Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAGIAN V



Rasa yang tidak bernalar



Give the ones you love....
WINGS to fly
ROOTS to come back
and
REASONS to stay.....

Status di bio IG dokter Fia yang membuat Aslan tersenyum melihatnya. Semenjak pertemuan terakhir mereka, memang Aslan seperti jadi menu wajib setiap hari untuk memantau IG dokter Fia. Dia ingin follow, tapi dia tahu di followernya Fia ada account semua anggota keluarganya, dia berpikir panjang untuk itu.

Pagi ini Aslan baru saja menyelesaikan laporan survey sebanyak 3 paket laporan yang dia kebut dari malam, dan akhirnya pagi ini sudah selesai, dia lalu mengirimkan filenya ke kantor pusat untuk diedit redaksionalnya, lalu nanti setelah selesai diedit, akan mereka mintakan approval dari Pak Yahya selaku Direktur sebelum dikirim ke klien yang bersangkutan.

Letak kamarnya yang dilantai atas dan kantor dilantai bawah, membuat dia tidak perlu ongkos atau harus jalan jauh menuju ke kantor.

Dia lalu mengecek ke bagian admin mereka di kantor

“Mbak Yani, ada kerjaan apa hari ini?”

“semua sudah teralokasi Bang... cuma untuk besok ada 4 survey, kalau abang mau ambil boleh saja, kalau tidak biar Adam dan Riga yang kerjakan, karena mereka semua ada Konawe dan Pomalaa”

Aslan diam sejenak

“kontak aja mereka, jika bisa biar mereka yang handle langsung disana”

“oke Bang...”

Dia lalu naik ke atas, karena rumah ini bagian bawah semua ruangan digunakan sebagai kantor kecuali dapur dan ruang makan. Jadi kamar atas ada 3 ruangan dipakai untuk menginap mereka yang bukan orang sini. Kecuali Adam, dan bagian admin Yani, 3 orang lainnya semua dari luar daerah termasuk Aslan, Riga yang dari Medan, dan Suryo yang dari Semarang.

Aslan merupakan kepala cabang, merangkap surveyor juga, 3 orang lain merupakan pure surveyor. Sedangkan Yani menjabat sebagai bagian admin sekaligus ticketing dan keuangan. Dia juga sering jadi sekretaris mereka semua. Aslan sudah berpikir untuk menambah lagi staff kantor 2 orang, dan surveyor mungkin 2 orang lagi, karena beban kerja yang semakin besar, apalagi pasar di Papua dan Maluku Utara akan mereka garap juga.

Aslan lalu segera mandi, membersihkan dirinya lalu bersiap untuk melaksanakan sholat dhuha.

Selesai sholat, dia membuka laptopnya, mulai membalas semua whatsapp dan email yang masuk, dan seperti biasa dia chat dengan Linda dan Mama, tanya perkembangan di rumah, situasi terbaru di Bekasi, hingga tanya sekolahnya Linda.

Saat dia mengecek IG nya, dia lalu mampir ke IG Fia, dan dia tersentak saat membaca IG storynya Fia

Makasar, here we come....

Sambil dengan adanya latar belakang ruang tunggu di terminal di bandara Cengkareng.

Hah, Fia ke Makasar?? Jantung Aslan bergerak tidak menentu.

Dia lalu segera turun ke bawah

“Mbak Yani, boleh cek tiket ke Makasar hari ini?”

“oke Bang...”

Dia memang sudah beberapa kali diminta ke Makasar oleh Pak Yahya, selain untuk koordinasi, juga ada beberapa modul survey yang harus dia lihat dan pelajari, dan juga supaya kenal dengan staff disana, karena hampir selama kantor di Kendari ini berdiri, Aslan tidak pernah berkunjung ke Makasar, mereka hanya lewat telepon dan zoom saja dalam berkoordinasi.

“jam 13.00 masih ada nih Bang...”

Dia melihat ke dinding, jam 9.20 WITA

“pesan sekarang, buat saya...”

Dia dengan cepat naik ke kamarnya, mengambil beberapa potong baju yang masih terbungkus plastik laudry, memasukan ke koper kecil miliknya, lalu semua laptop dan gadgetnya dimasukan ke ranselnya.

Dengan cepat dia bersiap dan setelah semuanya sudah masuk kedalam tas, dia lalu memesan taksi online, lalu minta Yani untuk cek in secara online

Dalam perjalanan dia lalu mengirimkan pesan ke grup mereka bahwa dia dalam perjalanan mau ke Makasar. Dan juga dia mengirim pesan ke Pak Yahya bahwa dia akan datang ke Makasar hari ini untuk kunjungan ke kantor pusat, dan tentu dengan senang hati disambut oleh Yahya.

Jam 12.10 Aslan tiba di bandara Haluoleo Kendari. Setelah kembali pemeriksaan tiketnya, dia lalu menuju ke ruang tunggu penumpang. Dengan sedikit bergetar jemarinya, dia membuka IG Fia, dan dengan mengumpulkan keberaniannya, dia lalu mengetik DM untuk dikirimkan ke Fia

Assalamualaikum Ka Fia, lagi di Makasar yah?

Sempat Aslan menghapusnya, lalu mengetik lagi..... ada rasa ragu di hatinya.... namun akhirnya DM itu pun dia kirimkan segera ke account Fia.

Lama dia menunggu, sesekali dia mnegcek jika sudah dibaca atau belum. Hatinya benar-benar bergemuruh, dia bingung jadinya jika dm nya tidak dibalas.

Wa’alaikumsalam Aslan. Apa kabar? Iya nih aku lagi di Makasar, dalam perjalanan dari Bandara mau ke hotel.

Jantung Aslan mau copot mendapat balasan Dmnya.

Dengan cepat dia mengetik balasannya

Alhamdulillah Ka, saya juga mau ke Makasar ini

Wah, sama dong nanti kita

Iya Ka.... kaka ada acara dinas atau liburan?

Dinas, ada acara seminar keuangan dan medis, kebetulan diadakan di Makasar

Oke Ka, aku minta no telp Kaka boleh? Kali aja kalo Kaka lagi lowong kita bisa ketemu dan makan malam?


DM Aslan sudah tidak dibaca dan dibalas lagi. Aslan galau seketika, dan dia segera masuk ke pesawat karena sudah dipanggil dan pesawat akan segera take off ke Makasar. Hingga dia mematikan ponselnya, dmnya yagg terakhir tidak juga dibaca, apalagi dibalas.

Sepanjang penerbangan Aslan diliputi rasa galau dan bimbang. Namun dia menentramkan dirinya sendiri. Kalau memang Fia tidak mau bertemu, yah dia tidak bisa memaksanya untuk bertemu. Dia hanya akan fokus ke urusan kantor, lalu besok kembali ke Kendari lagi.

Dia mengutuk dirinya yang bodoh, kenapa juga memaksakan kehendak dirinya. Fia kan hanya tetangganya, buka siapa-siapanya,dan kalau dia mau bertemu atau tidak itu terserah dia. Lagipula kenapa juga dia berharap sedangkan Fia saja bagai langit dan bumi dengan dirinya, dia juga sudah punya pacar kok.

Tapi di lubuk hati terdalam Aslan, dia sudah bisa bertemu dan hanya melihat Fia saja sudah sangat senang. Entah kenapa dari dulu, rasa kagum dan sukanya kepada Fia tidak pernah padam. Apalagi dalam pertemuan terakhir itu, dia merasa sosok Fia sangatlah humble dan jauh dari kata sombong, dan bagi Aslan, sekedar bertemu, melihat Fia, dia sudah sangat bahagia.

Tidak terasa pesawat Lion yang dia tumpangi sudah mulai menurunkan suara nya, dan ketinggiannya juga sudah semakin rendah, hingga akhirnya pesawat mednarat di bandara Hasanudin, Makasar. Segera Aslan mengambil kopernya yang dia bawa ke kabin, dan tas gembloknya di taruh di punggung. Dia lalu membuka ponselnya, dan dia hampir mau loncat rasanya saat membaca DM dari Fia, disitu ditulis nomor telponnya dan juga hotelnya tempat dia menginap dengan teman-temannya.

Dia merasa bahagia sekali, senyum lebarnya terkembang diwajahnya. Hotel Claro Maksara tempat mereka menginap. Dan dengan cepat dia memesan taksi dari Bandara menuju ke kantornya di kawasan CBD Karebosi Makasar.

Dalam taksi dia kemudian mengirim whatsapp ke nomor wa Fia. Pose Fia sambil dirangkul dari belakang sambil bersandar di mobil jeep di kawasan Bromo dengan pacarnya, terlihat jelas sebagai foto profilnya. Senyuman kecut Aslan muncul melihat pose mesra itu.

Ka, ini nomor Aslan. Selesai kegiatan aku jemput Kaka untuk makan boleh?

Sampai dia tiba dikantor, whatssapp itu masih belum terbaca.

Yahya tentu sngat senang melihat Aslan datang. Dia lalu meperkenalkan tim yang di Makasar dengan Aslan. Meski masih sangat muda, namun prestasi kerja Aslan bukanlah main-main. Bisa dibilang cabang yang sangat progresif dan maju di Kendari yang membuat roda perusahaannya juga ikut terkatrol cepat.

Selain mempelajari modul baru yang ada, ada beberapa perubahan dan juga pasar yang baru akan mereka garap, itu yang dibahas antara Yahya, Muzzakar managernya di Makasar dan juga Aslan sebagai manager cabang. Makanya kedatangan Aslan membuat Yahya sekaligus mengadakan meeting mendadak.

“kamu nginap dimana?”

“belum tau Pak....”

“kalau mau ke hotel terserah.... tapi kalau mau yang langsung.... yah di mess aja.... mewah juga kok kamarnya....”

Ada satu rumah yang lumayan besar yang dikontrak oleh Yahya yang dipakai untuk karyawannya yang bukan dari Makasar untuk tinggal.

“ngga apa-apa Pak, saya akan nginap disitu....” jawab Aslan

Aslan menengok ponselnya, whatssapp nya masih belum berubah juga

“mau pakai mobil?” tanya Yahya

“eh...ngga Pak....”

“pakai aja... Innova ada tuh... kalau yang avanza dipakai untuk anak-anak operational...” ujar Yahya

Diam sejenak, lalu

“oke Pak....” jawab Aslan

“pakailah.... pasti ada hal lain yang bikin kamu kesini kan?” senyum Yahya ke arah Aslan sedikit bercanda.

Aslan hanya menundukan kepalanya malu

“saya duluan yah.... Ibu minta diantar ke Mall malam ini....” pamit Yahya

“siap Pak....”

Dan menjelang maghrib, whatsapp nya berbunyi

Hi Aslan, maaf tadi ada kegiatan pembukaan dan resgistrasi, ini baru selesai. Kalau kamu ngga capek boleh juga sih, aku juga lagi pengen makan ikan bakar.

Aslan hampir melompat bacanya

Baik Kak, jam berapa aku jemput?

Abis isya yah, jam 7.30 malam

Siap Ka


Senyuman Aslan sumringah sekali. Segera dia pamit ke teman-teman kantornya, lalu membawa kopernya dan tasnya dimasukin ke kursi tengah mobil innova pinjaman dari Pak Yahya, lalu dia berlalu menuju ke mess kantor. Dia hendak mandi, dan bersiap siap menjemput Fia nanti di hotelnya.

Momen yang dari dulu hanya dia impikan, dimana mimpi dan lamunan dimasa kecilnya ialah bisa berjalan bersama dengan Fia, meski wanita itu jauh lebih tua usianya, namun semenjak dia pecah puber, yang ada di kepalanya Aslan ialah wanita yang ideal hanyalah Nafia Almahyra, tetangga idolanya, yang saking diidolakan sampai membuat tindakan bodohnya berimbas ke hancurnya hubungan bertetangga mereka.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd