Aku terbangun karena goyangan pelan tubuhku, serasa sangat malas untuk bangun setelah duahari ini tenagaku terkuras. Aku buka mataku perlahan dan...
"eghhh hoaaaam... eh... ibu cantik sekali" ucapku ketika mataku terbuka melihat ibu dengan kebayanya
"mandi dulu sana nak" ucap ibu, aku bangkit dan hendak mencium pipinya. Ibu memundurkan kepalanya.
"sama ibu sendiri kok kaya gitu ndak boleh to ya, sana mandi dulu. Itu sarapannya sudah ibu siapkan" ucap ibu,
"eh... iya" ucapku, ibu berlalu keluar dari kamar
Aku segera masuk kedalam kamar mandi, segera aku meraih gayung dan membasuh tubuhku. Ah, kebaya dengan lipatan susu yang terlihat sangat jelas. Susunya begitu membusung, lebih membusung daripada hari kemarin. Wajahnya ayu, rambutnya disanggul kebelakang. Tapi kenapa tadi ibu jaim sekali? Masa bodohlah, aku harus segera menemuinya. Kupakai kaos dan celana kolorku. Sematponku menyala, dan segera aku raih. Wongso.
"hai wong, ada apa?"
"ndak papa, Cuma mau ngabari motor kamu aku titipkan ke warung langgananmu. Dekat rumahmu itu lho"
"owalah, lha mbok biar di rumahmu saja"
"aku sibuk, nanti kamu ganggu aku, makanya aku titipkan ke warung langganannmu"
"sibuk apa? Ada masalah lagi?"
"sibuk.... sibuk kenthu mas bro, dah ya ni mau tancap gas lagi, sori yo"
"matamu, ya ojo sampe meteng lho ndes (jangan sampai hamil lho ndes)"
Klek, aku matikan telepon, segera aku keluar dari kamar dan aku dapati ibu di meja makan dengan senyum khasnya yang indah. Aku dan ibu kemudian makan bersama di meja makan, kupandangi wajah ibu yang ayu tersebut. Ah perasaanku berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ibu tampak lebih menjaga dirinya dibanding hari-hari sebelumnya. Setelah selesai makan, aku melihat ibu merapikan piring dan meja makan, benar-benar ughh...
"Bu, tumben pakai kebaya?" ucapku
"kan suah biasa nak" ucap ibu
Aku tersenyum melihat sikap ibu yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Kulihat lebih tajam lagi, kutelanjangi tubuh ibu dengan dua bola mataku. Benar-benar tidak mempelihatkan umur yang dia sandang sekarang. Tiba-tiba saja dedek arya mulai berdiri lagi, perlahan mengacung ke atas. aku juga sudah mulai tidak tahan lagi. Darahku berdesir ketika melihat wanita berpakaian kebaya ini. aku dekati ibu yang sedang mencuci piring, kedua tanganku melingkar di perut ibu.
"eh... kamu itu bikin kaget saja? malu-maluin tahu gak, sudah gede kok nempel ibunya terus" ucap ibu. ku jatuhkan daguku di bahu kanan ibu, perlahan aku dekatkan bibirku ke leher jenjangnya.
"eehhh... nak kamu ngapain?" ucap ibu pelan
"kangen sama ibu" ucapku
"kan setiap erghhh hari ketemu sama ibu..." ucap ibu, aku langung mencium leher jenengannya
"nak... ndak boleh kaya git" ucap ibu sambil memandangku tapi tidak ada pandangan melarang walaupun maksud sebenarnya adalah melarangku. Sedetik kemudian kepalaku maju dan mencium bibir ibu
"nak ndak bolehmmmm... aku ini ibumu... mmmmmmm...." ucap ibu yang langsung mencoba mendorongku dengan lembut menggunakan tangan kanannya, tapi dorongan itu tak ada tenaga sama sekali
Aku terus maju mencoba melumat bibir indah ibu, namu ibu terus menutup bibirnya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk dengan erat. kedua tanganku langsung meremas susu yang berbalut kebaya ini. kepalaku terus maju dan menjiilati bibirnya yang tertutup.
"nak,ndak boleh, ini ibu nak mmmm... nak, nanti dilihat orang mmmm... ndak bolmmmmleh nakmmmm" ucap ibu mencoba melawan, tapi perlawanan yang tidak ada tenaganya sama sekali
Tanganku terus meremas susu berbalut kebaya ini, terasa benar-benar nikmat susu ibu yang masih terbungkus ini. seakan ada sensasi tersendiri, ah aku ingin semuanya, aku ingin segera tersalurkan. Aku harus bisa membuka semua isi dari kebaya ini, walaupun aku suda sering melihatnya. Ibu terus meronta lemah seakan menolakku, tapi aku menarik tubuhnya, membalik tubuh kami berdua dan kini dihadapan ibu adalah meja makan. Aku dorong ibu hingga bagian pinggangnya bersentuhan dengan meja makan. Aku meremas dan terus meremas susunya, lehernya aku ciumi hingga ibu meronta lemah dan mengeluarkan kata-kata larangan kepadaku. Kudorong tubuh ibu dengan tubuhku hingga tubuh atasnya tegkurap diatas meja makan.
"ah, nak jangan nak erghhh.... jangan nanti dimarahi ayah kamu nak" ucap ibu
"aku ingin ibu.... aku cinta ibu..." ucapku, sembari tanganku meraba-raba pantatnya
"egh jangan.. ini ndak boleh nak, jangan ugh..." ucap ibu
Tangan kiriku menahan tubuh ibu agar tetap rebah diatas meja dapur. Dengan sedikit membungkuk tangan kananku meraih ujung jarik ibu, kutarik dengan sedikit memaksa karena memang sulit terangkat hingga keatas. Setelah jarik itu terangkat hingga keatas, pemandangan indah kembali aku lihat. Pantat besarnya dan juga celana dalam tipisnya membuatku semakin bergairah.
"nak... jangan ibu moh... arghhh... ibu mohon janganhhhh erghhh..." ucap ibu yang merintih ketika tanganku memainkan vagina yang masih terbungkus celana dalam
"ah... ibu sudah basah, ibu juga kepingin kan? Arya mohon bu sekali saja bu..." pintaku, sambil menciumi leher jenjangnya
"nak jangan ndak boleh aku ini ibumu, kamu bisa melakukannya dengan wanita lain" ucap ibu
"tapi bu, ibu mau kalau aku melakukannya dengan pelacur dan aku terkena penyakit?" ucapku yang masih menciumi lehernya
"tidak, tapi ibu mohon jangan dengan arghhhh...." ucap ibu tercekik ketika jariku bermain-main
Aku tarik celana dalamnya hingga ke bawah pahanya, kumainkan kembali vagina ibu dengan mengelus-elusnya. Tak tahan aku turun kebawah dengan tangan kiriku berada di pinggang ibu untuk menahan ibu tidak bangkit.
"Arghhh nak jorok itu jorok jangan nakhhhh akhhhh itu ndak ahhh.... jangaaaaan..." ucap ibu
Lidahku beramin-main di vaginanya, tangan kananku mencari-cari klitorisnya. Ibu terpekik keras hingga kepalanya bangkit terangkat keatas, vaginanya sudah basah sebelum aku menyentuhnya tadi. Menandakan keinginan ibu untuk aku setubuhi. Terus aku melakukan serangan di vaginanya, kini lidahku masuk ke dalam vagina indahnya. Jika dibandingkan dengan pertama kali ketika aku memainkannya memang sudah tampak beda, mungkin karena sering aku coblos.
"argh... sayang hentikan... tolonghhh hentikkkhannnn arghhh.... aaaaaaahhhh" teriak ibu, terasa cairan hangat keluar dari vaginanya
Aku langsung berdiri, tangan kiriku menahan tubuh ibu untuk tetap berada diatas punggungnya sedang tangan kananku melepas celana kolorku. Dedek arya keluar dengan tatapan tajam ke vagina ibu. tubuh ibu masih sedikit mengejang, ibu membalikan kepalanya.
"ah... sayang jangan sayang... ibu mohon..." ucap ibu
"ah bu, arya mohon bu sekali saja bu....arrrrggggghhhh" ucapku sembari mencancapkan dedek arya ke dalam vagina ibu, mudah masuk tapi tetap saja terasa sempit
"arghhh.... nak kamu masukan batang kamu, kamu jahat nak, arghhh kamu jahat sama ibu..." ucap ibu tapi tak ada air mata kali ini. aku peluk tubuh ibu, kuangkat sedikit tubuhnya dan kuremas payudaranya
"Arghh bu... aku cinta ibu, sayang ibu. aku ingin menyetubuhimu bu, aku ingin ngethu ibu, aku ingin ngentot ibu... yah aku ingin bersatu dengan ibu..." racauku
"Arghhh nak janganhhhh ah ah ah aha..." ucap ibu
Aku menggoyang pinggulku, memasukan dan mengeluarkan dedek arya dari vagina ibu. kuremas payudaranya, kuelus-elus lipatan paydaranya itu. dengan kedua tanganku kupegang dan kutarik kebawah kebayanya. Mudah sangat mudah, tak seperti sebelum-sebelumnya bahkan suara sobeknya pun hampir tidak terdengar. Susunya menyembul keluar langsung aku remas sembari aku menggoyang pinggulku. Ibu mengerang tertahan, mencoba menyembunyikan desahan kenikmatannya. Aku terus memeluknya, pinggulku terus bergoyang. Remasan di susunya, sensasi dari pemeerkosaan yang lembut ini membuat aku kalang kabut. Jujur saja, sensasinya berbeda.
"argh nak... ergh.... ah ah ah ah aaaaaaaaaaaaaa...." teriaknya
"oh bu, tempikmu, vaginamu nikmat sekali, kontolku keenakan didalam sana...." ucapku
"naaakkkhh hentikan, ahhhh ibu mau kkeluarrrhhhh.... aryahhhhh ibu mohon berhentiiiiihhlaaahhh..." rintih ibu
"tidak bisa bu.... arghhh terlalu nikmat didala sanahhh aku juga ingi keluarhhhh yah... ayo bu, ibu juga menikmatinya kan? Arya suka ngenthu ibu owhhhh... yaaahhhh" ucapku
"erghhh..... henti.... aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh" ucap ibu, yanng diikuti tubuhnya mengejang. Aku yang sedikit lagi keluar, akhirnya terus memompa dan pada akhirnya aku keluar.
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot...
Aku peluk tubuh ibu, kami mengejang bersama. kucium tengkuknya dan ibu tengkurap tak berdaya diatas meja dapur. Pagi yang indah, sarapan sudah enak ditambah lauk tempe milik ibu. setelah nafasku teratur, aku bangkit dengan dedek arya yang masih tegak ingin merasakan nikmat. Ibu berbalik dan memandangku
"kamu sudah setubuhi ibu kamu sendiri, kamu benar-benar anak nakal hash hash..." ucap ibu dengan tatapan mata tajam
"maafkan arya bu, ini karena arya terlalu sayang sama ibu" ucapku, maju dan memeluknya. Bibirku bertemu dengan bibirnya sekali lagi, dan kali ini ibu melayani ciumanku
"hash hash... jujur saja ibu juga merasa kenikmatan daripada dengan ayahmu nak, hari ini karena kamu sudah perkosa ibu. ibu akan melayanimu, cukup hari ini saja hingga malam nanti" ucap ibu
"terima kasih bu, arya suka ibu kalau pakai kebaya" ucapku kembali menciumnya
"iya... sebentar ya nak, ibu capek sekali. Kamu tadi kasar sekali" ucap ibu, padahal jika dibandingkan hari-hari seelumnya lebih kasar lagi
"bu, pakai kebaya lagi ya bu.yang seksi" ucapku bangkit memberi ruang ibu bangkit
"iya, ini apa masih saja bangun dasar anak muda" ucap ibu
Aku duduk dikursi memandang akting ibu yang sangat membuatku bergairah. Ibu kembali kekamar, aku hanya menunggu dengan dedek arya yang masih "ngaceng" tapi nganggur. Aku berjalan dan berpindah ke sofa. sku duduk menunggu ibu, menunggu kejutan darinya. Setelah beberapa saat ibu keluar dengan dandanan dan rias yang lebih seksi. Lipatan susunya seakan-akan memang ditunjukan kepadaku, agar aku lebih bernafsu lagi. Ibu kemudian berdiri didepanku, kutarik tubuhnya hingga jatuh kepangkuanku. Bibir kami bersatu kembali, tangan ibu langsung meraih batang dedek arya yang sudah bangun. Dikocoknya perlahan...
"Bu, Arya pengen batang arya dikulum" ucapku
"iiih... ndak mau, kan jorok nak" ucap ibu
"plis bu, yah..." ucapku
"iya, pasti kepengen lihat ini dari atas ya?" ucap ibu sambil salah satu tangannya menunjukan lipatan susunya
Aku yang ditunjukan kembali padahal aku sudah melihatnya langsung menarik ibu. wajahku aku benamkan di lipatan payudara ibu, lidahku menjulur dan masuk ke dalam lipatan susunya. ibu hanya mengelus-elus kepalaku sembari menikmati permainanku. Setelah puas, ibu kemudian turun kebawah selangkanganku. Dengan sedikit menungging, ujung dedek arya dipaksanya masuk kedalam lipatan susu itu. dicobanya berulang-ulang sembari meludahi dan mengocok seentar dedek arya. kembali dicoba, tetap saja tidak bisa tapi itu sudah membuatku on fire.
"ibuku yang cantik, dikulum bu... arya pengen bangeeethhh..." ucapku
Ibu tersenyum kepadaku dan langsung menjilati dari anus hingga ujung dedek arya. Aku tak karuan menerima perlakuan ini, lama kelamaan ibu menjadi sangat liar. Bibirnya terbuka dan kemudian...
"mmm... tunggu sayang..." ucap ibu, yang kemudian bangkit dan menuai kentang
"ah, bu, ibu mau kemana?" protesku, ibu menole sebentar dan kemudian melanjutkan langkahnya ke dalam kamar.
Sekembalinya dalam kamar ibu membawa sematponnya dan kemudian seth... seth... seth sebuah sematpon mengarah ke arahku tak jauh dari tempatku duduk. Aku masih bisa meraih sematpon itu. Aku tak mengerti maksud dari keinginan ibu, tapi mau bagaimana lagi aku juga tak tahu akan digunakan untuk apa.
"bu, kok direkam?" tanyaku
"tenang nak, itu hanya untuk kenang-kenangan setelah ibu menggunakannya. Ibu akan langsung buang sematpon ibu" ucap ibu, yang kembali berlutut di bawahku
"kamu suka ini kan nak? Dasar anak nakal, sudah perkosa ibumu sekarang ibumu kamu suruh meayani nafsumu..." ucap ibu, tangan ibu memegang batang dedek arya dan memeprlihatkan kepadaku bagaimana liarnya ibu.
Ibu memperlihatkan wajahnya yang sedang menjilati batang kemaluanku dengan ganas. Sampai pada ujungnya lidahnya menari-nari, berdansa dengan helm dedek arya. dan sleb.. batang itu masuk perlahan ke dalam mulutnya, perlahan batang dedek arya kembali masuk lebih dalam... lebih dalam dan lebih dalam lagi. Hingga terasa batang dedek arya masuk sampai kedalam tenggorokannya dan lidahnya bergerak-gerak menyapu batang dedek arya.
"Arghhh...." desahku
Ibu kemudian melepas kulumannya dan terengah-engah. Dengan isyarat tangannya ibu menyuruhku merekam dari jarak dekat. Benar-benar berbeda dari sebelumnya, kurekam ibu yang melakukannya seperti di awal. Memperlihatkan wajah liarnya menjilati batangku, aku mendesah tertahan. Dilakukannya lagi kuluman hingga tenggorokannya, ah nikmat sekali. Tangannya kemudian mengocok batang dedek arya, mulutnya mengulum sebagian dedek arya. kepalanya maju mundur, bibirnya manyun, dan juga matanya melirik ke arah kamera. Dengan tersenyum ibu kemudian menjilati ujung kepala dedek arya.
"arghh... enak bu, owhhh... aku sudah tidak tahan bu, arya pengen masukke tempik ibu" racauku
"suda tidak tahan? Mau masuk ke tempik ibu yang sempit ya nak?" ucap ibu, dan aku mengangguk sembari mengelus pipinya
Aku mearuh sematpon yang masih merekam adegan panas ini disampingku. Ya merekam ibu yang kemudian berdiri dan mengangkangi batang dedek arya. dedek arya masuk, kepalanya mendongak ke atas seakan benar-benar menikmati permainan ini secara liar. Wanita yang sebelumnya terlilhatanggun kini berubahmenjadi liar sekali. Tubuhnya naik turun, memompa batang dedek arya dengan sangat ganas.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali aku suka, ah besar lebih besar dibandingn suamiku yah aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding dengan ini... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya semakin liar, tangan kanannya yang berada dipundakku kemudian menutup mulutku agar tidak mendesah. Apakah agar tidak terekam? Pikiranku malah kembali ke kamera itu, untuk apa sebenarnya?
"ini susuku, remas susuku owhhhh remas susuku ini yah terussshhhh arhhhhh... remas hisap yang kuathhh owhhhh..." ucap ibu yang sambil naik turun kemudian membuka sendiri kebayanya mengeluarkan susunya, dan langsung aku remas, aku hisap dengan kuat. Kelihatannya ibu udah memodif kebayanya sehingga bisa dengan mudah di buka.
"yahhhh enakkkkhhhh uuugghhhhh mmmmhhhh kontolmu manteb aarghhhhh... aku mau keluar, tempikku mau muncrat owhhh muncrat... kontol ini bikin tempikku muncrathhhh arhhhhhhhhhhh" racau ibu
Ibu langsung ambruk dalam pelukanku, bibirnya dengan ganas langsung melahap bibirku. Permainannya sangat panas, terbakar oleh nafsunya sendiri. sambil mengejang bibirnya melumat bibirku, cairan hangat meleleh di batang kemaluanku. Tapi ibu masih terus memburu bibirku, tanganku malah lebih keras meremas susu besarnya itu.
"ah, ibu lliar sekali..." ucapku
"arghhh... jelas nak, kontolmu bikin ibu keenakan sayang, lihat saja kontol kamu itu selalu berdiri" ucap ibu
"itu karena ibu yang bikin berdiri terus..." ucapku
"lagi ya nak, ibu masih ingin melepas semuanya bersama kamu" ucap ibu kemudian bangkit dan megambil sematponnya diletakan didepan kami berdua.
Dengan cepat ibu langsung megangkangi dedek arya kembali dengan posisi membelakangiku. Kebayanyayang sudah awut-awutan, tapi susunya sudah tertangkap oleh kedua tanganku. Ibu kembali memompa, kedua tangannya memegang lengan tanganku. Tubuhnya kembali naik dan turun.
"Awhhh awhhh awhhh awhhh awhhh awh kontolmu enak sekali, ah besar dibandingn suamiku yah kontol suamiku tidak ada apa-apanya dibanding kontol kamu... arghhh aku suka sekali aaarghhh masuk sangat dalammm owhhhh kontol suamiku kecil tidak bisa memuaskanku, Cuma kontol ini yang bisa arghhhhhhh... tempikkku keeenakan yah arghhh tempikku penuh dengan kontolmu yahhhh enak sekali owhhh..." racaunya lebih liar dengan menyebut-nyebut ayah
Aku tidak tahan menarik tubuh ibu ke ara sofa. Di sofa ibu yang tahu langsung menungging dan mengarahkan pantatnya ke arah dedek arya. aku masukan dedek arya ke dalam vaginanya lagi, aku mulai menggoyang pinggulku keluar masuk ke dalam vaginanya. Terasa lebih sempit dan nikmat, aku terus menggoyang dan menggoyangnya.
"aarhhhh yah terushhhh kontolmu enak sekali owhhhh enak bangethhh yah terus masukan kontolmu lebih dalam lagi ke tempikkku.... tempikku yang tidak pernah dijamah oleh suamiku yang bodoh itu yah terushhh lebih dalam... lebih nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ayh ayh ayh aaaaaaaaaarhhhhh" teriaknya keras, aku hanya bisa mendesah pelan menikmati sensasi liar ibuku sendiri.
Kupercepat goyangan pinggulku dan hentakan semakin keras, ibu semakin menggila dan menggila. Kuhentikan dan dengan sedikit kasar aku membalik tubuh ibu, kubuka pahanya dan langsung aku tancapkan kembali dedek arya. aku menggoyang lebih gila lagi. Racaunya semaki terdengar sangat liar sekali, bola matanya keatas bibirnya menganga, lidahnya sedikit keluar. Aku benar-benar takjub dengan sensasi liar ini.
"arhhh... ibu liar sekali... arghhh aku mau keluar... keluar yahhh... tempikmuu nikmatthhhh owhhh.... yahhhh enak sekali owhhh...." racauku
"ah.... ahhh ahhhh ahhhh... nikmat anakku nikmat sekali ayo sayang lebi kerrrrrrrassshhhhhh ah ah ah pejuhi wajah ibumu naaaaakkkkhhh...." racaunya
Kugoyang semakin keras, vaginanya menjadi menggenggam dedek arya, susunya aku remas dengan sangat kuat. Ibu hampir keluar, aku juga, dan kuhentakan lebih keras. Tubuh ibu melengking keatas, mengejang sesaat. Kutarik dedek arya dengan Sperma yang sudah diujung. Langsung aku kangkangi kepala ibu dan kusemprotkan semua spermaku di wajah ibuku. mulut ibu terbuka dan matanya memejam, sperma keluar dengan sangat belepotan di wajahnya. Setelah yakin, sudah tidak ada lagi sperma yang keluar, ibu membuka matanya dan menyuruhku mengambil sematponnya. Ku ambil dan kukangangi lagi wajahnya, bibirnya mengulum dedek arya membersihkan semua yang tersisa disana.
"ohh... pejuh, enak sekali... nyammmmmmmmm hash hash hash...." ucap ibuku
Setelah semua bersih, ibu dengan jarinya membersihkan sisa-sisa sperma di wajahnya. Kumatikan sematpon kemudian duduk berhadapan dengan ibu yang masih rebah. Kami beristirahat sebentar, setelah yakin semua kembali kuat. Ibu bangkit dan kembali masuk kedalam kamar, dibawanya sesuatu ditangannya sekembalinya dari dalam kamar. aku duduk bersandar dihadapan ibu, terlihat ibu melepas kebayanya dan mulai memakai satu persatu pakaiannya. Tapi kemudian berhenti dan memakainya lagi, ib memberiku isyarat untuk merekam adegan ini. aku merekamnya, semua degan itu aku rekam.
"bagaimana nak? Kamu suka?" ucap ibu sambil memutar tubuhnya dihadapanku
Penampakan
Aku letakan sematponku agar tetap bisa merekam semua kejadian ini. Aku berdiri sambil tersenyum lebar mendekati ibu, ibu ternyata sudah mempersiapkan semua. Aku langsung peluk ibu yang rambutnya terurai dibelakang tubunhya. Tanganku kemudian menarik celana dalam bagian belakang ibu ke atas, kugoyang-goyang ibu merintih entah nikmat atau sakit. Kepalanya mendongak keatas, mulutnya menganga menunjukan nikmat yang dia rasakan.
"ibu mau kamu pejuhi lagi nak... kamu pejuhi dihadapan kamera lagi ya nak..." ucapnya
"eh, iya bu pasti semua keinginan ibu akan arya penuhi sekarang" ucapku
Ibu berser kesamping agar ibu terlihat di kamera, tanganku menarik kebawah penutup susunya. kuhisap dan kumainkan puting susu sebelahnya lagi. Tangan kiriku memainkan celana dalamnya terus. Tanpa berlama-lama, aku geser celana dalam itu, kunaikan salah satu pahanya di pundakku. Kuhisap vagina ibu lagi ah, masih terasa bau-bau kenikmatannya. Jilatanku semakin liar, semakin ganas.
"arghhh... yah... nak terus hisap tempi ibu akhhh nikmat sekali nakhhh owhhh...." racaunya
Jari-jariku kembali menyodok-nyodok vaginanya kembali, mungkin karena sudah beberapa kali orgasme ibu kembali mendapatkannya. Tubuhnya mengejang cairan kenikmatanya aku hisap aku telan. Ibu kemudian menahan pundakku untuk tetap berlutut, dia turun dan posisinya merangkak kedua tangannya masih menahan tubuhnya hanya mulutnya saja yang menggapai dedek arya. aku memegang kepalanya, karena tidak tahan dengan sensasinya tanganku dengan sedikit kasar memaju mundurkan kepala ibu untuk mengulum dedek arya
"Ahhh nikmat seklai mulutmu bu yeah...." racauku, sembari memejamkan mata dan tersenyum
Sesaat kemudian ibu aku balik kan dan menunggingkan pantatnya ke arahku. Dengan segera aku memasukan batang dedek arya kedalam vaginanya. Tidak sesulit seperti sebelum-sebelumnya karena memang sudah licin dan basah. Aku memaju mundurkan pinggulku...
"arghhh anakku kamu masuk lagi di tempik ibu owhhh enak sekali nakhhhh enak sekali owhhh yah terus goyang... terushhh sayang goyang lebih dalam lagi lebih keras lagi sayang owhhh... nikmat sekali sayangkuwhhh yeah tersuhhh terushhh enak sekali sayanghhhh.... mmmhhh...." racaunya
"iya bu tempik walau basah tetap nikmat, masih terasa sempitnya..." racauku
"jebol tempik ibumu nak... jebol buat lebar, buat tidak rapat lagihhhh owhhh nikmat sekali sayanghhhh oh nikmathhhhh dalam sekali kontolmu mansukkkhhhh..."racau ibuku
Aku sudah begitu lemas begitu pula dengan ibu, tak ada lagi teriakan-teriakan seperti sebelumnya. Kami sudah hampir kehabisan tenaga, tapi pinggul ini seakan tak mau berhenti, seakan ingin terus memompa. Ibu yang sudah tidak kuat langsung tengkuran ketika aku memajukan pinggulku. Aku ikut menindihnya dan terus memompanya. Ibu mendesah dan terus mendesah tak karuan. Hanya suara desahan-desahan nikmat dari mulut ibu keluar. Hingga akhirnya aku ambruk dan mengeluarkan spermaku, tubuh ibu mengejang untuk kedua kalinya.
"ah sayang... ibu puas sekali, ibu ingin lagihhh..." ucapnya
"arya jugah bu owh... tempikmu mengedut-ngedut bu" ucapku
"sudah siang, sayang... kita isirahat sebentar setelah itu kita lanjutkan lagi" ucap ibu
Aku bangkit dan mengambil sematpon, kumatikan dan aku kembali disamping ibu yang sudah membalikan tubuhnya. Aku dan ibu tidur di karpet depan sofa, berpelukan, dan berciuman saling melumat bibir hingga kantuk menyerang kami berdua.
Setelah kami terbangun di sore hari...
"bagaimana nak, kalau ini?" ucap ibu yang memakai pakaian renanng ala baywatch
"seksi dan liar bu..." ucapku tersenyum
"ayo sayang, ada kolam renang disana... ibu ingin menikmati kontolmu lagi" ucap ibu, aku mengangguk.
Sembari membawa sematpon, aku meremas pantat ibu. aku letakan sematpon menghadap ke arah kolam renang. Ibu berdiri disana sambil memutar-mutar didepan sematpon memamerkan tubuh yang masih indah tersebut. Aku dekati ibu dan langsung aku peluk, aku lumt bibirnya. Ku dudukan ibu, kubuka pahanya dan kumainkan vaginanya dengan pakaian kolam renang yang ketat itu. iu kemudian mendorongku dengan posisi 69, ibu memainkan dedek arya degan ganas. Sedangkan aku menggeser penutup vaginanya itu dan memainkan klitorisnya.
"erghhh... sayang ughhh enak sekali nak... mmmmmhhhh arhhh.... " ucap ibu yang semula mengulum dedek arya tetapi tertahan karena kenikmatan yang dia dapatkan di vaginanya.
Lama degan posisi 69, ibu kemudian berbalik dan mengangkangi dedek arya, dgesernya penutup vaginanya dan dimasukan kembali dedek arya kedalam vagina ibu. kutarik pakaian renang ibu hingga susunya menyembul. Ibu tampak kesakitan lalau kugeser ke samping dari bahu hingga pakaiannya terlepas dan menutupi perutnya. Kedua tangannya berada diatas dadaku, kepalanya menunduk merasakan nikmat disetiap pompaan yang dilakukannya.
"aarhhhh yah kontol enak sekali owhhhh enak bangethhh yah kontolmu dalam sekali masuk ke tempikkkkkhhh ibu sayangku, anakku sendiri arghhh kamu kenthu sama ibumu,arghhh enak sekali kenthu dengan anakkuh yahh owhh.... tempikku terasa nikmaaaaathhhh arghhhh...arhhhh enak sekali.... enaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk argghhhhh nikmaaaaaaaaaaat ash ash ash aaaaaaaaaarhhhhh" sangat liar
"iya bu aku ngenthu ibuku sendiri, nikmat seklai buhhh owhhh yah nikmat tempikmu bu, enak sekali tempiku, ayo goyang bu, goyang lebih liar lagi ibuku... owh kontolku keenakan didalam tempikmu owh enaaaaakkkhhh...." racauku
"kontol anakku arghhhh... buat aku keluar terusshhhhh arhhhh yahhhhh enak sekali... arhhhh sayangku, anakku, kekasihku, ibu keluaaaaaaaaaaaarhhhhh..." teriaknya di samping kolam renang yang terbuka, teriakannya keras dan sangat keras. Tubuhnya ambruk dan mengejang beberapa kali hingga suasana hening.
Tanpa berlama-lama aku dan ibu, merubah posisi kami berdua. Ibu berada dibawah tetapi dengan posisi kedua tangannya tertekuk ke menahan tubuhnya sedang aku seakarang berada diatasnya. Aku kembali menggoyang ibu, hingga kepala ibu mendongak ke atas. matanya terpejam menikmati setiap sodokan yang aku hujamkan ke vaginanya. Lama sekali aku berada diposisi ini, dan susu ibu nampak lebih kencang dan berayun ke naik turun. Mulut ibu menganga, matanya tetap terpejam membuatku semakin bernafsu. Aku terus memompa hingga ibu mengejang mencapai orgasmenya.
"Arghh ibu sudah keluar nak owhhh... terus egh egh egh egh pompa jalan lahirmu robek tempik ibumu owh egh egh egh..." racaunya sembari mengejang tanpa berhenti memberinya istirahat aku terus memompa
"ah bu aku mau keluar... aeghhh.... aku hampir keluar... aku pengen pejuhin wajah ibu lagi owhhhh..." racauku, memompa dan merasakan cairan hangat berada di dalam vaginanya
"pejuhi wajah ibu nak... ahhh ahhh ahhh ahhh terus goyang kenthu tempik ibumu... owhh... pejuhi wajah ibu owhhh yah teruss..." racaunya
Aku menggoyang dan akhirnya aku menghentakan keras pinggulku. Tubuh ibu melengking dan aku langsung mencabut dedek arya dan aku beralih kewajah ibu. ibu memejamkan mata, dan semua spermaku aku keluarkan di wajahnya hingga belepotan. Sebentar ibu kemudian membersihkan dedek arya dengan mulutnya, batang dedek arya keluar masuk secara teratur.
"iBu seksi sekali kalau ada pejuh diwajah ibu" ucapku, ibu tersenyum dengan jari-jarinya menyapu sperma diwajahnya dimasukan ke dalam mulutnya
"kemarilah nak... mendekatlah, ibu ingin menikmati dadamu ini... ibu suka sekali dadamu, biarkan ibu menikmatinya..." ucap ibu
"iya bu, nikmatilah..." ucapku
Ibu menjilati dadaku, putingku... kadang mengelusnya... menggesek-gesekan wajahnya didadaku... seperti seorang anak kecil yang sudah menemukan mainan kesayangannya...
Sematpon aku matikan dan kemudian aku dan ibu kembali ke kamar. sebelumnya aku dan ibu memebersihkan diri kami lalu beristirahat. Berpelukan dan berciuman, tapi tak ada permainan seks. Hingga sore hari aku dan ibu bangun, ibu memintaku untuk mengedti video yang baru saja direkam dengan menghilangkan suaraku, juga suara ibu yang hmmm.... serta me"blur"kan wajaku. Memang agak sedikit lama tapi anggap saja sudah semua video aku edit. Aku dan kemudian ibu menngemasi barang-barang kami semua, pulang kerumah, menuju rumah dimana kami tinggal.
Malam hari setelah sampai dirumah, aku diberi minuman oleh ibu dan....
"oh... sayang terush goyang, masukan kontolmu ke dalam tempik ibu owh yah terush sayang... goyang terushhh, arghhh masuki lubang kencing ibumu, masuki vagina ibumu, tempik ibumu ayo sayang... jangan berhenti hingga esok hari... terushhhh terussshhhh sayang ibu sukan kontolmu owh....." racau ibu yang telanjang dan terletang dengan kedua paha terbuka lebar. Vaginannya menjadi santapan dedek arya
"iya bu, aku akan sirami janinmu hingga pagi owh yah bu, aku akan kenthu kamu hingga robek tempikmu, hingga layu kontolku didalam tempikmu... owh tempik sempitmu akan aku robek agar adikku bisa keluar dengan bebas... owhhh... ibu nikmat sekali tempikmu" racauku
"yah sayang lakukan semaumu... hingga pagi jangan berhenti memompa tempik ibumu owh yah terush akhhhh ibu merasakan nikmat tiada tara nikmathhhh sayanghhh nikmathhh sekaliihhh owhh... yah terusshhh terushhh sayangkuhhh owh.... buat ibu pingsan dengan kontolmu" racaunya
"ah... ah... ahhh sayang ibu keluarhhhh arghhhhh..." teriak ibu
Tubuhnya mengejang, matanya terpejam, mulutnya terbuka. Aku berhenti sejenak, sudah beberapa kali ibu mengalami puncak kenikmatannya. Malam ini hingga pagi, aku akan terus memompanya. Ibu memintaku untuk berposisi konvesional, MOT. Terus memompa hingga ibu terkapar, minuman yang diberika ibu memberiku tenaga lebih, kekuatan yang lebih untuk memuaskannya.
Pompaan dedek arya di vagina ibu membuat ibu hanya mampu berteriak dan mendesah, aku hanya bisa memompa sembari meremas susunya. susu besarnya yang selalu naik turun dimataku. Susu yang selalu menjadi sasaran utamaku. Hingga akhirnya tubuh ibu benar-benar layu, tangannya sudah tidak mampu lagi meraba dada kesayangannya. Hanya bisa pasrah, kedua tangannya tergeletak diatas samping kepalanya. Mulutnya hanya bisa terbuka dan matanya hanya bisa terpejam.
"ibu haus.... ibu haus... owhhh.... anakku berika ludahmu nak... ibu benar-benar haus...." rintihnya
Aku mendekatkan bibirku di bibirnya... Juh... ludahku aku masukan kedalam bibirnya...
"lagi sayang... lagi owhh... ibu ingin ludahmu, ibu ingin semua cairan dari tubuhmu masuk kedalam tubuh ibu..." rintihnya kembali sembari memandangku, tatapan memohon kepadaku
Kembali aku memasukan ludahku, kembali aku terus menggoyangwalau pegal pinggulku. Berkali-kali ibu keluar hingga tubuhnya sudah tidak mampu lagi sadar akan keberadaanya. Ibu matanya kemudian terpejam perlahan, hingga akhirnya aku menggoyang pinggulku didalam vagina ibu yang sekarang sudah tak sadarkan diri. Aku terus memompa dan memompanya, hinnga akhirnya aku mengeluarkan spermaku kedalam vagina ibu. sudah tak kurasakan lagi rintihan dan desahan ibu, kupeluk tubuhnya dan aku tetap berada diatasnya. Hingga pagi menjelang...
Pagi hari, hari terakhir... aku ambil air putih dan kuberikan kepada ibu yang masih terlentang. Namun ibu ingin meminumnya dari mulutku...
"arghhh... sayang terus lagi... anakku kenthu ibumu nakhh terushhh kenthu wanita yang kamu cintai ini, wanita yang selalu menggodamu dengan kebayanya nakkhhhh owhhh nikmat sekali kontolmu didalam tempik ibu nakhhh owhhh yah terushhh sayang terushhhh owhhh... yah.... terushhh" racau ibu, sesekali aku meminum air dari botol ku teguk sedikit dan aku pindahkan ke mulut ibu sisanya
"ah, jika kita belum keluar bersama-sama, kamuhhhh ahhh harus ngenthu ibu terushhhhhh...." racaunya
"iya bu, aku akan kenthu ibu hingga kita bisa keluar bersama-sama..." ucapku sembari memompa tubuhku
Lama sekali aku memompa, ibu mendesarh merintih menjadi suara khas dikamar ibu. Dikamar, Dimana ibu selalu melayani ayahku. Tak ada suara selain rintihan kenikmatan dari bibir indahnya. Da akhrnya kami bisa mengeluarkan keikmatan kami bersama. tubuhnya mengejang dan akhirnya aku peluk ibu. kami berciuman hingga kami merasakan kenikmatan yang terakhir dari kami berdua. Seperti biasa ibu langsung memainkan dadaku...
"ah... ini yang terakhir, jangan ada lagi wanita lain dihidupmu selain Dian... dan ini terakhir kalinya kamu melihat ibu tak berpakaian, terahirkalinya kami melihat ibu memakai kebaya, terakhir kalinya kamu melihat ibu menjadi istri, kekasih dan juga lonthemu... yang terakhir, dan tak akan ada lagi... dan kamu harus berjanji pada ibu" ucap ibu
"baik bu, arya akan menepati janji arya kepada ibu, dan ini adalah terakhir kalinya bu, aku menjadi yang kamu inginkan..." ucapku
Bibir kami berpagutan dan air mata kami mulai menetes membasahi pipiku. Lama kami berciuman dan saling mengusap air mata kami. aku dan ibu kemudian bangkit dengan tubuh telanjang. Ku cium untuk terakhir kalinya dibibirnya.
"ini yang terakhir... setelah kita bertemu lagi di ruang makan, ibu adalah ibu kamu, dan arya adalah anakku. Ibu dan anak yang tidak akan pernah lagi menyelam di cinta liar kita sayang... berjanjila pada ibu" ucap ibu
"aku berjanji bu, setelah ini aku hiks akan menjadi anak ibu seperti dulu lagi, asalh hiks ibu jangan menjauhiku saja, arya janji hiks ndak akan ngrayu ibu lagi untuk bertualang dalam cinta liar kita lagi... janji ya bu, jadi ibu yang lembut, galak dan suka jewer arya lagi ya..." isak tangisku
"iya sayang pasti..." ucapku kuihat air matanya mengalir
Aku keluar dari kamar ibu dan mandi membersihkan tubuhku. Aku kemudian kembali ke kamar yang telah lama aku tinggalkan, mengganti bajuku dan berpenampilan seperti arya yang biasanya. Terdengar suara gemericik air dilantai bawah, pertanda ibu sedang mandi. Lama aku menunggu akhirya aku mendapatkan BBM singkat dari ibu.
Tepat jam 9 pagi aku turun, dan melihat ibu berdiri dengan pakaian longgarnya, sopan dan sama sekali tidak memperlihatkan keseksiannya. Aku berdiri dihadapan ibu.
"sudah... semua sudah berakhir..." ucap ibu
"iya bu..." aku tersenyum, air mataku mengalir
"kemarilah peluk ibu" ucap ibu, aku langsung memeluknya hanya sebentar saja
"kita sekarang ibu dan anak, dan satu hal lagi... jika suatu saat nanti terjadi lagi, ibu tidak akan memaafkanmu... karena ibu sangat sayang dengan dian, jika terjadi lagi... jangan panggil aku ibu dan pasti kamu hanya akan melihat ibu dan adikmu terbaring kaku..." ucap ibu
"Ssssttt... ini yang terakhir, dan arya yakin kita bisa kembali normal lagi, pasti... diluar sana kita akan menjadi ibu dan anak lagi bu, arya janji..." ucapku kembali menangis
PLAKKKKK!
"eh... ke kenapa ibu menam..." ucapku terhenti
"kalau diawali dengan tamparan harus diakhri dengan tamparan" ucap ibu tersenyum, air matanya mengalir di pipinya. Aku tersenyum dan menunduk.
"cepatlah datang ke dian..." ucap ibu
"tapi ibu?" ucapku
"Ibu sudah menjual rumah ini, rumah kenangan kita dan ibu akan tinggal bersama kakek dan nenek sampai adikmu lahir, dan mungkin akan tetap bersama mereka ketika membesarkan adikmu. Mungkin bulan depan baru akan kita bersihkan rumah ini..." ucap ibu
"tapi apa ibu tidak berencana me mmmmm...." ucapku
"Ibu tidak tahu, tapi kelihatannya tidak..." ucap ibu
"sudah... nanti nangisnya tidak berhenti-henti... cepatlah temui dian" ucap ibu sembari mengusap air mata di pipinya
"iya bu..." aku mengangguk dan kemudian berjalan melewati ibu
"eee eee dasar anak bandel!" ucap ibu, aku berbalik melihat ibu menyodorkan tangannya
"he he he lupa bu" ucapku, langsung kuraih tangannya dan mencium punggung tangannya
"hati-hati, bahagiakan dian..." ucap ibu
"aku juga akan membahagiakan ibu...."
"Dengan menjadi anak nakal ibu seperti dulu lagi" lanjutku tersenyum
"he'em..." ucap ibu
"arya..." ucap ibu ketika aku berbalik melangkah
"ini..." ucap ibu, menyerahkan cincin yang pernah aku pakaikan kepadanya
"eh... tapi..." ucapku
"berikan pada dian, dialah yang akan menjadi pendampingmu..." ucap ibu, aku tersenyum dan ibu pun juga walau air mata jatuh dipipi kami lagi. Aku raih cincin itu...