Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah Agung akhirnya akan bersanding dengan Sari ???


  • Total voters
    252
  • Poll closed .

Raganata61

Semprot Lover
Daftar
15 Feb 2020
Post
249
Like diterima
9.554
Bimabet
PROLOG


Nagoya, 10 agustus xxxx

Kulihat jam digital di dinding sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, dan aku masih belum dapat memejamkan mata sedikitpun.

Entah bagaimana menjelaskan perasaanku saat ini, senang hati ataukah bersedih.

2 tahun sudah kujalani masa magangku di negara yang menurutku sangat luar biasa ini, dengan semua hal yang bisa ku dapat dan rasakan dalam kurun selama itu...

Teman, keluarga dan semua segala respect besar yang nyaris tak pernah kurasakan sejak aku resmi sebatangkara hanya beberapa hari sejak aku tiba di jepang.

Namaku Agung...agung saja tanpa embel embel yang lain, sebuah nama yang menurut penuturan ibuku adalah kakekku yang menamainya hanya karena ibuk melahirkanku satu hari setelah lebaran.

Aku terlahir dari keluarga dengan kategori miskin bisa di lihat dari rumah kecil yang hanya berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah saja.

Sejak kecil aku di rawat oleh nenekku yang juga ibu dari ibukku sendiri dan rasanya selama hidupku hanya dari beliaulah aku benar benar mendapat limpahan kasih sayang karena ibukku sendiri adalah wanita mandiri yang sangat kuat yang sudah hidup di perantauan sejak berusia remajanya.

Demi tanggung jawabnya sebagai single parent atas aku satu satunya buah hatinya dia harus kerja keras banting tulang di tanah rantau hingga jarang sekali pulang.

Saat kutanyakan siapa ayahku, ibuk hanya meneteskan air matanya tanpa pernah menjawab rasa ingin tauku tentang sosok yang berperan atas lahirnya aku ke dunia ini.

Keluargaku yang lain adalah kakekku yang sudah meninggalkan dunia ini hanya beberapa minggu setelah kelahiranku, dan juga om anto satu satunya adek kandung ibukku.

Menurut penuturan nenek om anto bisa melanjutkan sekolah sampai lulus stm karena ibukku yang membiayainya sedang ibuk sendiri bahkan tak pernah tamat sd, karena alasan klasik kemiskinan yang memaksanya menjadi pekerja dengan mengawali karirnya di perantauan ketika ada tetangga yang berbelas kasihan pada keluarga kami.

Sejak kecil nenek sudah mengenalkanku tentang bagaimana menjalani susahnya hidup dalam kemiskinan.

Di usia sekolah dasar saat yang harusnya kunikmati dengan bermain main dengan rekan sebaya, untuk aku lebih banyak ku habiskan waktu untuk mengurusi 2 ekor kambingku yang di beli oleh ibuk untuk biaya aku sekolah,belum lagi klo sore membantu nenek dan om anto mengurusi sepetak ladang yang merupakan satu satunya sumber penghidupan bagi kami yang letaknya di tepian kali bengawan itupun termasuk tanah PU alias bukan lahan milik.

Om anto menurutku bukanlah orang yang baik, dia sangat ringan tangan padaku terutama justru saat nenekku memanjakanku.

Tak terhitung berapa kali tubuhku yang dekil di jadikan obyek pelampiasannya saat dia kesal belum lagi lontaran kata kata kasar bernada makian dan ejekan yang hampir tiap hari kudengar dari mulutnya.

Satu satunya hal baik darinya adalah saat membawa dan mengenalkan seorang wanita dewasa yang sangat cantik, yang tak pernah bosan aku memandanginya yang akhirnya jadi istri om anto bernama bulik sari, wanita cantik yang bekerja di sebuah pabrik garment terbesar yang menurutku bernasib sial mendapatkan suami om anto.

Saat itu aku sudah kelas 2 smp, dan tepat 6 bulan setelah pernikahan mereka, tragedi menghampiriku lagi dengan di panggilnya nenekku menghadap yang maha kuasa.

Kepergian nenek membuatku beradaptasi untuk bisa mengurusi diriku sendiri sesuai pesan beliau.

Meski aku masih tetap tinggal bersama om dan bulik sari di satu rumah yang sama meski gara gara aku juga bulik sari sering bertengkar dengan om anto dengan alasan bulik sari terlalu memperhatikanku dengan berlebihan.

Bulik sari wanita yang sangat lembut hati dan cenderung rapuh sehingga jika bertengkar dengan om anto yang kasar dia hanya bisa menangis.

Hubunganku dengan bulik sari bertambah akrab saat kehamilannya, dan dia selalu tersenyum manis saat aku selalu membawakan sesuatu yang di senanginya misalnya buah buahan yang sering kupetik baik dari lahan ladang maupun di rumah tetangga yang sering meminta bantuanku untuk memetikkan buahnya karena aku pintar memanjat.

Bulik sari sering mengajakku memeriksakan kandungannya di bidan desa yang agak jauh dari desa tempat tinggalku dengan aku mengayuh sepeda usangku

Saat kehamilannya semakin besar aku sering menimbakan air buat bulik mandi gara gara itu pula aku jadi tau tentang organ intim wanita dewasa yang membuat kontolku selalu bangun jika mengingatnya.

Sayangnya saat dia melahirkan anak pertamanya bulik sari mengalami pendarahan hebat yang membuat bayi yang di lahirkannya mengalami keguguran.

Sejak itulah hubungan bulik sari dan om anto menjadi dingin, yang hal itu menjadi peran atas bertambah hangatnya hubunganku dengan bulik sari karena aku begitu memperhatikannya dalam segala hal bahkan sampai beberapa tahun sesudahnya saat aku sudah duduk di sekolah kejuruan tekhnik.

Sayangnya intimnya hubungan kami belum bisa di ekspos karena usiaku saat itu masih belum genap 17 th meski tak sampai berhubungan badan tapi aku dan bulik sari cukup sering tidur bersama saat terutama saat om anto menjalani pekerjaannya di kampung lain sebagai tukang menyeberangkan perahu yang kala itu belum ada jembatan penghubung dua daerah ramai yang terpisah oleh kali bengawan.

Masa masa indah itu sayangnya segera berakhir seiring kelulusanku dari smk, yang membuatku harus mengalihkan jiwa mudaku yang haus akan cinta menjadi pribadi yang berpikir tentang masa depan.

Saat itu akhirnya datang saat sebuah perusahaan terkenal dari negeri sakura mengadakan test penerimaan karyawan lewat sekolahku, yang akhirnya membuatku ikut lolos bersama 9 orang lainnya dari 10 orang yang di rekrut setelah bersaing dengan hampir seribuan orang lulusan berbagai sekolah kejuruan di kotaku dengan berbagai test yang di laksanakan.

Bulik sari terlihat begitu sedih saat aku berpamitan padanya saat akan berangkat menjemput cita citaku, meski tetap mendoakan kebaikan untukku.

Kabar baiknya di rumah, bulik sari tak sendirian saat ku tinggal karena om anto mulai beralih profesi sebagai buruh tani di kampungku seiring profesi lamanya yang terancam berakhir seiring rencana pembangunan jembatan besar yang menghubungkan dua wilayah kabupaten itu, sehingga om anto bisa terus ada di rumah.

Rupanya keberuntunganku belum berhenti tepatnya setelah setahun bekerja aku resmi di angkat sebagai karyawan tetap bahkan aku termasuk karyawan berprestasi yang berhak mengikuti test program study banding ke jepang dan lagi lagi aku lolos bersama seorang rekanku yang lain, meski saat di jepang kami berpisah karena aku di tempatkan di nagoya dan rekanku di hiroshima.

Saat mengantarkanku ke bandara itulah ternyata saat terakhir aku ketemu ibuk yang saat itu dia terlihat sangat pucat namun dia berulang kali tersenyum gembira meski sesekali batuk batuk kecil.

Lamunanku terhenti saat mataku menatap jam digital yang kini menunjukkan pukul 03.00 am

Tak terasa air mataku meleleh, di benakku telah banyak program yang akan ku lakukan begitu tiba di tanah air, tentu saja pertama tama aku akan bersimpuh di pusara almarhumah ibuk dan nenek dan juga almarhum kakek juga tentu menemui wanita yang selalu kurindukan sepanjang waktuku.




BERSAMBUNG to

Part 1 CINTA PERTAMA
 
PROLOG


Nagoya, 10 agustus xxxx

Kulihat jam digital di dinding sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, dan aku masih belum dapat memejamkan mata sedikitpun.

Entah bagaimana menjelaskan perasaanku saat ini, senang hati ataukah bersedih.

2 tahun sudah kujalani masa magangku di negara yang menurutku sangat luar biasa ini, dengan semua hal yang bisa ku dapat dan rasakan dalam kurun selama itu...

Teman, keluarga dan semua segala respect besar yang nyaris tak pernah kurasakan sejak aku resmi sebatangkara hanya beberapa hari sejak aku tiba di jepang.

Namaku Agung...agung saja tanpa embel embel yang lain, sebuah nama yang menurut penuturan ibuku adalah kakekku yang menamainya hanya karena ibuk melahirkanku satu hari setelah lebaran.

Aku terlahir dari keluarga dengan kategori miskin bisa di lihat dari rumah kecil yang hanya berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah saja.

Sejak kecil aku di rawat oleh nenekku yang juga ibu dari ibukku sendiri dan rasanya selama hidupku hanya dari beliaulah aku benar benar mendapat limpahan kasih sayang karena ibukku sendiri adalah wanita mandiri yang sangat kuat yang sudah hidup di perantauan sejak berusia remajanya.

Demi tanggung jawabnya sebagai single parent atas aku satu satunya buah hatinya dia harus kerja keras banting tulang di tanah rantau hingga jarang sekali pulang.

Saat kutanyakan siapa ayahku, ibuk hanya meneteskan air matanya tanpa pernah menjawab rasa ingin tauku tentang sosok yang berperan atas lahirnya aku ke dunia ini.

Keluargaku yang lain adalah kakekku yang sudah meninggalkan dunia ini hanya beberapa minggu setelah kelahiranku, dan juga om anto satu satunya adek kandung ibukku.

Menurut penuturan nenek om anto bisa melanjutkan sekolah sampai lulus stm karena ibukku yang membiayainya sedang ibuk sendiri bahkan tak pernah tamat sd, karena alasan klasik kemiskinan yang memaksanya menjadi pekerja dengan mengawali karirnya di perantauan ketika ada tetangga yang berbelas kasihan pada keluarga kami.

Sejak kecil nenek sudah mengenalkanku tentang bagaimana menjalani susahnya hidup dalam kemiskinan.

Di usia sekolah dasar saat yang harusnya kunikmati dengan bermain main dengan rekan sebaya, untuk aku lebih banyak ku habiskan waktu untuk mengurusi 2 ekor kambingku yang di beli oleh ibuk untuk biaya aku sekolah,belum lagi klo sore membantu nenek dan om anto mengurusi sepetak ladang yang merupakan satu satunya sumber penghidupan bagi kami yang letaknya di tepian kali bengawan itupun termasuk tanah PU alias bukan lahan milik.

Om anto menurutku bukanlah orang yang baik, dia sangat ringan tangan padaku terutama justru saat nenekku memanjakanku.

Tak terhitung berapa kali tubuhku yang dekil di jadikan obyek pelampiasannya saat dia kesal belum lagi lontaran kata kata kasar bernada makian dan ejekan yang hampir tiap hari kudengar dari mulutnya.

Satu satunya hal baik darinya adalah saat membawa dan mengenalkan seorang wanita dewasa yang sangat cantik, yang tak pernah bosan aku memandanginya yang akhirnya jadi istri om anto bernama bulik sari, wanita cantik yang bekerja di sebuah pabrik garment terbesar yang menurutku bernasib sial mendapatkan suami om anto.

Saat itu aku sudah kelas 2 smp, dan tepat 6 bulan setelah pernikahan mereka, tragedi menghampiriku lagi dengan di panggilnya nenekku menghadap yang maha kuasa.

Kepergian nenek membuatku beradaptasi untuk bisa mengurusi diriku sendiri sesuai pesan beliau.

Meski aku masih tetap tinggal bersama om dan bulik sari di satu rumah yang sama meski gara gara aku juga bulik sari sering bertengkar dengan om anto dengan alasan bulik sari terlalu memperhatikanku dengan berlebihan.

Bulik sari wanita yang sangat lembut hati dan cenderung rapuh sehingga jika bertengkar dengan om anto yang kasar dia hanya bisa menangis.

Hubunganku dengan bulik sari bertambah akrab saat kehamilannya, dan dia selalu tersenyum manis saat aku selalu membawakan sesuatu yang di senanginya misalnya buah buahan yang sering kupetik baik dari lahan ladang maupun di rumah tetangga yang sering meminta bantuanku untuk memetikkan buahnya karena aku pintar memanjat.

Bulik sari sering mengajakku memeriksakan kandungannya di bidan desa yang agak jauh dari desa tempat tinggalku dengan aku mengayuh sepeda usangku

Saat kehamilannya semakin besar aku sering menimbakan air buat bulik mandi gara gara itu pula aku jadi tau tentang organ intim wanita dewasa yang membuat kontolku selalu bangun jika mengingatnya.

Sayangnya saat dia melahirkan anak pertamanya bulik sari mengalami pendarahan hebat yang membuat bayi yang di lahirkannya mengalami keguguran.

Sejak itulah hubungan bulik sari dan om anto menjadi dingin, yang hal itu menjadi peran atas bertambah hangatnya hubunganku dengan bulik sari karena aku begitu memperhatikannya dalam segala hal bahkan sampai beberapa tahun sesudahnya saat aku sudah duduk di sekolah kejuruan tekhnik.

Sayangnya intimnya hubungan kami belum bisa di ekspos karena usiaku saat itu masih belum genap 17 th meski tak sampai berhubungan badan tapi aku dan bulik sari cukup sering tidur bersama saat terutama saat om anto menjalani pekerjaannya di kampung lain sebagai tukang menyeberangkan perahu yang kala itu belum ada jembatan penghubung dua daerah ramai yang terpisah oleh kali bengawan.

Masa masa indah itu sayangnya segera berakhir seiring kelulusanku dari smk, yang membuatku harus mengalihkan jiwa mudaku yang haus akan cinta menjadi pribadi yang berpikir tentang masa depan.

Saat itu akhirnya datang saat sebuah perusahaan terkenal dari negeri sakura mengadakan test penerimaan karyawan lewat sekolahku, yang akhirnya membuatku ikut lolos bersama 9 orang lainnya dari 10 orang yang di rekrut setelah bersaing dengan hampir seribuan orang lulusan berbagai sekolah kejuruan di kotaku dengan berbagai test yang di laksanakan.

Bulik sari terlihat begitu sedih saat aku berpamitan padanya saat akan berangkat menjemput cita citaku, meski tetap mendoakan kebaikan untukku.

Kabar baiknya di rumah, bulik sari tak sendirian saat ku tinggal karena om anto mulai beralih profesi sebagai buruh tani di kampungku seiring profesi lamanya yang terancam berakhir seiring rencana pembangunan jembatan besar yang menghubungkan dua wilayah kabupaten itu, sehingga om anto bisa terus ada di rumah.

Rupanya keberuntunganku belum berhenti tepatnya setelah setahun bekerja aku resmi di angkat sebagai karyawan tetap bahkan aku termasuk karyawan berprestasi yang berhak mengikuti test program study banding ke jepang dan lagi lagi aku lolos bersama seorang rekanku yang lain, meski saat di jepang kami berpisah karena aku di tempatkan di nagoya dan rekanku di hiroshima.

Saat mengantarkanku ke bandara itulah ternyata saat terakhir aku ketemu ibuk yang saat itu dia terlihat sangat pucat namun dia berulang kali tersenyum gembira meski sesekali batuk batuk kecil.

Lamunanku terhenti saat mataku menatap jam digital yang kini menunjukkan pukul 03.00 am

Tak terasa air mataku meleleh, di benakku telah banyak program yang akan ku lakukan begitu tiba di tanah air, tentu saja pertama tama aku akan bersimpuh di pusara almarhumah ibuk dan nenek dan juga almarhum kakek juga tentu menemui wanita yang selalu kurindukan sepanjang waktuku.




BERSAMBUNG to

Part 1 CINTA PERTAMA
Lanjutkan brow
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd