Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Till Death Do Us Part

BAGIAN XI



Lengkungan indah sebuah rasa




Koridor rumah sakit jika siang hari tepatnya jam besuk selalu ramai semenjak meredanya wabah Covid 19. Dr. Fia yang hari ini masuk sore, terpaksa datang lebih awal karena ada sesi pemotretan untuk keperluan pengembangan website rumah sakit, dan karena jam 13.30 dia harus masuk untuk handover dengan dokter jaga sebelumnya, dia memilih untuk tinggal di RS saja, karena sejam lagi dia harus masuk.

Fia meletakan tas nya di ruangannya, lalu turun kembali ke lobby, dia ingin mencari makan siang sebentar, sebelum memulai aktifitasnya lagi. Sambil berjalan menuju lift, dia sempat menelpon Hanif, yang sore ini akan ke Surabaya untuk keperluan bisnisnya.

Kesibukan Hanif memang belakangan ini luarbiasa meningkat. Senang disatu sisi, namun berkurangnya waktu untuk dirinya juga dikeluhkan oleh Fia. Giliran dia ingin manja-manja dengan kekasihnya, Hanif sering sibuk dengan kerjaannya, dan giliran Hanif ingin Fia ada bersama dia, sampai bela-belain minta Fia harus cuti.

Lobby kali ini sangat ramai dengan lalu lalang pengunjung, karena selain menunggu mobil jemputan, ada apotik dan bagian administrasi juga disini, sehingga semakin ramai karena jadi tempat pertemuan banyak kepentingan pengunjung dan pasien.


dr. Nafia Almahyra Kareem


Saat berjalan keluar menuju ke cafe di luar gedung utama RS, dia seperti melihat sosok yang dia kenal sedang berjalan dari arah kanannya dia, tepatnya dari ruang perawatan menuju ke lobby, Fia tersenyum dan dengan lembut menyapa orang itu

“hi, cantik.....”

“halo Ka....” sosok yang disapa juga kaget

“apa kabar?”

Dia segera menyalami dan mencium pipi kiri dan kanan

“kok Kaka bisa kenalin aku? Padahal pake masker lho....”

“bisa dong....”

“kaka dinas?”

“iya siang....”

“dari mana, Linda?”

Ternyata adik dari Aslan, Linda

“dari besuk teman SMA, mamanya sakit.... makanya datang besuk siang ini...”

“wah....”

Mereka lalu berjalan bersisian

“ ini langsung pulang?”

“ia Ka....kebetulan tadi kuliah pagi doang, siang ama sore dosennya ngga datang...”

“eh...di UI yah sekerang?”

“iya Ka...Fisip... Hubungan International....”

“wih... calon diplomat dong...”

“hahahah.... bisa aja Kakak...”

Lalu

“ makan dulu yuk....”

“ngga usah deh, Kak.....”

“ih ngga apa-apa lagi... lama ngga ketemu ini.... lagian khan pasti belum makan....”

Agak ragu wajah Linda

“yuk...disamping...”

Akhirnya Linda menganggukan kepalanya

Mereka lalu melangkah ke samping, masuk ke cafe disamping bangunan utama, memesan makan, dr Fia membayar lalu mereka mencari tempat duduk yang pas

“ gimana rasanya jadi mahasiswa?”

“seru Ka....”

“pasti banyak senior yang suka nyatronin yah....”

Linda tertawa

“kalo Kaka dulu sih di Salemba kampusnya.....”

“iya yah Ka.... kedokteran disana.....”

“betul.....

Fia sejenak melihat ponselnya dan mengetik beberapa chattingan, lalu

“bolak balik setiap hari?”

“iya Ka......”

“nyetir?”

“kadang nyetir kadang naik kereta Ka.....”

“mama ngga bisa nyetir sih yah...’

“Iya Ka...parnoan si mama.... takut nyenggol...”

Makanan datang sekaligus minuman

“makan yuk.....”

“iya Ka...selamat makan....”

Bunyi kunyahan terdengar pelan saat mereka mulai makan, suasana terlihat sedikit lengang di cafe ini meski waktunya jam makan siang, membuat mereka berdua dengan santai dan nyaman menyantap menu yang mereka pilih masing-masing, sambil mengobrol ringan.

Hingga akhirnya Linda membuka lagi dengan pertanyaan tentang diri Fia

“kaka gimana kondisinya? Katanya sempat sakit?”

“iya.... dua bulan ini dua kali dirawat.....heheheh”

Linda kaget mendengarnya

“tapi sekrang sudah jauh membaik sih....makanya lagi genjot supaya naik lagi badan, kemarin sempat turun 4 kg...”

Linda prihatin mendengarnya

“ tapi sekarang bagus kok Ka....”

“hahahah... harusnya naiklah 4-5 kg...”

Linda tersenyum melihatnya, meski agak kurusan tapi tetap saja cantik Fia ini, pantas saja Abang demen berat sama dia

“mama sehat, De?”

“alhamdulillah sehat, Ka....”

“masih jualan di toko di pasar kan?”

“masih Ka....”

Fia agak terdiam sejenak, jika sudah bicara orangtua dan keluarga, pasti ada semacam beban yang berat rasanya

“kaka mohon maaf yah jika Abah dan Umi masih suka keterlaluan....” wajah sedih Fia terlihat saat mengatakan itu

“iya ngga apa-apa sih Ka....” balas Linda juga dengan nada pelan

Konflik yang sudah menahun ini semenjak masalah tanah kosong diantara 2 rumah mereka yang sempat dipakai oleh Abah untuk taruh truk pengangkut pelumas memang dulu sempat diprotes warga, karena selain parkir di lahan kosong, sopirnya juga dulu parkir seenaknya hingga mengganggu orang lain, belum lagi parkir di lahan orang, dan yang protes ialah salah satunya almarhum ayahnya Linda

Lalu berlanjut kasus Aslan yang mengintipi dirinya, membuat perseteruan antara dua keluarga semakin meruncing, merembet ke hal-hal yang sepele sebenarnya. Inilah yang melatar belakangi perseteruan panjang itu hingga saat ini, bahkan hingga Pak Yusuf sudah berpulang, tapi bara permusuhan itu masih ada, ditambah dengan semakin membaiknya dan makin meningkat taraf hidupnya Ayah Fia.

“Aslan gimana kabarny?” tanya Fia akhirnya

Linda hampir mau tersedak mendengar nama abangnya disebut

“alhamdulillah baik Ka...”

Dia pura-pura tidak tahu apa yang terjadi beberapa bulan terakhir ini

“ masih di Kendari?”

“masih Ka.....”

Lalu

“kayaknya udah niat mo netap disana yah?”

“wah kalo itu ngga tau Ka... cuma memang karena kerjaannya disana kan....”

Fia tercenung sesaat

“dari ngunjungin kesana yah...?”

Linda kaget, ternyata meski sibuk Fia memperhatikan juga

“ Bu Ratna yang bilang, pas ketemu di tukang sayur keliling....” Fia mengklarifikasi

“iya Ka.... si abang pindah rumah... tadinya di mess, cuma karena sudah banyak karyawan baru masuk, dia ngalah pindah....”

Bu Ratna. Pemilik rumah di lahan kosong yang rumahnya jadi pembatas anatar rumah Aslan dan Fia, memang cerita waktu itu masalah Aslan pindah rumah, karena lihat dari story wa mamanya Linda. Fia sendiri tidak tahu awalnya, dan karena dia sengaja memblokir nomor Aslan karena keluarga sudah tahu kedekatan mereka belakangan ini, dia memilih jalan untuk menjaga jarak dengan Aslan, termasuk blokir.

“alhamdulillah yah.....”

“iya Ka.... kecil dan juga nyicil....” tawa Linda

“ih... udah hebat lho.....” puji Fia

Linda kembali tersenyum

“banget Ka..... linda bangga banget ama dia.....” tutur dengan penuh rasa haru terdengar dari mulutnya dia

Fia tersenyum. Linda lalu meneruskan

“ kita tahu Kaka beda dengan Umi dan Abah.....” tutur Linda lagi

Fia lalu mengelus ujung lengan Linda diatas meja itu, dia tersenyum tulus seperti mengiyakan.

“malam itu.... Mama sampai nangis waktu tahajud.....” ada rasa dan nada yang sedikit memberat di suaranya. Terlihat Linda seperti mencoba menahan harunya

Fia jadi merasa sangat bersalah

“ Mama sempat tegur Abang, agar jangan menghubungi Kaka lagi......”

Hening sejenak

“ bagaimanapun, abang itu kebanggaan kami Ka.....”

Linda melipat garpu dan sendoknya setelah suapan terakhir, mengambil tisu melap bibirnya

“ emang dia salah dengan kelakuan masa kecilnya.... dia juga salah datang berkunjung ke Kaka malam-malam....”

Fia terdiam dan merasa ikut bersalah

“tapi saat baca wa Umi ke Mama..... jujur Linda agak terluka.... kok bahasanya kasar sekali.....”

“itu yang buat Mama sampai nangis waktu tahajud.....”

Linda mulai meneteskan airmata

“ abang itu kerja kerasnya luarbiasa... Linda bisa kuliah di Ui saat ini.... kita bisa seperti saat ini... semua berkat kerja kerasnya Abang.....”

“membaca hinaan seperti itu... kok rasanya kita ngga bisa terima yah....”

Linda menyeka airmatanya

“maafin Kaka yah.... maafin Umi dan Abah juga....” pinta Fia sambil mengelus lengan Linda

Linda hanya mengangguk

“kita selalu memaafkan Ka.... abang juga demikian....”

Fia termenung sesaat.

“ Mama cuma menyesalkan kenapa Bang Aslan tidak bisa move on dari Kaka.....” senyuman pahit Linda muncul

Fia terdiam dan setengah menunduk

“yah...bukan Kaka yang salah.... memang khan ngga bisa memilih juga kita suka sama siapa....” tutur Linda lagi

Fia tersenyum dan tersadar seketika

“ maafin Kaka sekali lagi.......”

“iya Ka.... memang itu yang Mama juga bilang sama Abang... apalagi kan Kaka mungkin anggap dia cuma sebagai adik atau tetangga.... apalagi kaka khan sudah punya calon suami.....”

Hening sesaat lagi, Fia juga termenung

“tapi kan sukses orang itu beda-beda jalannya.... meski sukses versi keluarga kami beda dengan sukses versi keluarga lain.....”

Fia sepertinya mengerti apa isi wa Uminya ke Mamanya Linda

“iya De... makanya Kaka minta maaf sekali lagi.....”

Linda tersenyum

“iya Ka...... ngga apa-apa... bertemu Kaka dengan penuh senyuman kayak gini pun Linda sudah senang kok....”

Mereka lalu tersenyum bersama

“kaka kapan rencananya?” tanya Linda

“rencana apa?” senyumnya sambil meneruput minumannya

“married lah...”

Fia tertawa

“belum lah De.... masih pada sibuk dua-duanya...”

Linda mengulum senyumannya

“setidaknya kalo kaka sudah married, si abang bisa move on kali...”

Fia tersenyum melihat ada tawa lepas di wajah Linda akhirnya

“waduh...kayaknya tekanan di Kakak ni...”

“ngga lah Ka..... becanda...”

Fia terdiam sesaat....

Jujur dia juga sering merindukan sosok Aslan. Dia memang tidak mencintai Aslan, cintanya hanya buat Hanif yang sangat sempurna sebagai calon imam dimatanya dia. Namun ada banyak saat dimana dia merasa butuh teman yang tulus dalam berbagi cerita, disitulah dia menemukan teman tertawa dan pendengar yang baik di diri Aslan. Dan bertemu Linda kali ini dia seperti disadarkan bahwa cara dia memutuskan seperti tidak adil, tidak elegan.

“ka....” panggilan Linda menyadarkannya

“oh iya...”

“masuk jam berapa...”

“ini sebentar lagi...”

Linda tersenyum manis

“makasih yah Ka... traktirannya....”

“iya De...sama-sama...”

Mereka lalu berjalan beriringan

“Bawa mobil?”

“iya Ka....”

“ya sudah.... salam buat Mama yah.....”

“nanti Linda sampaikan.....”

Sanyumnya terkulum manis

“salam buat Aslan juga....” senyum malu-malu dari Fia

“ih, kenapa ngga langsung aja bilangnya....” goda Linda

Fia tertawa

“dia lagi Timika sih...”

Fia terkejut

“di Papua? Freeport?” sedikit banyak Fia tahu tentang Timika

“iya Ka...”

“ih.... apa ngga takut kesana? Aman?” tanya Fia saat mereka berhenti di persimpangan, Fia mau masuk ke dalam RS lagi, dan Linda mau ke parkiran

“aman-aman aja sih Ka.....”

Linda membuka ponselnya, melihat riwayat percakapannya dengan abangnya.

Fia mau tidak mau karena berdiri disampingnya jadi kepo juga ingin lihat

“nih Ka....”

Linda menunjukan foto Aslan yang berdiri di jalanan yang dikirim sekitar satu jam yang lalu


Aslan Syahril

“ gondrong sekarang?” binar mata rindu terpendar di matanya, dan dari suaranya memang terdengar ada rasa yang berbeda

“iya Ka.... udah mau 3 bulanan ngga cukur rambut kali.....”

Fia tersenyum malu-malu, dia melihat foto bertiga mereka di wall paper ponsel Linda

“teman-teman pada nanya..... disangka pacar Linda... pas tahu itu abang Linda pada ketawa...”

“pasti banyak yang minta kenalin yah....”

Linda tertawa

“sayangnya Bang Aslan sukanya ama bu dokter...”

“linda.....” Fia mencubit lengan Linda, wajahnya memerah.

Lalu mereka berpamitan

“makasih yah Ka.... makasih traktirannya juga...

“sama-sama De... salam buat Mama dan Aslan....”

“nanti disampaikan Ka....”

Mereka berpelukan, Linda mencium tangan Fia, mencium pipinya, lalu berjalan ke arah parkiran.

Fia juga segera bergegas ke arah rumah sakit. Dalam lift, dia sempat melihat whatsapp nya yang belum juga dibaca dan dibalas oleh Hanif, kesibukan dan kerjaan sepertinya menyita sekali perhatiannya sehingga untuk melihat dan membaca apalagi mengabarkan ke dirinya pun sulit.

Dia lalu menscrolling ke sutau kontak yang sempat dia blokir. Wajah imut dan ganteng itu terlihat tersenyum ke arah kamera.

Dia galau untuk memutuskan

Ternyata Aslan tidak balas memblokirnya, foto profilnya masih ada terlihat

Fia segera masuk ke ruangannya, serah terima dengan dokter jaga sebelumnya, lalu membereskan perlengkapannya, dan bersiap untuk melakukan kontrol bersama suster jaga yang juga masuk dengan shift yang sama dengan dirinya

Kembali dia melihat ke ponselnya, galau dan gelisah, hingga akhirnya dia memutuskan untuk membuka blokirannya.

Menyapa pasien dan keluarganya merupakan salah satu rutinitas yang disukai oleh Fia. Dia memang berbeda dengan keluarganya yang cenderung kurang ramah dengan orang, dia sangat berbalik. Ramah dan baik hatinya, berbeda dengan Adiba yang mengomeli orang di jalanan, Fia kebalikan dari sosok Adiba kakaknya.

Balik ke ruangannya, dia duduk di mejanya, menganalisa laporan dan file-file pasien. Lalu sempat dia mengecek ponselnya lagi. Wa nya belum dibalas oleh Hanif. Dia melihat lagi kontak Aslan, dan sudah sejam dari dibuka, dia tidak mendapat wa juga dari Aslan, padahal dia berharap dengan dibukanya blokirannya, serta mungkin tadi Linda cerita ke abangnya, dia bisa mendapat wa lagi dari Aslan.

Fia menyalakan dirinya sendiri yang naif

Antara galau, bingung dan gugup

Dr. Nafia Almahyra akhirnya memberanikan diri, menurunkan gengsinya, dia lalu mengetik....

Assalamualikum Wr Wb, Aslan. Apa kabar?

Maafin yah baru bisa berkabar

Aku minta maaf atas kejadian terakhir saat kamu kesini, jika Umi terlalu kasar sama kamu dan Mama, aku minta maaf

Maaf juga baru bisa kasih kabar lagi

Alhamdulillah aku sudah sehat, setelah dirawat kemarin itu, sempat pulang trus 2 minggu kemudian kambuh lagi, masuk lagi diopname. Namun sekarang sudah membaik.

Tadi ketemu Linda, kita sempat lunch bareng. Senang dengar kamu sudah semakin bagus karirnya, dan semoga Allah SWT selalu melindungi kemanapun dirimu berada

Maafin aku dan keluarga yah....


Fia malu banget setelah mengirim whatsapp tersebut. Centang dua artinya sudah diterima disana. Dia galau dan bingung

Dia lalu buka lagi wa nya dan berniat menghapus, namun tiba-tiba contact itu online, centangnya berubah biru semuanya seketika, dan kemudian....

Aslan is typing a message.......
 
Pertamax dulu ya.Hu...🙏...Badai pasti berlalu...mentari pun bersinar cerah...secerah kisah Aslan dan Fia...Semoga mereka segera ketemuan...Mungkin kali ini Fia yg ke sana atau berjumpa tak sengaja di suatu tempat...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd