Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

Ih ko, ini masih lanjut kan ? Lanjutkan dong, sprt nya ga rela deh kl habis gitu aja. Nih alurnya cute bener and greget an, jadi pengen geber trus tursan.
 
Newbie baru ngikutin 2 cerita suhu @Elkintong secara live. Emang ga sabar sih nunggunya. Gara2 ini jadi bs tiap 3 jam ngebuka forum. Ampir aja ketahuan ama polda.
Pernah kelepasan cerita: ternyata kalo orang kena CA di otak harus dibuat seneng hatinya ya? Trus ditanya, siapa yg sakit? Itu si fia mantannya hanif.
Lalu polda pun bingung. Hanif siapa? 😅😅😅
 
BAB XXIV



God knows I’am alive



You've set my heart on fire
Filled me with love
Made me a woman on clouds above

I couldn't get much higher
My spirit takes flight
'Cause I am alive

When you call on me
When I hear you breathe
I get wings to fly
I feel that I'm alive

Lagu dari penyanyi kesayangannya Celine Dion itu bergema lewat apple airpodnya. Lagu yang seperti memberinya spirit untuk tetap struggling dan berjuang, meski sulit dan berat, namun ada hal lain yang membuat dia harus tetap tegar dan berjuang.

Airmata Fia terus menetes hingga membasahi sweater yang dipakainya. Cuaca Kuala Lumpur yang hampir sama dengan Jakarta, tidak dirasakan lagi panasnya oleh Fia. Hatinya seakan sudah beku dan rasanya bagi dia pemeriksaan di Beacon Hospital memang hanya untuk mengikuti maunya abah dan Umi saja.

Yang membuat dia sedih ialah dia tidak tahu berapa lama dia mampu bertahan. Disaat dia menemukan sebuah rasa cinta yang dia ingin nikmati lebih lama lagi, ternyata dia harus mendapati situasi dan kondisi dimana dia harus siap dengan skenario terburuk yang bakal dia hadapi nanti.

Perjalanan balik dari Beacon Hospital ke Sheraton Hotel di kawasan Petaling Jaya – Kuala Lumpur, meski hanya kurang lebih 2 km itu rasanya lama sekali.

Semua mereka bertiga dalam taksi hanya bisa termenung, bingung dan entah apa yang mereka bilang dengan hasil yang sudah mereka dapat di rumah sakit selama dua har ini. Berat dan rasanya mereka merasa sedang ditengah gelombang hidup yang ganas, menghempaskan semua impian dan harapan mereka sekeluarga.

Pemeriksaan awal yang mereka lakukan di Bekasi, dibawa hasilnya sebagai rujukan untuk pemeriksaan berikut, dan kembali saat di Kualalumpur diadakan pemeriksaan MRI dihari pertama mereka tiba di Beacon Hospital ini.

“ Dokter, apa aman dia baru saja MRI beberapa hari lalu, terus diadakan lagi disini?” Tanya Annisah sebelum Fia diperiksa

“it’s safe, Bu.....” kata dokter Rajesh yang menangani

“ Sejatinya, tidak ada patokan mutlak seberapa sering sebaiknya jeda pemeriksaan tersebut dilakukan. Namun secara umum, jenis pemeriksaan ini relatif aman dilakukan sering-sering, asalkan dengan prosedur dan indikasi medis yang tepat”

“ Memang, banyak orang mengira ketiga pemeriksaan ini berbahaya sebab paparan radiasi yang ditimbulkannya. Namun sejatinya, radiasi yang digunakan pada pemeriksaan ini sangatlah minim dan bisa ditangkal “ penjelasannya lebih lanjut

Dan akhirnya hari kedua ini setelah Test MRI lagi disini, hasilnya disampaikan oleh dokter yang sama

“ Glioblastoma also referred to as a grade III or IV astrocytoma, is a fast-growing and aggressive brain tumor. It invades the nearby brain tissue” penuturan dr. Rajesh lagi

Badan Annisah dan Jafar langsung lemas dan bagaikan tidak bertulang mendengar vonis itu. Berita yang ingin mereka dengar ialah hasil yang berbeda dengan hasil yang mereka dengar di Jakarta, namun malah kali ini apa yang disampaikan justru berita yang sama dan diendorse oleh dokter yang di sini.

“ Glioblastoma is a devastating brain cancer that can result in death in 12 months , maybe 6 months or less, if untreated, hence.....”

Remuk redam rasanya hati Jafar dan Annisah mendengarnya. Saling berpandangan mereka seakan tidak percaya dengan apa yang dokter baru saja sampaikan, mata dan tatapan mereka sama- sama gamang dan bingung. Entah harus bagaimana menghadapi ini.

Mereka hanya bisa menangis dengan sangat sedih mendengar itu. Dia rasanya tidak percaya apa yang mereka dengar

“treatmentnya apa yang tepat kira-kira dokter?” tanya Jafar dengan suara lemah

“ surgery, setelah itu radiation therapy......”

“efektif?”

“ no.... tidak bisa dipastikan 100 persen... tapi itu memperlambat dan mengisolir tumornya, namun tidak akan membunuh tumor ini secara konkret.... “

Vonis yang membuat mereka rasanya hancur perasaan mendengar itu.

“dan itu bisa balik lagi menyerang kembali...”

Nafia yang juga mendengar itu, meski dia adalah tenaga medis, dokter yang sering membantu menyelamatkan hidup banyak orang, namun tetap saja dia manusia biasa, yang pasti kaget dan pilu harus mendengar vonis ini.

Secara mentalitas sebagai tenaga kesehatan, dan juga sudah mempersiapkan menerima berita terburuk pun, namun dia tetaplah wanita biasa, manusia yang takut juga menghadapi kematian, atau apa saja yang buruk akan menimpanya. Sehingga hanya airmata dan kesedihan yang menjadi temannya, ditengah ribuan pikiran yang berselang seling melintasi kepalanya.

Bagaimana dan bagaimana? Atau jika begini dan jika begitu? Semua itu yang muncul berseliweran dalam kepalanya. Hatinya sendiri sakit dan shock, dia meski menyiapkan diri menerima berita ini, namun memikirkan sosok yang dia cintai yang kini menangis bersamanya, sudah membuat dia jadi down, apalagi memikirkan kekasihnya yang belum dia beritahukan penyebab utama sakitnya.

Aslan dia yakin akan terima dia apa adanya dia. Dia pasti meski hancur hatinya, pasti akan mendampinginya kemanapun dan dimanapun. Namun yang jadi ganjalan terbesarnya sampai dia harus meneteskan airmata tiada henti ialah kesedihannya mengingat bahwa dia bisa saja segera meninggalkan Aslan sendiri kelak nanti, dan menangisi akan cintanya yang harus pergi dengan kebersamaan yang hanya sebentar.

Itu membuat dia sangat sedih..... memberi kesedihan bagi Aslan rasanya sangat tidak adil dengan cintanya yang sangat besar dan tak bertepi untuk Nafia......



***********************

Shakila Adiba Kareem, anak pertama mereka yang datang dari Singapore dengan penerbangan pagi sendirian tanpa ditemani suaminya langsung menemui adiknya dan Umi serta Abah di hotel Sheratton Petaling Jaya, Kuala Lumpur.

Tangis sang kakak langsung pecah melihat adiknya. Adik satu-satunya, teman main, teman berantem, teman segala galanya, kini harus menghadapi hal terberat dalam hidupnya dia. Penyakit mematikan yang entah datang dari aman, lalu tiba-tiba ada dan bersarang di kepalanya.

“why Fia???? Why......” tangisnya tidak berhenti saat memeluk tubuh adiknya

Abah dan Umi tidak kalah sedihnya, Jafar apalagi. Dia seperti tidak bisa menerima vonis dari dokter di Malaysia ini. Harapannya membawa anaknya ke sini supaya mendapat pemeriksaan yang berbeda hasilnya dibandingkan di Indonesia, namun malah harapannya dibuat hancur berkeping keping.

“ kita ke India..... we will find the best doctor there.....” ujar Jafar tidak menyerah

“Bah.... udahlah.... aku lelah....” ucap Fia lemah

“No, Fia... please.... abah ngga siap dengan ini... abah harus berusaha.....”

“Abah.... sudahlah Bah... abah sudah lakukan yang terbaik.....” tapis Fia lagi

“aku ngga akan berhenti bersyukur punya abah dan umi yang sduah begitu luarbiasa kasih aku semuanya.....” tuturnya lagi dengan penuh cucuran airmata.

Mereka terdiam semuanya, sibuk dengan kesedihan dan rasa pilu lewat airmata mereka masing-masing

Nafia lalu duduk di tepian tempat tidur.....

“ aku ngga mau dioperasi..... ngga mau dikemo... pasti capek dan melelahkan buat aku.....”

“ngga sayang.... kita lakukan semua yang terbaik....” potong Jafar

“iya De.... at least kita berusaha...”

Nafia hanya tersenyum

“ngga Bah.... daripada sakit badanku... biayanya juga tidak sedikit....”

“abah tidak perduli dengan biaya... usaha abah dijual agar anak abah selamat pun akan abah lakukan.....”

Nafia menggelengkan kepalanya

“ngga Abah.... udahlah...”

Mereka semua menatap dengan pandangan yang tidak percaya kearah Nafia

“ paling aku bertahan berapa lama Bah?? Lagipula badanku ringkih... aku ngga tahan dengan treatment seperti operasi dan kemotrapi seperti itu......”

Adiba lalu menahan agar ayahnya untuk tidak mendebat Nafia lagi.

“sudahlah Bah... Fia masih tergoncang pikirannya...” ujar Adiba lagi sambil mengusap matanya dengan tisu

Suasana pertemuan keluarga yang jarang mereka lakukan semenjak Adiba ikut suaminya ke Singapore rasanya kali ini berbeda sekali. Mereka semua terdiam dan bingung dengan pikiran masing-masing, cobaan bagi keluarga mereka kali ini memang sangat dahsyat rasanya.

Saat hendak turun kebawah untul makan siang, hanya mereka bertiga yang makan, karena Fia menolak untuk makan, membuat mereka bertiga akhirnya yang turun untuk makan dan jadinya hambar dan penuh kegalauan suasana makan siang keluarga ini.

“Hanif gimana Mi.....?” Tanya Adiba

Annisah hanya terdiam dan menundukan wajahnya

“ dia sudah punya wanita lain....”

Adiba terkejut. Dia sedikit banyak kenal baik dengan mantan calon iparnya itu.

“secepat itu?”

Annisah mengangguk

“dia sepertinya tahu kalau Fia sakit... dua bulan lalu waktu dirawat, dia sudah tidak menjenguk sama sekali.....”

Jafar yang mendengar itu masih berdiam diri

“ Umi sudah tanya dia?” cecar Adiba lagi

Annisah menagnggukan kepalanya

“jawabannya apa?”

“ya itu......” jawab Annisah lagi

“yang lebih menyakitkan Umi, wanita itu dibawah ke kantornya.... ketemu juga ....” Umi tidak mampu menyelesaikan kata-katanya

“mantannya dia, yang kembali jalan setelah dia meninggalkan ade....”

Adiba kaget mendengarnya, meski dia tahu di IG Hanif yang belakangan ini selalu foto sendirian, tanpa ada Fia

“laki-laki ngga ada otaknya.....”

Lalu

“trus apa kata Fia?”

Annisah menegok ke suaminya sejenak....

“yah dia juga berulah jadinya...” jawab Jafar

“berulah??”

“yes... she’s dating her own neighbour....”

“who??”

“the pervert boy...”

Adiba kaget bukan kepalang

“Aslan??”

Annisah menganggukan kepalanya lemas.

“anak kemarin sore itu???”

Jafar hanya diam sambil berdiri dan menuju wastafel mencuci tangannya

“seriously??”

“Kakak tanya si ade aja nanti....” ujar Annisah

Adiba masih tidak percaya

“abah dan Umi gimana?”

Jafar melap bibirnya dengan tisu

“ meski dia sakit, tapi dia tetap putriku... harga diriku ada bersama dia... dan keputusan abah tetap dari dulu.... “

Adiba masih bingung dengan apa yang terjadi

“ngga akan dapat restu dari abah..... sampai kapanpun.....” tandas Jafar lagi.



*****************


Dalam situasi seperti ini, bahagianya Nafia hanyalah mendengar suara atau bertukar pesan dengan kekasihnya yang jauh disana.

Gimana sayang?

Baik dong, ada sedikit masalah sih.... nantilah pas ketemu aku cerita

Oke Ka

Sekarang dimana?

Baru sampai di Teluk Lamong Surabaya

Berapa hari disana?

Dua tiga hari

Trus??

Ke Bekasi dulu, baru ke Kendari

Jemput aku yah?

Iya dong

Asyik..... kangen banget ama ayang.....

Sama, kangen banget juga sama Kaka.....

Beneran??

Bener

Apa kangen yang lain?

Sepaket sama Kaka

Awas yah.... mau dipuasin puasin nanti di Kendari


Emoticon cinta dikirim oleh Aslan

Ayang nanti nginap di hotel kan pulangnya?

Iya Ka, nanti aku kabarin Kaka tapi tadi udah booking hotelnya.

Oke, kangen mau mandi bareng Ayang

Siap Kakaku sayang


Ritual intim yang mereka lakukan selama ini ialah mandi bareng, vidio call berduaan dengan penuh kemesraan.

Lalu dia kembali menyambung

Ayang, beratku turun 5 kg lho....

Ngga apa2, di Kendari kita makan sepuasnya.... Kaka bisa naik lagi badannya

Beneran?

Lalu

Ayang, aku mau cuti lama dari kerjaan boleh ngga?

Ka, kaka kan tanggungjawab aku sekarang. Kaka kerja bagus saja, ngga kerja pun ngga apa2.... asal kaka siap dengan penghasilan aku

Ayang.... lebih dari cukup kok... lagian kita belum punya anak pasti cukup....

Senang dengarnya Ka

Yup... rasanya ngga percaya, aku akan jadi Nyonya Aslan....

Aku yang sangat terhormat, bisa mencintai wanita sehebat Kaka....


Aku yang bangga sayang, bisik hati Nafia. Wanita mana yang tidak bangga dicintai begitu hebat oleh seorang pria dengan gigihnya dan mau mnerima tanpa syarat seperti dirimu mencintai aku? Wanita amna Aslan yang tidak bangga?

Tiba-tiba bel pintu kamarnya berbunyi

Yang, bentar yah ada Abah kayaknya

OK Ka.


Nafia lalu bangun dan membuka pintunya, senyumannya mengembang melihat kakaknya masuk ke kamarnya. Adiba membawa makan siang untuk adiknya dan diletakan di meja

Pembicaraan hangat antara kaka dan adik yang sudah lama tidak bertemu

Hingga kemudian muncul pertanyaan dari Adiba

“Hanif kenapa De?”

Nafia hanya tersenyum tipis

“dia ningalin aku.....”

“dia atau kamu yang ninggalin dia?”

“dia lah duluan.....”

Adiba menelisik mata Nafia dengan penuh tanya

“ dia tahu aku sakit-sakitan... makanya dia ngga pernah besuk aku lagi..... menelpon juga tidak....”

“kamu ngga telp dia? Tanya dan selesaikan?”

“untuk apa Ka? Menanyakan hal yang sudah ada jawabannya.....”

Nafia tahu mau dibawa kemana pertanyaan ini oleh Kakaknya. Pasti makan siang mereka bertiga barusan salah satu pembicaraan ialah dirinya dengan Aslan

“ya at least kalian cari solusinya lah......”

Nafia tersenyum

“kaka tahulah bagaimana aku sangat mencintainya dulu.....’

Adiba memang tahu bagaimana terpesonanya adiknya dengan Hanif, pengusaha muda yang juga berdarah Arab seperti mereka.

“trus?”

“yah ngga terus terus...” senyum tipis Nafia

“maksud aku terus karena dia ninggalin kamu, lalu kamu jalan dengan anak itu....”

Gotcha, pikir Nafia

“Aslan.... namanya belum berubah Ka....”

“kelakuannya??”

“ itu yang berubah.....” senyum lagi Nafia

“jeezzzz, Fia.... kecil saja sudah punya jiwa cabul... gedenya dikit jadi tukang berantem, tawuran jaman sekolah dia... apa yang kamu lihat??” tanya Adiba

Nafia menghela nafasnya

“yang aku lihat adalah sesuatu yang abah, Umi dan kaka tidak lihat......”

“such as....??”

“ngga akan merubah ketidaksukaan Kaka juga kan?’

“bukan.... aku ngga ngerti kok bisa dia gitu lho....”

Fia terdiam sejenak

“Ka... kalo boleh memilih, aku juga ingin tetap dengan Hanif... punya calon suami yang aku cintai, aku banggakan, pintar... sama dengan Bang Anand... dan kaka tau itu... aku happy dengan hubunganku dengan Hanif....”

Lalu

“ tapi aku ngga bisa paksa dia untuk tetap bersama aku kalau dia sudah tidak mau....”

“tapi kan ngga lalu kamu main sembarang terima dong...”Adiba lalu menyela

Nafia tertawa

“ Aslan tidak pernah pacaran dengan siapapun... aku cinta pertamanya... “

“ Apa istimewanya?”

“ banget.... aku butuh cowok yang matanya cuma buat aku, Ka....”

“Fia... come on, kamu ini dokter lho..... cari yang sepadan dong....”

“dia lah Ka.... dia mencintai aku dengan hebatnya....”

“ kamu ini sudah dibutakan oleh rayuan.....”

Nafia langsung berusaha menutup pembicaraan

“Ka, jika kaka mau menghabiskan waktu kita yang jarang bertemu untuk bahas ini.... rasanya mending aku tidur Ka... kepalaku juga pening....”

Adiba terdiam sesaat

“aku masih ngga percaya ini....”

“yang mana Ka? Sakit aku atau karena aku mencintai Aslan....?”

“dua-duanya.....” sergahnya agak gusar

“dan belajarlah untuk percaya Ka.....”

Adiba dibuat serba salah. Dia kesal dengan berita Aslan, karena memang permusuhan antara dua keluarga ini sudah melegenda di kompleks mereka tinggal. Bahkan sampai merambat kemana mana, hingga mereka sebagai anak pun ikut-ikutan.

Disisi lain, dia sangat terpukul dengan berita sakit adiknya. Adik tersayangnya yang divonis dengan sebuah vonis kejam berupa sakit berbahaya yang membuatnya berharap hanya dari sebuah keajaiban yang akan muncul

“ aku mau istirahat Ka.....”

Adiba segera sadar bahwa di fase ini emosi dari orang dalam kondisi seperti Fia pasti akan naik turun.

Adiba tidak mampu menahan sedihnya, dia memeluk adiknya satu satunya itu. Rasanya masih kemarin mereka berdua jalan kemana mana, dibilang boneka India karena tampang mereka yang memang cantik dan lucu. Kini dia harus menerima takdir bahwa adiknya mungkin akan meninggalkan mereka, dengan hanya menyisahkan sebuah ungkapan bahwa ini hanyalah masalah waktu semata.
 
Saya kok hakul yakin cuma Jafar nanti yang akan terus menolak. Gak pa2lah. Ada Adiba yang bisa jadi wali nikahnya. Kan urutannya kata temanku Ayah, Kakek, Saudara Kandung, Paman dan Sepupu laki2.

Yang penting "dan belajarlah untuk percaya Ka...."

Merci untuk updatenya Master @Elkintong

Tiap sejam sekarang buka forum. Cuma untuk mengecek tanda lonceng/bel. Wkwkwkwk...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd