek banget kan dek gara-gara semalem?"

Aku mengangguk. Kak Sella membuat telur dadar untuk sarapan. Aku sarapan, Kak Sella juga sarapan. Sepertinya Kak Sella sudah mandi.

"Dek, nanti temenin kakak ya," kata Kak Sella. "Kakak mau beli buku. Nanti kakak jajanin deh."

"Iya," jawabku singkat. "Mau jalan jam berapa?"

"Hmm.. jam sebelas aja," jawab Kak Sella. "Kakak paling abis ini mau tidur lagi. Badan kakak masih pegel tau gara-gara kamu."

"Lah kan kakak sendiri yang minta aku main kasar," kataku. "Lagian kakak juga sih, tumben banget minta main kasar kek semalem. Kesurupan apaan sih lu kak?"

Kak Sella cuma nyengir. "Biar ada variasi gitu loh dek," jawab Kak Sella. "Emang kamu ngga bosen apa gitu-gitu terus?"

"Hmm.. sejujurnya agak bosen sih kak," jawabku.

"Nah kalo gitu, coba ceritain kakak fantasimu itu kayak gimana. Kalo sanggup mah pasti kakak turutin mau kamu itu," kata Kak Sella.

"Hah? Beneran?" tanyaku.
"Iya adekku sayang," jawab Kak Sella. "Bilang aja."
"Itu.. hmm.. pantat kakak..," jawabku.

Kak Sella tampak kaget awalnya. Tapi beberapa saat kemudian dia malah tertawa lagi.

"Kamu mau nusuk pantat kakak dek? Itu kan kotor tau," kata Kak Sella. "Kamu sih nonton bokepnya aneh-aneh mulu. Jadinya pikiran kamu aneh begitu kan.."

"Jadi.. ngga boleh nih kak?" tanyaku. Yah, kalo Kak Sella ngga mau sih aku juga ngga akan maksa dia buat anal seks.

"Hmm.. kakak pikir-pikir dulu deh," jawab Kak Sella. "Tapi untuk sekarang, masukin di depan aja ya dek. Kalo di belakang kan nggak bisa jadi bayi."

Uhuk..

Apa??? Nggak salah denger nih??? Belom reda rasa kagetku dan Kak Sella udah tertawa kenceng banget.

"Kamu kalo kaget gitu lucu banget tau nggak sih..," kata Kak Sella gemas sambil mencubit pipi kananku.

"Kakakkkkk..," kataku keras agar Kak Sella melepas cubitannya. "Emang kakak pengen banget apa dihamilin sama aku?"

Kak Sella hanya diam. Setengah porsi sarapannya sudah masuk ke perutnya. Perut yang juga digunakan untuk menampung sperma yang aku keluarkan. Kak Sella menaruh sendok di atas piringnya lalu menatapku dengan serius.

"Kakak nggak mau hamil kalo bukan sama kamu," kata Kak Sella. "Kakak juga nggak mau nikah kalo bukan sama kamu."

Kak Sella lanjut makan. Dan setelah itu, hening. Tidak ada yang bicara. Setelah sarapan, Kak Sella masuk ke kamarnya dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Huh.. masih pagi begini padahal.

.........................................................

"Dek sini dong! Jangan jauh-jauh ngapa!!"

Dari mulai masuk mall, Kak Sella nggak mau aku jauh-jauh darinya. Malah kini Kak Sella menggandeng tanganku. Ya, kami jadi terlihat seperti sepasang kekasih daripada kakak adik. Bukan hal baru sih, karena tiap aku pergi berdua dengan Kak Sella, selalu saja tanganku digandeng oleh kakak kandungku ini.

Aku dan Kak Sella menuju toko buku yang ada di lantai empat. Toko buku kenamaan di negeri ini deh pokoknya. Karena tanganku digandeng, mau tak mau aku ikuti langkah kaki Kak Sella yang menuju rak yang isinya buku-buku kecantikan. Entah kenapa Kak Sella akhir-akhir suka banget beli buku begitu. Biasanya dia beli novel, sekarang malah lebih rajin beli buku tentang kecantikan atau resep masak.

"Kak, aku mau cari buku juga dong," kataku.
"Hmm? Yaudah cari aja dek," kata Kak Sella.
"Iya tapi tolonglah tanganku ini lepas dulu.."

Kak Sella hanya cekikikan lalu melepas gandengannya. Aku kemudian mencari buku yang menarik buatku. Aku nggak punya preferensi bacaan. Yang buatku menarik, itu yang aku beli. Hari ini, buku tentang perang dunia dengan cover pesawat B-29 menarik mataku. Buku itu berbahasa Inggris, dan aku nggak punya masalah dengan bahasa Inggris. Aku mengambil buku itu dan langsung mencari kakakku. Kak Sella masih di tempatnya semula. Masih bingung nyari buku sepertinya. Saat itulah niat isengku muncul.

"Udah selesai nyarinya?" tanyaku sambil memeluk Kak Sella dari belakang. Karena tinggiku sama dengan Kak Sella, aku bisa memeluknya dengan mudah. Saat aku peluk, Kak Sella hanya diam. Tidak bereaksi apapun seperti komputer yang nge-freeze mendadak. Tapi saat itu juga aku bisa merasakan panas tubuhnya naik.

"Belom dek," kata Kak Sella pelan. "Kamu ngapain sih?"
"Emang meluk kakak begini ngga boleh ya?" tanyaku.
"I..iya boleh sih.."

Kak Sella kemudian mengambil buku kecantikan yang covernya warna ungu dan satu buku resep masakan ala barat, kemudian langsung membayarnya di kasir. Begitu juga dengan aku. Saat itu, aku melihat rona merah di pipi kakakku. Duh, Kak Sella kalo mode imut emang gemesin deh.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd