Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah Agung akhirnya akan bersanding dengan Sari ???


  • Total voters
    252
  • Poll closed .
Lanjutan part ?


Seminggu kemudian aku tlah sibuk tenggelam dalam aktifitas pekerjaanku yang benar benar menyita hampir sebagian besar waktuku.

Oh iya kami tlah menempati sebuah rumah yang buat kami cukup mewah bermodel minimalis 2 lantai yang atas bantuan sobatku fadil rumah senilai milyaran jika di kredit, bisa kumiliki dengan harga hampir separuhnya karena kubayar cash meski untuk mengisi perabotannya harus sedikit demi sedikit.

Sementara itu bulik sari nampak semakin akrab dengan bi onah emaknya fadil sejak pertemuan pertama mereka ketika kami datang dari kampung memang transit dulu di rumah fadil di daerah cileungsi

Rupanya keramahan bulik sari disambut hangat oleh bi onah yang memang easy going orangnya imbasnya hampir seluruh anggota keluarga inti fadil membantu kami mulai dari saat mengantarkan kami ke rumah yang kubeli sampai terakhir saat mengadakan selamatan kecil kecilan beberapa hari kemudian

Meskipun aku dan fadil sendiri justru jarang bertemu intens karena kesibukan pekerjaan kami yang berbeda.

Yulita nampak sangat nyaman dengan lingkungan barunya karena hanya dalam waktu singkat telah mempunyai beberapa teman akrab yang kebanyakan tinggal di sebelah rumah dan di blok belakang meski masih satu kawasan.

POV Bowo

Sudah beberapa hari sejak ku tabur pasir asmara, hatiku slalu deg degan rasa rasanya sudah tak sabar membawa lita ke grojogan sewu dan nginap di villa yang biasa ku sewa sebelum sebelumnya

Aku tlah berjanji dalam hatiku jika lita pelabuhan terakhirku meski aku tetap ingin mencicipi tubuh semoknya sebelum mengawininya secara resmi

"Ah lita lita aku sangat mencintaimu sayank....klo ada seorang wanita yang benar benar kuinginkan hanyalah dirimu seorang sayank....."

"Liat lit kontol ini slalu ngaceng jika memikirkanmu..." kataku dalam hati sambil mengelus elus kontolku yang beberapa hari belakangan gampang tegang karena sudah agak lama tidak ku keluarkan amunisinya karena memang sengaja akan kukeluarkan untuk membuahi tempiknya lita nanti

"Lita lagi ngapain apakah memikirkan aku juga saat ini" tanyaku dalam hati yang membuatku langsung meraih smartphoneku dan langsung kupencet tombol tombol angka yang tlah ku hapal di luar kepala meski nomor kontak itu juga kusimpan di daftar vvip person kontakku.

Sesaat kemudian terdengar suara nomor yang anda panggil di luar jangkauan...beberapa kali kucoba lagi jawaban tetap sama yang membuatku benar benar jengkel hingga hampir saja kubanting smartphone seharga 3 jt an lebih yang kubeli di sebuah toko hp resmi plaza kotamadya itu.

Lalu kutelpon sebuah nomor yang berbeda yang kali ini langsung tersambung

"Hallo Wok tumben ingat aku"

Begitu langsung terdengar suara dari seberang

"Nik kok nomor hp lita ga aktif yah memang nomornya lita ganti?" tanyaku

"Loh iyakah masa seh lita genti nomor ga bilang bilang" jawab nonik

"Ah kamu gimana kan kamu patner kerjanya?" gerutuku

"Lah sudah semingguan ini lita sudah resign kebetulan juga kita belum kontek kontekan Wok...kirain kamu sudah tau"

"Ahhh...ckk..."

Langsung kututup panggilanku pada nonik tanpa ini itu lagi

Sekedar tau saja nonik ini adalah satu dari sekian cewek yang telah ku obok obok onderdilnya bahkan hampir pernah bengkak perutnya ketika aku intens mengajaknya ngamar di kost an nya yang lokasinya tak jauh dari pabrik roti tempat kerjanya.

Nonik sebenarnya gadis yang cukup manis dengan postur tubuh yang langsing namun cukup tinggi yang membuatnya terlihat kurus, aku mengenalnya saat aku dapat proyek untuk membangun sebuah jembatan di daerah kota reog

Nonik saat itu bantu bantu budenya yang membuka warung nasi di dekat proyek untuk melayani makan minum para pekerja proyek, yang setelah kutelusuri ternyata nonik ini tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kecil berdinding seadanya terlihat sekali klo keluarga nonik termasuk kluarga kalangan bawah

Hal itu membuatku yang saat itu melihat nonik sebagai mangsa potensial langsung iba dan menawarinya sebuah pekerjaan di kota budaya dimana anak pemilik usaha itu adalah salah satu teman kerjaku yang bahkan berstatus staff permanen di perusahaan kontraktor plat merah tempatku bekerja dimana aku jadi salah satu mandornya.

Sejak saat itu hubungan akrabku sama nonik berlanjut ke atas ranjang pertama kali di sebuah hotel melati di depan stasiun racing yang termasuk stasiun besar di kota budaya, lalu berlanjut di kost an nonik yang cukup bebas menerima tamu.

Nonik pula yang mengenalkanku pada yulita yang membuatku langsung jatuh cinta pada saat pertama kali melihatnya, gadis yang menurutku bernilai sempurna di tunjang dengan sifat sifatnya yang ramah dan periang itu.

Sejak saat itu nonik seakan sadar diri bahwa dia bukan wanita pilihanku yang membuatnya menjaga sedikit jarak denganku meskipun kami tetap akrab.

Malam itu akhirnya sekali lagi aku memacu kuda besi jantanku ke tempat kediaman yulita yang berjarak sejam dari rumahku jika lewat jalan pintas

Sampai di halaman rumah gadis pujaanku itu tercium bau aroma belerang yang di bakar di beberapa sudut di sertai suara tangisan bayi yang meraung raung, membuat hatiku bimbang untuk meneruskan niyatku

Namun kebimbanganku tak terlalu lama ketika tiba tiba dari balik pintu nampak sesosok yang kukenal sebagai bapaknya lita keluar dan langsung menemuiku yang bimbang.

Akhirnya setelah berbasa basi sopan santun dan menjelaskan tujuan kehadiranku dapat kuketahui jika ternyata yulita telah pergi ke ibukota bersama bulik dan calon suaminya

Whattt....calon suami lita....enak aza calon suami...akulah yang bakal jadi suami lita bukan lelaki gila yang lain pokoknya selama janur kuning belum melengkung di gerbang itu aku akan berusaha merebutmu lit.

Akhirnya dengan hati gondok aku berpamitan dengan sopan lalu kularikan motorku ke arah kota budaya

Aku harus menetralkan diriku yang sedang mendidih ini satu satunya hal adalah dengan membuang pejuhku di tempik nonik yang pasti mau melayaniku.

Sampai di kost an nonik kulihat hampir semua pintu tertutup rapat termasuk kamar nonik hanya dua kamar saja yang terlihat buka

Langsung saja ku ketok pintu kamar nonik yang cukup lama di bukakan olehnya, setelah beberapa saat agak menggedor pintu itu akhirnya kudengar suara yang menandakan pintu akan di buka dan setelah di buka aku langsung mendorong pintu itu dan memasukinya namun aku langsung merasa terdampar di planet lain ketika kulihat nonik tertunduk dengan hanya melilitkan handuk untuk membalut tubuh langsingnya sementara di atas ranjang duduk seorang pria yang lebih muda dariku hanya mengenakan celana kolor pendek sembari sinis menatapku.

Pada akhirnya aku hanya berucap

"Maaf menganggu...teruskan saja"

Lalu aku keluar dan langsung memacu motorku tanpa menoleh lagi aku sempat bingung sejenak sebelum sisa sisa pikiran jernihku menyarankan aku ke suatu tempat yang juga sering kukunjungi sewaktu pikiranku bunek dan gabut tempat itu adalah terdiri dari tiga huruf saja yaitu rri

Di sana aku berkeliling mencari seseorang yang cukup lama kukenal yang beberapa kali aku sempat buang amunisiku di tempiknya dengan bayaran murah meriah.

Setelah beberapa kali berputar tanpa hasil targetku akhirnya pada seorang lonthe berbadan besar gembrot berambut pendek berusia setengah baya aku numpang tanya

"Mbak kenal Yola ngga?" tanyaku

"Yola yang mana?" sahut si gembrot

"Yola yang dari kampung macanan" kataku

"Oh dia tadi dapat tamu sudah lumayan lama kok paling sebentar lagi kemari" jawab si gembrot cuek tanpa menatapku

"Ahhh..bajingan" keluhku dalam hati seakan meratapi nasib yang kaya tai anjing ini

"Ya sudah makasih mbak..." lanjutku sembari kembali melajukan motorku

Akhirnya di sebuah sudut remang remang dekat sebuah tenda HIK aku menjumpai seorang cewe semok yang berdiri dengan riasan sederhana saja dan busananya juga tidak terlalu vulgar seperti lonthe lonthe pada umumnya

"Malam mbak" sapaku sopan saat sudah mematikan mesin motorku di depannya

"Malam mas...ngamar mas" jawab mbak itu pelan saat kuperhatikan lebih jelas ternyata wajahnya cukup manis dan bibirnya sensual pasti enak klo nyepong pikirku

"Berapa mbak "

"300 mas sudah termasuk kamar"

"Wah 200 bisa ngga mbak" kataku mencoba menawar

"Hihihi...segitu sudah murah mas klo yang 200 itu mbak yang nongkrong disana itu" jawabnya sambil tersenyum dan menunjuk sebuah lokasi dimana aku bertanya pada mbak gembrot tadi

"Ya sudah deh mbak oke tapi nanti dua kali yah juga sepong dulu"

"Halah mas duit 300 kok aneh aneh gini saja klo sepong bisa tapi klo mau dua kali brarti duitnya 600 "

"Ya sudah mbak ayo dimana ini kamarnya" kataku yang tak ingin bertele tele lagi

"ke jelita mas" jawabnya setelah membonceng di jok belakang motorku

Ah lagi lagi hotel busuk itu




Bersambung
 
Lanjutan part ?


Seminggu kemudian aku tlah sibuk tenggelam dalam aktifitas pekerjaanku yang benar benar menyita hampir sebagian besar waktuku.

Oh iya kami tlah menempati sebuah rumah yang buat kami cukup mewah bermodel minimalis 2 lantai yang atas bantuan sobatku fadil rumah senilai milyaran jika di kredit, bisa kumiliki dengan harga hampir separuhnya karena kubayar cash meski untuk mengisi perabotannya harus sedikit demi sedikit.

Sementara itu bulik sari nampak semakin akrab dengan bi onah emaknya fadil sejak pertemuan pertama mereka ketika kami datang dari kampung memang transit dulu di rumah fadil di daerah cileungsi

Rupanya keramahan bulik sari disambut hangat oleh bi onah yang memang easy going orangnya imbasnya hampir seluruh anggota keluarga inti fadil membantu kami mulai dari saat mengantarkan kami ke rumah yang kubeli sampai terakhir saat mengadakan selamatan kecil kecilan beberapa hari kemudian

Meskipun aku dan fadil sendiri justru jarang bertemu intens karena kesibukan pekerjaan kami yang berbeda.

Yulita nampak sangat nyaman dengan lingkungan barunya karena hanya dalam waktu singkat telah mempunyai beberapa teman akrab yang kebanyakan tinggal di sebelah rumah dan di blok belakang meski masih satu kawasan.

POV Bowo

Sudah beberapa hari sejak ku tabur pasir asmara, hatiku slalu deg degan rasa rasanya sudah tak sabar membawa lita ke grojogan sewu dan nginap di villa yang biasa ku sewa sebelum sebelumnya

Aku tlah berjanji dalam hatiku jika lita pelabuhan terakhirku meski aku tetap ingin mencicipi tubuh semoknya sebelum mengawininya secara resmi

"Ah lita lita aku sangat mencintaimu sayank....klo ada seorang wanita yang benar benar kuinginkan hanyalah dirimu seorang sayank....."

"Liat lit kontol ini slalu ngaceng jika memikirkanmu..." kataku dalam hati sambil mengelus elus kontolku yang beberapa hari belakangan gampang tegang karena sudah agak lama tidak ku keluarkan amunisinya karena memang sengaja akan kukeluarkan untuk membuahi tempiknya lita nanti

"Lita lagi ngapain apakah memikirkan aku juga saat ini" tanyaku dalam hati yang membuatku langsung meraih smartphoneku dan langsung kupencet tombol tombol angka yang tlah ku hapal di luar kepala meski nomor kontak itu juga kusimpan di daftar vvip person kontakku.

Sesaat kemudian terdengar suara nomor yang anda panggil di luar jangkauan...beberapa kali kucoba lagi jawaban tetap sama yang membuatku benar benar jengkel hingga hampir saja kubanting smartphone seharga 3 jt an lebih yang kubeli di sebuah toko hp resmi plaza kotamadya itu.

Lalu kutelpon sebuah nomor yang berbeda yang kali ini langsung tersambung

"Hallo Wok tumben ingat aku"

Begitu langsung terdengar suara dari seberang

"Nik kok nomor hp lita ga aktif yah memang nomornya lita ganti?" tanyaku

"Loh iyakah masa seh lita genti nomor ga bilang bilang" jawab nonik

"Ah kamu gimana kan kamu patner kerjanya?" gerutuku

"Lah sudah semingguan ini lita sudah resign kebetulan juga kita belum kontek kontekan Wok...kirain kamu sudah tau"

"Ahhh...ckk..."

Langsung kututup panggilanku pada nonik tanpa ini itu lagi

Sekedar tau saja nonik ini adalah satu dari sekian cewek yang telah ku obok obok onderdilnya bahkan hampir pernah bengkak perutnya ketika aku intens mengajaknya ngamar di kost an nya yang lokasinya tak jauh dari pabrik roti tempat kerjanya.

Nonik sebenarnya gadis yang cukup manis dengan postur tubuh yang langsing namun cukup tinggi yang membuatnya terlihat kurus, aku mengenalnya saat aku dapat proyek untuk membangun sebuah jembatan di daerah kota reog

Nonik saat itu bantu bantu budenya yang membuka warung nasi di dekat proyek untuk melayani makan minum para pekerja proyek, yang setelah kutelusuri ternyata nonik ini tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kecil berdinding seadanya terlihat sekali klo keluarga nonik termasuk kluarga kalangan bawah

Hal itu membuatku yang saat itu melihat nonik sebagai mangsa potensial langsung iba dan menawarinya sebuah pekerjaan di kota budaya dimana anak pemilik usaha itu adalah salah satu teman kerjaku yang bahkan berstatus staff permanen di perusahaan kontraktor plat merah tempatku bekerja dimana aku jadi salah satu mandornya.

Sejak saat itu hubungan akrabku sama nonik berlanjut ke atas ranjang pertama kali di sebuah hotel melati di depan stasiun racing yang termasuk stasiun besar di kota budaya, lalu berlanjut di kost an nonik yang cukup bebas menerima tamu.

Nonik pula yang mengenalkanku pada yulita yang membuatku langsung jatuh cinta pada saat pertama kali melihatnya, gadis yang menurutku bernilai sempurna di tunjang dengan sifat sifatnya yang ramah dan periang itu.

Sejak saat itu nonik seakan sadar diri bahwa dia bukan wanita pilihanku yang membuatnya menjaga sedikit jarak denganku meskipun kami tetap akrab.

Malam itu akhirnya sekali lagi aku memacu kuda besi jantanku ke tempat kediaman yulita yang berjarak sejam dari rumahku jika lewat jalan pintas

Sampai di halaman rumah gadis pujaanku itu tercium bau aroma belerang yang di bakar di beberapa sudut di sertai suara tangisan bayi yang meraung raung, membuat hatiku bimbang untuk meneruskan niyatku

Namun kebimbanganku tak terlalu lama ketika tiba tiba dari balik pintu nampak sesosok yang kukenal sebagai bapaknya lita keluar dan langsung menemuiku yang bimbang.

Akhirnya setelah berbasa basi sopan santun dan menjelaskan tujuan kehadiranku dapat kuketahui jika ternyata yulita telah pergi ke ibukota bersama bulik dan calon suaminya

Whattt....calon suami lita....enak aza calon suami...akulah yang bakal jadi suami lita bukan lelaki gila yang lain pokoknya selama janur kuning belum melengkung di gerbang itu aku akan berusaha merebutmu lit.

Akhirnya dengan hati gondok aku berpamitan dengan sopan lalu kularikan motorku ke arah kota budaya

Aku harus menetralkan diriku yang sedang mendidih ini satu satunya hal adalah dengan membuang pejuhku di tempik nonik yang pasti mau melayaniku.

Sampai di kost an nonik kulihat hampir semua pintu tertutup rapat termasuk kamar nonik hanya dua kamar saja yang terlihat buka

Langsung saja ku ketok pintu kamar nonik yang cukup lama di bukakan olehnya, setelah beberapa saat agak menggedor pintu itu akhirnya kudengar suara yang menandakan pintu akan di buka dan setelah di buka aku langsung mendorong pintu itu dan memasukinya namun aku langsung merasa terdampar di planet lain ketika kulihat nonik tertunduk dengan hanya melilitkan handuk untuk membalut tubuh langsingnya sementara di atas ranjang duduk seorang pria yang lebih muda dariku hanya mengenakan celana kolor pendek sembari sinis menatapku.

Pada akhirnya aku hanya berucap

"Maaf menganggu...teruskan saja"

Lalu aku keluar dan langsung memacu motorku tanpa menoleh lagi aku sempat bingung sejenak sebelum sisa sisa pikiran jernihku menyarankan aku ke suatu tempat yang juga sering kukunjungi sewaktu pikiranku bunek dan gabut tempat itu adalah terdiri dari tiga huruf saja yaitu rri

Di sana aku berkeliling mencari seseorang yang cukup lama kukenal yang beberapa kali aku sempat buang amunisiku di tempiknya dengan bayaran murah meriah.

Setelah beberapa kali berputar tanpa hasil targetku akhirnya pada seorang lonthe berbadan besar gembrot berambut pendek berusia setengah baya aku numpang tanya

"Mbak kenal Yola ngga?" tanyaku

"Yola yang mana?" sahut si gembrot

"Yola yang dari kampung macanan" kataku

"Oh dia tadi dapat tamu sudah lumayan lama kok paling sebentar lagi kemari" jawab si gembrot cuek tanpa menatapku

"Ahhh..bajingan" keluhku dalam hati seakan meratapi nasib yang kaya tai anjing ini

"Ya sudah makasih mbak..." lanjutku sembari kembali melajukan motorku

Akhirnya di sebuah sudut remang remang dekat sebuah tenda HIK aku menjumpai seorang cewe semok yang berdiri dengan riasan sederhana saja dan busananya juga tidak terlalu vulgar seperti lonthe lonthe pada umumnya

"Malam mbak" sapaku sopan saat sudah mematikan mesin motorku di depannya

"Malam mas...ngamar mas" jawab mbak itu pelan saat kuperhatikan lebih jelas ternyata wajahnya cukup manis dan bibirnya sensual pasti enak klo nyepong pikirku

"Berapa mbak "

"300 mas sudah termasuk kamar"

"Wah 200 bisa ngga mbak" kataku mencoba menawar

"Hihihi...segitu sudah murah mas klo yang 200 itu mbak yang nongkrong disana itu" jawabnya sambil tersenyum dan menunjuk sebuah lokasi dimana aku bertanya pada mbak gembrot tadi

"Ya sudah deh mbak oke tapi nanti dua kali yah juga sepong dulu"

"Halah mas duit 300 kok aneh aneh gini saja klo sepong bisa tapi klo mau dua kali brarti duitnya 600 "

"Ya sudah mbak ayo dimana ini kamarnya" kataku yang tak ingin bertele tele lagi

"ke jelita mas" jawabnya setelah membonceng di jok belakang motorku

Ah lagi lagi hotel busuk itu




Bersambung
wuih akhirnya kamu apdet juga masbro
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd