WEEKEND THRILLING
Part 2
My Apartment
13:47
Kubuka pintu apartement ku, sunyi...sepi..dengan menahan libido tinggi.., terasa kurang nyaman.. Apartement ku cukup besar dengan 2 kamar tidur, dan living room sedang plus 1 ruang kerja merangkap library.
Langsung ganti baju di kamar dan bersih-bersih, dengan menggunakan boxer dan tanktop kurebahkan tubuh di queen size bed. Kamar berjendela sangat lebar dengan kamar mandi dalam. Karena berjendela lebar maka segala aktifitas di dalam kamar terlihat jelas, tapi untungnya apartementku di lantai 20, paling hanya burung-burung liar yang bisa mengintip ke dalam., hehehehehe….
Biar nanti malam badanku segar, akhirnya akupun terlelap nyenyak.
16:09
Aku terbangun, woooow...lumayan 2 jaman tidur, jarang-jarang neh tidur siang, badan cukup fresh. Di layar HP terlihat ada notif WA dari Frida…,
^ Vin...entar yang jemput Loe, Mas Erick. Gue ada panggilan mendadak dari rumah sakit, kudu reparasi mulut orang…. C U ntar malem ya Vin..^
Lumayan masih 2 jam lagi sebelum dijemput, berenang ajah ah…
17.15
Dengan hanya berbalut kimono sutra panjang 10 cm diatas lutut, no CD n bra tentunya, aku memilih-milih baju yang akan aku gunakan pada birthday party Tasya nanti malam…
“Ting...tong…..”, bell apartementku berbunyi.. Siapa neh? Lantas aku nyalakan monitor CCTV di kamarku untuk melihat siapa yang datang. Haaaah…..Mas Erick? Kok udah jemput aku aja? Cepet amat….wong partynya aja baru nanti malam. Lantas aku buru-buru keluar kamar untuk membukakan pintu, tanpa sadar aku hanya menggunakan kimono mini ku saja.
Kubukakan pintu, terlihat Mas Ericknya Frida berpenampilan buat ke pesta.
“ Hello Vin….sorry ye kecepetan jemput Loe…”, langsung Mas Erick ngomong sambil berjalan masuk ke apartementku.
“ Iya neh Mas Erick….Vina belum siap neh...mandi aja belum….”, balas ku
“ Gue disuruh Frida jemput Loe, karena Doi ada operasi mendadak…”, ujar Mas Erick.., dengan sorot mata yang agak berbeda.., mungkin melihat penampilan ku dengan hanya kimono mini, paha putih mulus ku terlihat dan sedikit belahan dadaku juga.
Mas Erick berperawakan sedang, agak chubby…, mempunyai usaha bengkel mobil Eropa yang cukup sukses..
“Wooow….Vin...kimono Loe bikin gemess….”, Erick coba menggoda dengan mata penuh arti.
“Neh….makan tete Gue, Loe gemes sama isi kimononya Mas…!”, timpalku sedikit menggoda dengan membusungkan dada.
Aku sudah beberapa kali having sex dengan Mas Erick, pernah swinger dengan Mas Bima juga Frida, pernah threesome dengan Frida, malah pernah Frida minta tolong dengan ku untuk melayani Mas Erick disaat Frida not available…
Persahabatan kami sangat bebas dengan tetap menghormati masing-masing dan ‘no baper’. Suka bercanda seenaknya….
“Wah...nenen Gue mau banget , pengen nyusu aus neh..”, kata Mas Erick dengan gaya bercandanya..
“Haus Loe Mas? Ambil sendiri aja gih di kulkas, kan biasanya Loe ama Frida suka ngacak2 apartement Gue…, anggap aja rumah sendiri….. Gue mo mandi dulu ya Rick….”, aku mepersilahkan Mas Erick..
Erick menuju dapur dan langsung membuka kulkas.
“Temenin Gue minum dulu knapa bentar…, tamu ditinggalin gitu ajah….”, Mas Erick sambil melihat isi kulkas.
“Yeeeeee…., tamu kurangajar sa ena’ e’ dewe’....”, balasku..
“ Gue minta Corona nya ya Vin…, loe mo minum apa?, tawar Mas Erick..
“Weeits..Corona, udah pemanasan aja loe sebelum party… Ambilin segelas orange juice aja buat gue Rick..”, minta ku.
Tanpa sadar, dengan hanya berkimono mini, belahan dadaku dan pahaku sangat jelas terlihat, Mas Erick bersikap biasa aja, mungkin sudah pernah melihat tubuhku tanpa sehelai benangpun, tapi tetep matanya kadang suka melirik pada bagian tubuhku… Dasar mata lelaki..!!
“Laki loe Mas Bima lagi kemana Vin…?”, tanya Mas Erick menghampiriku duduk di sofa dan langsung memberikan gelas orange juice.
“ Lagi duty di KL Rick.., makanya tadi Gue minta tolong Frida jemput Gue sekalian…”, jawabku…, sambil meletakan gelas orange juice di meja. Mas Erick langsung menenggak sampai habis Corono Extranya.
Ku lihat gembungan di celana Mas Erick selangkanganya…, wooow...kayaknya ada mulai ‘turn on’..., lantas Mas Erick duduk di sampingku.
Tubuhku yang semi telanjang terpampang lebar, pasrah ajah deh…
Terlihat raut wajah Mas Erick mulai sedikit sange.., dalam hati gue ‘ni orang kagak boleh liat cewe sexy dikit dah..padahal sahabat cewenya sendiri..’.
“Rick...kenapa tuh selangkangan loe?”, tanyaku iseng, dan aku mulai agak tergoda juga melihat selangkangan Mas Erick yang ngembang, mungkin efek horny lama enggak bercinta mulai terasa, ada sedikit aliran-aliran listrik di selangkanganku…
“ Loe seh pakaian kayak gitu, Gue jadi horny neh….!”, ujar Mas Erick sambil tertawa kecil.
“Ah...dasar ye otak lelaki.., kagak boleh liat tete ama paha dikit ajah.., sama kelakuan loe sama Mas Bima….”, balas ku.
Lantas Mas Erick mulai merapat ke sisi sebelah kananku…,” Udah yuk Vin kita bersenang-senang bentar.., kan masih lama berangkatnya….”, Mas Erick menyeringai nakal..
Tangan kirinya langsung merangkul pundakku dan tangan kanannya mulai meraba-raba paha ku yang terbuka.
“Yeee...Rick.., tapi gue belum mandi neh…, terakhir tadi pagi sebelum berangkat kerja…”, balasku sambil rada merinding karena pahaku di raba-raba Mas Erick..
Dan level ke horny -an ku mulai naik.., dalam hati ‘ ooouugh..Gue butuh banget-banget penyaluran’.., lubang kenikmatanku mulai bereaksi dengan kedutan ringan.
Mas Erick sambil merangkulku mulai mencium-cium leherku…,dan pahaku mulai diusap-usap naik turun…, berkata.,” enggak apa-apa belum mandi….gua suka aroma badan Loe...Vin…”.
“Oooouughhh….Riickss...nakal loe ye..”, suara desahanku.., tanda level horny mulai naek.., aliran-aliran listrik kecil mulai menyebar dalam tubuhku..
Pipi dan leherku dikecup-kecup ringan.., hembusan nafas Mas Erick membuat geli leherku.., Mas Erick terlihat horny berat dari hembusan nafasnya.. Tangan Mas Erick mengraba-raba ringan paha ku dan mulai naik ke daerah selangkangan ku…, jari-jari Mas Erick mulai terasa di clitoris dengan gesek-gesekan ringan.
“Vina…! Loe enggak pake CD ya..?!!?”, Mas Erick sedikit terkejut saat jari-jarinya merasakan bulu-bulu halus di selangkanganku.., bulu-bulu selangkangan ku cukur pendek..agar tampak lebih manis saja..
Bibir lembutku menerima serangan bibir Mas Erick. Tangan kirinya meremas-remas payudaraku dibalik kimono…, jari-jari kanan bermain lembut di selangkanganku.., kadang-kadang clitorisku ditarik-tarik…
“Oooouughhhh…..hhhhh…..”, sedikit lenguhan ku…
Nafas kita berdua semakin berat, level ke horny an kita terus melambung…
Lidah Mas Erick mulai bermain di mulutku.., lidah ku pun menyambut lidah Mas Erick.., saling bersentuhan.., french kiss…
Lidah kami saling bersahut-sahutan…., suara kecupan-kecupan mulai terdengar…
“Smmmmooocchhh….ssmmmoocchhh...ssmmooocchhh…smmmooocchhhh…”
“Oooooouuugghhhhh…..”, desahan ku mulai menikmati permainan lidah Mas Erick….
Nafas Mas Erick mulai berat…, kedua tangannya sibuk pada posisinya masing-masing.
Clitorisku semakin basah, jari-jari kanan Mas Erick menggelitik lembut…
Tangan kirinya terus meremas buah dadaku, kurasakan pentil semakin mengeras tanda semakin horny.
“Oooouughhhh…..shhhhhh….., Rick….buka dulu bajumu.., biar enggak kusut..”, aku melepas bibir ku…, sambil meminta Mas Erick membuka bajunya biar enggak kusut…
Mas Erick langsung berdiri, dan membuka kemeja tangan panjang dan celana panjangya.. Badan lelaki gemuk dengan hanya ber CD saja berdiri di depan ku, terlihat tonjolan di balik CD…
Dengan masih duduk di sofa, Mas Erick berdiri di depan ku dengan tatapan meminta… Aku raba-raba bagian CD yang menonjol…, pelan-pelan ku kocok-kocok batang kenikmatannya yang masih berbalut CD sambil aku menatap mata Mas Erick dengan tatapan binal…
Mas Erick menarik kimonoku…, dan tubuhku telanjang sempurna…, puting payudaraku mengeras.., lubang kenikmatanku mulai agak basah.. Aku pelorotkan CD Mas Erick…..dan...bebas lah batang kenikmatan Mas Erick berdiri tegak.., tidak terlalu panjang.., tapi diameternya besar.., gemuk.., kurasa lebih lebar diameternya daripada punya Mas Bima.., tapi lebih pendek..
Batang kenikmatan hitam…, berurat-urat….
Langsung kumasukkan ke mulutku…
Woooow…, mulutku hampir enggak muat oleh batang kenikmatan gemuk ini., mulutku terbuka lebaarr…..
Kedua tangan Mas Erick meremas-remas kedua payudaraku… Kepala maju mundur dengan mulut penuh dengan batang kenikmatan Mas Erick.., diselingin ku jilat-jilat batang kenikmatannya, dari pangkal batang kenikmatan sampai kepala batang kenikmatan….,” Slllluuurrppp...sllluuurppss….sluuurrpss….”.
Dengan variasi kocokan dan kuluman pada batang kenikmatan Mas Erick, terlihat sangat menikmatinya.., kadang-kadang matanya merem melek.
“Shhhhhhhh…..eeennnaaaaaggg….Viiinnssss...sedotan loe…”, Mas Erick menikmati oral sambil matanya merem melek….
“Slllluuuurppsss….. sssllluuurpss...slluuurpss…”, seolah-olah aku menikmati es krim…
“Aaaaaahhhh….fuck you Vin….sshhhhh……”, batang kenikmatan Mas Erick semakin keras dalam mulutku...dan tangan Mas Erick semakin keras memainkan payudaraku.
“Slllluuuurrrppppsssss….sllluuurrrppsss…...ssllluuuurrppsss….ssslluuuurrppssss…”, kusedot-sedot dan jilat-jilat barang kenikmatan Mas Erick…, sambil melihat ke muka Mas Erick, tampak menikmati sekali ‘my lower service’.
“ Ooooouugghh….., cukup Vin...sedotan loe manteb...entar gue cepet ngecret…”, tiba-tiba Mas Erick mencabut batang kenikmatannya dari mulutku…
Mas Erick langsung jongkok di hadapanku, posisiku masih tetap duduk di sofa. Kedua kakiku dipegang Mas Erick dan langsung dibuka, Mas Erick sepertinya mau menggarap selangkanganku dengan lidahnya..
“ Oooouughhh….ssshhh….”, lubang kenikmatanku langsung dijilat-jilat Mas Erick, lidah-lidah Mas Erick seperti menari-nari, cairan lubang kenikmatanku semakin banyak keluar..
“Sluuurrpppss….sluuurrppss...ssluuurrrpsss….”, lidah Mas Erick manari-nari.., menjilat dan kadang-kadang menyedot clitorisku…
“ Iiiissshhhh…..oooouughhh…. Yessss Maaasss….. Ooooouuugghh…” , kedua tangan sambil meremas-remas buah dadaku…
“ Sllluuuurrrpppsssss.. Sluuuurrpppsss….slluuurrrppssss…..sslluuuurrpppssss….”, cairan lubang kenikmatanku bercampur dengan air liur Mas Erick.
“ Ssshhhhhh…… Ooooouuugghhh…… teeerruuuusss Maaass jilaatt clit Vinaaa…. ooooouuugghh…” , sambil merem melek menikmati ‘ oral service’ Kekasih Frida sahabatku.
“ Sllluuurrppssss…. sllluuurrpppsss…..sslllluuurrpppssss…..”, lubang kenikmatanku semakin banjir..
Mas Erick menyudahi ‘oral service’ pada lubang kenikmatanku, langsung berdiri dan menggeser posisi tubuhku menjadi terlentang pada sofa.
“Vin….udah enggak kuat neh, Gue masukin ya….?”, tampang Mas Erick terlihat horny berat bertanya. Aku hanya mengangguk kecil.., mungkin kalo dilihat di depan kaca tampang juga horny berat.., balada lubang kenikmatan sudah lama enggak disodok-sodok.
Batang kenikmatan berdiameter cukup besar berdiri menjulang tegak, urat-uratnya terlihat jelas dengan kepala jamur yang besar siap menembus lubang kenikmatanku. Lubang kenikmatanku ser-seran rasanya dan harap-harap cemas untuk disodok-sodok batang kenikmatan Mas Erick.
Posisi kakiku masih terbuka lebar, siap untuk menerima batang kenikmatan Mas Erick..
Sambil mengocok-ngocok sendiri batang kenikmatannya, Mas Erick mengambil posisi, batang kenikmatannya mengarah ke lubang kenikmatanku.., kepala jamurnya ditempel pelan-pelan, Mas Erick mengoyang dengan gerakan memutar batang kemaluan dengan tangannya, menggesek-gesek clitoriaku…
“ Shhhhhhhh…..sshhh…….”, lenguhan pelanku.
Batang kenikmatan Mas Erick perlahan tapi pasti mulai masuk ke dalam lubang kenikmatanku.. Seakan gerakan ‘slow motion’...., dinding lubang kenikmatanku mulai merasakan benda keras memasukinya…..
“Oooooooouuuuggghhhhh……”, nikmatnya terasa.
Batang kenikmatan Mas Erick semakin masuk menembus lubang kenikmatanku dan akhir terasa mentok sampai rahimku.., Mas Erick diam sejenak seperti ingin menikmati remasan lubang kenikmatan pada batang andalannya…
“ Oooouughhh….., Vin….memek Loe salah satu rasanya paling enak dari sekian banyak memek yang pernah Gue pake……”, ujar Mas Erick sambil tersenyum nakal..
“ Sialaaaann…..’make’... emangnya Gue barang maen dipake...pake ajah….. Sembarangan Loe yee Mas…”, protesku atas kata-kata asal Mas Erick dengan posisiku ngangkang dengan batang kenikmatan Mas Erick di dalamnya.
“Udah cepeeeettt….make Guenya Mas…..!!!”, lanjutku asal juga….
Mas Erick mulai gerak maju mundur pelan-pelan…, gesekan-gesekan nikmat terasa pada lubang kenikmatanku…, makin lama gerakkan maju mundur Mas Erick semakin cepat dan tekanan-tekanan pada lubang kenikmatanku semakin keras…
“Plok...plok..plok...plok...plok..plok...plok...plok...plok...plok...plok...plok...plok….plok...plok...plok...plok….plok...plok….plok...plol….plok…..plok….”, suara selangkanganku beradu dengan selangkangan Mas Erick…
“Sssssshhhhhh…..oooouuugghhhh…..ooooooouuugghhhh….yeeeessss Riicckksss….”, desahanku kenikmatan….
“ Ssssssssshhhhhh…..sssssshhhh…..sssssssshhhhhh….., Viiiinns…..jepiiitt...teerrruusssshhh kontol Guee….., gilaaaa….eenaaakkk...Vins…”, racau Mas Erick tanpa mengurangi kecepatan gerak maju mundur, tangan kanan sambil meremas payudara kiriku…. Nafas Mas Erick terdengar mulai berat…, gerak maju mundurnya seolah tak mau berhenti, batang kenikmatannya terus bergesekan dengan dinding lubang kenikmatanku.
Selangkanganku terbuka lebar dalam posisi rebahan di sofa, kedua kakiku dipegang Mas Erick sehingga mengangkang lebar. Aku meracau kenikmatan, mataku merem melek.
“Ssshhhhhhh…..ooooouuugghh….. Oooooouuuuugghhhh….. ooooooouuuuggghhhhh……”, lubang kenikmatanku menikmati sodokan-sodokan batang kenikmatan Mas Erick…, tanpa mengurangi tempo, butiran-butiran keringat mulai keluar dari tubuhku, begitupun kulihat dengan Mas Erick…, padahal suhu ruangan masih terasa dingin…
Lubang kenikmatanku mulai terasa akan meledak….., “ Ooooouuuuggghhhh…...teerruussss Ricckksss….. Gue eeennnaaaaggsss…..ooooouuuggghhhh….. Mau meledak vegie Gue…..sssshhhhhh….. yeeesssss…”. Diriku menikmati persetubuhan ini, kedutan-kedutan kecil mulai terasa di lubang kenikmatanku…..
“Oooooouuuuughhhhh…….”, diriku mendesah panjang dan berat.., “ yyeeeeessssss….Riicckkk….”, tanganku menekan bokong Mas Erick, menekan selangkanganku.., lubang kenikmatanku meledak rasanya., sudah sekian lama tidak orgasme.., batang kenikmatan Mas Erick masih mengganjal lubang kenikmatanku…
Nafasku dan Mas Erick terasa berat… Untuk beberapa saat kita berhenti sejenak dengan kedua kelamin masih bersatu.
“ Giillaaaa….enak banget Rick.., dah lama kagak orgasme Gue…”, sambil tetap menekan bokong Mas Erick pada selangkanganku.
“ Kasian dech Loe Vin…..”, Mas Erick tersenyum mengejek, sambil mencabut batang kenikmatannya..
“Oooouughh…”, desah pelanku ketika batang kenikmatan Mas Erick menggesek dinding lubang kenikmatanku keluar.
Dengan merubah posisi, tanganku bertumpu pada sandaran sofa dan kedua lututku bertumpu pada sofa, Aku siap dengan posisi doggy untuk menerima kembali batang kenikmatan Mas Erick..
Sambil mengocok-ngocok sendiri batang kenikmatannya, Mas Erick mengarahkannya ke lubang kenikmatanku. Pantatku diremasnya, pelan tapi pasti kurasakan batang kenikmatan Mas Erick menempel pada bibir lubang kenikmatanku., Mas Erick mendorong badannya pelan, batang kenikmatannya mulai menembus pelan lubang kenikmatanku., terasa geli-geli apalagi setelah orgasme..
“ Ooouuugghh….”, ku mendesah pelan merasakan batang kenikmatan Mas Erick mentok sampai rahimku. Mas Erick berhenti sejenak sambil meremas-remas pantat bahenolku..
“ Annjrriittt…..memek Loe makin enak aja Vin..., Mas Bima pasti keenakan bangets… Gue aja ketagihan neh..”, kata Mas Bima.
“ Berarti enakan vegie Gue dong daripada vegienya Frida…”, balasku asal..
“Gue bilangin Frida ye Mas, Loe dah engga doyan ama vegienya….”, godaku..
“ Eeeeehhhh….bukan gitu Vin…, tiap cewe memeknya punya rasa sendiri-sendiri….”, balas Mas Erick dengan nada panik dikit.., Mas Erick mulai bergerak maju mundur pelan..
“Oooouuughhhh…”, desahku mulai merasakan gesekan-gesekan pelan di lubang kenikmatan..
“ Memek Frida lah yang paling top buat Gue sekarang… Mungkin pake cinta kali ye..”, tegas Mas Erick…, sambil gerak maju mundur semakin cepat..
“ Yeeeesss Vin….enak biinnghiiittsss memek Loe… Oooouuuuggghhh…..”, racau Mas Erick.
“Ssshhhh…...jaaanggaaannss baanyaaak...mmmmmpphhhs… omooonggs Maaasszz… Oooouuughhhh….niikssmaaatiin ajjaaaahh meeemmmeekkss Guee...ssshhhhhhh…”, jawabku asal, Mas Erick semakin bergerak cepat maju mundur…
Plok...plok..plok...plok...plok..plok...plok...plok...plok...plok...plok...plok...plok….plok...plok...plok...plok….plok...plok….plok...plol….plok…..plok….”, suara pantatku beradu dengan selangkangan Mas Erick..
Keringatku mulai bercucuran, tangan Mas Erick pindah meremas-remas kedua payudaraku sambil agak membungkuk. Batang kenikmatan Mas Erick terasa nikmat di dalam lubang kenikmatanku.., bertambah nikmat dengan remas-remasan di payudaraku..
“ Oooooouuugghhh….ooooouugghhhh...oooouuugghhhh… Sssssshhhh…….”, racauku tak karuan menikmati persetubuhan ini..
“ Eeeerrrrggghhh….meeemeekk Loe eeennnaaakss Viiiinss… Gue kaaggaaakk kuuuaaaat neehhh…”, gerak maju mundur Mas Erick semakin cepat.., terasa batang kenikmatannya semakin membesar mendesak diding lubang kenikmatanku, tanda sebentar lagi akan meledak..
“Yeeesss ...tteeerrruussss Maaass, Guee jugaaa mo keluaaarr…”, lubang kenikmatanku semakin nikmat bekedut-kedut…
“ Ooooooouuuugghhh….. I’m coommmiiiiing Viiiin….., keluarin di mana neh…”, teriak Mas Erick bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi…, kita berdua bermandikan keringat.
“ Sssssshhhh…...di dalem aja Maaaasss….. I’m coomiiiinggg toooo…..”, dinding lubang kenikmatanku semakin ser-seran…
“ Crrrooooottt….crrooottt...crrrrooottt…”, sperma Mas Erick terasa hangat keluar di dalam lubang kenikmatanku..
“Ooooooouuuuuggghhhh….aannjjrriiiitttt…..”, Mas Erick mendesak kenikmatan…, batang kenikmatannya terasa berkedut-kedut di dalam, beberapa detik kemudian meledaklah lubang kenikmatanku….
“Ooooooouuuuuuuggghhhh….”, diriku mendesah panjang.., nikmatnya sampai ke ubun-ubun.., nikmat merasakan sperma menyembur lubang kenikmatanku.., sperma Mas Erick memenuhi lubang kenikmatanku. Enaknya punya sahabat dokter kandungan, Dr.Luna, setiap bulan aku disuntik KB olehnya, begitupun ke 3 sahabatku.., maklum ‘sex addict’ , enggak nikmat kalo orgasme enggak pake disemprot sperma..
Mas Erick masih memelukku dengan posisi doggy, batang kenikmatannya pelan-pelan mengecil di dalam lubang kenikmatanku.
Terasa tetesan sperma mulai keluar di bibir lubang kenikmatanku.
Mas Erick mencabut batang kenikmatannya, dan Kami berdua dengan nafas masih berat duduk bersandar di sofa..
“Duuuuhhh...memek Loe makin enak aja Vin… Kapan ya Kita terakhir ‘ngencuk’....?, dengan bahasa asalnya Mas Erick sambil mengelus-ekus pahaku.
-bersambung-
Part 3
https://v1.semprot.com/threads/weekend-thrilling.1351563/post-1902035308