Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Wild love????

Bimabet
Aku berada dikosnya hingga makan siang, kini aku benar-benar merasakan kehadiran seorang yang lan. Entah pacar atau kekasih, sekalipun aku bersama Ibuku namun dengan mbak erlina sangat berbeda. Seakan-akan ini pertama kalinya aku memiliki pacar, dia melayaniku dengan sangat riang. Menyiapkan aku makan, minum, kadang memijit-mijit pundakku. Kebersamaanku dengan mbak erlina akhirnya berakhir pada pukul 14:00, aku pulang kerumah dan tidak kudapati Ibu ataupun Ayah. Aku telepon Ibu, katanya Kakek dan nenek masih membutuhkannya di rumah karena pembantu dirumah kakek dan nenek sedang ada keperluan keluarga. ku telepon Wongso.

“Woi cat... dapa?”

“Aku dapat informasi baru”

Aku kemudian menceritakan mengenai mbak erlina. Wongso hanya mengiyakan setiap penjelasanku.

“Minggu depan ke warung cat, nanti aku hubungi anton”

“Ya, oke, oh ya, nanti aku telepon anton”

“Oke”

Selang beberapa saat aku kemudian menelpon anton mengenai perihal mbak erlina. Anton mengiyakan untuk bertemu. Dia menyarankan untuk mengajak mbak erlia juga dalam pertemuan itu, agar IN dapat memberikan perlindungan kepadanya. Aku mengiyakan namun dengan syarat, hanya anton yang mengetahui mengenai mbak erlina tanpa memberitahukan kepada pimpinannya. Karena semakin banyak yang tahu akan semakin berbahaya. Anton mengiyakan dan siap menyamarkan nama mbak erlina dalam laporannya.

Keesokan harinya aku PKL seperti biasa, aku menghadap ke mbak echa untuk memberikan standar analisa yang lebih baku ketimbang yang digunakan oleh perusahaan. Dengan sangat gembira mbak echa menerimanya bahkan mbak echa langsung menawariku pekerjaan di perusahaannya jika lulus nanti. Aku sangat bersyukur karena sudah ada satu pandangan dimana aku akan bekerja nanti. Di dalam laboratorium aku juga dapat beradaptasi dengan baik, ide dan saranku diterima dengan baik pula oleh Yanto, Encus dan juga mbak ela.

Seminggu berlalu Ibu masih di rumah Kakek dan Ayah entah kemana, di hari sabtu ini aku ke kos mbak erlina. Tepat pukul 13:00 aku sampai dikos mbak erlina. Kusampaikan niatku kepada mbak erlina, beberapa saat mbak erlina berpikir. Di awal memang dia tampak sedikit ragu namun akhirnya dia mau untuk bertemu dengan sahabat-sahabatku. Namun kemudian dia mau.

“Emm... Ar...” ucapnya yang masih mengenakan kerudung putihnya

“Iya mbak” ucapku

“Ndak nambah lagi? Hi hi hi” ucapnya

“hadeeeeh... ntar kelamaan mbak, ndak usah saja, pokoknya mbak bisa percaya sama aku” ucapku

“Tapi... kan aku sudah janji sama kamiu ar”

“Beneran ndak mau Ar? Ya sudah aku tak siap-siap saja...”ucapnya sambil bangkit dan berjalan membelakangiku menuju ke tempat tidurnya. Dia kemudian mengambil sematponnya yang berada di kasur dengan posisi berlutut kemudian menungging. Seagian tubuhnya berada di tempat tidurnya. Sebuah pemandangan yang tak pernah aku lihat, wanita berkerudung menggodaku dan kini posisinya juga sangat menggodaku. Entah kenapa akal sehatku selalu hilang ketika bersama mbak erlina, apa mungkin karena dia memiliki penampilan yang berbeda dengan yang lain? Aku bangki tan segera berlutut di belakang pantatnya yang masih terbungkus dengan rok panjangnya yang berumbai

“Mbak...” ucapku. Dia hanya menoleh ke belakang tanpa mengubah posisinya, lalu tersenyum kepadaku. Aku singkap rok panjangnya hingga pinggangnya, terlihat celana dalam tipis dan berpenampilan hamir seperti G-String. Segera aku lorotkan celana dalamnya hingga setengah pahanya

“Katanya ndak mau ahhhhhh.....” ucapnya tercekat, karena ulahku yang langsung tanpa aba-aba menjilati setiap nanometer vaginanya. Lidahku bermain-main di klitorisnya, membuat mbak erlin bergelinjang nikmat.

“Arya... pelan erghhhh... aduh itu itilku kamu apakan ufthhhh enak ar....sssshhh” desahnya

Kujilati vagina bagian bawah dekat dengan anusnya, dan Jari kananku bermain hingga ke dalam vaginanya. Kutekuk jariku dan aku kocok dengan perlahan. Dengan tempo sesingkat-singkatnya aku percepat kocokannku menyentuh bagian atas dinding vaginanya. Kocokanku semakin cepat, kulihat kedua tangannya terbuka lebar mencengkram sprei tempat tidurnya.

“erghhh... ariiiya... essttthhhhh.... ehmmmm.... aku mau pipis...”

“”Arya... oufthhh... aryaa.... aryaaaaaaaaaaaaaaemmmmmmhhh.....” racaunya

Tubuhnya menggelinjang berkali-kali, kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Segera aku lepaskan celana jeansku dan toeeeeng... dedek arya bangki, siap masuk! Setelah tubuhnya terdiam aku lesakan dedek arya ke dalam vaginanya. Sangat basah namun sensasi kesempitan dari vaginanya tetap sama seperti ketika keperawanannya hilang di batang dedek arya. Kumasukan perlahan hingga terbenam semua dedek arya di dalam vaginanya, kudiamkan sejenak.

“Pelaaan ar.... masih terasahhh sakithhh oufthhhh....”

“Kalau mau keluar, nanti di keluarkan penis kamu itu essh esh esh” ucapnya kepadaku

“Terserah mbak erlin” ucapku yang kemudian perlahan menggoyang pinggulku. Dengan tempo dan irama yang pas, aku kemudian mempercepat goyangan pinggulku. Aku peluk tubuhnya dan kuremas dua buah payudaranya yang masih terbungkus itu dengan kedua tanganku.

“Owghh... ar... rasanya nikmat sekali owhhh... terus ar... aku suka erghhhh permainanmu...” racaunya

“Aku juga sukahhh has has has vaginamu mbak sempit oufth....” balasku

Aku kemudian memgang pinggulnya dan Goyangan pinggulku semakin cepat membuat mbak erlina hanya bisa mendesah. Tubuhnya setengah berbalik ke belakang dengan tangan kanannya sedikit menahan pundakku.

“Enak mbak erghhh... erghhh erghhh...” ucappku

“He’em...mmmhhh... mhhh...” jawabnya.

Aku semakin cepat menggoyang pinggulku. Gesekan dinding vaginanya yang masih sempit itu membuat kulit dedek arya semakin sensitif. Mbak erlina mulai bergerak tidak kaaruan. Tubuhnya tiba-tiba melengking dan menggelinjang berkali-kali. kurasakan otot-otot vaginanya mencengkram erat dedek arya. Aku diam sejenak, kemudian aku lanjutkan lagi menggoyang tanpa komando dari mbak erlin. Kugoyang pinggulku semakin cepat.

“Mbak, aku mau keluar...” ucapku

“Cabut ar... cabuthhh erghhh....” ucapnya. Aku kemudian menuruti perkataan mbak erlin, kucabut batang dedek arya dan bergerak sedikit kebelakang. Dengan gerak cepat mbak erlin merubah posisinya berbalik dan langsung melahap batang dedek arya dan mengulumnya. Disedot-sedotnya sangat kuat batang dedek arya.

“Mbak aku keluaaaaaarrrr....” ucapku

Crooot Crooot Crooot Crooot Crooot Crooot Crooot

Sperma keluar di mulut mbak erlina, ketika baru beberapa crootan. Mbak erlina melepaskan kulumannya sehingga spermaku muncrat di wajah mbak erlina. Sebuah pemandangan yang memberikan sensasi tersendiri bagiku.

“Banyak banget Ar has has hash...” ucapnya. Dilapnya spermaku dan dengan ujung kerudungnya lalu dia tersenyum kepadaku

“mbak, enak banget, yakin mbak...” ucapku

“hi hi hi... enakkan? Hi hi hi” ucapnya sembari berjalan ke kamar mandi dan kudengar suara gemercik air menandakan dia mandi. Selang beberapa saat dia menyuruhku mandi juga.

Setelah kami berdua bersih, aku sedikit mengobrol dengan mbak erlin. Aku menanyakan kepadanya mengenai perihal kulumannya yang seakan-akan sudah menjadi kebiasaannya. Jika dia baru pertama kali melakukannya biasanya akan terasa sakit. Dia hanya menjawab, dia sudah sering melakukannya dengan pacarnya yang berada di luar kota. Paling tidak setiap satu bulan sekali selama 3 hari pacarnya akan menginap dikosnya dan mbak erlin memberikan servis kuluman kepadanya. Perihal keperawanannya aku disuruhnya untu tenang,karena dia mengaku pada pacarnya kalau keperawanannya sudah hilang akibat kecelakaan jatuh dari sepeda motor. Konyol memang tapi mau bagaimana lagi, mbak erlin yang dengan suka rela memberikannya kepadaku.

Ku telepon Anton untuk menemuiku di warung wongso dan dia mengiyakannya. Pertemuan di warung wongso pukul 16:00. Segera aku berangkat dengan mbak erlin ke warung wongso tanpa memberitahukan ke wongso. Selama perjalanan sematponku bergetar terus-terusan dengan nada sambung panggilan, namun aku acuhkan. Setibanya aku disana aku melihat wongso sedang menata motor yang parkir di warungnya, dia tampak kaget dengan kehadiran bersama mbak erlina. Bahasa tubuhnya menyuruhku untuk segera pergi dari warungnya, namun aku cuek saja.

“Kaya orang gila saja kamu itu Wong?” ucapku sambil turun dari motorku bersama mbak erlina

“Kamu pergi sekarang, ada...” ucapnya terpotong

“Hai Ar...” sapa seorang wanita yang keluar dari warung dan berjalan menuju kearahku. Bu Dian, mengenakan celana pensil hitam dengan kaos lengan panjang longgar berwanya putih

“Aduuuh...” ucap wongso sambil kedua tangan berpinggang dan kepalanya menggeleng-geleng

“Lho Ibu kok disini?” ucapku

“Siapa Ar?” ucap mbak erlin

“Aku teman baiknya sekaligus Dosen Arya”

“Kamu sendiri?” ucap Bu Dian sambil mengulurkan tangannya ke Mbak Erlin

“Erlina,...”

“Temannya juga” ucap mbak erlina

Aku kemudian duduk di ujung kursi panjang di depan warung wongso. Bu Dian kemudian duduk di kananku, tiba-tiba mbak erlina mendesakku dan sekarang duduk di kiriku. Wongso hanya duduk di motor pelanggan warungnya. Kuliihatwajah mbak erlina nampak sedikit judes karena Bu Dian yang tiba-tiba duduk di sebelah kananku.

“Kok pada diem?” ucapku

“Tahu tuh, apa ndak tahu kalau kamu dateng sama aku, bisa-bisanya duduk langsung disebelahmu, iiih ndak menghargai aku sama sekali, apa dia ndak tahu siapa aku?” ucap mbak erlina judes

“Owh aku minta maaf er jika terlalu lancang, maaf ya” balas Bu Dian lembut

“iya mbak.. kalau mau duduk disebelah arya ijin aku dulu?” ucap mbak erlina

“Eh... maaf” ucap Bu Dian kemudian membuang muka melihat jalan-jalan yang penuh dengan kendaraan yang berlalu-lalang

“Mbak erlina, sudah mbak, Bu Dian ini Dosenku dan tolong hormati dia”ucapku ke mbak erlina. Sejenak kupandangi wajah lebut Bu Dian yang memandang ke arah jalan

“iiiiiiiiiiiih...” ucapnya mbak erlina sambil melipat kakinya dengan sikunya bertumpu pada pahanya untuk menyangga dagunya

“Weleh.. weleh... Ar... ar... betapa beruntungnya kamu diperebutkan dua wanita cantik” ucap wongso. Aku hanya mengacungkan jari tengahku ke arah wongso.

“Arya, sayang aku pijitin ya kamu kan pastinya capek ya tadi mboncengin aku ya?” ucap mbak erlina yang kemudian memijit-mijit bahu kiriku

“Mbak sudah dong” ucapku sambil mencoba melepaskan pijitan mbak erlina

“Ndak papa, kan kamu capek, wajar kan teman memijit teman.” ucap mbak erlina menyindir Bu Dian. Bersamaan dengan mbak erlina berbicara, sebuah taksi datang dan keluarlah Pak Wan. Bu Dian kemudian bangkit.

“Maaf sudah mengganggu kalian berdua, aku pulang dulu ya”

“Wongso aku pulang dulu” ucap Bu Dian sembari melangkah menuju taksi pak wan

“Iya Bu, hati-hati” ucap wongso. Aku merasa tidak enak dengan sikap mbak erlina terhadap Bu Dian, kemudian mengejarnya

“Pak Antar saya pulang” ucap Bu Dian

“Oh ya mbak” ucap Pak Wan, yang kemudian masuk kedalam taksinya lagi

“Sebentar pak...” ucapku sambil mencegah pintu mobil tertutup

“Bu, tolong maafkan teman saya” ucapku

“Ndak papa Ar, santai saja, lagian aku yang salah sudah mengganggu kalian” ucapnya dengan sambil tersenyum ke arahku

“Jalan pak” ucap Bu Dian

“Duluan mas Arya...” ucap pak wan dan wush taksi berjalan menjauhiku

Perempuan memang sulit untuk dimengerti. Kadang dia cuek bebek, kadang pula mereka meminta untuk diperhatikan. Setiap laki-laki pasti lebih sering salahnya ketibang benernya dihadapan seorang perempuan. Kadang bilangnya tidak ingin diperhatikan, tapi setelah di kabulkan eh malah marah-marah. Bilangnya ndak level, barang sudah dijauhi eh malah mendekat. Bikin bingung saja.

“Karena kamu ndak bisa membohongi persaanmu kakak” ucap dedek arya


“Sialan kamu, siapa yang nyuruh kamu ngomong!” bentak bathinku ke dedek arya

Aku kembali ke arah mbak erlina, dan wongso hanya tertawa cekiki-an. Wajahku lesu karena entah ada sesuatu yang mengganjal di dalam bathinku. Entah kenapa sekarang aku malah merasa sangat bersalah kepada Bu Dian.

“Kamu suka ya sama dosen kamu?” ucap mbak erlina

“ndak mbak, dia sudah bertunangan lagian kenapa juga aku suka sama dosenku sendiri, aku kan bukan levelnya” ucapku

“hi hi hi kamu ndak bisa ngebohongin perasaan kamu sendiri Ar” ucap mbak erlina

“lagian kenapa mbak erlina tadi ngajak perang Bu Dian?” ucapku

“Yeee... iseng saja, karena pandangan matanya ketika melihatmu tampak lain, ya aku tes saja” ucapnya

“Argh mbak itu iiiih...” ucapku gemes

“Sudah tenang saja, No Love, aku Cuma ngetes dia doang kok ndak ada yang lain, kalau dia bener-bener sayang sama kamu pastinya dia akan sangat tersinggung dengan ucapanku dan pastinya dia merasa jengkel karena ndak bisa melakukan sesuatu untuk kamu. Buktinya dia langsung pergi gitu saja, itu tandanya karena dia merasa jengkel pada dirinya sendiri ndak bisa mijitin kamu nempel-nempel kamu hi hi hi” ucpa mbak erlina

“Sok tahu” ucapku

“Bukannya sok tahu ar, hanya saja dia masih menjaga hubungan Dosen-Mahasiswa dengan kamu. Coba saja kalau kamu sudah lulus, bisa lebih nekat dari aku dia itu” ucap mbak erlina

“Iya bener tuh kata mbaknya” ucap asmi tiba-tiba datang dari dalam warung

“setuju ndak mas?” ucap Asmi kepada Wongso

“Aku selalu setuju apapun pendapat kamu sayang” ucap wongso

“Kalian itu erghhhh....” ucapku yang kemudian ditertawakan oleh mereka semua.

Memang ada benarnya kata mbak erlina, tapi mau bagaimana lagi. Sekalipun aku harus maju ada pak felix disana. Masa bodoh ah!. Aku kemudian memperkenalkan mbak erlina kepada wongso dan asmi, ya maklumlah kelupaan. Selang beberapa saat anton datang, lalu aku,wongso dan anton beserta mbak erlina masuk ke dalam rumah. Asmi tetap berada di warung membantu Ibu wongso. Setelah kami berkumpul di dalam rumah wongso, aku kemudian menjelaskan kepada Anton begitupula mbak erlina. Kuperlihatkan dua video rekaman, yang pertama video rekaman yang menjebak KS sebagai pembunuh rekan kerja Ayahku, yang kedua video rekaman serah terima uang yang direkam oleh mbak erlina. Aku kemudian meminta anton untuk merahasiakan identitas mbak erlina kepada siapapun, Anton pun mengiyakan.

“Hufth... Video ini belum bisa dijadikan barang bukti” ucap anton

“Kenapa?” ucap wongso

“Kamu bisa lihat, semua di video ketika penyerahan uang tersebut? Semua gambar tampak buram, wwajah mereka tidak bisa kellihatan. Memang kita bisa menebak-nebak siapa saja mereka, namun tanpa adanya bukti kita akan kalah di persidangan. Rekan kerjaku mengatakan kepadaku bahwa pentolannya ada 5 orang. Jika kita berpaku pada video ini, jumlah orang jika kita jumlahkan jumlahnya hanya 4 orang. Ar, sebelum KS atau Ayah mbaknya ini meninggal kami sudah mengorek beberapa informasi dari KS, KS mengatakan bahwa jumlah mereka ada 5. Waktu itu kami mengintrogasinya di dalam kantor, namun untuk keterangan siapa-siapa saja 5 orang itu belum sempar dikatakan oleh KS. Kami memberinya waktu istirahat saat itu dikantor namun KS ijin untuk pulang dan disitulah kami kecolongan Ar. Kami tidak mengawal KS sama sekali, dan terjadilah pembunuhan itu”

“Bisa di bilang, pembunuh KS sudah berada di dalam rumah KS sebelumnya. Menurut penuturan KS pula kami tahu jika Jsemua keluarga KS sudah di ungsikan keluar pulau. Kami juga tidak tahu menahu mengenai mbak erlina adalah anak dari KS. Untuk saat ini kita harus mencari bukti tambahan dan saksi. Apakah mbak mau menjadi saksi suatu saat nanti?” jelas Anton

“Aku mau, tapi tidak untuk sekarang. Aku tidak ingin berakhir seperti Ayahku” ucap mbak erlina

“Oke, aku akan tetap merahasiakan identitas mbak kepada semua orang tak terkecuali tim dan pimpinanku. Ar... Wong... jika kalian mendapatkan informasi tambahan lagi, segera hubungi aku. Kita akan susun rencana setelahnya” ucap Anton

“Siap Ndan!” ucap kami serentak

Perbincangan kami menemui titik akhir, dimana kita harus mengumpulkan bukti lagi. Karena bukti kita masih kurang. Mbak erlina tampak bahagia karena banyak yang membantunya untuk membalas perlakuan Ayahku dan om Nico terhadap Ayahnya. Mbak erlina pun berjanji jika nanti dia mendapatkan bukti lain akan segera di sampaikan kepada kami. Kami akhiri perbincangan kami dengan canda dan gurau bersama hingga larut malam. Segera aku antarkan mbak erlina pulang kekosnya. Tepat di depan kosnya, ku matikan mesin REVIA.

“Hei Ar, berjuanglah, Dosen kamu itu pasti bisa kamu dapatkan” ucap mbak erlina

“Iya... iya.. tapi ndak mbak” ucapku

“kalau kamu menyerah begitu saja, berarti kamu juga menyerah pada janjimu kepadaku”

“Ya sudah cepet pulang sana dah malam” ucap mbak erlina

“Oke mbak” ucapku. Sembari menyalakan mesin motor REVIA.

“Ar...” ucap mbak erlina

“Iya mbak, ada apa?” ucapku menoleh ke arahnya

“Seandainya saja kita bertemu dari awal, dan aku mengenalmu terlebih dahulu. Mungkin aku akan sangat bahagia” ucap mbak erlina

“Hm hm hm... mbak erlinaaaaaaaaaaaa” ucapku yang mengerti maksud perkataanya

“Iya No Love, tapi tolong sayangi aku jangan jadikan aku hanya sebagai wanita sementaramu” ucapnya. Kulepas Helmku dan Kupandangi wajahnya, kuambil sebatang dunhill dan kusulut

“hufthhh...”

“Mbak...” ucapku

“Iya Ar...” balasnya

“Aku sayang mbak sebagai seorang sahabat dan juga sebagai seorang kakak perempuanku. Sebenarnya aku juga tidak ingin melakukan hubungan seperti yang sudah-sudah kita lakukan. Seandainya saja mbak tidak memberiku hadiah pun aku akan tetap membantu mbak” ucapku

“Karena aku merasakan kehilangan juga seperti mbak, kehilangan Kakek dan Nenekku, Orang tua Ayahku yang harus menderita karena ulah Ayahku. Aku ingin menyingkirkannya bukan membunuhnya, karena aku ingin dia juga merasakan apa yang di rasakan oleh kakek dan nenek” lanjutku

“Eh...”

“Ssssshh.... Hmmmmmssshhhhhh...”

“Ternyata Dian lebih beruntung daripada aku, padahal dia juga cocok sebagai kakak perempuanmu” ucapnya

“Maksud mbak” ucapku

“Ya dia beruntung karena dia memiliki seorang lelaki yang mencintainya sebagai seorang wanita bukan seorang kakak perempuannya. Dan orang itu adalah kamu” ucapnya

“Halah mbak itu mengada-ada” ucapku

“Cara mata kamu memandangnya ketika dia keluar dari warung wongso. Cara kamu memperlakukannya ketika dia mau naik taksi. Itu adalah perlakuan seorang lelaki yang mencintainya” jelas mbak erlina

“Dasar peramal ndak lulus ha ha ha” candaku. Tiba-tiba mbak erlina melangkah menuju ke arahku

“Mungkin aku terlambat, namun dengan aku sebagai sahabat dan juga seorang kakak perempuan bagimu memang sedikit membuatku kecewa namun aku tidak bisa memaksakan kehendakku. Kamu ada untuk aku karena Ayahku, dan aku ada untuk kamu karena janjimu. Aku akan menikmati masa-masa sampai kamu menepati janjimu Ar, dan aku akan doakan kamu bisa bersama Dian” ucapnya tepat di depan wajahku dengan tangannya memegang lengan tanganku yang memegang rokok

“Kamu tidak perlu menyesal atas apa yang telah terjadi, karena aku akan menikmati masa-masa itu. Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan menepati janjimu dan lindungilah aku” ucapnya

“Eh... pasti mbak, aku berjanji... mmm” ucapku terhenti karena mulutku tersumbat oleh bibirnya. Hanya sebentar namun cara dia menciumku berbeda dari sebelumnya, aku dapat merasakannya.

“Hati-hati pulangnya ya Arya nyebeliiiiiiiiiin” ucapnya sembari berlari masuk ke kosnya.

“dasar kakakku yang aneh!” teriakku.

Segera aku nyalakan mesin motorku. Dalam perjalanan pulang aku merenungkan perkataan mbak erlina. Sesampainya dirumah, keadaan masih sepi hanya ada aku sebagai penghuni tunggal rumahku. Kurebahkan tubuhku di kasur kenyamananku. Kuraih sematponku dan ku buka BBM.

“Semua karena kesalahanku”​

Begitulah status Bu Dian

To : Bu Dian
Bu Dian, saya mohon maaf atas sikap teman saya tadi ya bu
Mohon di maafkan.
From : Bu Dian
Ya Ar, ndak papa
Lagi ngapain?
To : Bu Dian
Terima kasih Bu
Lagi mau tidur bu
From : Bu Dian
Ow... met bobo ya
To : Bu Dian
Iya Bu, terima kasih
Bu Dian juga ya, met istirahat
From : Bu Dian
Iya Arya, terima kasih :)
Sebuah pesan singkat masuk ke dalam sematponku, bukan BBM namun Short Message Service. Sebuah perpesanan tua yang sudah jarang digunakan. Bu Dian.

If the moon, embarrassed to shine tonight
and hiding behind the clouds night
I will break the clouds
so that the light accompany your sleep tonight
Goodnight and have a nice dream :)

Aku hanya tersenyum dan tak mampu membalas smsnya. Kupandangi pesan singkat itu hingga lelah mata ini memandang dan terlelap dalam lelahnya malam.
 
Silahkan dinikmati agan dan suhu untuk update-nya
semoga berkenan untuk suhu dan agan sekalian

Kritik,saran,dan thanks memberi motivasi lebih untuk nubie dalam menulis lanjutannya

#mohonkritiksaranyasuhudanagan
 
Tq udah update om, sepertinya eksekusi bu dian harus nunggu arya lulus kuliah dulu ini...
 
seperti biasa update dr suhu mantap banget... konflik asmara antara erlina dan bu dian... wuihh... cemburu cemburu gimana gitu... :dansa:... dan ternyata pecah juga arya rekornya....

dapet perawan juga... :cool:
 
nungguin klimaks pas geng Mahesa ancur-ancuran, kapan yah..............
si buku kira-kira siapa yah? salah satu tokoh yang ada di sini apa bukan?
 
Akh.... akhirnya update.... Ternyata, suhu downhill belum mau membawa arya dan bu dian ke jenjang lebih tinggi. Ini jadi menarik banget, konflik hatinya makin bagus di bangunnya... makin bikin ane pensaran sama kelanjutan hubungan kedua karakter ini.
Di lanjut suhu.... ane bakalan pantau terooosss cerita ini...
 
bagus suhu nambah banyak tokoh aja ni
bisa main ga ni mas arya sama bu dokter yg ketemubdi rumah sakit? + mba echa juga ni kaya ya hihi
 
foto mbak erlina nya mana gan DOWNHILL ???? .... supaya lebih siip lagi penghayatannya (dlm perCOLIan ) hehehe
 
hadoh... dibolak balik prasangka ku pada arya dan bu dian... grrhhhhhhh...... moga aja agan Down hill berubah fikiran.. :ngakak:
 
Bimabet
Thanaks for udapte nya gan...


Sedikit saran. Seperti nya ada typo nama antara maya dan erlina...

Ane tetap setia menunggu update nya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd