Bidadari ini hanya diam ketika kedua tangan ini memeluk perutnya semakin erat. tubuhnya secara perlahan bersandar ke tubuhku. Kedua tangannya kemudian menggenggam tanganku. Hangat, begitu hangat membuat perasaan ini semakin nyaman.
"Indah ya bulannya?" ucapnya pelan dengan pandangan matanya ke arah purnama itu
"iya.." ucapku yang tanpa aku sadari aku memeluknya dan menghadap ke bulan
Perlahan kepalanya mulai bersandar di leherku, dan kemudian pipinya rebah di bahu kananku. Leher kananya terlihat sangat indah. Semakin kaku tubuh ini, semakin tak bisa melepaskan pelukan ini. kuarahkan bola mataku kebawah matanya mulai terpejam. Tubuhnya perlahan mulai bergoyang, tangan kanannya meraih belakang kepalaku agar menunduk dan bibirku rebah di leher kanannya. Tak berani aku mengecupnya, tak berani aku menciumnya terlalu indah, terlalu indah. Momen ini berlalu sangat lama, bahkan lelah tubuh ini menyangga tubuhnya pun tak terasa. Setelah lama dalam posisi ini, dia kemudian berbalik dan memandangku.
"Terima kasih..."ucapnya dengan tatapan mata yang menyipit dan senyuman di bibirnya