Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAB XXV



LAUT DAN MATAHARI



Nafas lega dan tenang dirasakan oleh Fia, akhirnya pesawat Malaysia Airline yang membawa mereka bertiga dari Bandara Kuala Lumpur tiba juga di Cengkareng sore ini. Fia yang kondisi badannya masih belum fit dan masih sedikit pusing, namun dia merasa bahagia bisa pulang kembali.

Abah dan Uminya hanya bisa berdiam sepanjang perjalanan pulang, harapan mereka agar anaknya bisa sembuh dengan dibawah pemeriksaan di Malaysia, malah hasilnya gagal total, dan seperti sebelumnya, Fia menolak semua treatment yang menginginkan dia untuk bisa dicoba dalam menangani penyakitnya

Fia sangat mengerti dengan semua prosedur yang ada dalam penanganan sakit seperti yang dia derita. Namun dia tidak ingin melalui semua hal yang hanya akan menyakiti badanya yang ujungnya juga hanya memperpanjang, atau memperlambat merebaknya sakitnya dia.

“aku ingin kualitas hidup yang bagus.... bukan treatment atau operasi yang menyiksaku...” demikian ucapannya pelan namun tegas

Dia ingin segera tiba di rumah, istirahat yang enak dna tenang. Dia sudah mengajukan cuti panjang ke rumah sakit terkait sakit yang dia alami. Dia merasa sepertinya sedang malas untuk kembali bekerja. Dia ingin hanyalah berduaan dengan Aslan.

Dia sudah menyusun rencana untuk ke Kendari dengan Aslan lagi. Meskipun dia tahu kalau Umi dan Abahnya pasti akan melarang dia nantinya, namun dia akan tetap nekad untuk menyusul kekasihnya. Dia ingin di sisa hidupnya bisa dia habiskan bersama Aslan.

Ada sebuah bisnis yang dia dan Aslan ingin rintis bersama yaitu bisnis sayuran dan buah-buahan sehat, serta aneka minuman yang menyehatkan seperti jamu dan jus. Ada lokasi yang bagus dan bisa mereka sewa, dan dia bisa mengatur waktunya nantinya. Dia ingin meninggalakan pekerjaannya harian sebagai dokter dan hanya ingin praktek tanpa haris terikat waktu, sesuai dengan kondisi kesehatannya saja.

Whatsapp dari Aslan yang menyampaikan bahwa besok dia akan berangkat dari Surabaya ke Jakarta, lalu ke Kendari. Bahagia sekali Nafia membacanya whatsapp kekasihnya. Rasanya tidak sabar dia ingin bertemu dengan Aslan, setelah hampir sebulan lebih dia tidak bertemunya. Kangen sekali rasanya.

Yang, Kangen...

Iya Ka, aku juga selalu merindukan Kakak


Whatsapp mereka saling berbalasan, karena di mobil ada Umi dan Abah, jadi tidak mungkin mereka saling bertelponan. Dia ingin segera tiba di rumah, karena dia rindu ingin mendengar suara kekasihnya itu.



*************************

Siang hari di rumahnya di Bekasi, Fia baru selelsai dandan dan turun dari kamarnya ke lantai bawah, mencomot buah papaya dan mengambil botol kontainer berisi air minumnya.

“mau kemana De?” tanya Umi melihat dia sudah rapih

“ketemu Milda, Mi....” jawab Fia

Milda adalah sahabat Fia, yang berdinas sebagai dokter di RS Mitra Keluarga.

“memang sudah sehat?”

“udah mendingan Mi....”

“diantar sopir?”

“ngga usah Umi.... aku bisa kok nyetir...”

Umi hanya diam sambil melihat kondisi anaknya

“kasih kabar pokoknya ke Umi... Abah pasti marah kalau kamu keluar ngga bilang...”

“iya Umi....”

Fia segera masuk ke dalam mobilnya, menstarternya dan kemudian keluar dari garasi dan jalan ke jalan raya.

Setelah bermacet sejenak, dia lalu masuk ke tol dan menuju ke Jakarta, dan dengan tujuan ke sebuah titik, yaitu terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, Tangerang.

Hari ini dia sudah berjanji akan menjemput kekasihnya Aslan dari Surabaya. Meski dilarang oleh Aslan karena badannya belum sehat betul, namun dia bersikeras harus menjemput kekasihnya. Dan jika sudah ngotot seperti ini, seperti biasa Aslan selalu mengalah demi kekasihnya.

Fia tersenyum mengingat tadi pagi dia sedikit merajuk dan ngambek, karena dilarang menjemput Aslan. Sebenrnya alasan Aslan benar juga, dan dia meminta Fia menunggu di Bekasi saja, dia akan naik grab ke sana. Namun kerinduan Fia yang sangat besar, membuat dia tidak ingin dilarang menjemput langsung ke Bandara.

Setelah menunggu di ruang tunggu kedatangan, senyumnya segera melebar melihat sosok yang dia tunggu muncul di pintu kedatangan di Terminal III. Dia segera menghambur ke pelukan pria itu, tenggelam dan memeluk erat sosok tampan itu.

“kangen Ayang.....”

Sambil meneteskan airmatanya, dia memeluk dan mencium pipi kekasihnya

“aku juga... kangen berat sama Kaka.....”

Dia mencium jidat Fia, lalu menggandeng tangannya

“udah makan?”

Fia menggeleng

“cari makan yuk.....”

“ayo...”

Mereka berjalan dengan pelan

“kurus banget aku yah??”

Tatapan penuh cinta dari Aslan

“kok tambah cantik yah?”

“ih... ayang... boong yah...”

“beneran.....”

Fia langsung memeluknya lagi dari samping

“ beneran aku makin kurus Yang.....”

Aslan tersenyum

“ makan yuk... biar Kaka sehat lagi... dan gemuk lagi...”

Fia tersenyum manis

“yuk.....”

Sambil jalan pelan-pelan

“Kaka cuti?”

“iya... ngambil cuti panjang....”

Aslan tersenyum

“bisa lama dong nanti di Kendari?”

“pengen selamanya ama ayang....”

Matanya penuh binar ke arah Aslan

Pria itu merangkul kekasihnya dengan penuh cinta. Dia melihat tas nya Fia agak melorot dari pundaknya.

“sini..”

“jangan Yang.. masa tas cewek ditenteng ama Ayang...”

Dia tidak perduli, diambilnya tasnya Fia. Sambil menggendong tas gembloknya di punggung, tangan kanannya menarik koper, tas Fia disampirkan di lengan kanannya, sedangkan tangan kirinya merangkul kekasihnya

“yuk....”

“ayang....”

Dia tersenyum

“boleh Kaka jangan protes?”

Fia terharu melihat gaya Aslan. Pria ini memang tidak pernah membiarkan dia menderita, selalu berusaha mengerjakan apa yang dia bisa. Dia selalu melarang Fia melalukan hal yang dia bisa lakukan sebagai laki-laki, termasuk menyetir mobil. Dan kali ini sikap gentle keluar termasuk memanjakannya seperti tindakan dia kali ini.

Gimana aku ngga jatuh hati sama kamu, sayang?? Bathin Fia sambil meneteskan air matanya sambil menatap wajah kekasihnya dari samping.

Setelah menyimpan barangnya di bagasi, Aslan lalu masuk ke belakang kemudi, lalu mobil jalan keluar parkiran, dan masuk ke jalan tol, sesekali dia tersenyum melihat kekasihnya yang ada disampingnya

“Mama dan Linda tau kamu mau datang?”

“hmmmm..... tau sih...”

“ trus?”

“yah ngga terus – terus Ka....”

Fia tersenyum,

“pasti Mama tahu Ayang mau ketemu aku....”

“ngga masalah kan?”

“ngga lah... aku ngga peduli lagi dengan yang lain...”

Aslan tertegun mendengar kata-kata Fia

“aku peduli ama diriku dan ayang aja......” lanjutnya lagi dengan mantap

Aslan tersenyum, dia membelai tangan kekasihnya dan menggenggamnya

Mereka lalu keluar di tol Ancol, lalu amsuk ke dalam Taman Impian Jaya Ancol. Makan di restoran seafood di pinggir pantai Ancol, rasanya menyenangkan bagi mereka. Pemandangan yang tepat di depan pantai, bagaikan menghibur dirinya yang sedang berkecamuk ribuan pikiran dalam kepalanya.

“yang.....”

“ya Ka.....”

“boleh nanya kan?”

Dia sedikit tertahan suaranya

“sejak kapan aku batasin Kaka untuk nanya?”

Fia tertawa kecil, lalu wajahnya berubah menjadi serius kali ini

“kalau sakit aku parah..... apa yang akan Ayang lakukan....??”

Aslan terdiam sejenak

“hmmmm.... aku kok jadi sedih yah.....” ujarnya lirih sambil menatap wajah Fia

“sedih kenapa?”

Aslan menghela nafasnya

“sedih aja.... kok Kaka masih ragu sama sayang aku ke Kaka.....”

Fia tersenyum sesaat

“bukan sayang... aku nanya aja.... boleh kan...” matanya kini agak berubah penuh harap

“Boleh....”

“trus....?”

Aslan menggenggam tangan Fia dengan lembut

“kaka boleh suruh aku lakukan banyak hal.... tapi jangan suruh aku lakukan satu hal.....”

“apa...?” tanya Fia penuh selidik

“jangan suruh aku ninggalin Kaka....” ucapnya pelan tapi tegas

Fia terdiam dan menundukan wajahnya, rasa harunya kembali merebak....

“ka.... please yah....?”

Fia menganggukan kepalanya

Airmatanya menetes....

Isak tangisnya terdengar

“Ka... makan yuk.....”

Ajaknya saat pesanan mereka tiba.

Fia menganggukan kepalanya. Dia menghapus airmatanya yang turun di pipinya, lalu mengatur makanan yang sudah diletakan di meja mereka, melap sendok dan garpu serta piring Aslan dengan tisu, lalu menyodorkan ke Aslan

“makasih Ka....”

“selamat makan sayang....”

“selamat makan Ka....”

Mereka sambil makan sambil sesekali bertemju tatapan mereka. Kadang bahasa lewat tatapan mata mengandung banyak arti yang terbiaskan oleh indahnya rasa cinta di hati mereka.

“senang bisa makan bareng Ayang lagi......”

“Iya Ka.....”

Saking bahagianya dia makan sedikit banyak kali ini, seperti ada semangat dan gairah hidup baru bagi Fia. Setelah mengalami hari yang berat dalam seminggu terakhir ini, dia bagaikan menemukan sebuah oase di padang pasir, setelah bertemu dengan kekasihnya.

Melihat Fia makan dengan lahapnya, Aslan jadi terharu. Dia bisa merasakan bagaimana tubuh Fia memang agak bertambah kurus, rambutnya agak rontok, wajahnya tambah tirus. Matanya pun tidak bersinar seperti biasa. Namun itu membuat dia semakin mencintai Fia. Dia seperti melihat Fia sebagai sosok yang butuh tangannya untuk menggenggam erat dan berjalan melewati badai bersama.

Selesai makan mereka berjalan ke tiap lautan, suasana sore menjelang sunset, dan tidak terlalu panas, membuat suasana pantai ini indah dan menyenangkan untuk dinikmati bersama.

“yang...”

“iya Ka.....”

“senang liat laut kalau tenang begini yah.....”

“banget.....”

Pelukan Aslan dari belakang rasanya damai sekali dirasakan oleh Fia

“yang..... kalo di hidup di dimensi berikutnya, ayang mau jadi apa?” tanya dia ke Aslan.....

“hmmmmm... apa yah.... Kalo Kaka?”

Fia tersenyum

“aku mau jadi laut aja.....” sambil tersenyum

“ kenapa tuh...” tanya Aslan sambil mencium pipi kekasihnya

“karena laut itu luar biasa gigih.... tidak menyerah....”

Aslan tersenyum mendengar kata-kata Fia.

Fia lalu melanjutkan kata-katanya....

"Tidak ada yang lebih indah daripada melihat kegigihan laut yang menolak berhenti mencumbui bibir pantai, meski berkali-kali harus menjauh terbawa arus."

Pelukan Aslan langsung tambah erat. Dia terharu mendengar kata-kata kekasihnya yang begitu dalam

“kalo Ayang?” tanyanya balik

Aslan terdiam sesaat, lalu dia menjawab

“aku ingin jadi matahari.....” sambil tersenyum meliirk ke wajah cantik di depannya

Fia menoleh kebelakangnya dan tersenyum manis

“karena?”

“ ya karena Matahari senantiasa ikhlas .....” senyum di bibirnya

“ iklas memberikan sinarnya sepanjang hari kepada semua makhluk yang ada di Bumi, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia rela sinarnya selalu dimanfaatkan untuk kepentingan setiap makhluk yang ada di Bumi. Dengan begitu, setiap makhluk yang ada di Bumi dapat tetap bertahan hidup dengan kehangatannya.”

Fia tertegun lalu tersenyum, dia membelai wajah kekasihnya itu

“so sweet sayangku......”

Dia lalu diam dan menikmati hangatnya pelukan kekasihnya itu. Matahari yang mulai menghilang di ujung barat sana, lalu berganti dengan hadirnya malam, lampu-lampu indah yang hadir dengan pancaran sinarnya, seakan mengisyaratkan bahwa seperti hidup yang berputar, hari pun demikian, ada waktunya terik di siang hari, teduh di ambang senja, dan gelap di temaram malam.

“Ka.....”

“Ya sayang....”

“jangan pernah tanya lagi kayak tadi yah....”

Fia mengangguk penuh haru.....airmatanya menetes bulirannya di pipi

“ kita punya Allah yang Maha Baik.... masa kita jadi tidak beriman kepadaNya hanya karena kita mendapat cobaan?”

Hati dan dada Fia bagai tertohok

“biar yang jadi rahasia Allah, kita serahkan kepadaNya...... yang jadi bagian kita adalah menjalaninya semua dengan ikhlas....”

Fia kembali bercucuran airmata

“ yang jelas.... apapun keadaan Kaka... ijinkan aku selalu ada buat kakak.... “

Anggukan kepalanya terlihat lemah dan penuh haru

“karena aku mencintai Kakak... sampai kapanpun..... jangan pernah ragukan cintaku, Ka....”

Lengan kokoh itu melingkari pinggangnya, wajahnya menempel di pipi kirinya, sambil menikmati malam yang mulai menutupi langit Jakarta. Pelukan sang kekasih membuat dia merasa semakin dikuatkan untuk menghadapi semua jalan terjal di depannya. Dia percaya bahwa cinta Aslan akan membuat dia selalu kuat dan berani menghadapi apapun sakit dan perih di depannya yang menghalangi jalannya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd