Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAGIAN XIII



Tak tergantikan




Sadar ku tak berhak untuk terus memaksamu
Memaksamu mencintaiku sepenuh hati
Aku 'kan berusaha untuk melupakanmu
Tapi terimalah permintaan terakhirku

Genggam tanganku, sayang
Dekat denganku, peluk diriku
Berdiri tegak di depan aku
Cium keningku 'tuk yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu, ho-oh



Potongan lagu dari Lyodra membuat Aslan seperti kembali disadarkan bahwa memang demikianlah akhir cintanya terhadap Fia. Dia tidak akan masuk dalam segala segi sebagai kriteria ideal bagi Fia. Dan kata-kata Fia bahwa Aslan adalah adiknya, sebuah penolakan halus baginya.

Dia akhirnya mendarat di Kendari setelah transit di Makasar.

Dia kini kembali memulai harinya dengan tekad dari awal, bahwa sukanya dengan Fia ialah tanpa syarat. Dia tahunya hanya suka saja, tanpa harus ada syarat bahwa Fia harus menyukainya juga karena status Fia yang dalam hubungan dengan Hanif, yang mana dia pasti tidak mampu untuk menyainginya dalam banyak hal.

Setiba dirumahnya, dia langsung mandi, dan sholat isya dan dilanjutkan dengan mengerjakan tugasnya dan laporannya. Dia sempat mengecek whatsappnya, dari terakhir dia mnegucapkan terima kasih tidak ada lagi wa dari Fia.

Dia lalu iseng memencet dan melihat contact yang kirim. Foto wanita cantik dengan hijab coklat tua dan atasan coklat muda, memang terlihat cantik dan menarik, tadi juga saat di vidiocall wajah itu muncul sesaat. Dia kemudian mencoba mengetik sebuah salam untuk menyapanya.

Sambutannya sungguh diluar dugaan, dengan manis gadis itu menyambutnya. Setelah beberapa pesan bertukar, Aslan pun memberanikan diri menelpon Endah Larasati, dan percakapn yang cukup bagus sebagai awal terjalin diantara mereka.

Baru lulus dari Akper setahun lalu, berusia kini 22 tahun. Single karena baru putus dengan pacarnya yang memilih menikahi gadis lain. Benar kata Fia, kalian seumuran dan bisa jadi akan cocok. Dan rasanya mengawali sebuah persahabtan yang dia tidak tahu arahnya nanti kemana, akan sangat bagus bagi dirinya



****************

Assalamuailaikum Aslan

Waalaukum salam, Endah

Sudah di kantor?

Sudah. Kamu?

Sudah juga alhamdulillah

Jangan lupa sarapan yah, semangat untuk hari ini

Thanks Endah

Ada dokter Fia juga masuk pagi. Tadi ketemu diparkiran diantarin sama pacarnya

Oh oke.

Mau disalamin?

Ngga usah. Selamat kerja yah Endah


Pantas semalam ngga ada berita sama sekali, sampai pagi ini juga. Rupanya pergi dengan pacarnya tadi malam.

Shit.....

Aslan hanya bisa terdiam dan menahan sedikit rasa perih, meski dia sudah mencoba untuk melupakan rasa sukanya dengan Fia, namum dia sering sudah ada di titik seperti punya harapan, namun kemudian dilempar lagi ke lantai. Memang bukan salah Fia, salah Aslan sendiri yang masih saja bertahan dengan rasa sukanya yang tidak berujung.

Sudah tahu Fia sudah punya yang lain, kenapa juga harapannya masih saja dijaga dan diasah, jika memang itu akan berakhir dengan kehampaan. Ingin rasanya dia mencari obat terbaik untuk melupakan seseorang saat ini. Saat dia sudah mulai agak tenang, meski masih tetap ingat, datang kembali harapan itu. Saat sedang berada di fase yang dekat dan bahagianya meski dia tidak tahu judul bahagia itu apa, kini dia dilempar lagi harapannya yang sudah dia pupuk.

Bucin goublok..... makinya dia dalam hati

Aku mau keliling dulu yah....

Oke Ndah....

Whatsapp Enda mengagetkannya. Dia kemudian segera fokus untuk kembali kerja hari ini. Work work and work.

“Ewako Bro.... “teriaknya ke Adam.

“Siap Boss” balas Adam

“pecahkan rekor 100 dalam sebulan...”

“gaskeun lur...” teriak Haryono



*********************

Dua minggu berlalu....

Hubungan Aslan dengan Fia kini sedikit melandai, mereka sama seklai tidak whatsappan semenjak terakhir Fia mengirim nomor contactanya Endah. Di kepala Fia, dia mengerti Aslan sepertinya marah karena dia menghilang malam itu karena dijemput oleh Hanif dan tidak memberi kabar, karena setelah itu nada dan cara whatsapp Aslan agak berbeda. Dia juga semenjak terakhir vidio call dengan dia sudah tidak pernah lagi vidio call lagi.

Dia kadang rindu dengan whatsapp Aslan, dan juga telpon Aslan sebenarnya. Ingin rasanya dia whatsapp dan telpon Aslan, maksudnya dia ingin agar tetap saja seperti biasa mereka berwhatsappan dan bertelpon seperti biasa, seperti hari-hari sebelumnya, karena memang baiknya seperti itu.

Namun dia mneyadari bahwa memang rasa dari Aslan memang berbeda. Dia ingat kata-kata Linda bagaimana mereka menyesalkan kenapa Aslan tidak bisa move on darinya. Dia hanya bisa tersenyum dalam hatinya, meski senyuman yang sedikit absurd.

Titik hubungannya dengan Hanif juga seperti berjalan di tempat atau kalau tidak dikatakan mundur. Semenjak terakhir mereka bertemu terakhir dua minggu lalu, dimana dia menginap di apartmentnya Hanif, hingga kini mereka belum pernah bertemu lagi.

Percintaan dengan Hanif terakhir itu memang agak hambar, meski dia mengantarnya ke kantor pagi-paginya. Hingga kini Hanif seperti tidak ada waktu untuknya, selain untuk pekerjaannya dia. Anehnya di IG nya yang ditag oleh kawannya dia, Hanif sempat menghadiri pesta ulang tahun kawannya di Ares Club di daerah Pluit, dan jangankan mengajak, minta ijin ke dirinya pun tidak.

Dua minggu ini pun rasanya sama dengan sebulan silam, bedanya mereka masih sempat bertemu dan bercinta dan setelah itu Hanif seperti menjadi sosok lain. Setiap dia mengirim WA pasti lama dibalasnya.

Waktu bertemu terakhir pun kembali masalah sakitnya diungkit oleh Hanif, dia bersikeras harus ada pemeriksaan lanjutan bagi dirinya agar diketahui apa sakitnya. Lalu jika seandainya ada penyakit yang megkhawatirkan? Apa yang akan dia lakukan??

Meski memendam kekecewaan dengan Hanif, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia dalam posisi yang memang serba salah. Bahkan ada kata-kata dari Hanif saat dia terakhir mengungkit masalah menikah, bahwa jika tidak bisa sejalan atau tidak bisa menunggu, silahkan pilih jalan sendiri. Ketika itu dia dia memang tidak menanggapinya, karena mungkin saja Hanif sedang dalam kondisi tertekan dengan pekerjaan, dan dia bertanya demikian membuat dia emosi.

Panggilan pekerjaan membuat dia segera menepihkan pikirannya tentang Hanif. Dia ingin segera sehat kembali seperti sedia kala, dan tentu setelah itu dia ingin membahas masalah ini dengan Hanif kembali.

Panggilan alam membuat dia harus masuk ke toilet untuk buang air. Toilet wanita yang khusus dokter dipakai oleh dokter Eva sepertinya, maka dia ke toilet suster. Dan ada 2 toilet duduk dan 1 toilet jongkok disana, dan begitu masuk dia mendengar ada suara orang bicara di dari dalam satu toilet.

“maaf... lagi di toilet....”

Suara Endah sepertinya. Dia tersenyum lalu masuk ke toilet sebelahnya. Dia lalu hendak memanggil Endah dari sebelah, tapi

“eh... sudah di kantor lagi? Emang berapa jam dari Wowoni ke Kendari?”

Jantung Fia seketika berdetak lebih kencang.

Wowoni? Kendari?? Lagi bicara sama Aslan?

“oh oke..... kapan mau Bekasi? Jadi minggu depan?”

Aslan mau pulang? Mau ketemu Endah?

Fia tiba-tiba merasa badannya agak panas. Dia kaget ternyata sudah dekat Aslan dengan Endah.

Pantas dia sudah jarang telpon aku, bathin Fia kini berdentang aneh

Lho, khan aku yang jodohin mereka. Kalau mereka dekat kan bagus dong? Iya bagus tapi kenapa juga Aslan tiba-tiba berubah ke aku? Harusnya khan biasa saja telpon dan whatsapp. Apa karena sudah kenal suster cantik itu trus ngga mau telp aku lagi?

Dia lalu keluar dari toilet dengan hati yang masgul. Kok hatinya sedih mendengar kedekatan antara Aslan dengan Endah yah..... lewat pembicaraan mereka tadi, dan bahkan ketawa renyahnya Endah, pasti mereka sudah sering telponan. Pantas saja dia sudah tidak pernah whatsapp aku, atau telpon aku lagi.

Endah yang sedang menulis di meja para suster tersenyum saat Fia mendekatinya.

“apa kabar....?” tanya dia mencoba menetralisir rasanya yang aneh ke Endah kini

“alahamdulillah baik Dok....”

Wanita itu tersenyum manis, wajahnya yang cantik alami memang menarik sekali

“dokter gimana kabar?”

“baik Endah...”

“alhamdulillah.....”

Lalu

“gimana kabar Aslan...”

Wajah Endah sekeitak memerah

“baik Dok.....”

Senyuman Fia agak jadi misterius

“udah makin dekat kayaknya....”

Endah tertawa malu-malu

“kapan mau ketemu....”

“ngga tau dok.... katanya sih minggu depan mau ke Jakarta.....”

“Wah.... asyik dong.....”

Endah tersenyum malu, mukanya semakin memerah

Sebaliknya Fia seperti campur aduk perasaannya melihat senyuman Endah. Dia yang mengenalkan tapi kok hatinya yang kesal melihat kedekatan mereka. Semenjak kenal Endah memang Aslan tidak menelpon dia lagi. Apa iya rasanya dia yang katanya sulit move on, yang selalu ada setiap Fia perlu dan selalu dengan cepat membalas wa dan telponnya dia, kini teralihkan dengan Endah?

Apa karena situasinya dengan Hanif yang sedang genting sehingga dia mencari pegangan dimana tempat yang suka dia pakai untuk bersandar, tiba-tiba tidak tersedia lagi untuknya, malah menyandarkan punggungnya untuk jadi sandaran orang lain, meski dia yang memintanya demikian?

Kan aku cuma iseng ngenalin? Bukan berarti aku kenalin terus dia lalu sebegitu mudahnya memalingkan perhatiannya kesisi yang lain. Harusnya tetap saja dia dengan perhatiannya yang sama dengan sebelumnya.

Hati Fia kini malah jadi seperti ini bentuknya. Saat Aslan ada untuk dirinya selama ini, dia malah seperti membiarkan bocah itu tanpa merasa berdosa seperti memainkan hatinya. Dan saat hati itu seperti punya pelabuhan baru, punya sandaran baru, kok hatinya dia seperti merasa kehilangan sebuah lengan baginya.

Apa ini yang disebut orang bahwa kita akan merasa orang itu berharga saat orang itu pergi dan tidak lagi dengan kita?? Apa itu yang dia rasakan saat ini dengan apa yang dia dengar tadi lewat percakapan mereka, dan juga lewat pengakuan Endah.

Fia membuka ponselnya, dia mencari sebuah kontak, yang terakhir dia chat itu dua minggu lalu, dan kata terakhir ialah thanks Ka, dari sana. Dia sendiri tidak membalas lagi dan juga tidak mengabarkan apa-apa lagi semenjak itu.

Senyumannya dengan wajah yang sedang menghadap kamera dengan kacamata menghiasi wajahnya, anak ini memang punya pesona tersendiri, yang mungkin kini baru dia sadari. Foto di display picture itu seperti sedang tersenyum kepadanya.

Assalamualaikum Aslan, apa kabar? Kok lama ngga ada kabar?

Dia mengirimkan itu ke Aslan. Dan masih belum terbaca dan terbalas

Dia lalu memasukan ponselnya, dia lalu melangkah pelan ke arah meja para suster, untuk mulai keliling visit pasien.

Lalu tiba-tiba tatapannya ke arah Endah yang sudah menunggunya mendadak kabur.....

Dia mencoba bertahan dengan menahan tangannya di dinding.... sakit kepalanya kini tiba-tiba menyerangnya lagi.... dia lalu tiba-tiba nanar matanya, dan lalu dia tidak ingat lagi apa-apa...... teriakan para suster masih sempat dia dengar dan berlari ke arahnya....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd