Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAGIAN XV


Biar aku memilih bahagiaku


Koridor rumah sakit menuju ke luar seperti biasa siang ini lumayan ramai. Ita, salah satu staff administrasi keuangan RS sedang berjalan hendak menuju bagian administrasi di depan lobi, dia lalu menyapa seorang suster yang dia kenal

“endah....”

“hi Ka....”

“masuk apa?”

“Pagi Ka.....”

“makin cantik aja.....”

“ih Kaka....” malu wajah Endah dipuji Ita

“siapa dokternya?”

“ada Dokter Pram sama dokter Fia....”

“eh sudah sehat dia?”

Mereka berjalan bersisian

“masih gitu deh.....”

“iya ya.... ngga mau MRI sih dia....”

Endah tersenyum

“eh... dengar-dengar kamu lagi dekat ama Aslan yah?”

“kok kaka tau?”

“hmmm tau lah....”

Endah terheran

“pernah ketemu di makasar, kita diajak makan bareng dokter Fia juga...”

“oh...”

“iya Ka.... dokter Fia juga yang ngenalin....”

“trus?”

Wajah Ita tersenyum

“yah ngga terus –terus Ka.....”

Ita tersenyum melihat wajah putih mulus Endah memerah

“anaknya sih keren ..... udah mapanlah meski masih muda....”

Endah hanya menganggukan kepala seperti membenarkan

“Cuma gini.... ini saran aja ya ke kamu De... kamu khan cantik... jangan sampai salah orang lagi yah...” Ita sedikit banyak tau kisah Endah dengan mantannya yang sudah menikah

“oh...iya ka... lagian kita belum gimana-gimana juga sih...”

“belum ketemuan?”

“belum Ka... paling chat ama vidio call aja....”

“iya... tmpangnya sih oke anaknya.... aslinya memang keren...”

Endah kembali tersenyum

“Cuma setahu gue... itu anak cinta mati sama dokter Fia....”

Ucapan Ita membuat Endah terkaget. Kalo demikian kenapa dokter Fia lalu mengenalkan Aslan ke dirinya

“mungkin dia coba alihkan aja...... tapi kata dokter Eva kemarin pas ke kantor gue, sempat bahas masalah dr. Fia yang sakit, katanya IG nya Hanif pacarnya dia sudah diunfollow sama dokter Fia....”

Endah masih terdiam

“ngga apa-apa sih... maksud gue cuma ingatin lu aja....”

“oh iya Ka, makasih....”

“lu tau Wina khan?”

“ Melya Wina Puspita?”

“iya....”

“kenal Ka... yang di Hati kan sekarang...”

“yup... dia khan cantik juga.....”

Endah mengakui memang cantik Wina

“ngga dilirik sama sekali sama si Aslan... dia malah sibuk lihatin Dokter Fia waktu kita ketemu di Makasar itu....”

Endah hanya bisa terdiam

“kata dokter Fia, anak itu dari kecil memang sudah cinta mati sama dia.....”

“iya Ka....” angguk Endah

“saran gue aja... temenan aja dulu... jangan sampai lu udah senang, malah dia ke dr. Fia....”

“iya Ka... makasih....”

Sambil jalan menuju pintu keluar, Endah memang mengakui intesitas whatsappan dia dengan Aslan sedikit berkurang belakangan ini. Mungkin itukah penyebabnya? Dia yang bilang mau datang ke Jakarta katanya mau bertemu malah sudah tidak ada lagi berita tentang itu.

Sementara memang dr. Fia tetap seperti biasa menegurnya, cuma memang hampir tidak terlihat lagi pacar gantengnya dia itu datang menjemputnya. Jika Aslan memang hanya mencintai dr Fia, lalu kenapa dia mendekati aku? Apa aku yang kegeeran?

Semanjak kecil dia mencintai dokter Fia? Endah bingung dan ada sedikit perih di dadanya, karena memang saat mereka instens berbicara dan whatsappan, jujur dia sedikit banyak menaruh harapan terhadap Aslan, apalagi melihat kerja kerasnya dia, agamanya yang bagus, serta tutur kata dan tentu tampang kerennya itu, rasanya memang dia tidak bisa pungkiri meski belum bertemu secara fisik, dia sudah mulai suka dengan pria itu.



*********************



Ruang makan di rumah Jafar seperti biasa pagi ini Jafar sduah bersiap untuk jalan. Hanya Annisah yang masih pakai daster rumahan, dan sedang memeriksa ponselnya, menemani suaminya yang sedang sarapan.

Tidak lama pintu kamar Fia di lantai 2 berderit

“De, kok kamu ngga ada di acara peresmian apotiknya Hanif di Serpong?” Umi bertanya saat melihat anaknya turun dari tangga dan akan sarapan

“ ngga apa Mi....”

“kok ngga apa-apa?”

“ya ngga apa-apa...”

Umi heran melihat anaknya, dia melihat ke wajah suaminya yang dengan tatapan yang sama memandang anaknya

“ dont tell me that there is sopmething wrong between you anda Hanif...” abah mulai bereaksi

Fia diam saja, dia seketika hilang seleranya untuk sarapan, dan memilih segera mengambil kunci mobilnya

“docter, Abah sedang bicara sama kamu....” tegasnya lagi

“ iya ngga apa-apa Bah.... apa yang musti dibahas?”

“hei... itu Kakak kamu Adiba yang bilang, dia kirim foto karena di acara tersebut yang dia lihat di IG nya Hanif kamu ngga ada....”

Fia kembali hanya terdiam

“tell me....” tegas suara Abah menuntut

“apa yang harus aku bilang Bah...”

“kok malah nanya balik?”

Fia akhirnya bicara

“abah sama umi tanya Hanif deh.... jangan tanya aku....”

Kaget Jafar dan Annisah mendengarnya

“kok tanya ke Hanif... kalian berdua yang jalanin kok....”

“ya sudah kalau kita berdua yang jalanin udahlah......”

Jafar kini agak kesal melihat Fia

“ Fia, abah ini tanya karena apa, karena abah dan umi concern sama kamu..... “

“iya Bah...aku tahu abah concern.... tapi sudahlah.....”

Annisah melirik ke suaminya

“ini jangan jangan kamu udah mulai ngaco nih.....”

“kok ngaco?”

Fia kesal dengan percakapan pagi ini

“udah ah.. aku mau jalan dulu....”

“Fia....”

Dia berbalik menengok sejenak ke arah orangtuanya lagi

“Abah... sejak aku sakit, bahkan sebelum itu Hanif selalu sibuk.... aku sakit hingga sekarang apa pernah dia datang nengok aku???”

Jafar terkejut

“yah kamulah yang harus mengerti kesibukan dia....” ujar Umi

“kesibukan mana?? Apa pantas aku lagi di rumah sakit dia malah memilih hang out dengan teman-temannya? Dansa dansi saat aku lagi sakit dan perlu perhatian dia?”

Jafar dan Annisah hanya bisa melongo

“no Fia.... kamu harusnya sekarang ini mulai menyesuaikan... kamu harus mampu untuk mengadjust diri kamu dengan visi berpikir seorang Hanif yang visioner.......” Jafar menganjurkan

“iya... kamunya harus bisa adaptasi dengan gaya dia.....” sambung Umi

Fia dalam hatinya membathin, ini orang belum resmi jadi suaminya saja sudah dibela habis-habisan sama orangtuanya dia sendiri, meski baru calon mantu.

“Abah.... ini bukan lagi masalah menyamakan visi dan tujuan masa depan.... ini masalah keadaan seseorang yang diharuskan menerima kondisi pasangannya apa adanya dia, baik sakit ataupun sehat....” tegas Fia

“aku ingin menikah dengan Hanif... abah dan umi tahu itu.... “

Bergetar suara Fia

“ siapa yang selama selalu tunda?”

Terdiam sejenak

“dan dimana visi seorang pria sejati saat orang yang katanya dia cintai sedang dalam keadaan sakit, lalu dia berangkulan dengan wanita lain??”

Bingung Jafar jadinya

“aku jalan dulu.....”

Fia langsung keluar dari ruang tamu. Bertengkar dengan orangtuanya membuat dia sering hilang mood untuk sarapan.

Dia lalu masuk ke mobilnya, menyalakan mesinnya lalu memasang headset, dan mulai jalan

“pagi sayang.... sudah sarapan?”

“ pagi Ka... ini lagi panasin ikan yang dibeli semalam..”

“bisa berhenti panggil aku Kaka?” candanya

“kenapa sih? Panggilan yang bagus dan aku susah lepasnya....”

Dia tertawa ngakak.

Kebiasaan mereka ialah sering bertelpon setiap pagi seperti ini. Fia merasa seperti sedang jatuh hati mula-mula lagi. Mereka kerap saling bertelpon, saling mengingatkan untuk sholat, makan, dan hal-hal kecil yang sebenarnya basi sih, tapi sangat menyenangkan dengan situasi LDR seperti ini.

Fia lalu mematikan telponnya karena dia sudha tiba di rumah sakit.

Aslan sendiri sudah kembali ke Kendari, dan dari Batam dia hanya transit sebentar di Cengkareng dan langsung ke Kendari, tanpa bisa menemui Fia lagi, dan Fia merasa rindunya belum puas, sudah LDRan lagi.

********************



Kali ini tatapan dr. Fia dirasa Endah sangat berbeda, entah kenapa dia jadi merasa kok dr. Fia ini hanya sekedar nyenengin hatinya dia saja, tapi setelah dia sudah merasa mulai senang mainannya ditarik lagi.

Semalam dia tidak puas, dia menlpon lagi Ka Ita, dan sekedar iseng bertanya, dan memang jawaban dari Ita seperti menegaskan bahwa sepertinya perasaan dokter Fia yang dulu hanya menganggap Aslan bocah kemarin sore, kini mulai beralih dan menganggap Aslan adalah sosok yang berbeda.

“coba kamu cek IG nya Hanif dan dr. Fia, sudah ngga saling follow....”

Hanif dan dr. Fia memang couple goals banget di RS. Mereka pasangan yang disukai karena ganteng dan cantik, serta banyak terlibat dalam dunia kesehatan juga, makanya banyak yang follow IG dua orang ini.

Ucapan Ita memang benar adanya, dan yang lebih membuat dia kaget ialah foto Aslan dengan kacamata yang disukai oleh Endah, ternyata juga dilike oleh dr. Fia, bahkan dikomentari dengan mesranya, mood booster of the day, disertai emoticon love.

“kata Rini suka vidiocall an kok mereka...”

Rini adalah suster yang satu ruangan dengan Endah.

Meski belum masuk dalam tahapan yang serius, namun pesona Aslan sudah membuatnya lumayan merenung untuk melangkah maju bersama, apalagi dengan pertimbangan usia yang tidak berbeda jauh, tampang yang keren dan mereka sudah mulai saling mengenal

Dengan sedikit mengendap dia mendekati ruangan dokter Fia, dan samar-samar dia mendengar dokter Fia sedang berbicara di di telpon, sedang vidio call sepertinya. Dia lalu mengambil ponselnya, mencoba iseng menelpon whatsaap Aslan, dan benar, panggilannya tidak bisa masuk karena Aslan sedang berada di panggilan lain.

Endah seketika merasa bahwa mungkin dia harus menarik diri, dan dia bersyukur bahwa dia belum jauh larut, karena dari awal dia bisa tahu bahwa memang Aslan hanya menganggap dia sebagai teman, kalaupun Aslan mengajak dirinya bertemu, mungkin sekedar ingin tahu dan bersahabat, tidak lebih dari itu.

Sementara itu, Fia ingin muntah membaca status Hanif hari ini

Ketika orang-orang berada dalam fase cinta yang penuh gairah dan menguras tenaga ini, ada perubahan signifikan dalam suasana hati mereka yang memengaruhi pengalaman rasa sakit mereka. Jika dibalik gimana yah?

Dia tahu itu sindiran jika dibaca terbalik maka artinya apa rasa sakit di badan akan mempengaruhi rasa cinta? Memang Hanif seperti menekan dirinya agar memeriksakan lebih lanjut untuk tahu apa penyebab sakit kepalanya, dan secara tersirat Hanif ingin pendamping yang sehat dan tidak penyakitan, mungkin itu yang mebuat dia lalu secara diam-diam tidak ingin menemui dia lagi.

Dia lalu membalas dengan menulis

Masyaallah tuh rasa cinta yah.... bisa dibeli dimana yah cinta sedahsyat itu?

Meski harus diakui sulit baginya untuk bisa lepas dari bayang-bayang Hanif, melupakan kisah cinta byang sudah terjalin lama dan jauh sekali perjalanannya, bukan hal mudah baginya. Namun sakit dan juga feeling Fia, bahwa memang badannya sedang tidak baik-baik saja, membuat dia berpikir akan sangat bodoh jika dia kemudian menambah sakit badannya dengan sakit hati hanya karena memikirkan Hanif, yang sama sekali tidak memikirkan dirinya.

Sejam kemudian, kontak Hanif dihapus oleh Fia. Baginya Hanif tidak lebih dari pengecut, bahkan sebelum dia memutuskan jalan dengan Aslan pun pria itu sudah menelantarkannya sedemikian rupa.

Saat makan siang, dia memilih menyapa Aslan, sosok yang diakuinya kini membuatnya penuh warna.

Yang, kamu bisa cuti ngga?

Bisa aja Ka, Cuma palinga ngga bisa lama

Cuti dirumah aja, jadi kalau kita telpon atau vidiocall kamu itu ada dirumah, bukan di tengah hutan yang signalnya susah

Oke boleh kalau begitu, aku cariin kerjaan yang dekat-dekat Kendari aja, yang jauh biar anak2

Asyik


Tiba-tiba

“Dok, sudah disetujui sama Dokter Iksan....” kata Riny

“makasih sus....”

Formulir cuti selama seminggu yang diajukan tadi pagi oleh dr. Fia, sudah disetujui oleh manager HRD RS.

“aku mo healing ke Bali.....” katanya ke Umi dan Abah saat pulang ke rumah dan dia bilang akan cuti seminggu.

“Sama siapa?” tanya Umi

“sendiri Mi... biar agak tenang isi kepalaku....”

Mereka meski agak keberatan tapi tidak bisa menolak keinginan anak mereka. Sedikit banyak mereka sudah mulai bisa tahu bahwa sakitnya Fia ini perlu penanganan dan suasana hati yang lebih baik untuknya. Jadi biarlah dia cuti dan berlibur ke Bali.

Dan besok paginya, tanpa setahu Aslan kalau Fia sedang dalam perjalanan ke bandara Cengkareng. Lalu dia lalu mengirimkan screenshoot tiket ke ponselnya Aslan, yang membuat Aslan kaget dan surprise

Batik Air

10.55 Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (CGK)

Waktu tempuh: 2 jam 55 mnt

14.50 Bandara Haluoleo (KDI)

Baby, I’ m coming..........
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd