Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Ukhti's Story

Endingnya mau di bikin gimana nih?


  • Total voters
    1.235
Ruri kembali ke kamar Rahmat dengan kondisi tertutup gamis dan hijab. Ke 6 pria itu sudah tidak ada disana. "Lho org2 td kmn mat?" Tanya Ruri. "Udah balik, capek katanya" sahut Rahmat. "Yaelah baru bntr doang lemes, bacot doang serem" kata Ruri marah. Ruri kembali ke kasur, dia rebahan sambil main hp.

Rh : "jadi....ini udh yg terakhir ya Rur?"
Rr : "emmm i-iya mat... Maaf ya mat"
Rh : "....."
Rr : " kok diem mat?"
Rh : " gpp rur, aku hormati keputusanmu, tapi kita ttp bisa temenan kan?"
Rr : "bisa laah...kita tetep bisa jadi temen baik, kok, kamu kalo butuh apa2 kan tingg.....mmmm emmmm"
Tiba2 ke 6 pria itu masuk dan langsung membungkus kepala Ruri dengan karung.
"Kita bawa dulu mat" kata salah satu dr mereka. Rahmat terdiam. Jiwanya seperti saling mendebat dirinya sendiri. Disatu sisi Rahmat sayang dengan Ruri, sesekali terlintas bayang2nya wajahnya, senyum manisnya, keramahannya, kebaikannya. Namun disisi lain dia kesal ini adalah terakhir kali dia bisa menyetubuhi si cantik Ruri.

Ruri diseret menuju kamar Burhan. Mereka melempar Ruri ke kasur palembang dikamar tsb. Tak lupa mereka ikat tangan Ruri kebelakang. Mereka buka karung yg membungkus kepala Ruri. "Bwaaah, huh huh. Mau apa kalian? Bukannya tadi udah aku kasi jatah...haa?" Ruri kebingungan, dimana ini, apa lagi yg ingin mereka lakukan. Bluuupp. Celana dalam Pria tiba2 menyumpal mulut seksinya. "Sstt ssstt, tenang nona cantik, tadi kamu bilang ga puas sama kita2, nah kali ini kita bikin kamu puas se puas2nya hahaha" kata Angga sambil tertawa. Angga memberikan kode dengan gerakan kepala kedepan seperti memberikan perintah ke teman2nya. Mereka langsung paham, ikatan tangan Ruri dikaitkan ke sebuah kail besi yg biasa digunakan untuk menderek mobil.



Tali dari kail itu terikat ke ventilasi belakang kamar kos. Posisi Ruri setengah berdiri bertumpu pada lututnya. Tangannya terikat kebelakang yg dibagian simpulnya terkait ke kail besi. "Tunggu sini ya nona manis" kata Angga sambil mengedipkan 1 matanya kemudian menutup pintu kamar dan menguncinya dari luar. Terdengar langkah kaki pria2 itu berjalan menjauh entah kemana. Ruri mencoba melepaskan ikatannya. Dia nenggerak2kan tangannya, mencoba melepaskan ikatan itu dari besi trlebih dahulu. Namun usahanya tak membuahkan hasil. Kondisinya ter-skak mat. "Huhuhu apa lagi yg akan aku alami kali ini. Kenapa aku selalu berakhir sial seperti ini." Batin Ruri diiringi airmata yg menetes di pipi.

Harusnya aku hentikan berhubungan dengan Rahmat. Seandainya saja aku tidak melakukan hal itu lg. Kenapa....kenapa aku jd mudah berhubungan intim dengan pria yg bukan muhrimku? Apakah ini azab atas apa yg aku perbuat selama ini? Seandainya aku benar2 tobat kemarin, seandainya aku berhenti melakukan sex. Ya tuhan aku benar2 ingin berhenti dari ini semua. Aku menyesal, sangat menyesal sekali sudah melakukan semua perzinaan selama ini.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Tangis tulus Ruri yg ingin bertaubat pun tak berarti apa2.
Setengah jam berlalu. Terdengar langkah kaki beberapa orang mendekat ke arah kamar kos dimana Ruri terikat. "Jadi gimana pak? Deal?" || "Saya lihat dulu, kalau saya cocok sama dia ya deal, kalau engga...yaaa mohon maaf, gabisa" || "ah bapak, kalau bapak liat barangnya saya yakin ga bakal nolak, 10/10 nih pak, perfect hahahah"

"Ha? Apa ini? Mereka mengajak siapa? Aku mau diapakan?" Ruri bertanya2 dalam hatinya.

Krek klek, ngeeeeeek
Pintu terbuka. "HAA? SIAPA ORANG KERDIL INI?" Ruri terperanga kaget. Matanya melotot, mulutnya yg tersumpal celana dalam tak dapat menutup sempurna, air liur menetes dari bibir bawahnya. Bapak2 itu pun turut terdiam kaget. "Gmn pak?" || "C-cantik banget, oke deal, kos gratis 2 bulan buat kalian".


"Ha??? A-a-ku dijual ke orang ini?? Yg bener aja".
Bapak itu melangkah mendekati Ruri. Sebut saja Pak Mahfud. Ekspresi Ruri semakin menunjukkan rasa jijik dan gelinya. Tangisannya semakin menjadi. Airmata mengalir deras di pipinya. Burhan mendekat, mengambil celana dalam yg menyumpal mulut manis Ruri. Kemudian memakainya. "Aaahhh angeeettt. Liur cewe cantik nih" katanya diikuti tawa teman2nya. Melihat bibir Ruri sudah leluasa, segera Pak Mahfud menciumi bibir Ruri sebelum dia teriak. Kepala Ruri berusaha berontak agar bibirnya tidak menempel dengan bibir pria 'aneh' itu. Namun pria2 brengsek itu tak tinggal diam. Mereka memegangi kepala Ruri. Ruri masih berontak. PLAAAAAKKK. Tamparan keras mendarat di pipi Ruri. "KENAPA? JIJIK? IYA? Emang cewe cantik kaya kamu ini cocok di kasarin. Selalu memandang rendah orang2 seperti saya. Dari tadi saya liat ekspresi kamu seperti jijik liat saya. Sehina itu saya? Cuma mau disentuh sama yg ganteng? Udah merasa sempurna kamu ha? Sombong sekali. Liat sekelilingmu, kamu bisa apa? Kecantikan yg kamu sombong2kan itu gk bisa nolong. Dasar lonte!!" PLAAAAK. Tamparan di pipi kanan. "Baju doang berhijab, syar i, tapi di gilir 6 orang mau, kenapa sama saya gamau? HA???" BUKKK. Pukulan di perut Ruri.

Uhuk uhuk. Ruri terbatuk. Untuk ukuran manusia kerdil, pukulannya lumayan juga. "S-s-sakit pak, jangan, udah jangan sakiti saya. Tolong lepaskan saya, bapak mau uang? Saya kasi pak". "Uang saya sudah cukup, saya cuma mau apa yg kamu berikan ke mereka2 tadi. Kamu sudah mesum di tempat saya, mau saya panggilkan warga biar kamu diarak telanjang sama pacar kamu itu??". Seketika tubuh Ruri melemas. Kepalanya tertunduk lesu. Pak Mahfud mengangkat kepalanya, menjilati seluruh permukaan bibir Ruri. Tanpa balas, pandangannya kosong, tubuhnya melemas tak berdaya, seolah pasrah. Tak bisa dipungkiri memang Ruri jijik melihat pria itu, jangankan untuk bersetubuh, untuk jalan berdampingan saja ogah. Airliurnya pun tak dia telan, rasa jijik serta takut liur pria itu tercampur dengan liurnya hingga liur Ruri pun terus menetes ke lantai. Pasrahnya Ruri pun membuat Pak Mahfud semakin leluasa menggerayangi tubuh seksinya. Dia remas payudara itu dari luar gamisnya. Gemas dan aji mumpung, remasan Pak Mahfud semakin keras. Satu momen langka yg mungkin tidak akan bisa dia dapatkan lagi, pria sepertinya bisa menggerayangi wanita sempurna, kapan lagi? "Euhhhh ehmm". Ruri melenguh antara nikmat dan sakit.

"P-pelan pak, sakit". Pak Mahfud penasaran seperti apa onderdil ukhti cantik yg terbungkus rapi ini. Dia menyelinap masuk ke dalam rok gamisnya. Dia jilat apapun yg ada di balik rok itu, kaki, naik ke lutut, paha, semakin naik lagi hingga menuju ke pusat segala kenikmatan dan rasa penasarannya. Beliau hisap 2 daging yg berhimpitan membentuk 1 garis lurus itu. Lidahnya menyelinap lewat tengah membelah kedua daging itu. Uugghhh aaahh, Ruri melenguh panjang. Pria2 yg lain turut membantu memberikan Ruri rangsangan di bagian yg belum tersentuh. Ada yg mencium bibirnya, ada yg membuka gamis bagian dadanya. Serangan bertubi2 menyerang seluruh titik saraf Ruri yg membuatnya terus menggelinjang dan mendesah tiada henti. Pak Mahfud masih sibuk membasahi kelamin Ruri dengan ludahnya. Menghisap cairan vagina Ruri yg terus mengucur. hmmmm mmmhhh. Ingin berteriak, namun bibir Ruri tertahan bibir Burhan. Payudaranya sibuk digarap Angga dan Candra. Taklama, tubuh Ruri mengejang, bergetar dan dalam hitungan detik orgasme pun dirasakannya. Pak Mahfud yang sudah siap sedia dibawah menekan pantat Ruri agar vaginanya semakin menempel ke mulutnya. Glek glek glek....sluuuurrrppp aahhh. Cukup untuk menghilangkan dahaga pak Mahfud. Beliau keluar dari dalam rok Ruri. "Kalian keluar dulu, Saya mau duel sama dia" Perintah Bos kecil. Ke 6 Pria itu pun menuruti perintahnya. Ruri terbungkuk lesu, badannya masih tergantung ke ikatan kail. "nih isep". Ruri menoleh ke arah suara, didepannya sudah ada Pak mahfud yg berdiri tanpa celana. Tak disangka ukuran penis pria kecil ini justru 2x lipat ukuran pria2 tadi. "g-gede banget" kata Ruri dalam hati. Bibirnya seolah bergerak sendiri, perlahan-lahan terbuka otomatis. JLEB, Pak Mahfud mendorong penisnya masuk ke rongga mulut Ruri. Mata Ruri terbelalak kaget, ini penis terbesar yang pernah dia coba, mulutnya terasa penuh sekali seperti tak ada celah lagi. "AAAHHHH biasanya cuma bisa coli bayangin orang kaya saya disepong cewe cantik, sekarang jadi kenyataan, enak sekaliii....terus manis teruuusss". kata Pak Mahfud sambil menggerakkan kepala Ruri maju mundur. Body dan face pak Mahfud memang tidak bisa membuat Ruri bergairah, namun ukuran penisnya yang diluar dugaan ini yg membuat Ruri mau mengimbangi permainan beliau. Lidahnya bermain menggelitik batang penis Pak Mahfud. Pantas saja Pak Mahfud melolong nikmat. Kemudian beliau mencabut penisnya. Ludah Ruri menetes ke lantai. Pak mahfud mendekat ke wajah Ruri. "Saya masukin ya cantik? siap2". "hm mh" Ruri mengangguk. Memang dalam hati Ruri sangat ingin merasakan kontol terbesar yg pernah dia temui ini menjebol vaginanya, bagaimana rasanya. Pak Mahfud mengambil posisi di belakang Ruri, dia angkat Rok gamisnya. Ruri merasakan ada daging empuk yg menempel bibir vaginanya. Daging itu mendorong-dorong mencoba masuk namun kesulitan. dia buka kedua kakinya agar semakin mudah jalan masuk bagi daging itu. "hehehe pinter banget kamu cantik. tahan ya!!". Dengan susah payah akhirnya daging keras itu masuk juga. "OOOOOAAAAAAAHHHHHHHHHH" teriakan Ruri menggema ke sekeliling Ruangan hingga terdengan oleh 6 pria yg berjaga di luar. Pak Mahfud membiarkan penisnya berdenyut didalam, belum melakukan pergerakan. Dia membiarkan vagina Ruri terbiasa dulu dengan penis besarnya, terlihat betapa susahnya penisnya untuk masuk. Terlebih lagi dia ingin merasakan pijatan dinding vagina Ruri yg berdenyut memijat batang penisnya. "siap ya? saya genjot nih". Pinggul pak mahfud bergerak maju mundur perlahan-lahan. Dia memberikan tempo lambat dulu namun semakin cepat dan semakin cepat hingga Ruri tak henti2 berteriak. Dia melambatkan lagi gerakannya. Memberikan Ruri celah untuk mengatur nafas. Kemudian perlahan-lahan dipercepat kembali. "OOOH AHHH OOHH G-GEDE BANGET PAK. AAAHHH". "enak ga cantik?" . "e-enak banget, terusin pak, saya mau keluar aaahhhh". Tiba-tiba berhenti. Pak Mahfud mencabut penisnya. "k-kok berhenti pak?" tanya Ruri kebingungan. "mau lanjut? saya lanjutin, saya lepas ikatanmu, tapi harus nurut...paham?". Ruri mengangguk. Sesuai janjinya, Pak Mahfud melepas ikatan Ruri. Tiba-tiba Ruri berlari kencang ke arah pintu. Bukkkkk baaaak. pukulan mendarat di perut Ruri, disusul tendangan hingga Ruri terpental masuk kembali ke kamar. Kaki Candra menginjak kepala Ruri hingga tertekan ke lantai. "Mau kemana hei lonte, jangan coba2 kabur ya....atau wajah cantikmu ini bakalan aku rusak, ngerti?". Ruri mengangguk pelan sambil menangis dan meringis kesakitan. Mereka kembali meninggalkan Ruri berdua dengan Pak Mahfud.


VS
"udah lah cantik, ga usah nangis" kata Pak Mahfud sambil mengusap air mata Ruri. Lalu memeluk tubuh Ruri sambil mengusap kepalanya. "udah udah....maafin anak kos saya ya". Perlakuan lembut Pak Mahfud lama kelamaan membuat Ruri nyaman. "i-iya pak". "senyum dong, kalo nangis cantikmu ilang lhoh". Ruri mengusap air matanya kemudian senyum renyah terpancar di wajahnya. "nah gitu dong". Perlahan wajah Pak Mahfud mendekat. Sambil memejamkan mata, dia mencium bibir Ruri dengan mesra. Ruri pun tanpa penolakan menyambut kedatangan bibir Pak Mahfud. French Kiss terjadi. Lidah mereka beradu. Air liur saling bercampur di mulut mereka masing2. Tngan pak Mahfud tak tinggal diam, perlahan meraba-raba payudara Ruri. Ruri yang masih penasaran dengan penis Pak Mahfud pun segera dia raih. "gede banget njir" katanya dalam hati. Puas dengan ciumannya, Pak Mahfud turun kedada Ruri, membuka resleting dadanya, kemudian mengeyot puting wanita menggemaskan itu. Pemandangan ini seperti ibu muda yang sedang menyusui anaknya. Entah kenapa Ruri bisa menikmati permainan ini meskipun lawan mainnya....you know lah. Tangan Ruri raih lagi kontol itu. Dia amat ketagihan memegang kontol besar milih pria kecil. Dia belai batang coklat itu, dengan lembut dia kocok perlahan. "isep dong sayang, jangan di pegang doang". Ruri membaringkan Pak Mahfud di kasur mengambil posisi 69, Dia hisap penis pria itu. "sayang? aku mau jilat ganyampe". "ya ampun maaf pak maaf banget". "iya gapapa sayang isep aja, nanti gantian". Ruri kembali melumat Penis Pak Mahfud. Pria mungil itu terus mendesah keenakan. Puas dengan pelayanan mulut Ruri, dia meminta untuk membuka baju wanita cantik itu. Ruri pun menurutinya lalu mengambil posisi telentang di kasur dan membuka lebar2 kedua kakinya. "aku masukin lagi ya". "hm m, pelan2 ya pak, saya seperti perawan lagi kalo dimasukin penis bapak, gede banget". Pak Mahfud tersenyum mendengar pujian itu. Perlahan-lahan penetrasi dilakukan, Dia genjot vagina penuh kenikmatan itu. UUUGHHHH AHHHHH AHHHHH. Ruri mendesah nikmat. "enak ya". "BANGET". Ruri memejamkan mata tak kuasa menahan kenikmatan. 10 menit di posisi itu, Pak Mahfud meminta untuk berganti posisi. "kamu diatas dong, gantian". Ruri menyanggupi. Berganti Pak Mahfud telentang, Ruri diatasnya meraih penisnya. Mengarahkan ke Vaginanya dan mendudukinya. "UUUGHHHHHH ENAKKNYAAAA" desah Ruri. Tanpa komando, pinggul Ruri bergoyang dengan sendirinya. Pak Mahfud memandangi Ruri dari atas sampai bawah, betapa indahnya rambut hitamnya yang menggelombang, paras cantik Ruri, tubuh langsing nan indahnya yang menopang buah dada yang proporsional, terlihat sempurna tanpa minus. Hanya butuh waktu 2 menit. Ruri sudah menandakan akan orgasme. "AAAHHHHH HANGATNYA" kata Pak Mahfud saat penisnya dibanjiri cairan cinta Ruri yang begitu deras hingga meleleh keluar membasahi perut Pak Mahfud. Ruri terkulai lemah menindih Pak Mahfud. "masih kuat doggy ga sayang?". tanpa menjawab, Ruri memposisikan diri. "siap ya?". Kembali Pak Mahfud memompa vagina Ruri dari belakang. Tanpa disadari aktivitas mreka dipantau oleh ke 6 Pria dari luar. Mereka yang sebelumnya sudah membuat rencana pun paham, ini saatnya. Saat doggy, mereka dipersilahkan masuk. ke 6 pria itu pun masuk. Ruri kaget mendengar suara pintu terbuka. "ehhh ahhh uhh a-a-pa ihniii ooh ah?"

"udah diem aja sayang, enak kok" Sahut Pak Mahfud. ke 6 Pria itu memompa mulut Ruri bergantian, sambil menunggu giliran mereka tiba, pria yg masih mengantre memegani tubuh Ruri agar tidak mencoba kabur, sembari meraba-raba payudaranya yang mengayun indah tergoncang akibat pompaan Pak Mahfud dari belakang. AAHHHHH CROOOTTTT. Angga menyemprotkan spermanya di mulut Ruri. Ruri melotot kaget, tiba2 ada cairan hangat membasahi lidahnya. "uhuk uhuk" dia batuk ingin memuntahkan cairan itu, namun tertahan kontol Angga yang belum tercabut, "TELEN ANJING, LONTE TOLOL"bentak Angga. uhuk uhuk, Ruri masih berusaha memuntahkan sperma itu. "NURUT AJA ******" bukkkk, pukulan Farhan mendarat di payudara kanan Ruri. Ruri memegangi payudaranya yang kesakitan. HMMMMMMMM dia berusaha berteriak dengan mulut tersumpal kontol. "NAH gitu dooong, yok sapa lagi". kata Angga. "huekk, uhuk uhuk" Ruri masih tidak ikhlas ada sperma membasahi rongga mulut, tenggorokan dan turun ke perutnya. giliran Burhan memegangi kepala Ruri, kembali memompa kontolnya seperti yang dilakukan Angga. Sementara Pak Mahfud masih belum memberikan tanda2 puncaknya. Masih asyik memompa dari belakang.


Kegiatan itu terus berlanjut hingga ke 6 Pria mendapat kan antriannya. Kesadaran Ruri perlahan menghilang karena kelelahan dan orgasme yang sudah entah keberapa kali. Taklama kemudian Pak Mahfud mengejang, "keluarin dimana nih? ohhhh aahhh" ke 6 pria itu serempak menyoraki "DALEM DALEM DALEM DALEM DALEM". Kesadaran Ruri kembali mendengar itu, 'HAA?? JANGAAANNNN', teriaknya. Dia tak ingin mengandung anak dari pria cebol itu. Ruri mencoba berontak. Namun ke 6 pria itu reflek memegangi tubuhnya. "AYO PAK MENTOKIN". hentakan terakhir pak Mahfud dia dorong kuat2 hingga menyentuh dinding Rahim Ruri. CROOOOTTTT sperma hangat nya keluar banyak sekali membasahi rahim Ruri." AAHHH LEGANYA. enak juga memek kamu, udah cantik enak lagi". "huhuhu kenapa kalian tega lakuin ini?" tangis Ruri. Tiba2 2 orang mengikat kaki Ruri dengan tali. "YOK , SATUUU, DUAAA, TIGAAAA" ke6 pria itu bebarengan mengangkat kaki Ruri yang terikat, kemudian menggendongnya ke kail besi tadi. Memposisikan Ruri terbalik, kaki di atas, kepala dibawah. Kakinya di ikat ke kail besi tadi. "naah kalo gini kan spermanya ga bakal bececeran, masuk semua tuh ke rahim hahaha" kata Eko. "hamil dah lu mampus, lonte banyak bacot" kata Candra. Mereka semua berjalan keluar meninggalkan Ruri dengan posisi itu. "tenang kita bakal balik lagi, lu disini smpe besok, siap2 aja nglayanin kita smpe pagi" kata Angga sebelum menutup pintu.
 
Akhirnyaa update mantaaap ruri, apakah bakal jd awal ruri yg tambah binal ? Hihi
 
Bimabet
Bikin cerita yg berseri2 panjang emang keliat susah, ga kerasa dah episode 20. Cari idenya makin susah. Dah mulai kek dragon ball, batosai, naruto yg episodenya dah banyakan juga, yg musuhnya mulai aneh2 ga masuk akal. Episode ini masih bagus, bisa lah ngobatin sedikit kerinduan sama Ruri. Cuma faktor kbb-nya yg ini rada over the top buat saya. Just not my cup of tea...

Mungkin bisa dilanjutin yg jalur bikin skripsi sama dosennya itu, pemaksaan2 eksib2, dijadiin pelicin proyekan dosennya?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd