Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Happy Fam
Sore menjelang. Wildwolfes masih terlelap.
" Adduuh yang sedang liburan... Ayo bangun nak.. Sayang.. Jagoan Bunda.. Ashar dulu yu..." ucap istriku membangunkan para Wildwolf.
" Eeeemmmh...." Pogo menggeliat
" Ouuu.. Nikmatnya nak..." ucapku
" Hey Srikandinya bunda... Ayo bangun... Ashar dulu sayang.." bujuk istriku sambil membelai rambut Hera
" Hmmmh..." Hera menggeliat nyaman sambil memeluk lengan istriku
" Ayoo.. Ashar duluu..." ucapku
" Iya ayah..." jawab Mermaid malas malasan
" Alhamdulillahhilladzii Ahyaana Ba'da Maa amattanaa wailaihinnusyuuro..." ucap istriku sambil membelai Hera dan Mermaid. Keduanya mengikuti doa bangun tidur seperti yang istriku ucapkan.
" Bundaaa... Aku ngga mau pulang..." rengek Hera manja
" Hloh... Kan kita masih ada acara sayang... Ya sudah Shalat dulu ya.." bujuk istriku
" Iya bunda..." ucap para Wolf Girls sambil bangkit.
Istriku tersenyum melihat bagaimana mereka begitu natural sebagai anak. Bukan sebagai prajurit yang ada di squad Wildwolf...
Selesai shalat mereka bergantian mandi. Hingga terlihat segar dan berseri.
" Mermaid... Sini.." panggil Vilda
" Ya Tante..." jawab Mermaid sambil menghampiri Vilda
" Duuuh... Ini masih ada pasta gigi... Dibelakang kuping ada sabun.. Anak gadiskuuu.." ucap Vilda yang plek ketempelan banget istriku sambil membersihkan ujung bibir dan belakang telinga Mermaid. Mermaid dan Restu terperangah dengan perlakuan istriku dan yang lainnya. Bahkan saat dandan Rani dan Vilda memberikan tutorial riasan simple tipis energik. Hingga para Wolfes pangling.
" Ajig... Ini Hera ??" tanya Asmat spontan
" Iya... Emang kamu fikir siapa ??" tanya Hera
" Anya Geraldine..." jawab Pogo polos
Sontak tawa membahana melihat kekaguman dan komen mereka.
Sebuah suara terdengar mengucap salam. Serentak semua menjawab. Ternyata Arhan dan Eka yang datang dalam PDH lengkap
" General on Deck !!" seru Jayhawak
Sigap semua berdiri dengan sikap sempurna.
" Present arm...!!" seru Jayhawk lagi. Para wildwolfes memberikan penghormatan. Yang dibalas Arhan dan Eka
" Steady arm.!!" komando Jayhawk
" As you were..." ucap Arhan
Semua kembali ke posisi semula dan bersantai.
" Teteh.. Abaang...." ucap Eka sambil memeluk kami dengan berurai airmata.
" Eh..eh.. Ada apa ??" tanya istriku kaget.
" Teh.. Selain keluarga kami. Keluarga disini juga berperan besar dalam karir kami. Maafkan kemaren kami agak jarang kesini karena Arhan menjalani Fit and Proper test." ucap Arhan
" Untuk apa ?" tanyaku heran
" Calon Kapolri..." jawab Eka bangga
" Haaah..!! Ya Allah.. Alhamdulillaaah... Abaaang.. Kakaaaa.." ucap istriku bahagia
Maher dan Mahesh memburu kee arah bundanya. Dan mereka menerima penjelasan posisi jabatan terbaru Arhan.
" Hasilnya om ???" tanya Maher antusias.
" Lulus bang.. Insya Allah tinggal pelantikan..." jawab Arhan sambil tersenyum
" Alhamdulillah .." seru Maher dan Mahesh. Lalu ia melangkah keluar
" Bahagia banget bang.." ucap Fisher santai. Mahesh menceritakan kebahagiaan keluarga yang baru saja diterima.
" Wouffhh...!! Mantaaaap..." seru Tuna.
Beberapa saat kemudian Arhan keluar untuk bergabung dengan Maher dan Mahesh. Tiba tiba para Wildwolfes berdiri mengelilingi dan Fisher berdiri dengan sikap sempurna dihadapan Arhan
" Sir... We're Wilwolfes would like to congratulate to new Indonesian Police Chief... Wildwolfes !!" seru Fisher
" AUUUUUUU....!!!" Lolongan kehormatan para Wildwolfes terdengar nyaring membahana. Membakar semangat dan gelora darah ksatria
Arhan terperangah, begitu pula Eka...
" Wwooow... Wildwolfes.. Walaupun kadang liar dan barbar.. Tapi.. Kalian ksatria pemberani.. Petarung tangguh... Saya merasa menjadi.. Menjadi apa ya.. Diberi penghormatan seperti ini... Terima kasih.. Penghormatan kalian adalah motivasi saya untuk menjadikan POLRI pengayom rakyat dan partner terbaik TNI..." ucap Arhan
" Present Arm !!" serentak semua menghormat kepada Arhan dan dibalas Arhan dengan mata berurai airmata.
Dipeluknya Maher, Mahes dan Fisher..
" Yang lainnya.. Kemari..." pinta Arhan
Lalu ia memeluk mereka dan dibalas dengan pelukan bersama.
" teriakkan kata ngahiji setelah aba aba ya..." ucap Asmat
" TNI-POLRI...!!" seru Asmat
" NGAHIJI..!!! AUUUUUU...!!!" jawab yang lainnya dakhiri dengan tepuk tangan meriah dari semua Wildwolfes
" Ksatriaku.. Pahlawanku... Itu teh sama kopinya mau dibiarin dingin sayang ? Diminum sok.. " ucap istriku
" Rumi.. Chef.. Restu.. Ayah minta dibantuin bikin marinade bisa..?" tanyaku
" Waah.. Bisa.. Bisa..!" seru mereka bertiga sumringah...
Lalu ketiga gadis itu bergegas kedapur membantuku membuat marinade untuk ayam bakar.
Suasana bahagia masih berlanjut. Obrolan santai di depan dan kesibukan didapur menambah meriah suasana rumahku.
" Bundaa... Baju Obbie sobek digigit gugugnya Ellen.." omel Robbie.
" Masya Allah nak.. Bunda kan sudah bilang.. Ya sudah kita buka bajunya nak.." ucap istriku kepada Robbie.
Dilepasnya baju Robbie dan dicucinya bagian yang kena gigit sebanyak 7 kali yang salah satumya menggunakan tanah. Selesai itu pakaian Robbie diganti dan pakaian bekas digigit anjing milik Ellen dibuang.
" Babang.. Nto punya ini..." ucap Vitto sambil menunjukkan ular Kirisik ( sejenis ular berukuran maksimal sebesar kelingking anak dan tidak berbisa )
" Weladalah !!" Herlambang terlonjak kaget dan kabur. Begitu pula dengan Tuna dan Bronco
" Hahahahahaha...!" kami tak kuat melihat kejadian tersebut. Vitto hanya menatap bingung kenapa om dan pakdenya pada kabur melihat ular ditangannya
" Vitto.. Mbok ya jangan dikasih ke pakde tho nak..." Herlambang memohon
" Iya Vit.. Om takut Vit.." ucap Bronco
" Nto.. Sini ularnya kasih kepapah.." bujuk Revka
" Nda ah.." jawab Vitto cuek sambil mempermainkan ularnya. Mahesh sempat membuat beberapa foto dan menjadikannya status di medsosnya
" Ayah ni yaah..." ucap Ratri
" Dasar anak Revka.. Hahaha.." ledekku pada Vitto sambil membujuk agar ia menyimpan ularnya dikandang yang telah kubelikan beberapa waktu lalu dan disatukan dengan ular lainnya. Vitto menurut dan menyerahkan ular itu kepadaku.
" Pawang bocaaah..." ucap Cipot kepadaku.
" Maksudnya om ?" tanya Freezy
" Ya omongan Bang Dicky pasti diturutin sama bocah bocah, gua aja ngga bisa bantah kok.." jawab Cipot
" Ooh..." sahut Freezy
" Eka.. Arhan.. Bentar lagi kalian jadi Enin sama engki..." ucap istriku
" Hah ??" ucap Eka kaget
Istriku tersenyum lembut.
" Siapa teh. ? Corry atau.." ucap Eka tak tuntas
" Dua duanya..." jawab istriku
" Aaaa... Bakal harum baby lagi rumah ini.... Alhamdulillah... Corry... Meldy..." panggil Eka
" Iya Tante.." jawab keduanya
" Mmmm.. Selamat yaaa... Uuu... Bahagianya tante bakal jadi enin..." ucap Eka sambil memeluk dan menciume keduanya.
" Aa.. Makasih Tante..." ucap Keduanya. Lalu setumpuk peringatan dan larangan diberikan Eka dan berpesan agar dipatuhi.
" Selamat ya.. Makasih udah jadiin om seorang kakek..." ucap Arhan kepada Maher dan Mahesh. Keduanya menjawab sambil tersenyum.
Nirina yang dihubungi kemudian berjanji akan segera datang.
" Corry.. Meldy.. Mau dibawain apa sayang ?" tanya Catur
" Eummh.. Pengen pastel yang dekat BxC om.." jawab Meldy
" Iya..." Corry mendukung.
" Okay..." jawab Catur
Aku dan Dida saling pandang dan tertawa...
" Ada apa Yah....? Omda ?" tanya Maher
Kuceritakan pengalaman Dida tentang pastel saat kehamilan Ivan.
" Udahnya sebah bang..." ucap Dida diikuti tawa yang lain.
" Mending itumah... Ayah lu sama om lu tuh.. Nyaingin om Bas.." ucap Cipot.
" Hlah emang kenapa sama ayah dan ombud ?" tanya Fisher kepo
Cipot bercerita dengan gayanya yang khas.
" Nah udah gitu pas pulang dia baru sadar make sendal sebelah krem sebelah item.. Bunda kamu sewot.. Mana make dasi lagi.. Beres nih sewot edisi pertama. Mulai dah nikmatin pastel dulu. Habis 2. Yang 13 harus dihabisin sama Dida.. Ganti makan rujak.. Kalo ngga salah habis 10 potong.. Sisanya ayah elu harus ngabisin. Mateng lah mukanya... Eh gua kena juga... Disuruh ngabisin mpek mpek @ bagaskara91, bedua sama Aditya waktu itu... Sumpah... Ngegolak itu perut..." dongeng Cipot diikuti tawa semuanya.
" Kebayang ya.. Makan rujak jam 9 malem..." ucap Restu
" Besoknya berebutan toilet..." jawab Cipot lagi
" Gua mah aman.." ucap Revka
" Eh... Kelapa.. Kelapa..." ucap Cipot
" Oh iya.. Salah beli kelapa.. Hahaha.." ucap Revka
" Disuruh beli degan ijo... Malah beli yang coklat.. Ngomel lah si teteh.. Disuruh ngabisin tiga tiganya.. Sama isinya... Seharian dia kaga makan..." dongeng Cipot masih dengan gaya kocak.
Tawa kami ngga henti. Kala Cipot menceritakan derita Budi tidur di teras rumah.
" Pokonya keluar..! Bau tau ngga ?" ucap Cipot menirukan gaya Terry
" Terus bang Budi keluar nih. Gua kebetulan lewat. Dipanggil sama dia. Minta ditemenin. Gua heran.. Emang lu kenapa bang.. ? Tanya gua.. Disuruh tidur diteras karema gua bau kata bang Budi.. Ya gua ngakak... Ngga lama.. Beb.. Kaos dalem siniin.. Kata ka Terry, kepaksa lah dia lepas kaos, besoknya Slamet kebagian ngerokin.." kisah Cipot.
Maher ngakak sambil memeluk Ivan dan Bian. Keduanya tertawa jahil mendengar kisah ngidam mereka.
" Kalo si Angga unik.. Emaknya pengen naik motor matic tapi ngga boleh dinyalain mesinnya..." ucap Cipot.
" Gua sama Ismet mandi keringet..." kenang Cipot. Mahesh yang memeluk Angga ngakak sambil memeluk adiknya.
Sesaat suasana hening..
" Pap... Mam pengen makan apa ya..?" tanya Corry
" Diyh dia yang pengen dia yang bingung..." protes Revka
" Pengen es serut yang ditaman pap..." ucap Corry
" Hah ??" reaksi Maher
" Dan terjadi lagiiii..." suara Revka sambil memainkan gitar
" Kan.. Udah.. Itu mam.. Tutup.." ucap Maher gelagapan.
" Siap.. Kita cariin..." seru Beaver
" Siaap.." seru Darus
" Om.. Anter.." pinta Brighteyes
" Hlah gua lagi yang kena..." ucap Cipot sambil nyengir
" Bubu pengen cup cake make bumbu rendang topingnya.." ucap Meldy
Ivan dan Bian ngakak puas
" Yang beli harus Ivam, Bian sama Angga.." ucap Meldy
Ketiganya tercekat diam.
" Hahahaha.. Terima naseeeb..." ledek Revka
" Beli esnya sama Beaver sama om Rev..." ucap Corry
" Wadduh..." keluh Revka
Tawa menggema diteras diikuti rajukan kedua ibu hamil. Hingga akhirmya mereka berangkat membeli permintaan aneh ibu hamil.
" Sebelum maghrib udah pulang ya nak.." ucap istriku yang dijawab anggukan mereka.
Setelah satu jam akhirnya mereka kembali dengan pesanan yang diminta.
" Hmm.. " ucap Corry
" Bentar ya.. Gua mau ngecek Icul dulu.." ucap Cipot kabur.
" Ulernya si Vitto pada belum mandi nih.." Revka minggat
Herlambang terlihat bingung. Ia berdoa menengadahkan tangannya agar tidak menjadi korban ibu hamil.
Corry asyik menikmati es serutmya.
" Om jak... Ivan.. Bian.. Nih satu satu.." ucap Meldy.
Ketiganya tercekat memandangi cup cake toping rendang.
" Makan dong.." pinta Meldy
" Eumh.. Teh... Ivan sedang ada masalah sama radang sendi. Ngga boleh makan rendang dulu.." ucap Ivan ngeles.
" Abisin..." ucap Meldy saklek.
" Alamak.. Kekmana pula nanti rasanya..." keluh Sitinjak
" Cepeeet.." ucap Meldy
Terpaksalah ketiganya memakan makanan itu.
" Izin jendral.. Saya minta ditampar 10 kali kalo cam ini.. Macam makan makanan hantu rasanya.." keluh Sitinjak
Kami ngakak mendengar keluhan Sitinjak yang pantang mengeluh. Kali ini dia mengeluh.
Setelah perjuangan berat akhirnya cupcake pun habis.
" Nih esnya habisin..." ucap Corry
Ketiganya berebut mengambil es. Dan wajah lega kembali terpancar diwajah mereka setelah menikmati es serut depan SD setempat.
" Ngga lagi lagi dah..." keluh Ivan
" Mending disuruh nampolin preman kresek..." komenyar Bian
Angga tertawa bersembunyi dibalik punggung Mahesh. Sementara Rumi dan Chef memegang jidat mereka membayangkan rasa cup cake toping kuah rendang.
Alhirnya Magjrib pun tiba. Serempak kami berjalan menuju masjid.

Selesai dari masjid, aku, Rumi, Chef, mermaid, Hera dan Restu merajang bumbu untuk sambal ayam bakar.
" Chef.. Punten... Bawang merah, bawang putih, kemiri, gula garam sama penyedap di blender. Terus di tumis buat olesan bakarannya.." ucapku
" Siap ayah..." lalu ia mencatat di bukunya
Chef melaksanakan permintaanku.
" Rumi.. Buat anak anak sama ibu hamil bumbunya make bawang tomat aja. Tomatnya banyakin ya nak.." ucapku
" Siap ayah.." jawab Rumi. Lalu ia membuat bumbu yang kuminta. Aku memeriksa bumbu oles buatan Chef. Kurasakan sedikit
" Perfect... Tambahin minyak dikit nak.." ucapku
" Siap ayah.." jawab Chef
Selepas Isya semua telah siap. Dan kami mulai membakar ayam.
Aku mencontohkan cara membakar ayam yang sudah dimarinade agar matang sempurna.
" Geberan apinya kecil aja. Yang penting stabil.. Bagian dada jangan lupa dibeset kalo ngha ngga akan matang sempurna... Terus jaga jangan sampai dry... " ucapku
" Siap ayah.." jawab Rumi dan Chef
Darus memgatur kecepatan kipas agar tidak ngebut dan membuat daging gosong. Setelah beberapa saat hasil bakaran pertama kuperiksa..
" Hmm.. Ini kalo daging merah masuknya masih medium. Panggang lagi kira kira 3 menit supaya jadi medium welldone." ucapku
" Siap ayah..." jawab Chef
Sambil mengobrol kuperhatikan mereka yang membakar ayam. Sesekali kuperiksa.
" Nah kalo buat orang bule, mereka akan bilang ini charcoal.. Grill stagenya naikkin ke no 2 nak. Biar crispy tapi ngga jadi burn... Atau apinya dibuat kecil banget.." ucapku
" Siap ayah.." jawab Rumi.
" Jangan lupa sambalnya kucurin jeruk limau ya nak.." ucapku
" Siap Ayah.." jawab Rumi kemvali
Memasak sekian banyak.memang makan waktu. Walaupun begitu akhirmya semua daging selesai dipanggang. Riuh ramai suara bocil ditingkahi tawa canda kelauarga membuat hangat suasana. Bahkan beberapa tetangga gabung di rumahku.
Saat makan tiba...
" Gua ngambil sendiri !!" ucap Budi tegas saat dirayu oleh Cipot akan diambilkan.
" Yaudah..." ucap Cipot.
Ivan membuat 4 potong ranjau daging yang diselipi cabe jalapenos. Cabe dari neraka karena level pedasnya ngga kira kira mencapai jutaan skala Scoville. Hanya beberapa kerat yang ia masukkan karena ia khawatir kalo yang kena akan memgalami gangguan lambung.
Saat makan semua begitu menikmati. Hingga Budi berinisiatif nambah. Saat nambah ketiga kali...
" Haaadaaah... Mmm.. Hun.. Minum... Haaah.." keluhnya
" pelan pelan beb.." ucap Terry
Ivan melihat omnya terkena jebakan laknat darinya. Ia tersenyum penuh arti kepada Cipot.
" Wadduh.. Astaghfirullah... Ini ada cabai rasa membakar koh... Seng seperti biasanya... Tapi nikmat ada terasa..." ucap Dennis yang saat ini sudah memakai nama Dennis Abdullah Tapiheru.
Kembali Ivan dan Cipot tersenyum nakal...
Akhirnya Jayhawk jadi korban terakhir.
" Hwadduh.. Enak bneer.. Pueddeesshh..." ucap Jayhawk menambah nasi dan ayam
Ivan bengong memandang Cipot.
" Ivan... Apalagi kali ini...?" tanya istrku
" Eumh... Itu.. Ngga ada bun..." jawab Ivan nyengir, Bian merungkut bersembunyi disudut bersama Angga.
" Ivan..." ucapku pelan
" Jalapenos yah..." ucapnya
" Masya Allah... Hahahaha..." tawaku pecah. Apalagi melihat Budi memerah wajahnya, begitu pula Dennis dan Chef
" De Ivan Jahilnyaaa.. Hahahaa.." ucap Rumi
" Udah kok ngga da lagi Ivan hanya bikin 4 yah..." ucap Ivan sambil nyengir.
" Buat yang baru kena kejailan kami... Selamat anda resmi jadi bagian keluarga ini.. Dan buat yang belum.. Nantikan derita anda..." ucap Pras kalem
" Hwaddoh...?" keluh Mermaid diikuti tawa yang lain.
" Ayo makannya yang lahap. Malam ini saya perintahkan melepas perdup. Sampai kalian kembali ke kesatrian." ucap Eka.
" Siaaap..." jawab semua dengan gembira.
Posisi makan memdadak berubah... Ada ala warteg dan sebagainya.
" Go menta sambel lah" ucap Asmat
" Iyeu.." jawab Pogo sambil memberikan sambal kecap lepada Asmat
" Dik.. Kamu Asli Papua ya...?" tanya Arhan
" Siap Jendral.." jawab Asmat
" Bahasa sunda kamu Bandung pisan..." ucap Eka.
" Siap. Dari waktu mama hamil sampai detik ini saya adalah Bandung. Dan saya bangga memakai gelar Maung Papua..." jawab Asmat tegas
" Palih mana Bandungna ( sebelah mana Bandungnya ) ?" tanyan Arhan
" Siap abdi linggih di Terusan Buah batu Jendral ( Siap.. Saya tinggal di Terusan Biah Batu Jendral..)..." jawab Asmat.
" Pogo dimana..?" tanya Eka
" Siap... Sepuh asli Menado Ageung di Ponorogo. Abdi babar teras ageung di Cianjur, Jl. muwardi ( Siap orang tua asli menado, besar di ponorogon dan saya lahir dan dibesarkan di Cianjur, di Jl. Muwardi )" jawab Pogo.
" Oooh.. Saya malah menduga kalian asli Jawa barat." ucap Nirina.
" Abang... A..." pinta Cici kepada Maher
Maher menyuapi Cici dengan telaten.
" Aaa.. Sambelnya..." Rengek Cici
" Hmm.. Lambungnya..." tegur Stella
" Ah ateu mah ga pren ah..." ucap Cici pura pura ngambek tapi tetap memakan suapan dari Maher. Seperti biasa ia makan sambil ngebolang.
" Putri giokku.. Cintaku... Duduk sayang.. Nanti kalo ayah kamu ngomong bisa repot..." ucap istriku sambil menyuapi Ajeng.
Seperti biasa Cici belum mendengar.
" Ehem..." aku batuk perlahan karena ada nasi mengganggu tenggorokanku .
Cici buru buru duduk rapi disamping bundanya.
" Kan.." ucap istriku.
" Uuuu.. Araaa.. Jangan kebanyakan nak... Pedas.." bujuk Terry.
" Yang itu ngga pedas kok..." jawab Rumi.
" Kecap ayah enak..." jawab Aranxta
" Itu buatan Kaka Rumi nak..." ucapku
" Tapi kok sama seperti kecap ayah ? Hayoo Kaka Rumi nyontek..." ucap Aranxta yang disambut tawa semuanya
" Alline kenapa ngga makan sayang... ?" tanya Kania
" Ngga ingin.. Males liat nasi ka..." Ucap Alline.
" Hmmm... Yasudah.. Nanti sama Stella ya..." ucap Istriku
" Iya teh..." jawab Alline
" Bunda... Peranan bunda sebagai ibu, kakak, dan sahabat lekat banget. Hera boleh kan kalo IB kesini ?" tanya Hera memohon
" Datamg lah sebagai anak kami..." ucapku.
Makan malam selesai dan sisa ayam bakar kuberikan kepada team ronda. Dalam bentuk setengah matang. Agar mereka bisa membakarnya. Juga tetanggaku yang kuberi dalam keadaan matang. Lalu kami beranjak kedalam rumah ahar tidak mengganggu tetangga.
" Bunda... Boleh Hera bercerita ?" ucao Hera yang duduk diantara istriku dan aku.
" Silahkan..." ucap istriku
Lalu ia menceritakan masa lalunya.
" Hera ditinggal mamam setelah mamam melahirkan Hera. Selama ini Hera begituu mendambakan sosok seorang ibu. Hera kadang menangis melihat kawan kawan dijenguk orangtuanya. Saat Hera kesini dan menerima.perlakuan ayah dan Bunda yang memperlakukan Hera selayaknya anak. Jujur Hera merasa ada sesuatu yang Hera cari. Hera merasakan kehangatan kasih bunda begitu tulus. Ngga membedakan anak bunda dengan kami." ucap Hera. Mermaid gabung denganku begitu pula dengan Restu, Rumi dan Chef.
" Disitu membuat Hera nyaman dan enggan balik sarang. Karena ayah dan Bunda..." isak Hera.
" Anakku... Datanglah kemari saat kamu ingin pulang. Maher dan Mahesh adalah kakakmu. Kasih sayang kami Ikhlas seperti bulan dan mentari yang menerangi dan menghangatkan bumi. Ayah dan Bunda Bangga memilik Srikandi srikandi pemberani sebagai melati pagar nusa. Kalo kalian ingin yakin.. Tanyakan Eka.." ucapku
" Benar ayah ??" tanya Rumi.
Istriku tersenyum mengangguk
Lalu mereka larut dalam tamgis bahagia.
" Dipesawat lu gahar... Disini lembek..." ledek Beaver
" Bangsyadh...!" seru Rumi sambil tertawa.
" Buat para Wildwolfes. Ayah dan bunda serta tante kalian mempersilahkan kalian pulang kerumah ini jika kalian menginginkan. Jadilah anak kami..." ucapku
" Kalian lihat saya.. Amanat yang saya emban adalah hasil dorongan dan motivasi kakak kakakku Dicky dan Fitri. Selama kalian bisa ikut aturan, maka kalian akan jadi satu dengan rumah ini." ucap Arhan yang dibenarkan oleh yang lain.
Fisher beringsut mendekati kami diikuti yang lain.
" Kami Wildwolfes, dengan ini mengangkat ayah dan Bunda sebagai orangtua kami. Kebahagiaan ayah dan bunda adalah berkah bagi kami. Rasa sakit dan pelecehan terhadap keluarga ini adalah penghinaan bagi kami.. WILDWOLFES !!" seru Fisher
" AUUU...!!!" lolong mereka
Satu persatu mereka sungkem dengan deraian airmata bahagia.
Selesai sungkem
" Stella sayang test pack... Alline.. Ayo..." ucap istriku
Bebebrapa menit kemudian
" Negatif yah.." ucap istriku
" Check up ya sayang " pintaku
" Rina teh..." pinta Rina. Test pun berlangsung.
" Alhamdulillah. Mmmwh... Mmmmwh..." ucap istriku bahagia.
" Positif ?" tanyaku. Isteiku mengangguk sambil tersenyum
" Alhamdulillah.. Mmmwh... Mmmwh " ucapku sambil mengecup pipinya
" Alhamdulillah rumah ini akan ramai sama.kehadiran permata hati kita. Selain Meldy dan Corry. Rina juga positif.." ucap istriku
" Welcome aboard Drakken Team... AUUUU....!!!" teriak semua. Kegembiraan mewarnai suasana malam ini.
Meldy hendak membawa gelas kotor dan menggantinya dengan yang baru..
" No. No.. No.. No... Om aja... Om aja.." seru Arhan panik..
" Tapi..." ucap Meldy gagap
" Meldy nurut nak..." ucap Eka sambil membimbing Meldy
Wahyudi mengambil alih baki gelas dari Arhan.
" Bu Mel mau diambilin apa bu ?" tanya Rodi sigap.
" Pastel..." jawab Meldy
" Bu Corry..?" tanya Rodi lagi
" Sama.. Pastel.. Sama sambelnya.." jawab Corry
" Eh masih ada degan ya 10... Bikin es yu..." ajak Corry
" Siap... Biar saya kupas..." ucap Agus sambil bangkit ke tempat kelapa muda disimpan.
Meldy manyun karena ngga boleh melakukan apa apa.
" Ayah..." rajuknya
" Sabar nak.. Dede utunnya masih muda. Belum boleh diajak kerja keras " ucapku membujuk.
Akhirnya Corry dan Meldy paham dengan penjelasanku.
Malam.masih panjang, para bocil satu persatu bertumbangan. Dan seperti biasa Corry dan Meldy jadi induk semang mereka dilantai atas.
Tawa canda masih berlangsung. Ada saja polah keluarga kami saling jahil dan usil menimbulkan tawa dan keakraban.
" Pral ambil kopi..." perintah Beaver
Agus yang terkantuk kantuk banngkit sigao
" Siap..." jawabnya. Lalu ia berjalan menuju kitchen area.
" Krincing... Krincing...Krincing..." suara sendok yang terseret terdengarbsaat Agus berjalan
Ivan dan Beaver ngakak puas, sementara yang lainnya juga tertawa terpingkal
" Duuuhh.. Kaya arak arakan bocah..." keluh Agus
Arhan menoleh kepada kedua orang itu..
" Mohon izin siap salah..." ucap Beaver
" Lanjut..." jawab Arhan sambil tertawa.
Dan candaan berlanjut hingga subuh menjelang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd