Suasana dingin malam masih terasa di pagi yang mulai dihiasi oleh sinar matahari ini. tampak satu per satu tanaman mulai bernafas kembali membersihkan kotoran-kotoran udara. Embun-embun pagi mulai merangkak diatas daun. Ya dingin, walaupu matahari sekarang mulai untuk menghangatkan suasana di daerah yang masih kental dengan budaya daerahnya. Kembali ke sebuah rumah yang terletak di daerah perumahan ELITE, sebuah rumah yang dihuni oleh dosen perempuan yang cantik mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan dirinya. Manis? ya memang benar manis tak ada kata lain lagi. Di dalam kamar itu seorang laki-laki bernama Arya sedang tertidur sangat pulas, lelah karena malam yang mungkin melelahkan baginya.
Wanita itu terjaga karena alarm dari sematpon kesayangannya, segera wanita itu meraih sematpon dan mematikan alarm yang berbunyi lumayan keras. Wanita itu melepaskan tangan lelaki yang memeluknya, dia kemudian bangun dan duduk sambi merenggangkan ke dua tangannya. Mulutnya menganga lebar yang langsung ditutupinya dengan tangan kanannya. Kedua tangannya memaksa matanya untuk terbuka, dikucek-kucek, argh... walaupun sehabis bangun tetap saja dia tampak cantik dan manis. Ya, dia Dian pemilik rumah ini.
Dian duduk dengan kedua lutut tertekuk, direbahkannya kepalanya di atas lututnya miring memandang lelaki yang bernama arya. Dengkuran keras Arya tidak membuat dian terganggu, dian malah tersenyum ketika melihat tingkah bocah yang berumur 4 tahun dibawahnya. Dikecupnya kening lelaki itu dan dimainkannya hidung lelaki itu dengan jari telunjukny. Senyumnya lebar melihat wajah polos dan lugu dari lelaki itu. dian tidak berlama-lama memandang wajah lelaki itu, segera dia menggeser tubuhnya turun dari ranjang. Diraihnya ikat rambut yang berada di meja kecil, sambil berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dian mengikat rambutnya. Mencuci muka, melaksanakan kewajiban dan begitulah yang dian lakukan kesetiap harinya.
Dian kemudian duduk disamping Arya yang masih mendengkur, ingin rasanya dia membangunkan agar arya tidak lupa akan kewajibannya. Tapi melihat wajahnya yang tampak tenang dan membutuhkan banyak istirahat, dian hanya mengcup bibirnya sekejap.
Dasar cowok, kalau tidur pasti kelihatan aslinya hi hi hi, kamu memang benar-benar lucu Arya-ku ucapnya lirih walau bisa didengar tetap saja arya tidak bisa mendengarnya
bobo sana, dasar cowok bikin ugh... ucapnya dengan memandang wajah laki-laki tersebut.
Lama dian memandang arya, tiba-tiba saja air matanya menetes. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, ditutupnya bibir manisnya menahan suara tangisnya. Segera dia keluar dari dalam kamar dan duduk di depan televisi.
maafkan aku ar... Maafkan aku hiks hiks hiks... aku tidak tahu apa kita bisa melewatinya hiks hiks hiks desah mulutnya
tidak, aku tidak boleh nangis, aku yakin pasti bisa melewatinya bersama arya desah kecilnya
Diusapnya kedua matanya, dan kembali berdiri. Apa sebenarnya yang ada dipikirannya? Ada apa dengan wanita ini?bukankah semua yang dia inginkan sudah ada didekatnya, ah entahlah tapi sekarang dia sudah berjalan menuju dapurnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Diambilnya dua gelas cangkir dan ditata bersebelahan, dipandanginya gelas lama sekali pandangan matanya memandang dua buah cgkir yang bersebelahan itu. Entah apa yang di dalam pikirannya, namun kemudian tiba-tiba saja dian tersenyum semakin lebar. Dia berbalik dan berlari kecil meuju kamarnya, dilihatnya arya masih tidur. Perlahan dia dekati wajah lelaki itu...
Aku percaya padamu... ucapnya pelan dan sedikit kecupan di kening arya
Ah, wanita memang membingungkan, penulis saja juga bingung mengenai wanita. Langkahnya kembali menuntunnya keluar kamar, dilihatnya jaket arya yang ada di lantai bawah dekat dengan kursi tamu. Hela nafas panjang dengan kepala menggeleng-geleng, mungkin dalam batinya berkata. dasar laki-laki sulit sekali untuk rapi. Tapi entahlah, diambilnya jaket arya.
Klotak... sebuah kotak jatuh dari jaket arya
hmmm... kenapa arya bawa seperti ini? ucapnya lirih sambil memutar-mutar kotak itu
Dengan jaket berada dilengannya, dian berjalan dan memutar-mutar kotak itu. Dibukanya perlahan tapi tak terdengar suara apapun. Dian kemudian tersenyum, aneh juga baginya ada seorang lelaki menyukai hal-hal klasik seperti ini.
apa buat aku ya? ucap dian, jari tangannya meraba pada bagian bawah kotak tersebut
eh ada chargernya juga, kotak musik yang aneh tapi apa iya ya kalau kotak musik pakai charger? Masa bodohlah ucapnya lirih
Diletakannya kotak musik itu di bifet dekat dengan ruang keluarga dan disambungkan dengan listrik. Ditekan tombol ON dan kotak musik itu memutar sebuah simpony lagu klasik. Sambil mendengarkan alunan lagu klasik yang terus berputar, dian berjalan menuju dapur sembari meletakan jaket arya di mesin cuci. Dengan senyum mengembang, dian mulai membereskan dapurnya. Menanak nasi, memasak sayur untuk dimakan bersama lelaki kesayangannya.
Tehnya nanti saja deh, arya kan suka minuman hangat ucapnya pada dirinya sendiri sembari tersenyum terkekeh
Walau dia adalah seorang wanita karir yang bekerja sebagai seorang dosen, tetap saja dia melakukan pekerjaan rumahnya. Membersihkan rumah yang selalu diitnggalinya selama ini. sempurna? Mungkin tapi sempurna hanya bagi yang mencintainya dan memilikinya. Menyapu kembali seisi rumah, mengepel beberapa tempat yang kotor, melap kaca-kaca yang sudah mulai berdebu. Walu keringat mengalir diwajahnya tetap tidak menghapus kecantikannya. Tanpa terasa waktu berjalan, menunggu sang lelakinya bangun. Setelah semua selesai wanita cantik ini menjatuhkan tubuhnya di sofa depan televeisi dengan pandangannya memandang sekeliling ruangan, melihat hasil kerjanya. Dipejamkan matanya sambil rebahan disofa.
Hmm... teh hangat? Mungkin asyik begitu bathinnya berkata
Dengan cepat Dian berdiri dan membuat teh hangat untuk dirinya sendiri. Dengan memegang cangkir panas berisi tehnya, dia berjalan hati-hati menuju sofa depan Televisi. Dengan segelas cangkir yang masih panas sambil meniupinya agar lekas dingin. Dian menonton televisi yang acara entah memiliki nilai pendidikan atau tidak untuk anak-anak. Lipsing dan lipsing, itulah acara musik sekarang ini... untuk menunggu sang lelakinya bangun dari lelapnya tidur
----
ugh... hoaaaam....argghhhh.... aku terjaga dari tidurku, hei aku arya masih ingat kan?
APA?! Jam sepuluh? ucapku terkaget ketika pandangan rabunku menjadi sangat jelas terlihat
Aku segera melompat dari tempat tidurku, dan keluar dari kamar hanya mengenakan celana dalam. Ku buka pintu kamar, dan berhenti karena terdengar lagu klasik lirih dari luar kamar. langkahku perlahan dan kulihat dian sedang duduk dengan memegang kedua gelasnya sambil menonton televisi tanpa suara.
Kenapa ndak dibangunkan? ucapku berdiri di belakang sofa
Eh... sudah bangun? Sebentar, teh hangatnya belum siap ucap dian berdiri dan tersenyum kepadaku. Kubalas senyumannya dan duduk disofa, kulihat secangkir tehnya masih tersisa separuh berada diatas karpet
ini tehnya, diminum pelan-pelan sedikit panas itu ucapnya
srupuuut srupuuut....
manisnya pas banget ucapku
terima kasih, pinter deh memuji ucapnya sambil menarik pipiku
ouch...
oh ya, itu dari mana? Kok ada kotak musik? ucapku
dari jaket tadi di ruang tamu ucapnya smabil memegang teh hangat dengan kedua tangannya
oh ya lupa, semalam ketemu ibu dirumah kakek. Dan Ibu memberikan kotak itu sebagai hadiah untuk pemilik rumah iniucapku
benarkah? Nanti aku telepon mamah, mau ngucapin terima kasih ucapnya tersenyum kepadaku
Kami berdua kemudian diam menyaksikan sebuah tontonan tanpa suara. Mata melihat seorang wanita menyanyikan lagu yang kelihatannya keras namun yang terdengar adalah alunan musik dari kotak musik ibu. aku merasa berbeda pagi ini, kelihatan sekali dia tidak manja seperti hari-hari sebelumnya. Kulirik sedikit wajahnya yang masih memandang televisi.
kalau seperti ini kita lebih akrab ya? ucapku
hmm... akrab bagaimana? balas dian
nyatanya dari tadi kita ndak manggil mas-ade lagi jadi kelihatan labih akrab ucapku
eh... kamu sendiri bangun ndak manggil dengan sebutan ade, ya aku ndak manggil dengan sebutan mas balasnya tanpa memandangku
kamu marah aku tinggal semalaman? balasku
enggak... balasnya dengan senyum mengembang
terus kenapa? ada yang kamu pikirkan? ucapku
ada... balasnya singkat tanpa memandangku
apa? ucapku singkat sambil memandangnya, dia kemudian menoleh kearahku
kamu... cup... ucapnya sambil mengecup pipiku
terima kasiiiiiih.... enakan mana mas-ade atau begini saja? ucapku
terserah kamu... ucapnya
kelihatannya lagi ndak pengen manja ya? jadi ndak mau mas-ade? Kalau ndak mas-ade berarti ndak boleh manja lho... He he he he godaku, mendengar ucapanku dian meletakan cangkirnya dikarpet bawah
arghhh.... ndak mau, mau mas-ade, mau arya-dian, tapi harus ada kata sayangnya terus kalau manja ya terserah akunya mau manggilnya pakai apa ya pokoknya boleh ucapnya sambil memelukku dan menarik hidungku
Aewaew iyee saket ini hidihunghkhu... sudah sudah nanti ini tehnya tumphah... ucapku dengan kedua tangan terangkat ke atas
boleh manja ucapnya judes sambil kedua matanya terlihat mendelik kearahku
ndak boleh balasku sambil memandangnya, lidahku melet
boleeeeeeeh.. ucapnya dengan wajah semakin mendekat, terlihat wajahnya malah berubah manja
ndak boleh balasku lagi
ugh bau, mandi dulu, belum mandi besar lagi habis keluar semalem hiiiiiii ucapnya sambil mundur kebelakang, ketika bibirnya sudah sangat dekat dengan bibirku
iya ya, lagian juga, tadi ndak dibangunin balasku sambil meletekan cangkir di karpet
kamu kelihatan capeeek sayaaaaaangku balasnya sambil menarik pipiku
iiih genit deh, sakit tahu balas mengecup pipiku dan langsung lari menuju kamar mandi
biarin! Dasar jelek ucapnya
huuuuuu.... ucapku
Semenjak kedatanganku dirumah ini aku merasa seperti hidup dengan pasangan sehidup sematiku. Walau sampai sekarang aku merasakan ada yang aneh dengan dian, entah apa itu. ah, tapi masa bodohlah sekarang aku bersamanya, dan harus aku selesaikan semuanya dengan cepat. Dari awal kebersamaanku dengannya, aku sudah tidak ingin jauh darinya. Selesai mandi aku makan bersama dian dengan alunan musik dari kotak musik hadiah dari ibu. senyum, canda bersamanya memang berbeda ketika aku harus bersama dengan yang lain. Aku ceritakan kenapa aku bisa mendapatkan kotak musik itu, dari awal aku menceritakan semuanya dengan sangat detil. Bagaimana aku bisa beraksi dengan koplak walau tidak lengkap, ditambah lagi kejadian dengan eri yang karena keceplosan akhirnya aku bercerita.
beneran ndak ngapa-ngapain? ucap dian wajahnya tampak sekali cemburu
beneran sayang, yakin ucapku
iya, sayang percaya kok sama ayang muach... ucapnya sambil mengecup bibirku
Melewati siang hari, aku lebih memilih bermalas-malasan walau pada dasarnya ku menunggu berita kematian aspal. Aku rebahkan tubuhku di sofa bersama dian yang matanya sudah terpejam terlihat dia begitu lelah hari ini, sama seperti hari-hari ketika dia mengajar dikelasku. Walau wajahnya berseri tapi tetap saja tampak lelah. Kulihat sekeliling ruangan memang tampak bersih, ah mungkin memang lelahnya adalah mengurusi rumah ini.
Chanel televisi aku pindah-pindah hingga akhirnya mataku berhenti pada salah satu chanel berita. Berita tentnag kematian aspal yang sudah aku tunggu, berita siang yang mengulas tentang bagaimana kematian si aspal. Dalam acara berita tersebut terlihat sekali orang-orang yang semalam kami lumpuhkan sedang digiring kedalam mobil polisi, entah keterangan apa yang akan mereka berikan kepada polisi. Sejenak mataku terhenyak ketika melihat dua orang yang tersorot kamera, walau sebentar. Ingatanku kembali ketika aku datang ke TKP kematian KS, ya dua orang itu adalah orang yang menabrakku waktu itu. Di beritakan bahwa kematian aspal dikarenakan pembunuhan sadis oleh sekelompok orang. segera aku bangun dengan perlahan agar dian tidak ikut terbangun. Kuambil sematponku dan menelepon anton.
ada apa cat?
kamu sudah lihat acara berita siang ini?
siang ? gundulmu itu berita tadi pagi, emang ada apa?
Kamu lihat dua orang berbaju hitam yang tersorot kamera
Sebentar aku tadi merekam berita itu, hmmm.... sebentar, ya aku melihatnya, kamu tahu mereka?
iya, itu adalah orang yang menabrakku ketika aku ke olah TKP kematian KS
hm... berarti mereka ada dalam sangkut pautnya dengan ayahmu, mungkin bisa jadi mereka adalah suruhan ayahmu
itu yang aku pikirkan ton
oh ya ar, setelah aku telusuri semua petunjuk, memang ada beberapa anggota oknum aparat keamanan yang terlibat dengan mereka berempat tapi tidak keseluruhan jadi usahakan untuk tidak melapor ke aparat keamanan bisa membahayakan dirimu, okay?
Hmmm... okay ton, terus apa rencana kita selanjutnya? Kamu adalah otak rencana kita
menunggu... Sekarang aku dan anggotaku sudah berpencar untuk mencari informasi lebih lanjut lagi mengenai apa yang akan mereka lakukan setelah mengetahui satu teman mereka tewas mengenaskan
apa aku perlu jalan-jalan juga?
ya perlu dong bro, lihat situasi terutama kampus kamu. jangan minta jatah pacara baru kamu terus ha ha ha
ah gundulmu, ya udah kalau nanti ada kabar dan informasi aku dikabari nton
Okay cat
Setelah percakapan dengan anton, aku kembali ke memeluk dian yang sedang tertidur di sofa. dian sempat bangun sebentar tapi kemudian memelukku lebih erat lagi. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan sifat manjanya dikala bersamaku. Aku hanya bisa tersenyum memandang wajah manjanya, benar-benar wanita yang sulit diduga. Kadang judes kadang manja, tapi manjanya tidak pernah hilang ketika aku bersamanya didalam rumah ini. selepasnya aku hanya menghabiskan waktuku bersama dian didalam rumah ini tanpa keluar rumah sekalipun, waperti pengantin baru walau tanpa bercinta dengannya aku sudah merasa cukup puas bersamanya. Setiap malam menjelang dian selalu memancing dengan pakaiannya yang tidak pernah mengenakan pakaian dalam, tubuhnya hanya berbalut tank-top dan celana dalam.
yang, pakaiannya dicuci semua ya? ucapku sambil memeluknya dari belakang ketika kami hendak tidur
ndak, emang ada apa siiiiiih? Ndak suka ya? kalau ndak suka nanti tak pakai pakaian lengan panjang yang tertutup sekalian saja bagaimana? ucapnya
ya ndak segitu kali, tapi kan kalau keluar lagi gimana? ucapku
tinggal mandi saja susah iiih... gitu aja keluar weeeeek ucap dian mengejekku
hmmm... ucapku
hmmm apa? Awas kalau macem-macem ucapnya sedikit keras
emang kalau macem-macem mau diapain? godaku
ndak diapa-apain, kalau mau macem-macem ya ndak papa, asal siap jadi bapak ucapnya judes
kalau kamu istrinya aku siap.. ucapku sambil memeluknya erat, dipeluknya kedua tanganku lebih erat lagi
mau makan apa nanti? ucapnya lirih
hem hem hem... tawaku didalam punggungnya
kok malah ketawa? Wajar kan kalau cewek mikirnya jauh ucapnya
makan nasi, sayur, daging, minumnya susu, kopi, teh dan lain sebagainya candaku
iiih nyebelin, uangnya dari mana? balasnya tidak mau kalah
kerja jawabku singkat
TA saja belum jadi, mau kerja jawabnya judes
kalau ditanya mau makan apa, kan jawabnya sudah benarkan? Kalau uang dari mana, ya dari kerja kan? Ada yang salah? Masalah TA ya nanti aku selesaikan, Cuma satu saja.. jawabku santai
apa? tanyanya penasaran
mau ndak sama brondong? Malu tidak? ucapku
malu... jawabnya
eh... aku terkejut mendengarnya
kalau nglamarnya kelamaan! Dah bobo cepetan meluknya yang bener dong! jawabnya judes
iya sayangku iya adeku sayang jawabku sambil memeluknya erat
celanannya dilepas! ucapnya sambil kedua matanya terpejam
Eh... iya... balasku
Alhasil malam ini seperti malam-malam sebemlumnya, aku dan dian hanya tidur mengenakan celana dalam. Beberapa kali tangan dian mengarahkan tanganku ke dadanya yang besar itu, tap aku mencoba menepisnya dengan selalu berpura-pura mencium pipinya sehingga tanganku bisa beralih lagi keperutnya. Well, itu adalah salah satu cara agar dedek arya tidak muntah.
Esok hari aku bergegas menuju kerumahku, kuliah masih libur karena kampus baru saja melaksanakan ujian akhir semester. Aku meminta ijin untuk melihat situasi dirumah, jika memang rumahku didatangi oleh mereka berarti mereka mulai mencurigaiku dan dian memperbolehkan aku. Pacaraku satu nan cantik ini, karena dian selalu berada dirumah selama aku tinggal bersamanya . Dian tidak berangkat untuk mengajar di kampus, karena memang setelah Ujian semester ini dosen tidak mengajar hanya mengisi daftar hadir. Jadi memang tidak perlu ke kampus. Sesampainya aku dirumah tampak dirumah sangat sepi, aku duduk termenung di tangga. Ah, keluargaku seandainya saja tidak pernah ada konflik mungkin aku akan hidup bahagia bersama mereka. Aku datang karena dia datang, aku hadir untuk menghentikannya. Itu semua memang karena dia memulainya dengan cara yang salah. Segera aku kekamarku, masih tercium bau-bau khas kenyamanan dimana aku selalu menghabiskan malamku disini. Bayanganku tentang permainan dengan Ibu muncul membuatku sedikit merasa kehilangan. Argh, Ibu aku ingin sekali memlukmu saat ini, tapi jika semua telah berakhir dia akan menjadi ibuku dan aku harus tetap pada janji kami berdua. Dian, pacarku sekaligus kekasihku saat ini tapi menyentuhnya saja aku tidak berani.
Aku kemudian ke kamar ayah dan Ibuku, sejenak aku melihat kesekelilingnya. Aku buka almari ayah dan ibuku tapi tak ada satupun yang tersisa disana. Kulihat tempat tidur ibuku, ingatanku kembali ketika aku bercinta dengan ibu dihadapan ayahku yang sedang dalam pengaruh obat tidur. Tak ada yang aku temukan didalam kamar ini, kecuali hanya kenangan bersama ibuku. terdapat sebuah album kenangan masa kecilku yang ada hanya foto aku dan ibuku tak ada yang lain. Aku kemudian keluar dari kamar untuk segera kembali kerumah dian. ketika aku berdiri di lorong kamar terlihat seseorang sedang membuka pintu.
Kleeek....
Ibu... ucapku tekejut dengan kedatangan ibu. wanita yan mengambil keperjakaanku, ibuku sendiri. tubuhnya hanya mengenakan kaos longgar dengan belahan dada agak kebawah, dilengkapi rok hingga dibawah lututya
sayang, kok ada dirumah? ucap ibu tersenyum lebar sambil berjalan kearahku
tadi aku ijin sama dian untuk mengecek keadaan diluar setelah kejadian, jika benar mmmmmm... ucapku terputus karena ibu memelukku dan kemudian melumat bibirku
sayangku, kekasihku ibumu kangen sama anak ganteng satu-satunya ini...ucap ibu dengan wajah sedikit manja
Arya juga bu, ibu masih datang bulan? ucapku
ibu juga kangen, ibu harap kita masih bisa melakukannya walau sebenarnya ibu tidak tega terhadapa dian ucap ibu, sambil kepalanya menggeleng
bu... bolehkah arya minta... ucapku
pintu gerbang sudah ibu kunci, dan pintu rumah juga sudah ibu kunci ucapnya, ku kecup keningnya
dikamar pengantin kita sayang ucap ibu menunjuka bekas kamarku kamar ketika aku bergulat hebat puntuk pertama kalinya
Jika boleh aku ingin melakukannya hingga nanti sore, disemua tempat dirumah ini ucapku
em em em... ndak boleh sayang, nanti kamu akan kelihatan capek. Dian bisa tahu itu, ibu tahu dia masih perawan tapi perasaan seorang wanita tidak bisa dibohongi. Apalagi kalau seandainya saja sudah kamu perawani pasti dia bisa merasakan semuanya, keanehan disetiap kalian bercinta ucap ibu, langsung aku gendong ibu menuju ruang
Jadi apakah arya boleh bu? Arya benar-benar kangen, arya tidak menyangka bisa bertemu ibu dirumah, yang arya tahu ibu ada di rumah kakek ucapku
ibu pulang untuk mengambil pakaian sayang, eh didepan teras garasi ada motor kamu. benar-benar pas, ibu juga sudah tidak mens lagi. Sayang ibu kangeeeeeen... ibu ingin dipeluk kamu dulu yang lama sayang, setelah itu terserah kamu. Mau ibu yang biasa atau yang liar.... mmmmm ucapnya didepan tempat tidur aku turunkan kaki ibu, ibu memelukku dengan sangat erat. bibir kami berpagutan, benar-benar aku merasa jarang dibelai. Dian terlupakan ketika aku bertemu dengan kekasih pertamaku.
Lumatan bibir lembut diantara kami berdua, kedua tangan ibu merangkul leherku sambil mengelus-elus belakang kepalaku. Sedang kedua tanganku dari pinggangnya turun ke pantat ibu, kuremas bongkahan pantat yang selalu menggemaskan. Tanpa tergesa-gesa aku memainkan pantat ibu terlebih dahulu dan berciuman melepas rindu. Setelahnya, kedua tanganku membuka resleting rok ibu, hingga rok itu terjatuh. Tangan ini sudah lama sekali tidak meremas pantat ibu, kuraba pantat ibu dan meremasnya dengan gemas.
Aku membalik tubuh ibuku, kupeluk dari belakang dengan kedua tanganku meremas susu besarnya. Ibu menoleh kebelakang kusambut dengan bibirku kembali, tangan ibu mulai menelusup diantara tubuhku. Dielusnya perlahan dedek arya yang masih terbungkus. Dengan cekatan kedua tangan ibu melepas sabuk yang mengikat celana jeansku hingga celana jeansku turun sedikit meperlihatkan celana dalamk. Kutarik kaos ibu keatas, dengan respon cepat ibu mengankat kedua tangannya dan berbalik kearahku. Ibu tersenyum manis kepadaku, diciumnya leherku turun dengan bantuan tangannya kaosku dinaikan. Lidahnya bermain-main di puting dadaku, tak lama berada di dadaku ciumannya semakin turun kebawah. Ciumannya hingga pada perutku, tangannya menarik kebawah celana jeansku. Kuangkat kedua kakiku bergantian dan terlepaslah jenasku.
Tak lama kemudian, ibu menciummi dan menjilati dedek arya yang masih berada didalam celana dalam. Wanita itu ibuku sedang menciumi kemaluan anaknya sendiri, benar-benar membuatku ingin sekali menubruknya tapi tidak, hari masih panjang sekarang belum melewati siang hari. Aku harus bisa bersabar agar kangenku pada tubuh ibuku bisa berkurang karena aku belum bisa menggantikan sepenuhnya ibu dengan dian untuk urusan dedek arya. dilorotkannya celana dalamku hingga lepas dari tubuhku, tangan kanannya mengocok batang dedek arya dan bibir serta lidahnya beramin-main di buah zakar.
Ough bu... ibu enak sekali ough ibuku sayang, kontol arya keenakan bu ogh terus bu, arya pengen dikulum bu ucapku
Slurp... sabar sayang, ibu masih pengen mainin si nakal ini, kelihatan sekali sinakal sudah kangen sama tempik ibu ucap ibu semakin nakal,
iya bu, arya nurut sama ibu yang penting arya bisa menikmati hari ini bersama ibu, arya sudah kangen berat sama ibu ucapku kepada ibu yang sekarang sibuk melumat kepala dedek arya
Secara perlahan kepala ibu maju dan mundur, memasukan kepala dedek arya kemudian dikeluarkannya lagi. Begitu seterusnya hingga setengah batang dedek arya masuk ke dalam mulut ibu. Tak kusangka, dengan hati-hati ibu mencoba memasukan semua batangku kedalam mulutnya. terasa sangat linu dedek arya ketika semua batangnya masuk ke dalam mulut ibu. terasa tertekuk kedalam dan masuk kedalam lubang. Ah, ibu memasukannya hingga sampai ditenggorokannya dan tak berapa lama, ibu menarik mundur kepalanya.
hash hash hash hash... arghhh... uhuk uhhuk... ibu seperti kehabisan nafas dan terbatuk-batuk
ibu tidak kenapa-napa? ucapku khawatir melihat keadaan ibu
tenang kekasihku, ibu memang ingin melakukannya karena selama ini hanya sebagian yang masuk hash hash jadi penasaran ucap ibu kembali melumati dedek arya kuelus kepalanya perlahan
ibu sudah bu, arya sudah kangen sama susu ibu ucapku sambil mengangkat tubuh ibu keatas, kucium bibirnya dan turun keleher jenjang ibu
ough bu arya kangen bu owhhh... indah sekali bu lipatan susu ibu ucapku yang sudah tak bisa aku kendalikan
remas sayang, susu ibu juga sudah kangen dengan remasan tanganmu ucap ibu
kutarik keatas tank-top berenda ibu ketas, sejurus kemudian aku tarik kebawah BH ibu membuat susu ibu tampak semakin mancung dan menantang. Kumainkan susu ibu, kuremas dan ku jilati seluruh bagian susu ibu. setelah aku puas dengan posisi ini, Kumiringkan tubuh ibu sedikit, Lidahku bermain-main di sekitar puting ibu dengan tangan kananku masuk kedalam celana dalam ibu. jariku mencari-cari klitoris ibu dan bibirku menjilati puting kanan susu ibu, tangan kiriku dari belakang punggungnya memutar dan menarik puting ibu kiri ibu untuk aku mainkan.
arghh... jilat sayang jilat terus, ugh menyusu ke ibu seperti dulu lagi sayang emmmghhh.... terus mainkan itil ibu juga, aah ehmmmm kamu memang hebbbbath oughhh enak sayang ya disitu main kan disitu pas sekalihh di itil ouwhhh yah terus... racaunya yang sudah tidak karuan lagi, tangannya kadang menjambak kadang mengelus kepalaku. Aku cium bibir ibu dan kudorong ibu hingga pantatnya bersandar pada meja, kepalaku menuju ke selangkangan ibu. Tangaku membuka vagina ibu, lidahku keluar menjulur dan memainkan klitoris ibu
egh sayangghhhh... terus, oh yah emmmh erghhhh yah terus masukan jarimu sayang masukan kocok yang keras ough sayang sayang owh sayang mmmhhhh ibu mau arghh egh egh egh egh egh.... racaunya. Setelah lama aku memainkan klitoris ibu, akhirnya ibu mengalami orgasme untuk pertama kalinya
Aku berdiri dan memandang ibu, wajahnya tampak layu seketika itu namun tetap mencoba memperlihatkan senyuman dibibirnya. kucium bibir manis dengan senyum indah itu, lalu aku sedikit merendahkan tubuhku. Ibu tahu akan maksudku, kakinya melebar dengan satu tangan menahan tubuhnya sedang satu tangannya lagi memegang dedek arya. diarahkannya dedek arya ke dalam liang senggamanya.
Emmmhh.... mmmmfffthhh.... arghhhh... penuh bangeth ahhhh... desah ibu semula menciumku kemudian melepas ciumannya tatkala dedek arya masuk semakin dalam. Kuraih kedua paha ibu dan kuangkat tubuhnya. Kurebahkan tubuhnya ditempat tidur yang memberikan aku kenangan.
ough bu, kontol arya serasa kejepit bu, sempit sekalihh ughh aghhh aghh agh ucapku sambil menggoyang pelan pinggangku
ibu masih merawatnyah ouwh untukh kamuh ya lebih kerashhh lebih dalmhhh... kau masih kekasihkuh sayanghhh mmmmhhh eghhh.... kontol, ogh kontol anakku sampai menyentuh rahimku yah terushhh racau ibu dengan tubuh bergoyang dan susunya yang terjepit BH itu naik turun
yah bu arya sukahhh... desahku
pejuhin ibu sayang, ibu ingin dipejuhin kamu lagi ough yah terush sayangkuwh... mmmhhh nikmat sekali kontol kamuhhhh... yah terus lebih keras sayang lebih keras tempik ibu kangen bertahhhh oghhhhh dengan kontol kam kamuu racaunya dengan tubuh yang bergoyang semakin cepat
Kulepas semua yang menempel di tubuhku dengan segera aku peluk erat tubuh ibu. puting terasa hangat ketika menempel di dadaku. Bibir kamu berpagutan hanya desahan yang keluar dari bibir tipis ibu.
mmmeghhh mmmmgghh mmmmghhh... desah ibu tersumbat oleh mulutku. Tubuh mungilnya melengking, mengejang beberapa kali hingga akhirnya terkulai lemas
hash hash... cairan ibu benar-benar hangat, kontol arya suka sekali bu mmmmmhhhh slurrppp ucapku lirih kemudian menciumnya
ash ash ash... sayang, ash ash kontol kamu benar-benar nakal, baru sebentar saja ibu sudah dibuath hash keluar ucapnya
ibu ingin lagi? tanyaku sambil menjilati bibir tipisnya, ibu mengangguk dengan nafas tersengalnya
Aku balik tubuhnya dan kuposisikan ibu menungging. Kuelus pantatnya dan kubuka lebar. Dengan bantuan tangan ibu, dedek arya masuk kedalam liang vaginanya. Kugoyang pelan tubuh ibu, desahan ibu sudah mulai terdengar. Ketika pinggulku mulai memompa lebih keras lagi, desahan ibu mulai terdengar lebih keras.
argh sayang... terus sayang mmmhhh.... lebih dallam laggi, ibu ing... ngin lebih dalam lagi sayang, lebih keras sayang lebih keras, arghhh ya terus ammmmmmm... racaunya ibu yang kemudian terdengar tidak jelas, kedua tangannya tertekuk kini ibu benar-benar menungging dengan tubuh depannya rebah dikasur
Tubuhku semakin tidak terkontrol, pompaanku semakin liar. Aku meremas pantat indah ibu, aku sodok semakin keras liang vagina ibu. Tempat tidur pun mulai berdecit mengikuti irama kami dalam bercinta.
sayang.. ugh ibu mauuhh erghhh ough lebih keras lagi yah terusshhhh mmmhhh kamu benar-ber hebat ... ough kekasihku aku ingin pejuh kamuhhh, kontoli tempik ibu .... aaaaaaaaaaarghhhhh desah ibu diakhiri oleh teriakan kerasnya tubuhnya kembali mengejang. Kupeluk tubuh ibu dari belakang, tubuhnya kemudian tengkurap di tempat tidur. Kuciumi tengkuk leher belakang ibu.
sayang saking, ibu benar-benar kangen capek seperti ini... hash hash has... saking kangennya ibu sayang, ibu puas bisa keluar tiga kali... hash hash hash pejuhin mulut ibu sayang, pejuhin mulut ibumu ini biar ibu semakin puas... rayunya
ya bu, arya juga kepengen keluar dimulut ibu hosh hosh ucapku sembari membalik tubuhnya
ayo sayang, cepat sayang tempik ibu tidak tahan lagi goda ibu dengan senyum manisnya
yang ndak tahan tempik ibu atau ibu godaku sambil memainkan dedek arya di pintu vaginanya
dua-duanya, ayo dong... ucap ibu dengan wajahnya yang sudah sedikit memerah
arghhh.... desahnya seketika dedek arya masuk ke dalam liang senggamanya
Aku tarik kedua tangnnya dan kupegang erat, aku mulai memompa dedek arya didalam vagina ibu. susu besarnya nak turun tak karuan didepan mataku. Matanya terpejam hanya desahan-desahan kenikmatan yang tak bisa di sembunyikan dari bibirnya. Aku peluk tubuhnya dan kusatukan dadaku di dadanya.
nikmat sekali sayang, nikmat ibu, arghhh terus ibu hampir keluar terus sayang pejuhi ibumu desah pelan ibu deitelingaku
arya juga mau keluar... ughhh... eughhh desahku
Aku memompa semakin keras, hingga akhirnya aku merasakan dedek arya mau muntah. Ibu terlihat seperti akan keluar, membuatku menghentak lebih dalam dan lebih cepat lagi. Selang beberapa saat, Tubuh ibu melengking terasa cairan hangat dari liang vaginanya, jeritnya tertahan karena pompaanku semakin cepat. Kutarik dedek arya dan kukakangi kepala ibuku, dibukannya mulut ibu ...
Crooot crooot crooot crooot crooot crooot crooot
Dikuluminya dedek arya dengan mulutnya hingga tetes terakhir dari spermaku. Aku terkulai lemas disamping ibu dan dipeluknya tubuhku oleh tubuhnya. Hingga nafas kami teratur baru kemudian mengobrol sejenak mengenai ayah dan komplotannya.
kalau dirumah kakek ndak ada sayang, kelihatanya aman-aman saja ucap ibu
Arya hanya khawatir jika ayah bertindak gegabah, ibu tahu dimana keberadaan ayah? ucapku
tidak, ibu tadi pagi sebelum kesini mencoba menelepon dan sms tapi tidak ada balasan ucap ibu
bu... balasku
hem... jawabnya
enak banget ucapku sambil memiringkan tubuhku dan memeluknya
ibu juga enak, sayang pikiran ibu pusing kalau lama ndak begini sama kamu ucap ibu
arya juga cup kukecup keningnya
nak, jika semuanya berakhir ibu harap kamu juga mendukung ibu untuk bisa melupakanmu sebagai kekasih ucap ibu tiba-tiba
eh... pasti bu, maafkan arya jika semuanya terlalu jauh ucapku
kita pasti bisa, hanya sampai ayahmu jatuh. Karena ibu tidak ingin menyakiti dian, ibu suka sama dian. dia wanita baik, tidak seperti ibu ucap ibu
est est est... jangan bilang gitu bu, ibu juga wanita baik kok. Buktinya arya suka sama ibu.hmmmm... hufttth...
Selama ibu yakin kita bisa berhenti setelah dia ndak ada, arya yakin kita bisa bu ucapku
iya sayang terima kasih... ucap ibu bangkit dan kini berada diatasku, kami saling bertukar senyum
sekali lagi ya syang, tapi cukup di emut saja ya. ibu mau diwajah sekarang jangan dimulut ucap ibu, aku hanya mengiyakan keinginan ibu
Tak perlu aku ceritakan mengenai Blow job ibu, ibu sudah tahu kelemahanku walau sedikit lama. Namanya juga sudah sering jadi pastinya tahu, gaya ibu seperti mengulum selalu membuatku tak tahan untuk muncrat. Setelah wajahnya belepotan dengan spermaku, kami kemudian bersih-bersih. Kemudian aku menunggu ibu mengambil apa yang diperlukannya untuk liburan nanti sebelum aku antar kerumah kakek. Ibu mengatakan kepadku bahwa besok keluarga besar baru akan berangkat ke liburan jadi masih ada waktu bagi ibu untuk mengambil beberapa pakaian yang diperlukan.
Aku kemudian mengantar ibu ke rumah kakek kembali, ibu menasehatiku agar tidak mengatakan kepada dian akalu bertemu dengannya. Ibu juga menyarankan aku untuk melihat kekampus bisa saja ayah melakukan hal lain dengan menyatroni kampus mencari tahu mengenai eri dan rani. Setelahnya aku pulang kerumah dian lagi menjelang sore hari dengan tubuh sedikit lelah. Tapi tetap saja aku menyembunyikannya. Kubukan pintu rumah dalam keadaan sepi, kulangkahkan kakiku hingga ruang tengah dan kudapati dian duduk dengan bibir manyun sambil menonton televisi. Kudekati dian dan duduk disebelahnya..