Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Warung Mbak Ningsih

Jerat

Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Angga akan melakukan hal itu. Demi bercinta denganku dia rela meniduri tunangannya dulu. Bahkan untuk membuatku percaya, Angga sampai menunjukkan foto dirinya sedang bercinta dengan tunangannya. Terlihat tunangannya dalam posisi mengangkang dan penis Angga masuk dalam vagina tunangannya. Mungkin dia sudah benar-benar ingin bercinta denganku hingga melakukan hal tersebut. Tapi aku sungguh tidak menyangka sama sekali. Dan kini aku sudah tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaannya. Ini juga sesuai janjiku padanya. Jika aku menolak, aku takut dia melaporkan semuanya pada suamiku. Ini akan semakin membuat masalah makin rumit.

Akhirnya aku menuruti permintaannya.

Malam itu aku sengaja menutup warung lebih awal. Kebetulan juga sedang sepi. Angga kulihat sudah menunggu di kamar. Begitu aku masuk, ia langsung tersenyum ke arahku.

“Sini, mbak,” katanya. Aku menuruti permintaannya untuk duduk di sebelahnya.

“Sudah lama saya pengin momen gini, mbak,” ucap Angga. “Sejak lihat mbak sama orang Papua itu.”

Ia kemudian merangkulku. Mulutnya langsung menulusuri leherku. Kurasakan desahan nafasnya. Itu membuatku terangsang. Setelah itu kurasakan tangannya sampai di dadaku. Tangan itu kemudian mulai melakukan remasan. Sementara bibirnya terus bermain di area leherku. Jadilah aku tambah terangsang.

Tangan Angga meraih tanganku dan meletakkannya di atas selangkangannya. Kurasakan ada sesuatu yang mulai mengeras. Setelahnya kurasakan tangan itu menyelinap masuk ke dalam baju yang kukenakan. Dengan cepat, ia meraih payudaraku yang dibungkus BH. Ia mulai melakukan remasan kecil.

Karena kesusahan, Angga meraih bagian pungguku dan mencari kaitan BH. Tak butuh waktu lama, kaitan itu pun terlepas. Mungkin untuk semakin leluasa memegang susuku, Angga sekalian melepas bajuku. Aku membantunya membukakan. Kini tampaklah bagian atas tubuhku yang sudah tak tertutup apa pun.

Aku menghadap Angga dengan posisi tak mengenakan baju. Angga mendekatkan wajahnya padaku dan dalam hitungan detik, kami pun langsung terlibat dalam ciuman.

“Mppphhh.”

Bibir kami saling berpagutan. Kami saling melumat satu sama lain. Kadang lidah kami juga saling beradu. Sementara kurasakan tangan Angga bermain di payudaraku. Aku yang sudah terangsang, tak mau tinggal diam. Aku masuk ke dalam celana pendek Angga. Ternyata penis Angga sudah tegang dan keras.

Setelah puas di dadaku, tangan Angga turun ke perut dan akhirnya tiba di selangkangan. Jarinya langsung bermain di bibir vaginaku. Kurasa Angga sudah menyadari bahwa area terlarangku itu sudah basah. Ciuman kami terhenti. Angga menurunkan ciumannya ke dadaku. Mulutnya langsung melahap payudaraku. Ia mulai menyedot dan menjilat-jilat susuku.

“Ahhh…” perlahan aku mulai mendesah.

Tangan Angga tetap bermain di selangkanganku. Aku makin terangsang dan nafsuku makin bangkit. Aku sudah tidak fokus lagi memainkan penis Angga. Aku lebih fokus menikmati rangsangan yang diberikan oleh Angga. Angga kemudian membaringkanku di tempat tidur. Saat aku sudah berbaring, ia kemudian menurunkan celanaku. Aku langsung saja menuruti kemauannya tanpa ada penolakan sama sekali. Lagi pula aku juga tidak mungkin untuk melawan.

Tak butuh waktu lama, celanaku pun terlepas beserta CD-ku juga. Jadilah aku telanjang di depan Angga. Entah kenapa, semakin lama aku makin merasa terbiasa telanjang di depan lelaki. Angga kulihat melepaskan pakaiannya satu per satu. Hingga akhirnya dia juga telanjang. Kulihat penisnya sudah sangat tegang.

Kemudian Angga merangkak di atas tubuhku yang sudah berbaring. Ia lalu menurunkan tubuhnya dan kembali melakukan ciuman denganku. Kami saling berpagutan kembali. Ciuman yang lebih panas dari sebelumnya. Mungkin karena kami sudah semakin bernafsu. Aku membuka pahaku dan angga kemudian menempatkan dirinya di antara keduanya. Aku merasakan kontol Angga menyentuh bagian bawah perutku.

Sambil tetap menciumku, tangan Angga kembali bermain di payudaraku. Sementara itu, kontolnya ia mulai arahkan ke vaginaku dan ia gesek-gesek pelan di sana.

“Ahh…ahh…” aku terus mendesah.

Tak lama kemudian, ciuman Angga terus turun ke susuku. Ia kembali melahapnya dan memainkan putingku dengan lidahnya. Aku makin tidak tahan dengan rangsangannya. Apalagi Angga terus menggesekkan kontolnya di bibir vaginaku. Rasanya aku sudah tidak kuat menahan rangsangan dari Angga. Angga semakin membuatku bernafsu.

Tiba-tiba Angga menghentikan aktivitasnya. Ia bangkit dan mengambil sesuatu di kantong celananya. Rupanya ia mengambil kondom. Ia kemudian mengenakannya. Rupanya Angga sudah melakukannya tanpa aku minta. Mungkin dia sudah paham.

Setelah mengenakan kondom, ia lalu membuka pahaku kembali. Ia naik ke ranjang. Ia kemudian mengarahkan penisnya ke vaginaku. Kurakasan penisnya perlahan menyeruak masuk ke dalam. Perlahan ia lakukan hingga akhirnya seluruh batang penisnya masuk ke dalam vaginaku. Angga mulai melakukan gerakan maju mundur secara perlahan.

“Ahh….” aku kembali mendesah.

Kemudian Angga menurunkan tubuhnya untuk kembali menciumku. Kurasa cara Angga berciuman lumayan oke. Mungkin dia sudah sering melakukan dengan tunangannya. Sambil berciuman, gerakan Angga di vaginaku semakin cepat. Untuk menambah rangsangan, Angga kemudian memainkan putingku dengan mulut dan lidahnya. Sesekali Angga melakukan gigitan kecil hingga membuatku menggelinjang.

“Ahhh…Ga….te…ruuss…” aku terus mendesah.

Angga terus mempercepat gerakannya. Aku ikut menggoyangkan pantatku untuk mengimbangi permainan Angga. Semakin lama, gerakannya makin cepat hingga akhirnya aku tidak bisa membendung rasa puasku.

“Anggaaa…aa…kkuu…”

Akhirnya aku mencapai puncakku. Tapi Angga tak menurunkan ritme permainannya. Sampai akhirnya aku merasakan Angga mendekap tubuhku dan penisnya berkedut-kedut beberapa kali. Ia juga merasakan orgasmenya. Ia terdiam sejenak di atas tubuhku sebelum akhirnya bangkit dan melepaskan kondomnya. Terlihat cukup banyak sperman yang tertampung di kondom itu.

Malam itu akhirnya kami tidur berdua di warung dengan tetap tak mengenakan apa pun. Itu permintaan Angga dan aku menurutinya. Pagi harinya, kami kembali bercinta setelah bangun pagi. Untungnya Angga masih membawa kondom. Sebetulnya Angga meminta agar tak usah mengenakan pengaman, tapi aku menolak dan menjelaskan akibatnya pada Angga. Ia pun menurutinya.

Akan tetapi, akibat aku menuruti permintaannya itu, aku merasa ia semakin melunjak. Nyaris setiap malam dia meminta berhubungan intim denganku. Mau tak mau, aku harus menurutinya. Pernah suatu kali, kami melakukannya di rumahku. Saat itu aku memang malas untuk membuka warung. Kupikir Angga tidak akan menyusulku ke rumah, tapi ternyata aku salah.

Malam itu, kami bercinta beberapa ronde. Aku sampai kelelahan melayani Angga pada saat itu. Aku merasakan ia tidak seperti biasanya. Ia tampak lebih kuat dan tahan lama. Kami sampai mencoba beberapa gaya barulah Angga bisa mencapai orgasmenya. Aku sampai bangun kesiangan karena terlalu kelelahan. Setelah aku tanya, rupanya sebelum bermain denganku, ia minum minumat penguat stamina laki-laki.

Sebenarnya aku sedikit kesal dengan caranya itu. Aku paling tidak suka dengan cara laki-laki seperti itu apalagi tanpa memberi tahu pihak wanita sebelumnya. Itu adalah jenis laki-laki yang ingin puas sendiri tanpa memikirkan lawannya.

Semakin lama, sikap Angga yang melunjak itu tidak bisa dibiarkan. Ia semakin sering meminta berhubungan denganku. Aku mencari cara bagaimana agar bisa lepas dari Angga. Kini aku masuk dalam jeratnya. Ia kini bertindak seolah suamiku yang bebas tidur denganku. Namun sayangnya aku tidak menemukan untuk lepas darinya.

Bersambung…
 
Jerat

Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Angga akan melakukan hal itu. Demi bercinta denganku dia rela meniduri tunangannya dulu. Bahkan untuk membuatku percaya, Angga sampai menunjukkan foto dirinya sedang bercinta dengan tunangannya. Terlihat tunangannya dalam posisi mengangkang dan penis Angga masuk dalam vagina tunangannya. Mungkin dia sudah benar-benar ingin bercinta denganku hingga melakukan hal tersebut. Tapi aku sungguh tidak menyangka sama sekali. Dan kini aku sudah tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaannya. Ini juga sesuai janjiku padanya. Jika aku menolak, aku takut dia melaporkan semuanya pada suamiku. Ini akan semakin membuat masalah makin rumit.

Akhirnya aku menuruti permintaannya.

Malam itu aku sengaja menutup warung lebih awal. Kebetulan juga sedang sepi. Angga kulihat sudah menunggu di kamar. Begitu aku masuk, ia langsung tersenyum ke arahku.

“Sini, mbak,” katanya. Aku menuruti permintaannya untuk duduk di sebelahnya.

“Sudah lama saya pengin momen gini, mbak,” ucap Angga. “Sejak lihat mbak sama orang Papua itu.”

Ia kemudian merangkulku. Mulutnya langsung menulusuri leherku. Kurasakan desahan nafasnya. Itu membuatku terangsang. Setelah itu kurasakan tangannya sampai di dadaku. Tangan itu kemudian mulai melakukan remasan. Sementara bibirnya terus bermain di area leherku. Jadilah aku tambah terangsang.

Tangan Angga meraih tanganku dan meletakkannya di atas selangkangannya. Kurasakan ada sesuatu yang mulai mengeras. Setelahnya kurasakan tangan itu menyelinap masuk ke dalam baju yang kukenakan. Dengan cepat, ia meraih payudaraku yang dibungkus BH. Ia mulai melakukan remasan kecil.

Karena kesusahan, Angga meraih bagian pungguku dan mencari kaitan BH. Tak butuh waktu lama, kaitan itu pun terlepas. Mungkin untuk semakin leluasa memegang susuku, Angga sekalian melepas bajuku. Aku membantunya membukakan. Kini tampaklah bagian atas tubuhku yang sudah tak tertutup apa pun.

Aku menghadap Angga dengan posisi tak mengenakan baju. Angga mendekatkan wajahnya padaku dan dalam hitungan detik, kami pun langsung terlibat dalam ciuman.

“Mppphhh.”

Bibir kami saling berpagutan. Kami saling melumat satu sama lain. Kadang lidah kami juga saling beradu. Sementara kurasakan tangan Angga bermain di payudaraku. Aku yang sudah terangsang, tak mau tinggal diam. Aku masuk ke dalam celana pendek Angga. Ternyata penis Angga sudah tegang dan keras.

Setelah puas di dadaku, tangan Angga turun ke perut dan akhirnya tiba di selangkangan. Jarinya langsung bermain di bibir vaginaku. Kurasa Angga sudah menyadari bahwa area terlarangku itu sudah basah. Ciuman kami terhenti. Angga menurunkan ciumannya ke dadaku. Mulutnya langsung melahap payudaraku. Ia mulai menyedot dan menjilat-jilat susuku.

“Ahhh…” perlahan aku mulai mendesah.

Tangan Angga tetap bermain di selangkanganku. Aku makin terangsang dan nafsuku makin bangkit. Aku sudah tidak fokus lagi memainkan penis Angga. Aku lebih fokus menikmati rangsangan yang diberikan oleh Angga. Angga kemudian membaringkanku di tempat tidur. Saat aku sudah berbaring, ia kemudian menurunkan celanaku. Aku langsung saja menuruti kemauannya tanpa ada penolakan sama sekali. Lagi pula aku juga tidak mungkin untuk melawan.

Tak butuh waktu lama, celanaku pun terlepas beserta CD-ku juga. Jadilah aku telanjang di depan Angga. Entah kenapa, semakin lama aku makin merasa terbiasa telanjang di depan lelaki. Angga kulihat melepaskan pakaiannya satu per satu. Hingga akhirnya dia juga telanjang. Kulihat penisnya sudah sangat tegang.

Kemudian Angga merangkak di atas tubuhku yang sudah berbaring. Ia lalu menurunkan tubuhnya dan kembali melakukan ciuman denganku. Kami saling berpagutan kembali. Ciuman yang lebih panas dari sebelumnya. Mungkin karena kami sudah semakin bernafsu. Aku membuka pahaku dan angga kemudian menempatkan dirinya di antara keduanya. Aku merasakan kontol Angga menyentuh bagian bawah perutku.

Sambil tetap menciumku, tangan Angga kembali bermain di payudaraku. Sementara itu, kontolnya ia mulai arahkan ke vaginaku dan ia gesek-gesek pelan di sana.

“Ahh…ahh…” aku terus mendesah.

Tak lama kemudian, ciuman Angga terus turun ke susuku. Ia kembali melahapnya dan memainkan putingku dengan lidahnya. Aku makin tidak tahan dengan rangsangannya. Apalagi Angga terus menggesekkan kontolnya di bibir vaginaku. Rasanya aku sudah tidak kuat menahan rangsangan dari Angga. Angga semakin membuatku bernafsu.

Tiba-tiba Angga menghentikan aktivitasnya. Ia bangkit dan mengambil sesuatu di kantong celananya. Rupanya ia mengambil kondom. Ia kemudian mengenakannya. Rupanya Angga sudah melakukannya tanpa aku minta. Mungkin dia sudah paham.

Setelah mengenakan kondom, ia lalu membuka pahaku kembali. Ia naik ke ranjang. Ia kemudian mengarahkan penisnya ke vaginaku. Kurakasan penisnya perlahan menyeruak masuk ke dalam. Perlahan ia lakukan hingga akhirnya seluruh batang penisnya masuk ke dalam vaginaku. Angga mulai melakukan gerakan maju mundur secara perlahan.

“Ahh….” aku kembali mendesah.

Kemudian Angga menurunkan tubuhnya untuk kembali menciumku. Kurasa cara Angga berciuman lumayan oke. Mungkin dia sudah sering melakukan dengan tunangannya. Sambil berciuman, gerakan Angga di vaginaku semakin cepat. Untuk menambah rangsangan, Angga kemudian memainkan putingku dengan mulut dan lidahnya. Sesekali Angga melakukan gigitan kecil hingga membuatku menggelinjang.

“Ahhh…Ga….te…ruuss…” aku terus mendesah.

Angga terus mempercepat gerakannya. Aku ikut menggoyangkan pantatku untuk mengimbangi permainan Angga. Semakin lama, gerakannya makin cepat hingga akhirnya aku tidak bisa membendung rasa puasku.

“Anggaaa…aa…kkuu…”

Akhirnya aku mencapai puncakku. Tapi Angga tak menurunkan ritme permainannya. Sampai akhirnya aku merasakan Angga mendekap tubuhku dan penisnya berkedut-kedut beberapa kali. Ia juga merasakan orgasmenya. Ia terdiam sejenak di atas tubuhku sebelum akhirnya bangkit dan melepaskan kondomnya. Terlihat cukup banyak sperman yang tertampung di kondom itu.

Malam itu akhirnya kami tidur berdua di warung dengan tetap tak mengenakan apa pun. Itu permintaan Angga dan aku menurutinya. Pagi harinya, kami kembali bercinta setelah bangun pagi. Untungnya Angga masih membawa kondom. Sebetulnya Angga meminta agar tak usah mengenakan pengaman, tapi aku menolak dan menjelaskan akibatnya pada Angga. Ia pun menurutinya.

Akan tetapi, akibat aku menuruti permintaannya itu, aku merasa ia semakin melunjak. Nyaris setiap malam dia meminta berhubungan intim denganku. Mau tak mau, aku harus menurutinya. Pernah suatu kali, kami melakukannya di rumahku. Saat itu aku memang malas untuk membuka warung. Kupikir Angga tidak akan menyusulku ke rumah, tapi ternyata aku salah.

Malam itu, kami bercinta beberapa ronde. Aku sampai kelelahan melayani Angga pada saat itu. Aku merasakan ia tidak seperti biasanya. Ia tampak lebih kuat dan tahan lama. Kami sampai mencoba beberapa gaya barulah Angga bisa mencapai orgasmenya. Aku sampai bangun kesiangan karena terlalu kelelahan. Setelah aku tanya, rupanya sebelum bermain denganku, ia minum minumat penguat stamina laki-laki.

Sebenarnya aku sedikit kesal dengan caranya itu. Aku paling tidak suka dengan cara laki-laki seperti itu apalagi tanpa memberi tahu pihak wanita sebelumnya. Itu adalah jenis laki-laki yang ingin puas sendiri tanpa memikirkan lawannya.

Semakin lama, sikap Angga yang melunjak itu tidak bisa dibiarkan. Ia semakin sering meminta berhubungan denganku. Aku mencari cara bagaimana agar bisa lepas dari Angga. Kini aku masuk dalam jeratnya. Ia kini bertindak seolah suamiku yang bebas tidur denganku. Namun sayangnya aku tidak menemukan untuk lepas darinya.

Bersambung…
Update. Monggo. Selamat menikmati, suhu-suhu semua. :beer::mantap:
 
"Angga sayang jngan ngobat ya. Mbak gasuka. Sgala sesuatu kalo berlebihan itu gak baik.. Mengerti?"

ujar Ningsih mengusapi rambut pejantan mudanya setelah beberapa ronde di puncak kenikmatan, dgn lembut memberinya nasehat² pendidikan pengendalian diri.

Semoga Angga bsa mnurut 😊🙏
dan kisah liarnya pejantan muda dgn kelembutannya si betina tetap berlanjut,

Menjadi romantisme pejantan mnuju pendewasaan yg slalu ada melindungi betinanya dgn kasih sayang spenuh hatinya si betina kepada pejantan mudanya. 😊🙏

Thanks suhu, sehat selalu, ttp berkarya 💪😀
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd