Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAGIAN XVII



I want to spend my lifetime loving you




Melihat bidadarinya di tempat tidur dengan gaun hijau berleher rendah dan bertalu satu, membuat Aslan bagaikan mimpi, dia tidak pernah menyangka jika Fia akan datang dan bakal mengalami malam seindah ini bersamanya.

“sini Ayang...” Fia menepuk kasurnya yang berukuran queen size itu

Aslan dengan kaki yang dingin, lalu naik ke kasur yang dilantai itu, dia naik dan masuk dalam selmut tebalnya

“lupa ganti seprainya” kata Aslan dengan suara sedikit terbata

“masih bersih khan?”

‘masih sih....”

“kalo gatal-gatal besok kita ganti yah....” bisik Fia

Dia lalu menengok ke sebelah kanannya, memunggungi Aslan. Pria itu matanya bagaikan mau copot, melihat mulusnya pundak kekasihnya. Lehernya yang jenjang, karena rambutnya yang dijepit keatas, sehingga tengkuk indahnya terlihat.

“yang.....” bisik Fia

“iya Ka....”

“dingin.... “

“mau pake selimut lagi?” meskipun sudah diselimuti Aslan masih bertanya

“ngga...ini khan sudah diselimutin...”

“trus... ac nya mau dikecilin....”

“Ngga...” suara Fia agak merajuk

“trus....”

“peluk....” rengeknya manja

“oh...oke....”

Aslan lalu memeluk Fia dari belakang, tangannya melingkar di perut Fia.

Fia tersenyum, lalu dia mengangkat tangannya, dia menarik lengan Aslan agar lebih lekat lagi mendekapnya. Tangannya yang kekar itu melingkari perut Fia, dan sedikit menyentuh buah dada Fia, terasa hangat dan panas tangan Aslan, karena memang Fia tidak memakai bra saat ini, gaunnya seakan tidak mampu menahan indahnya buah dadanya yang tersembul.

Nafas berat Aslan terasa hangat menghembus di tengkuk Fia.

Astaga Fia, kekasihmu ini benar- benar polos dan perjaka. Dia benar-benar perlu bimbingan dari kamu, bisik suara hati Fia

“sayang....”

“iya Ka....”

“ kamu benar-benar mencintai aku?”

Aslan tersenyum

“kaka masih ragu?”

“jawab aja....”

“dengan segenap hatiku Ka.....”

Jawaban Aslan membuat dia tersentuh, dan airmatanya menetes di ujung matanya

“dalam keadaan apapun....”

Aslan memeluk erat kekasihnya

“Ka.... dengar baik-baik, kelak kita bertemu di kehidupan kedua kalinya jika diijinkan hidup, aku akan minta sama Allah untuk diijinkan mencintai Kaka lagi..... ngga mau tertukar....”

Airmata Fia kini membasahi bantalnya, suaranya terdengar menahan isak tangisnya

“ka....”

Diam dan masih terisak

“kaka....” bisiknya lembut

“iya sayang...”

“jangan nangis dong....”

Fia menyeka arimatanya

“ngga sayang..... aku.... aku terharu aja....”

“jangan dong... khan mau bahagia kesini... makanya ijinkan aku dengan semua keterbatasan yang aku punya untuk kasih cinta terbaik buat Kaka....” bisik lirih yang dalam dari Aslan

Fia berbalik, kini dia melihat ke kedalaman matanya Aslan.

Ada ketulusan dan keteduhan penuh perlindungan disana......

Tangannya Fia membelai wajah Aslan. Dia tersenyum mengingat wajah polos anak ini waktu kecilnya, lalu wajah bandelnya ketika SD hingga SMA, wajah tragisnya saat bapaknya meninggalkan mereka, dan wajah gantengnya yang sedang menatapnya dengan penuh cinta.

Fia menarik wajah Aslan, dan dengan lembut ciuman bibir mereka bertemu, bersentuhan dengan lembut, bersatu dengan lumatan yang hangat, saling melumat pelan tapi kemudian memanas, lalu sedikt terlepas, memberi nafas

Paha Fia seperti menyenggol sebuah urat yang mengeras dibawah sana, Fia tersenyum penuh cinta, dia tahu bahwa singa mudanya ini tidak memiliki pengalaman apapun dengan wanita, dan dia harus mengambil alih untuk membimbingnya.....

Nafas Aslan yang mulai menderu kembali terasa menyentuh kulit wajahnya Fia, nafas jantan muda, yang kemudian bibir itu kembali menjemput wanitanya, dan dengan penuh penghayatan Fia membalas ciuman Aslan, jemarinya menyentuh pipi Aslan, lalu pindah meremas rambutnya, tatapan berubah menjadi sendu.

“ka.....” bisik parau Aslan

“ya sayang....”

“lampunya mau dimatikan...” tanya Aslan ditengah deru nafsunya

Fia menggeleng

“biar aja begini..... pengen lihat dan terang benderang...” jawabnya sambil menggigit bibirnya

Tatapan Aslan serasa membius Fia

Ciuman mereka kembali melekat, bibir saling melumat dan lidah saling berpilin. Fia dengan asgresifnya menuntun Aslan dengan sapuan lidahnya ke seluruh rongga mulut Aslan, nafsu mereka sudah mulai mendorong birahinya untuk kemudian menyibakan selimut menjauh dari tubuh mereka.

Tangan Aslan kini meremas buah dada Fia dari luar dressnya. Buah dada yang sduah mengeras itu terasa sangat kenyal saat diremas dengan sedikit kasar bercampur gemas, membuat Fia harus membantunya meredakan remasan itu dengan menuntun tangan Aslan agar lebih lembut meremasnya

Sementara tangan Aslan bermain di bundaran kenyal itu, bibir dan lidah mereka bertautan seakan tidak ingin lepas, kini badan Aslan separuhnya sudah mulai menindih Fia, dan lidah Fia yang terlepas dari mulut Aslan kini menyusuri leher jantan itu dengan lidah dan bibirnya, tangannya meremas punggung keras itu, dan tangan Aslan masih meremnas dengan lembut buah dadanya, dia seperti menemukan mainan baru disana.

Tatapan mereka beradu kembali, senyum Fia seperti meminta Aslan untuk melangkah lebih

“buka bajunya sayang.....” pinta Fia lembut

Aslan bangun sesaat dan sambil bertumpu di lututnya dia membuka kaosnya, otot dan badannya terlihat keluar

“celananya juga....” elusan tangan Fia merayap di perut Aslan

Aslan menuruti juga dengan meluncurkan celana pendeknya, hingga hanya boxer yang menempel di badannya yang tertinggal.

Fia tersenyum melihat Aslan yang sudah melepas celana dan bajunya, dia lalu duduk, dan tangannya menarik ujung dress malamnya itu, dengan sekali tarik dia membuka keatas baju tidurnya, dan menyisakan hanya celana dalam berwarna hijau muda tersida menempel.

Dia melepas baju tidurnya ke samping kasur, lalu kembali telentang sambil tersenyum menengadahkan wajahnya ke arah Aslan, pasrah menanti sentuhan dari Aslan.

Buah dada indah yang selama ini hanya ada di dalam hayalan, kini terpampang jelas di depan matanya. Putih, bulat dan kenyal dengan ujung puting merah muda, menggoda dirinya untuk menyentuhnya lebih dalam lagi

“cantik sekali Ka....” bisiknya lembut

Merona wajah Fia saat tatapan Aslan mengitari keindahan tubuhnya

Dia merintih saat tangan Aslan meremas buah dada yang kenyal itu, bibir mereka kembali bertautan, dan saling melumat dengan ganasnya. Lenguhan dan rintihan Fia terdengar menggoda di telinga Aslan, yang malam ini menemukan sebuah fase dimana dia memasuki saatnya untuk menjadi seorang pria dewasa.

Batang yang kini menggeliat dibalik boxer seakan menekan perut dan selangkangan Fia, saat bibir Aslan dengan ciuman yang kasar dan tidak berpengalaman menhyusuri leher Fia, hanya rintihan dan erangan yang terdengar

Tangan Fia meremas rambut Aslan, memberinya semangat untuk lebih turun lagi, dan dengan sedikit kasar mulut Aslan melahap buah dadanya yang sudah menegang dan membesar karena hormon birahinya ikut dipacu oleh jamahan tangan dan remasan jemari Aslan

“pelan pelan sayang.....” rintih Fia sambil matanya terpejam dan rambutnya

Jilatan dan emutan mulus rakus Aslan memaksa Fia harus sedikit membusungkan wajahnya, dengan mata setengah terpejam dia menikmati setiap lumatan dan jilatan ganas itu, kedua buah dadanya yang indah seakan menjadi mainan dari Aslan, buah dada yang dia impikan selama ini lalu dapat dia nikmati dengan puasnya malam ini.

Aroma tubuh yang wangi dari sang dokter membuat Aslan semakin liar menjilati patudara kenyal itu, lidahnya terjulur dan bibirnya menjepit kadang giginya juga ikut menggaruk halus dengan gemasnya, dan sentuhan lidahnya membuat badan Fia semakin hangat, dan bergerak tidak tentu arah

“sayang....enak banget.....” rintihnya

Tangan Fia mengelus batang yang mengeras dibalik boxer

Tangannya menurunkan tepian boxer hitam itu dan keluarlah batang kemaluan yang panjang dan sudah sangat mengeras. Elusan tangan Fia semakin membuat urat itu kencang dan keras.

Sambil menikmati lumatan dan jepitan bibir Aslan di dadanya, tangan kirinya dengan lembut meremas dan mengocok pelan urat keras dibawah sana, yang kian mengencang saat pertama kalinya dia merasakan nikmatnya kelembutan tangan wanita, apalagi wanita yang dia cintai.

Kulit lembut dan hangat Fia kini memerah, wajahnya juga demikian, birahinya semakin kental merasukinya, dan dia bisa merasakan bahwa selangkangannya kini basah, dan bunyi cipokan akibat lumatan bibir Aslan didadanya semakin membuatnya bernafsu.

Dia merasakan bahwa ada yang gatal dibawah sana, itilnya seperti minta untuk disentuh

Aslan seperti menemukan mainan baru, buah dada indah yang dia idamkan itu kini miliknya seutuhnya, bagaikan bayi yang kehausan dia menyomot puting yang semakin menengang itu dengan bibrinya, dan kadang diselingi dengan gigitan lembut...

“jangan kencang gigitannya, sayang...” Fia memperingati di tengah nafsunya.

Tangan Fia masih meremas batang kemaluan Aslan, yang panjang dan keras.

Dia lalu menurunkan celana dalam boxer Aslan, dan dibantu oleh tangan Aslan, kini semuanya ynag ditubuh laki-laki itu polos. Batang dan uratnya yang menegang itu tergantung bebas, disambut dengan remasan lembut tangan Fia, dia jemarinya lalu turun membelai bijinya, membuat Aslan mendengus menahan nafsu.

Aslan lalu menurunkan celana dalam hijau muda yang melekat di selangkangan Fia, dan pemandangan indah, yang kini agak sedikit berambut, karena Fia sepertinya membiarkan itu tumbuh dengan tidak mencukurnya seperti biasa.

Nanar tatapan pria itu memandang segitiga indah yang menelentang dibawahnya. Jari tengahnya kini bermain menyentuh bibir vagina yang merah dan tertutupi secara samar oleh gundukan rambut hitam, yang membuat keindahan vagina itu semakin menantang untuk ditelusuri lebih dalam.

Ciuman di bibir Fia kembali disentuh oleh bibir Aslan, pantat Fia kini bergerak tidak tentu, saat jari Aslan sedikit masuk ke belahannya yang kini basah dan becek.

Sementara itu batang perkasa dengan topi bajanya yang besar seperti bonggol jamur itu semakin memerah, kencang dan terlihat sudah sangat siap untuk bertarung untuk pertama kalinya.

“ masukin sayang....” pinta Fia

Vaginanya basah kini....

Tangannya lalu memegang batang kemaluan Aslan, diusapkannya kepala topi baja yang memerah itu ke bagian bibirnya, agar sedikit beradaptasi dengan lembutnya vagina wanita. Dan sentuhan itu membuat Aslan merem melek merasakan nikmatnya.

Dengan bantuan dan tuntunan jemari Fia, batang itu lalu mulai masuk ke lubang kenikmatan dan melakukan penetrasi perdananya, badan Asloan agak sedikit bergetar. Fia dengan ketat memeluknya, menahan pantatnya agar menekan dalam-dalam.

Mereka bertatapan dengan tatapn syahdu penuh cinta. Dada mereka saling bersentuhan dan menempel dengan nikmatnya, sedangkan batang urat Aslan kini masuk dan bersatu dengan vagina basah Fia. Mereka bersatu tubuh dengan penuh kenikmatan

“ Kaka.....”

“iya sayang....”

“ sakit?”

Fia menggeleng dengan senyuman

“enak sayang..... nikmat banget....” bisiknya memberi semangat ke Aslan

Bibir mereka saling bertautan kembali dengan ganasnya

Lereng dinding vagina Fia kini basah kuyup, dan ini memudahkan keluar masuknya batang Aslan yang mulai bisa beradaptasi dengan nikmatnya jepitan vagina wanita.

“goyang sayang.....” bisik Fia memberi komando ke Aslan

Pantat Aslan kini naik turun menggoyang dengan pelan, lalu mulai agak cepat.

Pelukannya mengetat, bibir mereka beradu dengan penuh nafsu, dan tatapan Aslan dengan penuh cinta melihat terlentangan pasrah Fia yang bibir seksinya terbuka, mulutnya mendesis menahan nikmat yang dirasakannya, batang kemaluan Aslan benar-benar membongkar isi vaginanya, dan goyangannya mampu membuat dia semakin merasakan intensitas birahinya semakin naik.

Goyangan Aslan kini tidak beraturan

Fia sepertinya mengerti, ini merupakan yang pertama kalinya bagi Aslan.

Dia lalu menjepit dengan melakukan kedutan di memeknya yang basah itu, dan setiap sosokan Aslan turun, disambut dengan jepitan dan kedutan ala senam kegelnya, dan itu membuat Aslan tidak mampu bertahan

“ka.....”

“iya sayang...”

“ngga kuat aku...”

Fia tersenyum senang mendengarnya

“keluarin sayang.....” desahnya sambil tetap mengedutkan vaginanya

“ouh....” desah Aslan disertai dengusannya

Pantat Aslan bergoyang cepat, dan pelukan serta kaki Fia mengunci pantat Aslan.

“oh... oh... oh.......” Aslan seketika melepaskan seluruh kekuatannya lewat semprotan cairan kenikmatan ke dalam vagina Fia, yang disambut dengan jepitan dan pelukan erat Fia, semuanya tumpah didalam gelapnya lorong vagina yang kerkedut itu.

“ka.....” rengek manja Aslan saat uratnya yang lemes itu masih diremas oleh jepitan vagina Fia

Senyuman bahagia karena sudah membuat kekasihnya menikmati puncak kenikmatan pertamanya, rasanya sangat berbeda bag Fia

“enak sayang...”

“enak banget Ka....”

Bibirnya melumat dengan buas bibir Fia

Aslan lalu mencabut dan langsung terkapar disambing Fia

“aduh....banyak banget sayang....”

Dia sibuk melirik kiri dan kanan, mencari kain atau handuk

“ini aja yah...” dia mengambil boxer Aslan

“ia Ka....”

Fia melap vaginanya dengan boxernya Aslan. Lalu dia melap penis Aslan yang agak lunglai dan basah karena bercampurnya cairannya dia dengan cairan Fia. Dia melap dengan telaten hingga agak kering, lalu melempar boxer itu ke lantai.

“sayang....” bisiknya parau

“iya Ka.....”

“pinjam tititnya yah....”

Alsan tidak mengerti, tapi dia menyahut

“iya Ka....”

Lalu Fia mengatur posisi diatas Aslan

“lurusin sayang....”

Aslan meluruskan badannya, lalu Fia naik ke atas Aslan, dan batang kemaluan Aslan yang masih setengah tegang itu lalu di gesek gesek ke belahan vaginanya, tepatnya di bagian itilnya. Dan sambil dia menggoyangkan pantatnya, tangan Aslan ditarik untuk meremas buah dadanya yang bergoyang indah.

Tatapan matanya sambil menggigit bibirnya serta menatap genit ke Aslan, sambil pantatnya bergoyang, membuat penis Aslan yang baru muntah itu jadi terkejut akibat geli dan juga bercampur ngilu, namun enak rasanya.

Fia yang sedang bergairah karena belum tuntas, dengan cepat menggesekkan itilnya yang tersentuh urat bagian bawahnya Aslan, dan kadang kena ke kepala kontolnya, dan itu membuat dia lama-lama tidak mapu menahan.

Kepala Aslan ditarik agar setengah duduk, disodorkannya buah dadanya untuk dilumat oleh Aslan, dan tangan Aslan mermas pantatnya. Mulut Aslan kini sibuk bekerja, melumat buah dada indah itu dan menjepit pentilonya dengan bibirnya serta menjulurkan lidahnya ke bagian pentil yang tegang

Serangan maha dahysat di posisi seperti ini membuat Fia akhirnya jebol juga.

“sayang.....”

“ia Ka.....”

“aku mau nyampe sayang......”

Dia mendekap kepala Aslan agar melumat dadanya dan seketika badannya kejang kejang

“aaaahhhhhh.... oughhhhhhhh......ahhhhh....” teriaknya lirih dan agak kencang sampai Aslan harus menutup mulutnya Fia saking kencangnya teriakannya

Puncak bercinta akhirnya digapai oleh Fia, tubuhnya ambruk menimpa Aslan yang memeluknya dengan erat. Nafasnya terengah engah, dia masih sibuk mengatur agar nafasnya kembali normal.

“makasih sayang.....”

Aslan terharu melihatnya

Dipeluknya Fia agar dekat dan lekjat didekapannya, tangan Fia memeluk dada Aslan, wajahnya menyusup ke leher kekkasihnya, badan mereka terlihta berkeringat meski ac di ruangan kamar itu berjalan baik.

“sayang....”

“iya Ka....”

“suka ngga.....”

Aslan menatap wajah kekasihnya

“impian aku ialah bersama Kaka selalu....”

“ih.... ditanya suka ngga tadi....”

Aslan tersenyum

“kenikmatan terindah yang pernah aku rasakan Ka.....”

Fia memeluknya dengan erat.

“kaka mau cuci?”

“Ngga... mau pelukan dulu kayak gini.....”

Aslan tersenyum, dia membelai rmabut Fia dengan lembut, menarik selimut agar menutupin badan mereka yang telanjang, lalu memeluk Fia lagi dengan erat.

Tiba-tiba dia merasakan ada butiran airmata menetes dan menyentih kulit lehernya

“ka....”

Isak tangis terdengar

“kaka.....”

“iya sayang...”

“kok nangis..”

Fia tersedu sebentar

“ngga apa-apa.....”

Pelukan Aslan kembali mengetat

“sayang....”

“iya Ka....”

“maafin aku yah.....”

Aslan tidak mengerti....

“maafin kenapa Ka....”

Fia diam sesaat

“maafin kalau ngga bisa kasih yang terbaik......”

Airmata Fia tumpah sesunggukan, Aslan kini mengerti apa maksud Fia

Dia lalu memeluk Fia, merangkulnya dalam pelukannya dengan erat dia lalu mencium kedua pipinya dan menghapus airmata kekasihnya dengan jemarinya. Tatapan tajamnya seakan menembus mata Fia, dan dengan penuh keyakinan dia lalu bicara

“Kaka.... memiliki Ka Fia itu... apapun keadaannya... ialah suatu kehormatan besar bagi aku....”

Fia terisak

“mencintai Kaka adalah hal terindah dalam hidup aku.....”

Airmata Fia tumpah sejadi jadinya

“ dan bisa bersama Kaka hingga ujung umurku, adalah impian terbesar aku.....”

Pelukan Fia sangat kencang, tangisannya kini membasahi pundak Aslan

“jangan ambil itu semua dari aku Ka.....” pintanya

Fia menatap wajah Aslan dengan penuh cinta kini, dia berbaring sedangkan Aslan menatapnya dari atas

“ masa lalu adalah tempat yang kurang buat aku tertarik, karena masa depan lebih indah, dan bisa kita rancang bersama untuk hidup, Ka......”

Katanya sambil tersenyum menghibur Fia.......

“lagipula masa lalu adalah pelajaran, karena tanpa itu kita ngga bisa ada sekarang....”

Fia menganggukan kepalanya, dan tangan Aslan membelai pipinya

“kaka jangan sebut-sebut itu lagi yah.....”

Fia menganggukan lagi kepalanya, dia memeluk dengan mesra kekasihnya, dia yakin Aslan memang sangat mencintainya, dan penyesalan terbesarnya ialah kenapa dia telat menyadari akan hal itu, bahkan dia sempat-sempatnya meski duah tahu, tapi masih sibuk mengulur waktu dan hati Aslan selama ini.

Beberapa menit kemudian, dia lalu menowel hidung Aslan

“hilang dong perjakanya sekarang....” senyuman Fia terkulum manis

“ jangankan perjakaku.... hidupku pun aku serahkan buat Kaka.....”

Haru kembali menghinggapinya...

“makasih sayang....... hidup aku jadi berwarna kini.....karena cinta kamu.... “

Binar matanya berpendar indah

“ makasih sayang....”

Pelukan dan ciuman kembali menyentuhnya, seiring dengan perasaan indah yang dia rasakan malam ini, kali pertama yang indah dan sangat menyentuh hatinya. Meski tetap ada rasa takut dan sedih di hati Fia, namun kekuatan cinta yang ditunjukin oleh Aslan, membuat dia kuat kembali, membuat dia ingin berperang melawan sakitnya, karena dia tidak ingin bahagianya direnggut oleh siapapun, baik dari keluarganya, orang lain, ataupun dari sakit yang masih belum dia ketahui seberapa besar yang akan menghadangnya nanti.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd