Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Hu ane ga usah dikirim full update pdf nya hu. Cukup update disini aja. Biar berasa menanti nya hehe. Semangat Hu!!!!
 
Rabu, 19 Januari 2021, 16:21
Kami dalam pejalanan pulang. Cici berada dipelukan teteh sambil terus mengoceh dan bercerita keseruan bersama kami.
Sesekali terdengar tawa kami mendengar omelannya. Baik soal temannya ataupun fansnya yang aneh.
Tiba tiba hp Cici berdering tanda sebuah VC masuk. Ternyata dari teman laki lakinya.
" Hay ci. Kamu sedang apa ?" tanyanya penuh basa basi.
" Sedang jalan pulang..." jawab Cici pendek
" Emang kamu habis darimana ci? " tanyanya lagi
" Dari kantor uwa..." jawab Cici
" Ooo... Yang sayang banget sama kamu itu ya? " tanya anak itu lagi.
" Iya.." jawab Cici
" Ci malam minggu nanti kita jalan yu... Aku kan masih jomblo..." ucapnya
" Terus kalo kamu jomblo emang kenapa ?" tanya Cici
" Hmmm... Mau ngga kamu jadi pacar aku ?" tanyanya
" Ehemmmm..." aku pura pura batuk lalu menatap keluar
" Maaf ya. Aku belum mau pacaran. Aku harus fokus sama sekolah dan pekerjaan aku.." jawab Cici cukup diplomatis.
Aku mengangguk sambil tersenyum. Cici memegang komitmennya
" Yaaa... Aku juga tau kamu keplih jadi anggota olimpiade Fisika dan Matematika. Terus sekarang jadi model. Hmm. Uwa kamu yang enak morotin kamu Ci.. Aku juga bisa kok atur waktu kamu..." ucapnya pongah
Aihhh... Sombongnyaaa anak pentil kemaren sore... Ucapku dalam hati.
" Eh. Amsal. Denger ya. Harta papa kamu ngga se tai kuku di banding harta uwa aku. Dan mereka ngga perlu morotin aku. Karena mereka orang kaya. Jaga ya mulut kamu. Coba beli kaca teus ngaca. Besok aku akan lapor. Ke kepala sekolah soal sikap kamu. Terima kasih. Maaf saya sibuk.. " ucap Cici pedas
Aku tertawa pelan. Kata kata di bagian akhir sangat plek dengan ucapan teteh kalo udah bete sama orang. Dan ngga sedikitpun dibuang.
" Baru jadi anak kepala dinas aja sombongnya minta ampun.." omel Cici
" Hmm... Hmm.. Sudahlah nak. Ngga perlu panjang lebar. " ucap istriku
" Sebel atuda wa... Ngeremehin sekali ke kita..." jawabnya masih emosi
Teteh tertawa mendengar omelan Cici.
" Yasudah nak. Sudah.. Biarin aja. Jangan digubris." ucap teteh
Akhirnya Cici mereda.
" Wa.. Ateu nong sama ateu nda au potong rambut. Cici boleh ikut ya wa... " Ucap Cici kepada istriku
" Oou.. Jelas boleh. Asal makannya ngga ngebolang..." jawab istriku
Lalu Cici menatap teteh. Teteh menanggapinya dengan senyuman dan kecupan di keningnya.
Tak lama kemudian kami sampai di rumah.
" Kita makan diluar yu...." ajak teteh yang segera mendapat sambutan riuh dari segenap penghuni rumah.
Lalu kami bersiap. Dan mengganti pakaian dengan pakaian casual.
" Teteh.. Di deket Floriana ada sate maranggi. Enak banget.." ucap Rani
" Bener Ky? " tanya teteh
" Iya teh. Budi sih yang liat mah.." jawabku. Lalu teteh dan Budi telibat Obrolan soal sate maranggi.
" Kita makan disana..." ucap teteh.
Semua semangat menyambut ajakan teteh.
" Awawaww... Hummmm... Nanah uuu..." ucap Ajeng pada teteh
" Oooh.. Ajeng mau kesana sama uwa ? Hayuui... Hahaha..." jawab teteh diikuti tawanya
" Yah.. Yah.. Yah..." sahut Ajeng sambil mengangguk
Kami tertawa melihat polahnya
Semua selesai bersiap. Dan kami memasuki mobil.
" Papa kamu lama di Hongkong ?" tanya teteh
" Iya wa.. A kung sakit soalnya..." jawab Cici.
" Oooo... Ya sudah. Nanti uwa masakin Syabu buat kalian.." janji teteh
Cici paling riang mendengar janji teteh. Entah kenapa dia begitu apet atau sangat dekat dengan kakak tertuaku
Akhirnya kami sampai juga di Sate meranggi H. Asep cabang Cianting Puwakarta. Tak kusangka ternyata rumah makan ini dikelola oleh Iyan, anak kedua H. Asep yang kami kenal baik.
Obrolan terjalin hangat. Hingga membuat sebagian pengunjung kepo.
" Nya teh nya.. Nanti ku Iyan sama Nandin aja di resepsi mah.." Ucap Iyan
" Ah itu mah gimana kamu aja Yan... Mana satenya... Teteh lapar.." ucap teteh.
Tak lama sate kelompok pertama datang dan aku menyiapkan racikan bumbunya.
Setelah siap....
" A... " Rani minta disuapi istriku. Sementara Cici disuapi teteh.
" Enak banget uwa..." ucap Cici
" Ih.. Bener kan.. Ibunya yang itu... Tadi manggilnya uwa.." samar kudengar obrolan orang. Aku ngga peduli. Karna aku sedang menikmati sate ini.
" Mas... Ni more nya masih banyak mas..." ucap Cipot
" Hahahaha... Masih inget aja..." om Marwan sambil tertawa puas
Yang lain ikut tertawa sementara Herlambang pasang wajah kalem.
Sementara itu Cici asik menjawab komentar yang masuk ke medsosnya
" Ini A dulu.. Kalo ngga hpnya uwa ambil.." ucap teteh
Cici menuruti perintah teteh. Dan menyantap suapan yang diberikan oleh teteh.
" Bule.. Ya Allah. Mateng gitu muka teh sayang..." ucap teteh sambil tertawa
" Pedes banget. Kebanyakan nyambelin teh." jawab Vilda sambil tertawa
Acara makan malam akhirnya selesai.
" Cici..." panggil Stella
Ia menyiapkan obat untuk Cici sebelum berangkat.
" Aaaa... Ateu Icuul... Kan pait..." rengek Cici pelan
" Ngga Ci. Udah di masukkin kapsul.." jawab Stella sambil memperlihatkan kapsul berisi obatnya.
Cici menurut dan meminum obat yang disiapkan Stella.
" Duuh.. Anak uwa pintar " ucap teteh.
Saat kami menuju parkiran, kami berpapasan dengan sekelompok gadis seusia Cici. Karena kebetulan lokasi warung sate Iyan dekat tempat jajan anak anak muda.
" Citra.." panggil salah seorang dari mereka
" Haay... " jawab Cici sambil melambaikan tangan.
" Samperin dulu nak... " ucap istriku
Cici menghampirir mereka. Tegur sapa khas remaja terdengar akrab.
" Kamu abis disuapin mama kamu ya? " tanya salah seorang dari mereka
" Ngga.. Malem ini aku disuapin uwa aku.." jawa Cici. Obrolan mereka berlanjut foto bersama.
Dan salah seorang dari mereka menghampiri kami.
" Maaf mamanya Citra, kami boleh ngga minta foto bareng, sama tantenya Cici juga tapi? " tanyanya lugu
" Oooh.. Boleeeeh..." jawab istriku
Lalu ia memanggil Rani dan Vilda. Tak butuh wakru lama until memenuhi permintaan mereka.
" Ok.. Karena udah malem kami pamit dulu ya sayang...." ucap istriku kepada para gadis fans nya Cici
" Iya Mama Citra. Makasih buat waktunya..." jawab salah seorang dari mereka mewakili
Akhirnya kami bisa kembali ke mobil dan pulang.
" Hey Putri Giok.. Udah punya fans sekarang mah ya nak... Terus manggil kamu mamanya Citra pit... " ucap teteh sambil memeluk Cici. Cici membalas pelukan mesra teteh sambil tersenyum cantik sekali. Istriku swdikit menjelaskan kenapa ada panggilan mama Citra.
" Mmmmmwh... Cantiknya anak uwa..." ucap teteh.
Lalu Cici berceloteh ramai menceritakan tentang teman sekelasnya yang heboh karena Cici di endors produk terkemuka. Juga sikap kakak kelasnya ada yang iri karna merasa disaingi atau kalah saing.
" Yang kaya gitu mah biasa ci. Nanti Cici akan terbiasa juga ko..." ucap Vilda
" Tapi ateu Nda... Kan nyebelin tiap om Inay up video atau foto kita dia komen negatif terus..." omel Cici
" Tantangan ci... Tantangan... Ceweknya mantan ateu juga gitu... Sentimen.... Ateu cuekin we... Da cape atuh kalo diladenin mah..." kawab Rani mencoba menguatkan Cici
" Yaa.. Dalam kehidupan akan ada 3 pihak. Yang pro... Yang kontra dan pihak netral. Nah pro dan kontra akan selalu berseberangan. Tapi manfaat positifnya besar. Sebagai penyeimbang satu sama lain. Sementara pihak netral ada sebagai pengamat dalam sebuah peristiwa. Kalian ngga akan berkembang kalo kalian ngga ada pihak yang kontra. Tuh liat waiki. Kurang gimana keras tantangan dari pihak yang kontra. Tapi karena bisa melewatinya Insya Allah akan berkembang maju. Begitu juga kalian kesayanganku.. Anakku..." ucap teteh saat kami tiba dirumah.
" Tapi uwa ngedukung Cici kan wa...?" tanya Cici sambil menggelendot manja
" Uwa adalah pendukung no 1 kalian. Juga buat semuanya. Selama yang kalian kerjakan tidak melanggar aturan.." jawab teteh
Wajah ketiga gadis muda kami sumringah. Karena merasa ada dukungan kuat dan tak terbatas.
" Ngga ada yang duduk.. Langsung shalat isya ayo..." ajakku.
Semua menuruti arahanku. Selepas shalat Isya, kembali kami berkumpul
" Sini nak.. " panggil istriku pada Cici. Cici menghampiri
Istriku merawat wajah Cici dengan telaten.
" Hmmm... Ini komedonya udah pada ilang..." ucap istriku puas
Sambil diberi krim malam, istriku mengamati wajah Cici.
" Beres..." ucap istriku dengan nada puas
" Nong...." panggil istriku. Rani menghampiri dan menerima perawatan dari istriku
" Teh.. Teh..." panggil Rani pelan
Keduanya membaca sebuah komentar...
" Hahahahaha.... Haduuh.. Si Nong diminta jadi istri ketiga boss rongsokan... Hahahaha...." ucap istriku
Rani tertawa terkiyal kiyal...
" Aneh ih orang teh yah..." ucap Rani
Tapi teteh segera angkat bicara melarang Rani meladeninya
Vilda keluar dari kamar memakai pakaian tidurnya. Lalu ia mengambil tempat bersama Rani dan istriku.
Ketiganya asyik mengobrol sambil tertawa tawa.
Sementar Cici asyik bemanja ke teteh sambil becerita apapun yang ingin ia ceritakan.
" Naaah... Nah... Ini Ajeng nah.,," ucapku
Nenah menghampiriku dan mengambil Ajeng dari gendonganku
" Uuu.. Cantiknya bunda.. Sayangnya ayah... Cintanya bunda.. Bobonya pindah yu.." ucap Nenah
" Hhhh. Hhmmm.." suara Ajeng terdengar lucu saat ia menghela nafasnya.
Akhirnya satu persatu dari kami memasuki kamar untuk beristirahat.

Derik jangkrik dan suara serangga malam
Mewarnai malam nan kelam
Antarkan kami menuju peraduan
Untuk memyambut esok yang penuh tantangan
 
Bimabet
Kamis, 20 Januari 2021, 04:37
Kami telah selesai melaksanakan shalat subuh. Kulihat Ajeng di box nya dan aku tertawa dibuatnya.
Lucu sekali gaya tidur bidadariku ini. Kalo orang sunda bilang mah murungkut ( mengkerut ) tapi dalam keadaan nungging.
" Anak ayah... Sayangnya bunda... Bobonya kok lucu ya... Hahaha..." ucapku sambil memoto Ajeng.
" Kok malah diketawain... Ya Allah... Hahahaha.. Sayangkuuu... Ya ampuun tidur kok ya kocak gitu ya..." ucap istriku tatkala melihat posisi putri kami.
Kupangku Ajeng perlahan...
" Atatah.. Hhhmmm..." bisiknya lalu melanjutkan tidurnya
" Kita turun dulu.. Kita mam dulu ya nak..." ucapku sambil memeluk Ajeng dalam gendonganku.
Ajeng mengangguk perlahan.
Kami tiba diruang keluarga. Budi dan Terry berada lebih dulu disana.
Obrolan ringan terjalin hangat.
" Shampoo pantune enakeun lho beb. Apa kebetulan cocok ya " ucap Terry
" Kayanya sih cocok buat kamu. Otu rambutnya megar seger lagi. " komentar istriku sambil membelai rambut Terry
Teteh keluar dari kamar dalam kondiai sudah mandi.
" Anak gua bangunin pit. " ucap teteh sambil menyeruput teh hangat milik Terry.
Istriku melangkah ke kamar dan mendapati Cici masih memeluk guling.
" Naak.. Sayangku.. Putri Giok uwa... Mmmwh... Bangun nak.. " ucap istriku
" Hhhmmhhh.... Eh... Wantik? " tanya Cici was was
" Ada naaak.. " jawab teteh
" Alhamdulillahhilladzii ahyaana Ba'da maa amattanaa wailaihin nusyuuro..." istriku dan Cici membaca do'a bangun tidur.
Lalu istriku menggandeng Cici ke kamar mandi.
" Sekalian mandi make air hangat ya naak.. Bajunya uwa siapin dulu..." ucap istriku.
Cici mengangguk lalu melangkah masu kedalam kamar mandi. Sementara istriku menyiapkan pakaian untuk Cici hari ini
Selesai menyiapkan pakaian istriku melangkah ke ruang keluarga. Saat keluar ia melihat Ajeng di gendong uwanya
" Hkkkng... Wawawawa.. Nanah uuu... Hnng.." ucap Ajeng
" Ajeng mau kemana emang ?" tanya teteh
" tuuu... Daaa.. Hehehe..." jawab Ajeng
" Oo.. Ajeng mau naik kuda lagi sama uwa? Iya? " tanya teteh
" Yah yah yah.." jawab Ajeng sambil mengangguk lucu
" Hahahaha.. Lucunya anak uwaaa... Mmwh... Si cantik.. Kerinduan uwa.. Mmmmwh.." jawab teteh sambil menciumi Ajeng
" Ateu Nahnya panggil nak.." ucap istriku
" Uu... Naaaahh... Nininih.. Ngging uuu" ucap Ajeng
Mendengar itu tawa teteh makin kencang. Ciuman bertubi tubi dihadiahkan teteh untuk Ajeng.
" Wapipit.. Ini.." ucap Cici sambil memperlhatkan hp nya
Istriku membaca pesan yang disampaikan oleh wali kelas Cici....
" Ooo.. Iya... Kita ke kantor dulu. Jam 9 Cici sama uwa dan ateu Nda kesekolah Cici. Ok? " ucap istriku
Cici mengangguk sambil tersenyum
" Wantik ngga pergi kan...?" tanya Cici sambil memeluk istriku
" Weuhh... Wantik harus beresin kerjaan dulu nak.. Dikantor waiki" jawab teteh sambil menyuapi Cici dengan sandwich
" Yessss.." ucap Cici gembira
Suapan terakhir diberikan teteh untuk Cici. Lalu ia mulai merias diri.
" Cici.. " panggil Ratri
"Aaa... Uwaa... Kan Cici idah sehaat.." rengek anak gadisku saat melihat Ratri membawa obat.
" Iya.. Cici sudah sehat, tapi belum 100%, nah ini antibiotik untuk memperbaiki kondisi Cici. Dan harus habis." ucap Ratri
Cici menatapku...
" Minum ya nak..." bujuk istriku
" Ini bentuknya kapsul ci..." bujuk Ratri
" Kalo bohong ateu Riri Cici cubit..." ucap Cici
" Nih.. Kan.. Kapsul.." ucap Ratri
Lalu Cici meminum kapsul itu.
" Alhamdulillah..." ucap istriku sambil me lap bibir Cici.
Rani keluar dari kamar dan mendapati aku sedang makan sandwich.
" A.. " ucapnya
Kusuapi Rani dengan telaten. Aku harus menjaga kondisi mereka agar selalu fit. Atau setidaknya jarang sakit. Karena berbagai alasan yang pasti panjang untuk dijelaskan.
Sambil kusuapi istriku menata rambut Rani. Sanggul cepol kembali dipilih karena lebih ringkas dan ngga mengganggu saat aktivitas.
Selesai Rani giliran Vilda.
" Dicepol gitu mah bikin ateu Nong sama ateu Nda tambah cantik. Kalo dikepang jadi imut.." komentar Cici
Vilda tersenyum..
" Dah berees... Eh make up nya.." ucap istriku. Ketiga gadia mudaku beranjak ke kamarnya mengambil perlengkapan make up mereka.
" Cici dulu..." ucap istriku
Lalu ia mendandani Cici, wajah chinesenya makin glowing setelah beberapa hari menggunakan kosmetik SKE. Begitu pula istriku, Rani, dan Vida.
Akhirnya selesai sudah ketiga gadis mudaku dirias.
" Aai.. Cantiknyaaa.. Kaya ngga make apa apa..." puji teteh
Lalu ia asyik ngobrol dengan kami hingga waktu berangkat ke kantor tiba.
Setiba dikantor..
" Ky ruang meeting yang gede gua pake.ya ?" ucap teteh
" Siap.. Bentar dibenahin dulu..." jawabku
Lalu kupanggil Ismet agar menyiapkan ruang meeting A.
" Ayah... Bunda jalan dulu ya... Bunda usahakan sebelum makan siang udah selesai dan udah sampe sinj " ucap istriku
" Iya... Eh sama siapa? " tanyaku
" Sama Vilda dan om Herdi aja " jawab istriku
" Ok.. Hati hati ya bun..." jawabku
Lalu ketiganya berangkat ke sekolah Cici diantar oleh om Herdi
" Wa. Kalo memungkinkan Cici mau bimbinganya di rumah uwa aja.." pinta Cici
" Hlooh... Rencana uwa memang kaya gitu. Nanti uwa bicara juga sih sama mama kamu nak.." ucap istriku
Wajah Cici sumringah mendengar jawaban istriku. Lalu seperi biasa ia menyenderi istriku dengan manja.
Akhirnya kami tiba di SMU Edukatif. Kami berjalan menuju ruang guru untuk.menemui walikelas Cici
" Assalaamu'alaikum..." ucap kami didepan ruang guru.
Serempak yang didalam menjawab salam kami.
" Ibu mau ketemu siapa? " ucap salah seorang dari mereka
" Saya mau ketemu dengan wali kelas X IPA " jawab istriku
" oooh... Sebentar, bu Yulia... Ada tamu." ucapnya memberitahu kepada rekannya
" Ooh. Iya silahkan.. Maaf agak berantakan.." ucap bu Yulia
" Makasih bu... " jawab istriku
" Ibu orangtuanya..." ucapan bu Yulia tak selesai
" Saya uwanya Citra Maulida bu..." jawab istriku
" Ooh.. Ya ampun... Iiih... Pantesan Citra cantik. Mama sama uwanya cantik gini.. Nah kalo ini? " tanya bu Yulia
" Ini adik saya. Tantenya Citra.." jawab istriku
" Masya Allah.. Cantik cantik ya..." ucao bu Yulia
" Allahumma Tsabits Hamdahu.." jawab istriku
" Begini bu, kemarin suami saya baca pemberitahuan dari pihak sekolah. Katanya Cici, eh saya manggil nama kecil Citra dirumah ya.. Katanya Cici kepilih ikut seleksi team olimpiade Fisika bu... " ucap istriku.
Tak lama Cici masuk ke ruang guru
" Aiiii... Citra.. Cantiknya..." ucap bu Fatmah
" Makasih bu... Uwa... Cici mau jajan sama temen Cici boleh ngga? " tanya Cici
" Hmm... Kalo jajannya minuman soda atau makanan pedas ngga boleh. " jawab istriku tegas
" Ngga uwa.. Cici mau jajan es krim sundae di kantin." jawabnya
" Hmm. Boleeh.." jawab istriku lalu ia memberikan 3 lembar rupiah kepada Cici
" Makasih uwa... Mmwh.." ucap Cici lalu ia berlari kecil menuju temannya
" Ya Allah, Citra semanja itu ya bu ?" ucap bu Yulia
Istriku tertawa lalu menceritakan keseharian Cici bersama kami.
" Masih disuapin ? Masya Allah. Ibu sabar dan sayang banget sama Citra.." tambah bu Yulia
Lalu ia membahas masalah olimpiade Fisika, dan juga alasan kenapa Cici terpilih.
" Hmm... Jadi kapan pesyaratan dan datanya harus kami serahkan bu ?" tanya istriku
" Kalo untuk semua persyaratan idah lengkap. Tinggal tanda tangan orangtua atau walinya." jawab bu Yulia.
Tiba tiba hp istriku berdering. Ternyata Evelyn menelepon.
Istriku menjelaskan bahwa ia sedang berada disekolah Cici mengurus keperluan Cici. Evelyn merasa lega karena ada yang menuntaskan tugasnya.
" Barusan mamanya Cici telepon. Dia menyerahkan segala keputusan tentang Cici sepenuhnya kepada kami. Dan kami diminta jadi walinya Cici saat dia ngga di Indonesia." papar istriku.
" Ooh... Kalo begitu berarti tinggal tanda tangan saja bu dokumen ini di bagian ini.. Ini.. Lalu ini. Dan izin orang tua atau wali.." ucap bu Yulia
Lalu istriku menandatangani dokumen yang ditinjukkan kepadanya.
" Uwaa... Udah beres...?" tanya Cici
" Sebentar lagi nak... " jawab istriku.
" Oya... Kemungkinan olimpiade dilaksanakan antara di Taipei atau di Brunei bu. Jadi Citra harus punya paspor " tambah bu Yulia
" Paspor kamu ada kan? " tanya istriku
" Ada wa.. Masa berlakunya sampe Cici kuliah kalo ngga salah mah.." jawab Cici
" Alhamdulillah..." jawab bu Yulia
" Cici berangkatnya sama siapa uwa? " tanya Cici
" Masalah itu nanti kita bicarakan sa waiki dan wantik..." jawab istriku
" Mereka itu...?" tanya bu Yulia
" Waiki itu suami wapipit bu.. Kakanya papa.. Wantik kaka waiki paling besar..." jawab Cici bangga
" Oooh... Sangat dekat sama uwa uwa nya ya.." komentar bu Farida
" Ya gitu bu. Makan aja mesti saya atau suami saya yang suapin. Kalo ngga ya bablas ngga makan... Hehehehe" jawab istriku. Tak lupa istriku meminta maaf karena seharusnya bisa mengurus keperluan Cici di hari Rabu, tapi karena Cici sakit terpaksa ditunda. Dan itu pula sebabnya pola makan Cici diawasi sangat ketat. Bahkan oleh om Herdi.
Lalu istriku dan Vilda menyelesaikan biaya biaya yang timbul sebagai bagian dari partisipasi orangtua siswa dalam kegiatan olimpiade ini.
Akhirnya acara pengurusan persiapan olimpiade Fisika untuk Cici selesai. Kami pamit untuk kembali ke kantor.
Sepanjang jalan dari ruang guru tatap mata kawan Cici lekat mengikuti kami.
" Citra.. " panggil salah satu teman Cici
" Haai.. Iii tadi aku cariin.." ucap Cici, lalu sejenak mereka ngobrol.
" Ok. Aku pulang dulu ya..." ucap Cici
Akhirnya kami meluncur diatas aspal menuju kantor.
Keceriaan Cici hari ini benar benar menghapuskan kekhawatiranku setelah kejadian kemarin. Lalu dia menceritakan kegiatannya tadi
" Teman Cici Nabila juga ikut kepilih olimpiade." ucapnya
" Hmmm. Jadi Cici ada teman kan.. " ucap istriku.
" Ada... Tapi Cici mau sama uwa atau waiki aja waa.." rengek Cici.
" Itu nanti uwa bilang sama mama dan papa kamu, terus waiki dan wantik sama wapi... Biar diatur gimana baiknya.." jawab istriku
Cici mengangguk senang lalu bersandar manja kepadaku.
Ia masih asyik bercerita soal kakak kelasnya yang tadinya jutek kini jadi lebih baik dan ngga songong lagi kepadanya. Juga ia bercerita soal kawannya yang anak kepala dinas, akhirnya kena teguran dari kakak kelasnya siswa kelas 12.
Istriku mendengarkan sambil berkomentar jenaka dan penuh canda hingga tawa renyah mereka sering pecah.
Akhirnya mereka tiba kembali dikantor dengan selamat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd